Title: Floating In the Wind
Author:
yukinao20 Genre: AU, fluff, romance, slice of life
Pairing: Tora/Saga
Rating: overall R ?
Disclaimer: Saga punya Tora. Tora juga punya Saga.
Summary: “walaupun kau sendiri, aku, oto-san, okaa-san, akan tetap bersamamu... di sini...” gadis itu membawa tangannya untuk menyentuh dada adiknya tersebut.
Warning: past violence, bahasa Indonesia yang masih amburadul m(_ _)m
“onee-chan” sebuah tangan kecil menghentikan langkah seorang gadis yang berada di sampingnya.
“iya?” gadis itu berhenti dan menunduk agar bisa melihat anak laki-laki yang ia gandeng.
“nee-chan pernah berjanji kan tidak akan meninggalkanku? Jangan lakukan ini nee”
Gadis itu pun berjongkok, memegangi kedua pundak adiknya tersebut, “nee-chan tidak pernah akan meninggalkanmu”
“tapi nee-chan, mereka itu orang-orang jahat. Kalau nanti terjadi apa-apa pada nee bagaimana?”
“dengar, nee-chan melakukan ini juga untuk kebaikanmu. Mereka sudah bernegosiasi dengan nee. Sebagai balasannya, mereka tidak akan mengganggu keluarga kita lagi”
“jika nee ikut dengan mereka, aku akan sendirian” bocah itu pun menunduk.
“walaupun kau sendiri, aku, oto-san, okaa-san, akan tetap bersamamu... di sini...” gadis itu membawa tangannya untuk menyentuh dada adiknya tersebut.
“tumbuhlah jadi anak yang baik dan kuat, bila kau menemui seseorang yang benar-benar kau sayangi, lindungilah dia. Nee akan selalu berdoa untukmu” ucap gadis tersebut sembari mengusap kening adiknya dengan jemarinya.
Mata kecil nan tajam itu pun basah oleh tetesan air mata. Sang kakak yang tak kuasa dengan pemandangan sedih oleh adiknya sendiri pun ikut menangis. Ia memeluk adiknya dan mengusap air mata yang terus saja menetes.
“kau adalah anak yang sangat manis dan baik, nee sangat menyayangimu” gadis itu melepaskan kalung yang ia kenakan, dan kemudian ia pasangkan di leher adiknya. “pergilah yang jauh, jangan sampai mereka melihatmu” gadis itu pun beranjak, berjalan menuju sebuah tempat seperti gudang yang sangat tidak layak. Tempat berkumpulnya para penjahat yang pernah membunuh para anggota keluarganya.
“aku juga sangat menyayangimu, Yuka-nee...” bocah tersebut bergumam, walaupun ia tau kakaknya tidak akan mendengarkan ucapannya.
===
10 tahun kemudian...
‘kriiiiiiiiiiiiiiing...!’ bunyi jam weker membangunkan pemuda yang sedang tidur dengan posisi tengkurap. Ia menyingkap selimut yang menutupi dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia mengacak-acak rambut hitam pekatnya. Dengan langkah gontai, ia berjalan menuju kamar mandi dan segera mandi.
Setelah ia selesai dengan ritual bersih diri, ia pun mengenakan pakaian. Lelaki tersebut menghampiri meja belajarnya dan mengambil sebuah kalung. Ia menatap benda tersebut dan sedikit tersenyum.
“ohayou, Yuka-nee” sapanya, walupun ia tau benda itu tidak akan menyapa kembali. Dikenakannya kalung tersebut. Ia mengambil tas nya dan segera memakai sepatu.
Dengan terburu-buru ia menuruni tangga apartment kecil yang ia tinggali. Langkahnya terhenti saat seorang di resepsionis memanggilnya.
“Tora! Kau lupa dengan buket bunga yang kau titipkan!”
“duh!” pemuda bernama Tora itu pun menepuk keningnya. “hampir saja lupa. Thanks ya, Sato-san!”
“sip!oh jangan lupa, saat berdoa, sertakan namaku juga ya! Semoga ia selalu bahagia di surga”
“oke, aku berangkat dulu”
“hati-hati”
“selamat pagi nee, aku sangat merindukanmu. Apakah kau bahagia di sana bersama oto-san dan okaa-san?” pemuda itu menyapa batu nisan yang ada di depannya, setelah ia mendoakan nama yang terpampang di situ.
“aku harus berangkat kuliah. Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya” ia mengusap batu nisan itu dan meletakkan buket bunga mawar putih di atas tanah makam kakaknya.
Amano Yuka