Pairing : Gackt x Hyde
“ Sial ! Kenapa aku yang kena hukuman.”
Mulutku tak berhenti merutuk, membuat hukuman bersih-bersih yang diberikan padaku menjadi dua kali lipat lebih melelahkan karena bercampur dengan perasaan jengkel yang terus saja menyelimuti pikiranku. Tentu saja, karena aku harus mendapat ganjaran mengepel seluruh lantai ruang klub karate sendirian karena tidak mengerjakan tugas bahasa Inggris yang seharusnya sudah dikumpulkan hari ini. Tidak…tidak…aku bukannya tidak mengerjakan tugasku, lebih tepatnya tugas yang telah kuselesaikan diambil oleh seseorang. Dan yang paling menyebalkan adalah…saat kau tahu siapa pelakunya namun tak dapat berbuat apa-apa. Tidak ada seorangpun yang mempercayaimu.
“ Hei….apa yang kau lakukan dari tadi ?! Kenapa lantainya masih kotor begini, Chibi Hyde ?!! “
Byuurrrr!!!
Sebuah ember berisi air kotor tumpah mengalir membasahi ruangan. Lantai yang sudah kubersihkan pun kotor kembali. Sontak tatapan mataku langsung menuju asal suara. Seorang pria tinggi bertubuh atletis dengan sorot mata biru yang tajam serta ketampananya, aku yakin dapat meluluhkan seluruh siswi di sekolah ini. Apalagi dengan tingkat intelegensinya yang tinggi membuatnya selalu menjadi juara kelas. Disamping orang tuanya yang cukup berpengaruh karena kesuksesannya dalam dunia bisnis. Gackt, si Mr. Perfect. Baiklah….mereka boleh saja menyebutnya seperti itu, tapi di mataku Gackt cuma seorang anak manja yang hanya mencari perhatian dengan perangainya yang suka mempermainkan orang lain, seperti yang sekarang ia lakukan.
“ Makanya kalau kerja jangan melamun terus. Nanti otakmu jadi mengecil dan kau jadi terperangkap terus di dalam khayalanmu, hahahah.”
Sial! Ingin rasanya aku melucuti semua pakaiannya dan langsung menyeretnya keluar berkeliling sekolah. Merasakan rasa malu didepan banyak orang. Sama seperti yang dia lakukan padaku tadi. Meminta buku PR bahasa Inggris yang telah kuselesaikan kemudian menyalinnya. Ketika seluruh kelas mengumpulkan buku PRnya, dia pun mengumpulkan buku PRnya bersama dengan buku milikku. Namun yang terjadi adalah bukuku telah penuh dengan coretan ejekan terhadap sang guru. Kontan amarah langsung meledak pada guru yang terkenal sadis itu. Lagi-lagi makhluk ini berhasil membuat hariku tampak seperti neraka, sama seperti hari-hari sebelumnya.
“ Ho…ternyata kau tuli ya? Atau tidak bisa bicara ??? Hahahah….”
Gelak tawanya kembali terdengar, entah apa yang lucu menurutnya. Yang bisa kulakukan hanya diam. Ya, diam adalah salah satu cara menghentikan pertengkaran yang lebih besar. Kau hanya akan membuang waktu dan tenagamu untuk meladeni tipe orang yang keras kepala seperti itu. Hmm…setidaknya itu pelajaran yang sudah tertanam kuat dalam kepalaku. Sekarang suara menyebalkan itu sudah tidak terdengar lagi, menandakan Gackt sudah tidak disini lagi.
“ Hyde, kau tidak apa-apa?”
Terdengar suara lain yang juga tidak asing bagiku. Tetsuya, sang ketua OSIS.
“Aku tidak apa-apa.”
“ Kau kena hukuman, ya? Sepertinya kau kelelahan. Kubantu, ya ?”
Tetsuya mendekatiku sambil tetap mengarahkan tatapannya padaku. Sejak 2 Minggu lalu aku pindah ke Ohsaka Gakuen ini, dialah yang selalu membantuku. Dia sangat baik, begitu kesanku.
“ Umm…aku tidak apa-apa. Sebentar lagi juga selesai kok. Terima kasih.”
“ Baiklah…kalau kau butuh bantuan apapun jangan sungkan-sungkan untuk menghubungiku, ya”
Sedikit raut kekecewaan terpancar di wajah tirusnya. Namun sepintas senyuman manis terlihat mengakhiri kalimatnya, yang tentu saja kubalas dengan senyuman juga.
______
“ Kau mau pesan apa, sayang ?”
Seorang gadis yang mengenakan dress putih merajuk kepada pria didepannya yang tengah membolak balik buku menu.
“ Kenapa kau memilih café ini, aku kan tidak suka cake, sayang …”
“ Hei…kau harus coba, cake disini benar-benar enak, honey.” Sang gadis menyahut .
“ Ya sudah… bawakan saja cake paling enak disini.”
“ Nah, begitu donk…hahaah.”
Senyum indah terukir di sudut bibir wanita itu. Akhirnya kekasihnya memesan cake juga.
Baguslah…sekarang giliran tugasku.
“ Akan kami bawakan yang special untuk Anda, Tuan.”
Aku tersenyum kemudian bergegas pergi mengambil pesanan pelanggan. Sudah hampir 2 minggu aku bekerja sambilan di café yang khusus menyediakan cake ini, namun tetap saja aku masih belum terbiasa dengan seragam pelayan disini. Tentu saja, karena aku harus mngenakan kostum maid berenda lengkap dengan sepatu hak tinggi yang semakin menambah kesulitanku berjalan. Dan tolong jangan mengira aku seorang pria maniak karena pakaianku ini. Aku membutuhkan pekerjaan untuk dapat meneruskan sekolahku karena kedua orang tuaku sudah bercerai dan mereka berdua mempunyai kehidupan mereka masing-masing.
Akupun tidak bisa mengelak saat sang pemilik café ini, Sakura-san mengijinkanku kerja part time disini. Namun dengan syarat harus mengenakan kostum maid, karena disini hanya membutuhkan seorang pelayan wanita. Sakura-san begitu antusias saat melihatku, ia sangat yakin aku bisa melakukannya. Wajar jika ia mengatakan hal itu, mata bulat dan kulit putih serta bibir merah tipis dengan bentuk tubuhku yang mungil seakan membuat image seorang gadis melekat pada diriku. Ya.. meskipun aku adalah seorang pria.
Huh! Jika saja si preman Gackt melihatku berpenampilan seperti ini dia pasti tidak akan berhenti mengolok-olokku.
Eh!? Kenapa aku malah memikirkannya. Tenang Hyde…tidak akan ada murid sekolah yang mengetahui pekerjaanmu ini, disamping tempat yang jauh dari sekolah juga mereka tidak akan mengenalimu dengan penampilan seperti ini.
“ Emm…maaf nona. Bisakah kau bawakan aku coklat hangat ?”
Seorang pria mengenakan kemeja putih di sudut ruangan tiba-tiba memanggilku.
“HAHH!!!!? Y…….?!! Bffffff.”
Dengan segera kubungkam mulutku saat melihat orang tersebut adalah You. Dia tampak mengernyitkan dahinya melihatku. Ini gawat! You ada disini,kalau begitu orang itu pasti…
“ Kau SANGAT MANIS dengan kostum itu, my Chibi Hycchan…”
Sebuah suara terdengar jelas di telingaku. Sangat jelas karena ia membisikkannya tepat di telinga kananku, sementara tangan kirinya merangkul bahuku dari belakang.
“ Ga, Ga, Ga….Gackt !!!??????Hmmmfff”
Dengan cepat ia membungkam mulutku.
“Sstttt…jangan menyebut namaku sembarangan. Bagaimana kalau ada murid sekolah kita disini.”
Aku segera membalikkan badanku, wajah tampan Gackt semakin terlihat jelas di hadapanku. Mulutku benar-benar terbungkam, perlahan bulir keringat terasa mengalir di dahiku. Aku tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Mungkin ia akan memotretku untuk kemudian disebarkan ke seluruh sekolah, atau mungkin ia akan membuka kedokku di hadapan para pelanggan bahwa aku adalah pria…atau …atau…
“Hei…cepat ambilkan aku minuman, apa saja boleh. Aku sangat haus, jadi jangan membuatku menunggu. “
Gackt langsung duduk di depan sahabatnya, You.
“ Cepat ya, Hyde.”
You menambahkan, sebuah senyum tersungging di bibirnya. You memang sahabat dekat Gackt, namun berbeda dengan Gackt. You sangatlah tenang, ia juga ramah.
“ I, iya…”
Tanpa basa-basi kakiku langsung menuju dapur…oh tidak. Kalau bisa aku ingin segera lari ke kamarku dan menyembunyikan tubuhku dalam selimut. Boleh saja penampilanku ini terlihat oleh siapapun. Tapi jangan dia… jangan Gackt. Aku tidak tahu kejahilan apalagi yang akan dia perbuat setelah melihat kelemahanku.
“ Ini minumannya.”
Aku meletakkan secangkir kopi dan coklat panas untuk Gackt dan You.
“ Terima kasih, Hyde.”
You kembali tersenyum, sementara pria di depannya memalingkan wajahnya ke jendela tepat di sebelah kanannya.
“ A, anu…. Bisakah kalian merahasiakan hal ini dari sekolah ?”
You mulai menatapku, sedangkan Gackt tidak bergeming sama sekali.
“ Ah…Hyde - kun, kau tenang saja. “
You menjawab dengan ramah. Aku masih menunggu jawaban dari Gackt. Seketika ia menoleh, memperhatikanku dari ujung rambut sampai kaki dengan ekspresi yang -sangat tidak bisa kutebak-
“ Sudah pergi sana. Aku tidak peduli dengan urusanmu. “
Kalimat singkat yang sangat mengena, ia meneguk minuman yang kusajikan dan kembali menatap keluar. Entah apa aku bisa memegang kata-katanya, mengingat selama ini ia tidak pernah memperlakukanku dengan baik. Dan aku yang payah ini tidak bisa melakukan apapun.
“ Hei…lagi-lagi kau tidak mengindahkan apa yang kukatakan. Cepat pergi. Kalau bisa sembunyikan wajahmu…dari hadapanku.”
Gackt menjentikkan jari telunjuknya didahiku, membuatku tersentak dari lamunanku. Wajahnya yang begitu dekat membuat jantungku berdetak lebih cepat.
“ Gackt…jangan seperti itu, dia jadi takut kan.”
You berusaha menenangkan Gackt yang sepertinya sedang dilanda bad~really bad mood malam ini.
Tiba-tiba kurasakan jari telunjuknya mulai turun mengusap lembut pipiku. Dengan satu gerakan Gackt menarik tubuh mungilku ke dalam rengkuhannya. Bibirnya menyentuh bibirku, mengecupnya lembut..
Serangan mendadak yang langsung membuatku lemas, lututku rasanya tak bisa menopang tubuhku yang sedikit bergetar dengan desiran detak jantung yang tidak menentu. Selama beberapa detik tubuhku mematung, aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang teratur menerpa wajahku. Wajah tampannya terlihat sangat jelas saat tatapan kami bertemu.
“ Cepat pergi.”
Sepintas kulihat semburat merah di pipinya, sebelum akhirnya Gackt kembali ke posisinya semula memandang keluar jendela.