Huru Hara Pesantren Kilat Kampung Johnny Part 2
Re-post... part 2
Tittle :: Huru Hara Pesantren Kilat Kampung Jhonny
Idea :: Lovelyabu
Author :: Michi YanYan Yamashina / yanyam / Michi Yamashina
Reting :: G
Genre :: Friendship
Malam telah tiba, seluruh siswa dikumpulkan di ruang aula untuk mengikuti siraman rohani. Namun terkadang, para siswa sibuk dengan ocehannya masing-masing.
“senpai~” bisik Yabu pada seorang yang ada disampingnya.
“Nani ??” Tanya Akanishi.
“apa yang akan kita lakukan malam ini ?” sambung Yamashita.
“main petasan seru tuh…” usul Takaki.
“IKUTT~”
Seketika seisi ruangan mengalihkan pandangan pada seorang anak laki-laki kurus nan tinggi.
“Nakajima yuto… apa yang terjadi ?” Tanya Aiba Masaki Sensei.
“Nandemonai~” ucapnya dengan wajah merah.
“BAKAKI !!” seru Kamenashi dengan nada rendah sambil memberikan tatapan maut pada Takaki.
“ano…sempai gomen, itu bukan hal yang terpuji… lebih baik kita… hpmmhhh” belum selesai usul dari Okamoto, ternyata mulutnya sudah ditutup oleh tangan Yabu “lebih… lebih…”
“ada apa Okamoto?” Tanya Sakurai Sho Sensei yang melihat kejadian antara Yabu dan Okamoto.
“Tidak ada apa-apa Sensei~” ucap Yabu, Akanishi, Kamenashi, Takaki dan Yamashita secara bersamaan. Tentu saja tangan Yabu masih sibuk menutup mulut Okamoto.
“benar-benar anak aneh” ucap Inoo sambil mengebaskan rambut keritingnya.
“biarkan saja” sahut Chinen.
“wah~ dia benar-benar cantik… sayang dia bukan…” sebelum Yamada melanjutkan ucapannya seseorang mengagetkannya dengan suara besar.
“Sayang bukan apa?” ucap Masuda dengan nada berat.
Yamada menelan ludah dengan senyum kecil.
Satoshi Ohno Sensei memberikan pengarahan yang sangat bermakna tentang arti sebuah hidup yang sebenarnya. Sebuah renungan yang kiranya sangat bermanfaat untuk para siswa. Bahwa hidup manusia itu layaknya sebuah bangunan rumah yang akan dibangun dari nol dan banyak rintangan yang akan menerpa rumah itu, dan semakin lama rumah itu akan rapuh dan runtuh.
Tepat pukul 23.00 PM beberapa siswa sudah tampak bosan dengan arahan-arahan yang diberikan oleh semua sensei secara satu persatu.
“huwaa~ benaran dah… nyalain petasan seru ni…” bisik Takaki pada Kamenashi.
“Iya…biar ramai…” jawabnya.
“lihat Yabu sudah tertidur dalam duduk” ucap Akanishi dengan nada tidak bersemangat.
Tak lama setelah itu para siswa disuruh masuk kedalam kamar dan segera tidur, karena mereka akan dibangunkan kembali pukul 2.30 AM untuk melakukan sahur.
“ya ampun Ohno Sensei keren banget ya pengarahannya…” ucap Chinen kembali mengulang perkataannya tadi dengan mata yang berbinar-binar.
“iya Chinen senpai, kau sudah mengucapkannya 3x” ucap Hokuto mengeluh.
“tapi memang benar… keren banget… hidup itu memang…hmppmm” mulut chinen di tutup oleh Taguchi, tangannya dipegang erat oleh Inoo dan tubuh kecilnya diangkat oleh shigeaki, hokuto segera berlari membukakan pintu 7 ROOM’s.
Sesaat setelah mereka masuk dalam ROOM’s Nakajima, Yamada, Morimoto dan Okamoto hanya bisa melihat kagum dengan apa yang dilakukan oleh ke 4 siswa Ikemen pada Chinen.
“yang paling tampan tetap aku kan?” Tanya Yamada pada Morimoto.
“ihyuh~ tentu saja aku” ucapnya menutupi tubuhnya dengan selimut.
Ke 4 siswa itu meninggalkan Chinen yang masih mengoceh tentang Ohno sensei dan kembali ke kamar masing-masing.
Malam semakin larut suasana di sanapun begitu dingin dan hening. Terdengar suara bisik-bisik dari belakang semak-semak di tengah taman.
“ne~ kita jadi main petasan?” Tanya Takaki pada Akanishi.
“ini jauh lebih seru…” ucap Kamenashi.
“iya, pasti akan heboh…” lanjut Yamashita.
“tapi, Yabu tidak mau bangun ini…” ucap Akanishi melihat ke arah Okamoto yang masih sibuk menggendong Yabu.
“untung Yabu kurus…” ucap seseorang menambahkan.
“iya...benar…” ucap Okamoto, Akanishi, Kamenashi, Yamashita, dan Takaki serentak dengan angukan yang sangat mantap.
“eh…?” semuanya mencari asal suara tersebut.
“hihihihihihi” seorang anak laki-laki tertawa dengan gingsulnya.
“sejak kapan kau disini??” Tanya Akanishi bingung.
“namanya Hikaru Yaotome, siswa dari HeySay Gakuen dan sangat hobby main bola tangan/juggling” ucap Takaki menjelaskan.
“WAHHH~ TERNYATA KAU TAHU SEMUA PROFILE KU YA~ YATTA~” ucapnya dengan sorak-sorak suara terompet yang sangat ramai. {darimana asal suara terompet?}
“Sttssss~” ucap semuanya member kode agar Yaotome tidak berisik.
“okay…aku akan diam…” ucapnya kemudian menutup mulutnya.
“jadi kita akan main petasan??” Takaki kembali bertanya.
“ayokk kita main petasan…” Yaotome mendukung.
“BAKAKI~ bisa kita melakukan hal yang lain??” ucap Kamenashi dengan suara kesal.
“tapi senpai… itu benar-benar hal yang tidak terpuji… dosa… apa lagi sedang bulan ramadhan seperti ini… hukumannya sangat besar, lagi pula…” Akanishi menutup mulut Okamoto yang akan kembali berceramah.
“benar juga… itu perbuatan yang tidak terpuji…” ucap Yaotome mendukung.
“anak ini ada dipihak mana sie??” ucap Yamashita bingung.
“benar…lebih baik kita tadarusan saja…”
“setuju…” Okamoto membenarkan.
“eh?? Masujun sensei…” ucap Kamenashi kaget.
TBC~