Pairing : Gackt X Hyde
Cahaya mentari menelusup melalui celah tirai jendela, memaksa kelopak mata Hyde untuk segera terbuka. Sebuah belaian lembut di wajahnya pun tak kalah membuat sang empu merasa geli. Namun kantuk yang masih menyelimuti sang pria mungil ini membuatnya tetap tak bisa membuka matanya, apalagi beranjak dari tempat tidur favoritnya. Hingga Hyde merasakan dengan jelas sesuatu menyentuh bibirnya, lembut.
“Ngg~”
Perlahan Hyde membuka matanya dan tidak mendapati siapapun disekitarnya. Segera ia memalingkan wajahnya ke samping, tempat dimana Gackt terbaring semalam, kosong. Yang tertinggal hanyalah aroma parfum yang masih lekat menempel di tempat tidurnya dan…sehelai kertas.
Terima kasih sudah mengijinkanku bermalam. Aku masih ada urusan, ma’af kalau aku tidak pamit dulu padamu.
“Huh…peduli apa kau masih ada urusan atau tidak. Hh~ akhirnya aku bisa bermalas malasan hari minggu ini.”
Hyde merebahkan kembali tubuhnya, namun tiba-tiba ia menyadari sesuatu yang tertulis dibalik sehelai kertas itu.
Oiya, Chibi Hychan…kau tidak perlu berterima kasih untuk pertolonganku semalam. Sebagai balasannya, aku minta kunci cadangan apartemenmu ya. Dah~
Bola mata Hyde membulat, memastikan kalimat terakhir yang ditulis Gackt.
aku minta kunci cadangan apartemenmu ya. Dah~
“Gackt!!!! How could youuuuu!!!!!!”
********************************************
Hyde sedikit mempercepat langkahnya, ia tidak ingin Tetsuya terlalu lama menunggunya. Tiba-tiba ia menelpon Hyde dan mengajaknya keluar. Tetsuya hendak memberikan sesuatu, sebuah buku ilustrasi dari mangaka favorit Hyde. Selama ini ia sangat menginginkannya namun saat ia sudah mengumpulkan uang untuk membelinya ternyata buku tersebut sudah terjual habis. Karena itu, betapa senangnya Hyde ketika Tetsuya berbaik hati ingin memberikan buku itu kepadanya.
Terlihat sudah, seorang pria yang tengah berdiri dibawah pohon di depan sebuah toko. Ia mengenakan kemeja pink berikut sneakers dan topi dengan warna yang serupa, membuatnya semakin terlihat mencolok.
“Tetsuya, ma’af…hhh”
“Hyde, kenapa kau berlari seperti itu ? Aku akan tetap menunggu meskipun kau terlambat sekalipun. “
Tetsuya mengeluarkan saputangan dari kantongnya. Dengan perlahan ia menyeka bulir keringat yang mulai mengalir di dahiku. Sebuah pemandangan yang membuat beberapa gadis yang lewat tersenyum.
“Tetsuya….sudah. Tidak apa-apa.”
Tetsuya mengentikan aktivitasnya.
“Ah..iya. Ini.”
Tetsuya memberikan sebuah buku yang ia janjikan. Seketika wajah lelahnya memudar, digantikan oleh senyuman lebar yang menghiasi bibirnya.
“Kyaa… I get it!!! Kau serius memberikan buku ini secara cuma-cuma, Tetsuya !??”
“ Tentu. Aku sudah bilang kan padamu.”
“Arigatouuu.”
Tetsuya tersenyum puas melihat Hyde yang begitu riang menerima buku darinya. Senyuman bagai malaikat kecil yang terpancar di wajah Hyde sudah lebih dari cukup bagi Tetsuya. Tanpa berkedip Tetsuya terus memandang pria mungil di hadapannya. Pemandangan yang tidak akan ia lewatkan begitu saja.
“Setelah ini kau mau kemana? Hoi… Tetsuya.”
Hyde mengibaskan tangannya di depan wajah Tetsuya yang tiba-tiba termangu.
“A…Apa Hyde??? Kau bilang apa?”
“Yahh… kau tidak mendengar ucapanku, ya.”
Hyde kembali memperlihatkan wajah manisnya. Mimik kekecewaanya terlihat sangat menggemaskan di mata Tetsuya. Ah…tidak, siapapun yang melihat wajah Hyde yang seperti ini pasti berpikiran sama dengannya.
“Ehm…aku menemukan tempat makan yang sangat enak, tidak jauh dari sini kok. Kau mau kan pergi denganku.”
“Sou ka. Umm…boleh, tapi aku tidak punya waktu banyak. Jam 5 sore aku harus pergi.”
“It’s Ok. Aku akan menggunakan waktu singkat ini sebaik mungkin. Bagaimanapun aku sangat senang bisa pergi denganmu.”
“Baiklah…”
Tetsuya dan Hyde mulai berjalan ke tempat yang diinginkan Tetsuya. Di sekitar daerah ini memang berjajar bermacam-macam toko dan restoran. Tetsuya tiba-tiba berhenti sejenak di depan etalase toko alat musik. Ternyata sebuah bass merek fender begitu menarik perhatiannya. Berbeda dengan tetsuya, mata Hyde justru terpaku pada sebuah restoran yang berada tepat disamping toko alat musik tersebut. Hyde menangkap sesosok orang yang sangat dikenalnya di meja paling pojok di sebelah kanan restoran tersebut.
Dia adalah Gackt ! Selain itu ia tidak sendirian, di depannya duduk manis seorang gadis yang sangat cantik. Siapa wanita itu?! Meskipun terlihat dewasa dengan rambut ikal panjang dan balutan dress violet yang dikenakannya, tapi dari wajahnya memperlihatkan umur yang tidak jauh berbeda dari Gackt. Sepertinya ini yang dimaksud Gackt ‘masih ada urusan’ yang tertera di lembaran yang ditulis Gackt.
Lagi. Dadaku bergemuruh kencang. Berbeda saat Gackt menciumku atau saat kami tidur bersama. Sekarang aku tidak bisa menterjemahkan perasaanku. Serasa panas, pikiranku jelas menolak ekspresinya yang begitu senang bersama orang lain. Bukankah ini aneh? Gackt bebas akrab dengan siapapun yang ia mau, bahkan dengan mudah iapun dapat menjadikan seluruh siswi di sekolah yang tergila-gila padanya untuk menjadi pacarnya.
Wait. What I’m thinking..?? Am I jealous???
“Hh…aku ingin sekali membeli Bass ini. Bukankah Bass ini sangat keren, Hyde ?”
Hyde sama sekali tidak mendengar ucapan Tetsuya, matanya terus terpaku pada aktivitas Gackt yang mungkin bisa disebut kencan.
“Hei…Hyde? Kau dengar aku?”
Gackt melempar pandangannya keluar restoran, seketika itu juga Hyde menutup wajahnya dengan buku pemberian Tetsuya, berharap Gackt tidak menyadari kehadirannya.
“Ayo kita pergi dari sini Tetsuya.”
Hyde segera menarik lengan Tetsuya menjauh dari tempat tersebut.
***
“Ini pesanan Anda, Tuan.”
Seorang pelayan menyajikan satu porsi nasi kare special ukuran jumbo, sedangkan Tetsuya hanya dihidangkan semangkuk sup dan jus jeruk.
“Ne..Tetsuya, makanmu sedikit sekali.”
“ Hahah…aku juga tidak menyangka kau makan banyak juga, ya.”
“Heheh..Ini adalah makanan favoritku. Kau suka nasi kare juga kan?”
“Umm tentu saja. Tapi tidak untuk sekarang, sepertinya mulutku masih kesulitan untuk mengunyah.”
Hyde tersentak, menatap sudut bibir Tetsuya yang masih terlihat lebam karena ulah Gackt kemarin.
“Ma’af.”
“Kenapa kau minta ma’af. Ini urusanku dengan Gackt.”
“Itulah yang tidak kumengerti.,”
“Hyde, ada resiko yang akan kau hadapi jika kau terlalu mudah mempercayai orang lain. “
Ujung jemari Tetsuya menyentuh dagu Hyde.
*********************
KLIK!!
Hyde dikejutkan oleh suara blitz kamera yang mengarah kepadanya.
“Manis.”
Gackt melihat hasil jepretannya.
“Apa yang kau lakukan !?”
“Ini sebagai bukti buruknya pelayanan di café ini. Harusnya kau tidak memperlihatkan wajah bengongmu itu kepada pelanggan.”
“Aku tidak bengong, hanya sedikit bosan melihatmu disini. Jadi benar kau tiap hari datang kesini?”
ldquo;Emm…tidak.”
Hyde menaruh secangkir coklat panas kesukaan gackt diatas meja.
“Kapan kau akan mengembalikan kunci cadangan apartemenku. Kau tidak memerlukannya ‘kan?”
“Kalau aku tidak memerlukannya aku tidak akan memintanya..”
“Kau mengambilnya bukan memintanya.”
“Terserah. Yang pasti aku baru merasakan betapa menyenangkannya bisa tidur bersama denganmu, jadi bersiaplah jika nanti akan ada tamu datang yang menelusup dalam selimutmu, hahaha.”
“Bo, bodoh… kau selalu saja bertingkah seenakmu.”
Semburat merah menghiasi wajah putih Hyde. Hal yang langsung disadari oleh Gackt itu membuat senyumnya terkembang. Ekspresi dari sang angel berkostum maid di depannya begitu menggemaskan.
KLIK!
Kembali Gackt mengabadikan gambar Hyde.
“Hentikan Gackt!!!”
Wajah Hyde yang tersipu justru membuat Gackt tidak menghentikan aktivitasnya.
“Hahahahaha.”
*********************
Hyde berjalan lunglai menuju lokernya. Aktivitasnya sebagai pelajar sekaligus bekerja hingga larut malam begitu menyita tenaga dan waktunya. Ia sadar betul telah kehilangan masa remajanya. Masa-masa sekolah dimana cerita cinta mulai mengisi catatan harian dalam kehidupannya, paling tidak itulah yang dibayangkan oleh Hyde. Namun bayangan itupun pudar seketika saat kembali ia menemukan surat-surat cinta yang sepertinya tidak mungkin ditulis oleh seorang gadis. Hyde hanya bisa menangis dalam hatinya. Kenapa??? Apakah kehidupan normal tidak akan menghampirinya. Ia hanya bisa menghela nafas panjang.
Hyde tersentak, ada sebuah amplop coklat besar diantara tiga surat cinta di dalam lokernya. Hyde segera membuka isinya, sebuah foto dirinya yang tengah bekerja sebagai maid café.
“Huh?! Kenapa Gackt menaruhnya disini? Bagaimana kalau ada murid sekolah yang melihatnya.”
Hyde mengerutkan dahinya kesal, foto tersebut kembali ia masukkan. Tidak bisa dibayangkan jika pihak sekolah mengetahuinya, ia bisa mendapatkan hukuman dikarenakan larangan bekerja part time pada jam malam.
Hyde segera melangkah cepat melewati lorong sekolah. Beberapa gadis yang sedang berkumpul di depan kelas serentak melihat kearah Hyde. Tatapannya sedikit berbeda, sesaat kemudian mereka berbisik kemudian tertawa kecil. Hyde hanya bisa berkenyit melihat tingkah laku para gadis tersebut. Hingga akhirnya ia sampai tepat di depan kelas, namun kemudian ia menemukan kembali kejanggalan. Saat Hyde memasuki ruang kelas, ia langsung disambut oleh gelak tawa seluruh temannya.
“Eh?? Doushite ???”
Hyde mengernyitkan dahi, ia tidak mengerti apa yang terjadi. Hingga matanya spontan mengarah ke papan tulis yang menjadi pusat perhatian para murid.
Beberapa foto Hyde yang sedang bekerja sebagai Maid Café terpampang jelas di papan tulis!!!!!
Jantung Hyde berdetak kencang, hawa dingin langsung menyelimuti seluruh tubuhnya membuat peluh mulai menetes dari pori-porinya. Apa yang ditakutkannya benar-benar terjadi! Hyde tidak menyangka foto-fotonya terlihat jelas di seluruh kelas, atau bahkan akan cepat menyebar ke seluruh sekolah.
“Nee…Hychannn, wajahmu memang manis tapi aku tidak menyangka kau punya hobi seperti itu. Hahahahah.” Seorang pria mulai menggodanya yang disambut gelak tawa teman-temannya.
“Kyaaa!!! Hychaannn!! Kau benar-benar manis saat mengenakan costume itu. Kawaiii.” Beberapa wanita mulai memuji, ah bukan…ini justru pukulan berat bagi Hyde.
Hyde tak bisa beranjak dari pijakannya, ia tidak berkutik mendengar ocehan teman sekelasnya yang mulai berdecak kagum, menghina hingga menertawainya. Hal yang paling memalukan dalam kehidupan Hyde. Ia mengepalkan jemarinya, mengutuk orang yang melakukan ini padanya.
“Hei…ada pertunjukan apa ini ? Pagi-pagi kalian sudah ribut sekali !”
Seluruh siswa mulai terdiam melihat Gackt dan You di depan pintu kelas.
“Hei…chibi Hycchan. Memangnya kau siapa seenaknya berdiri di depan pintu seperti ini. Minggir sana.”
Hyde tidak bergeming sedikitpun.
“Hyde, kau dengar aku tidak??”
Hyde membalikkan badannya menatap tajam kearah asal suara. Tubuhnya bergetar menahan amarah sekaligus air mata yang tertahan di kelopak matanya. Suaranya terdengar terbata.
”How dare you Gackt !! “
_to be continued_