Lost 02 - Persiapan Kencan
Fandom: Dedek-dedek asuh siam
Bahasa: Indonesia
Rate: PG-15
Genre: MPreg
.
.
Detik berganti menjadi menit. Menit berganti menjadi jam. Jam berganti menjadi Hari. Ok, ini adalah informasi yang sangat nggak penting, mohon maafkan saya.
Jumat malampun datang, Tee yang awalnya hanya menganggap ucapan teman-temannya agar dia menggunakan pakaian wanita saat kencan mereka adalah suatu omong kosong khas anak-anak tongkrongan, harus menelan salivanya dalam-dalam ketika dia membuka pintu apartemennya, dan nampaklah sekumpulan pria-pria hidung belang di depan pintunya.
Dome dengan senyuman manis berkumis tipis melambaikan tangannya pada Tee yang masih terperangah. Phoom yang tengah menahan tawa dan menatap jahil sambil sibuk memegang kamera go-pronya. Sedangkan Darvid hanya memandang Tee dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Ojyamashimasu~" ujar Dome menggunakan bahasa Jepang seraya mendorong Tee perlahan, supaya mereka bisa menginvasi kamarnya.
"Yo, guys, now we are in Tee's room," ujar Phoom mengarahkan kamera pada dirinya sendiri. "Yo, Tee, show your face, buddy!" lanjutnya.
"Lo pada ngapain sih ke sini?" tanya Tee kesal karna waktu istirahatnya terganggu. "Dan lo ngapain nge-vlog di kamar gue?" tanya Tee pada Phoom yang masih asik berbincang dengan kameranya.
"Aw, lo lupa kalo besok lo bakal kencan sama.. Darvid?" tanya Dome dengan sok dramatis, dan tentu saja Phoom tengah sibuk mengabadikan momen-momen tersebut.
"Shit! Lo semua serius?" Tee tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Of course, bro. Why on earth did we come to your apartment on Friday night?" jawab Phoom santai.
"Dunno, maybe you all just want to make a fool of me or something?"
"Well, yeah that's one of the reason why we are here and why Phoom doing vlog here actually."
"Ini kita kenapa jadi kayak wong Londo sih?!" Tee kesal sendiri dengan kelakuan teman-temannya.
"Udah, nggak usah ngalihin perhatian. Sekarang, ganti baju terus ikut kita," titah Dome.
Tee menggelengkan kepalanya kuat-kuat, untung nggak lepas tuh kepala. "Nggak! Nggak mauuuuu!!!"
"Siap atau tidak, hidup dan matimu ada di tangan kami, Tee. Muahahahahahahahaha," ujar Dome yang kemudian tertawa jahat sambil menyorotkan sinar senter ponsel ke wajahnya.
"Apasih ogeb," cela Darvid sambil memukul pelan kepala Dome. "Udah ayo sekarang kita ke Mall," titah Darvid pada Tee.
"Hah?"
"Ke Mall."
"Hah?"
"Hah hoh hah hoh aja lo, kayak kang klomangan." Phoom mengejek Tee, lalu dengan gemas menyeret Tee keluar apartemennya.
"Eh.. eh.. eh... Mau ke mana? Gue belom ganti baju..."
"Nungguin lo ganti baju, keburu tutup Mallnya."
***
"Tega banget lo padaan." Tee berkeluh kesah saat GGS telah sampai di Mall. Begitu mereka memasuki Mall, orang-orang sontak melihat ke arah mereka, selain karna ketampanan GGS tapi juga heran mengapa ada satu pria cupu nan dekil berada di antara tiga pria tampan yang terlihat ingin menghabiskan Friday Night.
"Gue jelek banget, huhuhu..."
"Tenang, lo nggak jelek kok, cuma lo kalah ganteng kalo dibandingin sama kita orang," ujar Phoom tengil mencoba menghibur Tee yang tentu saja dibalas dengan tatapan kesal dari Tee.
"Phoom bener, Tee. Lo nggak jelek-jelek amat kok.." ujar Dome, "tapi emang lo keliatan kayak gembel sih kalo dibandingin kita bertiga," lanjutnya kemudian tertawa lepas ketika melihat muka cemberut Tee.
"Utututu... Ada yang ngambek... Sini yok Abang Phoom jajanin. Dedek mau apa? Mau baju? Sepatu? Jam? Atau mobil? Tenang, nanti Om Darvid yang bayarin..."
'Nasib gue jelek banget sih punya temen kayak kampret semua, huhuhu...' keluh Tee dalam hati, soalnya kalau dia mengeluh di luar hati, doi risih kalau diejek terus oleh PhoomDome.
Setelah melalui perdebatan yang alot dan panjang untuk menentukan di mana toko yang bagus untuk mendandani Tee, akhirnya mereka bermufakat untuk mencoba semua toko pakaian wanita yang ada di Mall tersebut, dan hendak membeli semua pakaian yang dianggap cocok dipakai Tee untuk kencan mereka. Dan tentu saja, semua pakaian itu disponsori oleh anak CEO perusahaan otomotif nomer wahid di Thailand, Darvid.
"I'm torn between these two," Phoom bergumam seraya berjalan ke arah Tee. "Tee, which one of these that you like?" tanyanya melanjutkan.
"Seriously, Phoom?" tanya Tee takjub dengan pakaian yang dipilih oleh Phoom.
"Uhm," jawabnya kemudian menganggukkan kepala dan memandang Tee dengan wajah penuh tanda tanya.
"Tee, cobain ini!!!" seru Dome tiba-tiba entah dari mana.
"Oi, Dome!!"
"Apa? Udah buruan cobain!"
"Tega banget lo semua ke gue," rutuk Tee kemudian mengambil pakaian-pakaian yang diberikan oleh Phoom dan Dome. "Mana baju yang lo pilih? Sini biar sekalian gue cobain!" ujar Tee ketika melihat Darvid berjalan ke arah mereka.
Darvid hanya mengangkat sebuah paper bag sebagain jawaban pertanyaan Tee.
"Gokil, lo udah langsung beli?? Lo tau ukuran Tee??" tanya Dome heboh yang dijawab dengan senyum jahil oleh Darvid.
***
"Nih," ujar Darvid seraya memberikan paper bag pada Tee sebelum Tee turun dari mobilnya.
"Lo semua seriusan mau nyiksa gue ya? Kenapa sih gue bisa temenan sama lo pada?" tanya Tee putus asa seraya mengambil belanjaan teman-temannya.
"Tee!!" panggil Dome setelah Tee berjalan agak jauh dari mobil Darvid.
Teepun menoleh, memasang wajah iba, mencoba meluluhkan niatan teman-teman gilanya.
"Jangan lupa cukuran!! Badan lu bulu semua, man!" saran Dome, yang disahut suara tawa Darvida dan Phoom.
"Sialan! Emang dipikir gue monyet!!"