Penghujung Oktober di depan mata, yang berarti- HALLOWEEN! Apakah kalian memiliki rencana untuk Halloween tahun ini? Pesta kostum? Trick-or-treat? Atau mungkin, sekedar menikmati angin petang berbalut selimut, dengan semangkuk popcorn, dan sebuah tontonan di Televisi? Kalau bersantai di depan TV adalah pilihanmu, maka siapkan diri dengan rekomendasi tayangan yang wajib kamu tonton di musim yang menegangkan ini.
Bicara tentang Halloween, kebanyakan orang mungkin akan memilih untuk menonton film thriller atau horror yang menegangkan dan membuat jantung berpacu. Tontonan penuh ketegangan seperti The Wailing, Gonjiam ~Haunted Asylum~, dan Hellbound, atau tayangan zombie klasik seperti Train to Busan, All of Us are Dead, dan Kingdom, atau bahkan genre horror komedi seperti The Odd Family: Zombie On Sale, adalah pilihan kebanyakan orang untuk ditonton saat Halloween. Tapi, alih-alih tontonan horror klasik, saya akan menunjukkan sesuatu yang sedikit berbeda di Halloween kali ini. Bukannya rasa takut, ketegangan, dan adegan mengerikan yang mampu membuat jantung kita hampir copot, cerita ini justru akan menyentuh hati hingga kita meneteskan air mata, bahkan membuat jiwa kita terkoyak karena dihadapkan dengan kepedihan lika-liku kehidupan.
Baiklah, tanpa basa-basi lagi, mari kita bahas! (Hati-hati spoiler!)
Header_Tomorrow
Salah satu drama TV dari Korea Selatan bertajuk ‘Tomorrow’, yang diangkat dari sebuah webstoon keluaran Naver yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 2017 dengan judul yang sama, mengusung kisah Choi Jun-woong (Rowoon), pemuda muda yang tengah mencari pekerjaan yang dikarenakan suatu kejadian tak terduga, menjadi sosok setengah-manusia dan setengah-roh, yang akhirnya dipekerjakan oleh Jumadeung, sebuah perusahaan alam baka tempat para Malaikat Maut bekerja.
Di Jumadeung, Jun-woong bekerja di Tim Manajemen Risiko bersama Ketua Tim Koo Ryeon (Kim Hee-sun) dan Asisten Manajer Lim Ryung-gu (Yoon Ji-on), untuk menjalankan misi special dimana mereka menjadi Malaikat Maut yang bertugas untuk menyelamatkan makhluk hidup yang berkeinginan untuk menghabisi nyawanya sendiri. Selama dia berada di Jumadeung, Jun-woong mempelajari berbagai rahasia Alam Baka, dan apa arti dari keberadaan Tim Manajemen Risiko. Disana pula ia bertemu dengan orang-orang yang tersudut, terjebak dalam keputusasaan, tersiksa dalam putaran rasa sakit dan penderitaan, juga kenyataan pahit tentang mengapa banyak orang yang lebih takut dengan hari esok dibanding rasa takut mereka terhadap kematian.
Seluruh episode pada drama Tomorrow dipenuhi dengan kisah-kisah penuh makna yang akan menghangatkan jiwa kita, serta memicu tangisan pilu. Akan tetapi, ada beberapa kisah spesial yang akan ‘mencubit’ hatimu sedikit lebih kencang.
1. Hutan Waktu
Pada episode ini, Jun-woong dihadapkan dengan kasus yang sedikit terlalu personal dimana sahabat baiknya, Namgoong Jae-su (Ryu Sung-rok), adalah target dari Tim Manajemen Risiko kali ini. Jae-su sendiri dikenal sebagai pribadi optimis yang mempercayai petuah bahwa kegagalan adalah kunci menuju kesuksesan. Oleh karena itu, tidak peduli berapa kali pun dia terjatuh, dia tidak pernah menyerah dan akan kembali berdiri untuk mencoba satu kali lagi. Kendati demikian, setelah sekian banyak kegagalan tanpa titik terang menuju masa depan yang lebih baik, dia pun sampai di titik batasnya. Jae-su tidak lagi menemukan alasan untuk terus mencoba meraih mimpi, dan berhenti mencoba untuk hidup. Tim Manajemen Risiko pun turun tangan dalam masalah tersebut, dan berkelana ke masa lalu untuk mencari secercah harapan yang mungkin akan membantu Jae-su menemukan kembali makna untuk terus hidup. Kembali ke tahun 1999, Jun-woong sekilas melihat masa kecil sulit yang dialami sahabatnya tersebut, dan memutuskan untuk menyelamatkan bukan hanya satu, namun dua nyawa, baik di masa lalu, maupun di masa kini.
2. Sebuah Jiwa Menjadi Bintang
Sebuah Jiwa Menjadi Bintang
Seorang veteran perang Korea Selatan, Lee Young-cheon (Jeon Moo-song) mendapati bahwa dirinya hanya memiliki satu hari lagi untuk hidup, di saat dia mulai berpikir untuk mencabut nyawanya sendiri. Bersama dengan Jun-woong, Ryeon, dan Ryung-gu, sosok pahlawan perang tersebut menapaki kembali jalan hidup yang telah dilaluinya, serta mempertanyakan apakah pilihan yang dia ambil sewaktu muda adalah pilihan yang tepat. Dia pun mulai menemukan kembali apa arti hidupnya selama ini, dan sedikit demi sedikit mengikis luka penyesalan yang dia rasakan sepanjang hidupnya. Setelah menyaksikan matahari terbenam untuk terakhir kalinya, serta menyantap makan malam terakhirnya, dia menyusuri jalan menuju alam baka dengan rasa hormat dan penghargaan yang layak dia terima.
3. Suatu Hari, Karena-mu
Suatu Hari, Karena-Mu
Episode kali ini bisa jadi adalah episode tersedih dari drama Tomorrow, dalam opini saya. Alasannya satu: Seekor anjing. Dan ya, saya itu sangat lemah kalau sudah dihadapkan dengan kisah sedih tentang hewan peliharaan. Beranjak ke inti cerita. Episode kali ini mengisahkan kisah unik tentang seekor anjing tua yang berpisah dengan pemiliknya. Anjing kecil bernama King Kong ini menyadari kalau hidupnya tidak akan lama lagi, dan melihat bahwa kondisi kesehatannya yang memburuk mempengaruhi pula keadaan pemiliknya Kim Hoon (Cha Hak-yeon) yang juga turut memburuk. Karena itulah, Kong memilih untuk lari dari kediamannya agar dia bisa meninggal dalam kesendirian, dan tidak akan melukai Hoon lebih dari ini. Tanpa dia sadari, pilihannya untuk pergi ternyata justru membuat Kim Hoon lebih menderita, sehingga Tim Manajemen Risiko pun akhirnya hadir di antara hewan peliharaan dan pemiliknya ini, untuk membantu keduanya mengingat kembali petualangan yang telah mereka jalan bersama, agar mereka dapat saling melepaskan satu sama lain, dalam kedamaian.
4. Nafas
Nafas
Saya tidak bisa tidak membicarakan kasus kali ini, karena kisahnya mencerminkan permasalahan yang ada di masyarakat jaman ini. Pada episode kali ini, Jun-woong bersama tim dipertemukan dengan Cha Yoon-hee (Lee Ji-won), seorang korban pelecehan seksual, dan Cha Yoon-jae (Gong Jae-hyun), saudara kembarnya yang berjuang untuk mendapatkan keadilan bagi saudarinya. Disini, kita ditunjukkan pada kenyataan kejam tentang bagaimana korban kekerasan seksual yang harus menanggung akibat dari kekerasan yang dialaminya seorang diri. Tentang kecamuk badai dan beban torehan luka permanen yang yang harus mereka tanggung seumur hidup, tentang perang batin yang menginginkan si pelaku untuk dihukum seberat-beratnya, namun di sisi lain dirinya juga menginginkan untuk mengubur memori tersebut sedalam mungkin sehingga mereka dapat berpura-pura bahwa semuanya hanyalah mimpi buruk, dan tak ada seorang pun yang harus tau tentang aib dan rasa hina yang dia rasakan, juga tentang semua rasa takut akan tatapan menghakimi dari orang-orang yang tak lagi melihatnya sebagai seorang manusia yang utuh, namun sesosok yang cacat, yang ternoda. Orang-orang disekitarnya nyatanya justru malah menyalahkan Yoon-hui karena dia tidak lari saat pelaku mendekatinya, karena dia tidak melawan cukup keras, karena dia berada di luar pada tengah malam, sendirian. Semua ucapan yang dia dengar lambat laun membuat Yoon-hui percaya bahwa mereka benar -bahwa semua ini terjadi karena kesalahannya sendiri. Sementara, si pelaku dengan bebas dapat melanjutkan hidup, bertemu dengan teman-temannya, tanpa terlihat setitikpun rasa penyesalan di raut wajahnya. Di dunia yang luar biasa tidak adil ini, hanya korbanlah yang menderita, sementara si pelaku bisa tetap bebas. Bukan hanya rasa sakit dari Yoon-hee, kita juga dihadapkan dengan pilu yang ditanggung orang-orang di dekatnya. Yoon-jae, saudara kembarnya, harus menanggung beban rasa bersalah tanpa akhir, karena telah membiarkan sesuatu yang buruk menimpa saudari terkasihnya. Dia harus memasang topeng, untuk tidak pernah menunjukkan kelemahan, karena dia harus menjadi pilar penopang bagi mereka berdua. Tentang bagaimana hatinya dipenuhi dengan rasa benci, kepada si pelaku yang telah menjadikan hidup saudarinya bagai neraka, juga kepada dirinya sendiri, yang telah lalai dan tidak bisa melindungi saudarinya. Dengan bantuan dari Tim Manajemen Risiko, kedua saudara kembar itu menjalin kembali ikatan diantara mereka, dan mendapati bahwa mereka tidak akan mampu untuk menjadi kuat jika seorang diri, bahwa mereka adalah kekuatan bagi yang lain, dan bahwa mereka harus bersama-sama satu sama lain agar mereka dapat terus menjalani hidup dengan kuat.
Tentu saja, selain dari beberapa episode tersebut, episode-episode lainnya tidak kalah menarik untuk ditonton. Kita akan mengetahui kisah masa lalu Ryung-gu, hubungan misterius antara Ryeon dengan Park Joong-gil (Lee Soo-hyuk) -Ketua Tim Pengawal di Jumadeung yang karismatik, serta rencana rahasia sang Penguasa Alam Baka (Kim Hae-sook). Tomorrow tidak hanya menawarkan kisah penuh tangis, namun juga menampilkan berbagai momen lucu dari para karakternya, diantaranya: Momen ketika Jun-woong melihat Joong-gil yang mengamuk setelah termakan rayuan dan tipu daya dari kelompok penipu berkedok perkumpulan Olkutisme. Atau momen dimana Ryung-gu hampir tertangkap basah sedang meretas ke dalam pusat data sebuah perusahaan, dan Ryeon, yang alih-alih mencoba mencari jalan keluar bagi Ryung-gu, malah memberitahukan Jun-woong bahwa mereka akan ‘membuang’ si Asisten Manajer kalau-kalau dirinya tertangkap.
Tomorrow tayang perdana pada stasiun MBC TV pada tanggal 1 April 2022 setiap Jum’at dan Sabtu, dan menayangkan episode terakhirnya pada tanggal 21 Mei 2022 dengan total episode sebanyak 16 episode. Drama ini juga ditayangkan secara online melalui aplikasi Netflix.
Jadi, tunggu apa lagi? Nyalakan Televisi-mu, dan tonton Tomorrow, sekarang juga!
(Cr. Wikipedia, Netflix, Youtube)