England POV
Hari itu G-20 berjalan seperti biasanya. Lagi-lagi America memimpin pertemuan sembari nyerocos hal-hal yang gak jelas dan ide-ide konyolnya.
“Makanya menurutku kita harus membuat-“
“ARGH! BERHENTI MENGGANGGUKU!!!” teriak England tiba-tiba.
Serentak semua nation melihat ke arahnya. Nation yang tadinya tidur atau sedang tidak memperhatikan pun menatap England dengan wajah bingung. Padahal dari tadi semuanya hanya diam saja mendengarkan America berbicara, dan France juga tidak sedang menganggunya. Lalu apa yang mengakibatkan England berteriak seperti itu?
“Hey, hey, Iggy! Memotong pembicaraan orang seperti itu gak cool tau, “ America hanya tersenyum heran melihat tingkah laku England yang sangat tidak gentleman itu.
England menyadari apa yang telah dilakukannya. Wajahnya pun memerah karena malu, “Ah, tidak itu. Maaf.”
“Hey, Iggy, apa kau semakin aneh saja karena umurmu sudah senja? Hahahah!”
“Bukan bodoh! Aku tidak setua itu, dan berhenti memanggilku ‘Iggy’!” wajah England semakin memerah karena marah.
“Sudahlah, Iggy, mungkin sudah sebaiknya kau pensiun,” balas America sambil memberikan pose ‘hero’nya.
“SUDAH KUBILANG BUKAN ITU MASALAHNYA, BODOH! ADA HANTU YANG MENGANGGUKU DARI TADI!!!”
Semuanya hening.
….
“GYAHAHAHAH!!! Iggy, kau lucu sekali! Semua juga tau kalau hantu itu tidak ada! HAHAHAHAH!!” America tertawa sampai guling-guling di lantai.
“England, jangan bercanda. Sekarang bukan waktunya main-main,” kata Germany sambil memegangi kepalanya yang serasa mau pecah.
“Igirisu-san, apa Anda tidak apa-apa?” Japan pun ikut khawatir akan kesehatan jiwa temannya yang satu ini.
“Ya England, lebih baik kau istirahat dulu kalau merasa tidak enak badan. Biar big brother yang merawatmu,” usul France sembari mengedipkan matanya.
England dapat merasakan mukanya yang tadi merah sekarang memucat. Betapa bodonya ia! Ia tau bahwa tidak ada yang percaya padanya mengenai hantu, tapi kata-kata itu terselip begitu saja akibat emosinya. Lagipula apa yang ia katakan adalah kebenaran! Memang benar dari tadi ada hantu perempuan berambut panjang dan bergaun putih yang terus menerus tertawa sambil menusuk-nusuk pipi England dengan jari telunjuknya. Hantu perempuan itu juga telah sukses menganggu (baca: meng-grepe-grepe) negara yang lain tanpa mereka sadari. England tau bahwa para negara yang lain tidak dapat melihat hantu, bahkan mereka tidak mempercaiyainya.
Setidaknya begitulah yang England pikir. Ia tidak tau bahwa di antara 20 negara itu, ada satu negara yang sedari tadi memperhatikannya dengan muka cengo. Bukan karena ia mengira laki-laki beralis tebal itu gila, tapi karena ia kaget bahwa England dapat melihat hantu…melihat hantuNYA!
America dan beberapa negara lain masih menertawakan England ketika tiba-tiba terdengar suara gebrakan yang menyebabkan ruangan itu kembali tenang lagi. Negara yang baru saja berdiri dari kursinya sambil menggebrak meja itu berjalan ke arah England dan menggenggam tangan negara bermata hijau itu.
“ENGLAND! JADI KAU BISA MELIHAT HANTU JUGA?!”
“Eh? Hah? Aku…apa?”
Para negara yang lainnya hanya bisa cengo mendengarkan perkataan Indonesia.
“Maaf ya, England. Si Kunti seenaknya nyelip ke dalam pesawat ketika aku sedang menuju ke sini. Jadi aku terpaksa membiarkannya masuk ke dalam ruang rapat. Aku benar-benar tidak bisa mengontrolnya. Tapi aku tidak tau kalau ternyata kau bisa melihat hantu juga. Kukira hanya aku saja yang dapat melihatnya.”
“Eh?! Jadi kau dapat melihat hantu juga, Indonesia?” England bertanya, tidak percaya akan apa yang baru saja didengarnya.
“Ya, tentu saja. Dari dulu aku selalu bermain dengan mereka. Aku juga tertarik dengan ‘black magic’, lho,” jawab Indonesia sambil tersenyum.
“Eh, yang benar? Aku juga!”
England semakin tidak dapat menahan kesenangannya, seakan-akan anak buahnya baru saja mengatakan bahwa mereka telah menemukan Atlantis. Indonesia pun juga ikut-ikutan seneng kayak ibu-ibu arisan (padahal dia cowok).
“Wah, beneran? England, sepertinya kita punya lebih banyak kesamaan dari yang kita kira.”
“Ya, kau benar. Ayo, kita ngobrol sambil minum bir. Mungkin ini akan menjadi awal dari sebuah persahabatan yang indah,”saran England sambil menggiring Indonesia menuju pintu keluar.
“Aku juga berpikir demikian.”
England dan Indonesia pun keluar dari ruang rapat dan menuju ke sebuah bar.
Sementara itu negara yang lain hanya dapat jaw-drop melihat kelakuan kedua negara itu.
“Hah, satu lagi negara gila kelebihan imajinasi,” America menghela napas.
“Ok! Lanjut, gan! Jadi rencana gw…blablablabla.”
Di sisi lain, hantu perempuan yang juga disebut Kunti itu…
“Yah, England pergi. Ternyata dia bisa liat akyu ya. Pantesan akyu gak pernah berhasil grepe-grepe dia. Oh well, saatnya kerja lagi~!” dan Kunti pun melanjutkan hobinya.
~~~
Indonesia POV
Sesaat sebelum rapat G-20 dimulai...
Indonesia berdiri di lorong sambil berbicara dengan sesosok makhluk berbaju putih dan berambut hitam.
“AAAAHHH!!! KUNTI! Elo kenapa bisa ada di sini?!?!?!” teriak Indonesia kepada temannya yang selalu menolak untuk pergi ke alam baka, tapi senang ngikutin Indonesia ke luar negeri.
“Yaah, abisnya akyu bosen sih di rumah. Si genderuwo gangguin akyu mulu. Trus akyu juga udah males ngeliatan abang-abang yang itu-ituuuu aja. Sekali-kali ngeliatin bule gak apa-apa kan? Sekalian cuci mata gichu lho!” jawab Kunti dengan gaya alaynya.
“Jadi…lo ngikutin gw cuman buat nyari cowo?!” Indonesia mulai gregetan sama hantunya yang suka aneh-aneh ini, “Ngapain juga lo nyari cowo yang masih idup??!! Cari pacar yang sejenis donk!”
“Idih! Ogah akyu sama hantu. Yah, kalau Edward Cullen sih boleh-boleh aja, tapi kalau sama hantu, biarpun bule, Kunti ogah! Lagian Indo, kamu lagi mau pertemuan G-21…”
“G-20, Bu. Lo gak diitung.”
“Iya, apa ajalah. Pokoknya kamu lagi mau pertemuan sama negara-negara asing, kan? Makanya akyu ikut kamu ke sini, soalnya kalau dibandingin sama turis bule di Indonesia, bule teman-temanmu itu jauh lebih high class,” Kunti melipatkan kedua tangannya di depan dada sambil membayangkan bule-bule yang akan ada di pertemuan nanti.
“Contohnya si America itu, lho…aduh, senyumannya benar-benar menggoda, rasanya aku bisa masuk surga melihatnya,” wajah Kunti memerah tersipu-sipu.
“Ngaco lo,” Indonesia hanya menatapnya dengan wajah (-_-)
“Terus, terus, si Russia. Aaahh…kalo sama dia kayaknya kita bisa menguasai neraka bersama.”
“Elo maunya ke surga atau neraka sih?”
“Canada juga imut. Lagian dia juga sejenis sama aku, sama-sama hantu. Hihihi.”
“Woi! Sejak kapan si siapa-itu-namanya hantu!?”
“Ah, Japan orangnya malu-malu kucing. Luthunya~!” Kunti menaikkan suaranya layaknya seorang fangirl yang baru saja ketemu bintang film favouritnya.
“China juga manis. Lagian liat deh, bajuku ‘made in China’, lho!”
“Kalo sama Italy apa aku bisa makan pasta terus ya? By the way, busway, pasta itu makanan favoritku lho.”
“Germany juga ganteng, meskipun keliatannya galak. Tapi aku sih gak masalah. Jujur, aku agak-agak masochist sih. Hehe~”
“Ah~ France kamu nakal ih! Hihihihihi…”
Indonesia hanya bisa bersweat-drop ria melihat kelakuan hantunya yang satu ini.
“England cakep juga, meskipun alisnya kegedean, tapi cuman dia aja yang kadang-kadang suka meratiin aku, lho. Apa jangan-jangan dia bisa liat akyu, ya?”
“Ah, mana mungkin sih. Negara makmur seperti dia mana ada yang bisa liat makhluk kayak kamu lagi. Ngomong-ngomong, Australia gimana? Dia kan bule juga,” tanya Indonesia penasaran.
“Iya, si Australia cakep, tapi…dia mah udah jadi targetnya si Leak,” Kunti berkata sambil cembetut karena dia punya saingan.
Sekali lagi Indonesia sweat-drop. Ada apa dengan hantu-hantunya dan bule?
“Lagian si Australia itu perginya ke tempat Leak melulu! Uuh, cebel akyu!” tangis Kunti sembari menggigit sebuah saputangan putih yang entah muncul dari mana.
“Jadi Indo, aku ikut kamu meeting, ya!” dan secara tiba-tiba Kunti kembali ceria sambil tertawa kecil.
Indonesia menghela napas, “Baiklah, kau boleh masuk ke ruangan meeting tapi jangan ganggu gw ya.”
“Asyik! Indo emang baek!”
“Hah! Baru tau?” jawab Indonesia dengan nge-sok.
“Hey, Indonesia! Ayo masuk, rapatnya sudah mau dimulai,” England memanggilnya dari balik pintu ruangan rapat.
“Ya!” Indonesia pun berjalan memasuki ruangan sambil diikuti Kunti.
England yang memang mampu melihat makhluk gaib, melihat Kunti masuk ke ruang pertemuan, dan spontan ia tau bahwa rapat kali ini akan menjadi rapat yang panjang.
Hehehe...ide ini tercipta karena England karakter favourit saya di Hetalia dan juga setelah dipikir-pikir, Indonesia dan England tuh punya banyak banget kesamaan, lho! Jujur saya jarang nulis humor, apalagi yang dalam bahasa Indonesia. Kritik dan saran amat sangat diterima, tapi jangan nge-flame ya. Sekian dan terima kasih.
Sekali lagi, MERDEKA!!! INDONESIA RAYA!!!