Title: Terbakar Api Cemburu AwA
Pairing: YamaChii, YutoChii, & OTP kita bersama :")
A/N: Fanfic pembuka buat kalian semua AwAb
Chinen melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
Dan jam itu menunjukkan pukul 4 sore.
Lalu, Chinen melihat ke arah sekelilingnya.
Dia tidak melihat ada sosok orang yang sedang dia tunggu.
Sekarang, Chinen sedang berada di tempat yang menjadi sentral penjualan buah-buahan di kotanya, Arena Buah(?) nama tempatnya.
Disana, terdapat banyak kios-kios yang menjual berbagai macam buah.
Dia bersama Yamada berjanji untuk bertemu di tempat itu agar bisa sekalian membeli buah untuk Takaki.
Ya, mereka akan menjenguk Takaki yang sedang dirawat di rumah sakit.
"Ehm!" Chinen menoleh, dia mengira Yamada yang berdeham tadi.
Ternyata bukan.
Tadi itu suara penjual buah yang kiosnya dijadikan tempat menunggu oleh Chinen.
"Hai. Sendirian ya?" Ucap penjual itu lagi.
Chinen pun hanya diam, berpura-pura tidak mendengar.
"Hai? Apa kamu mendengarku?"
Karena merasa dicueki oleh Chinen, pedagang itu pun keluar dari tokonya dan menghampiri Chinen.
"Yuto kau mau kemana!? Kamu mau membiarkan ibu berjualan sendiri!?" Seorang wanita setengah baya berteriak dari dalam toko.
"Aku sedang melayani pembeli, bunda" Jawab Yuto menyahuti teriakan ibunya.
"Sejak kapan kamu memanggil bunda ha?"
"Ibu sendiri yang memintaku untuk memanggil dengan sebutan bunda kan? Katanya biar kedengeran lebih elit-A-"
Tidak terdengar lagi sahutan dari ibu Yuto, Yuto pun melanjutkan aksinya untuk berkenalan dengan Chinen.
"Hai, aku Yuto. Namamu?" Yuto menjulurkan tangannya ke arah Chinen, dan juga tersenyum manis.
"Chinen" Jawabnya singkat, tanpa membalas juluran tangan Yuto.
"Kamu cantik, apa aku boleh minta nomer hpmu?"
Chinen merasa tidak nyaman, baru saja bertemu sudah langsung meminta nomor hp.
"Tidak" Jawab Chinen dengan singkat lagi.
"Kenapa?"
"Aku tidak mau memberinya. Lagipula kamu kira aku ini toko hp? Beli saja nomor hp sendiri, jangan meminta punyaku"
Yuto tertawa mendengar jawaban Chinen.
"Hahaha, bukan itu maksudku hahaha. Kamu lucu ya" Ucap Yuto.
"Aku sudah tau kalau aku lucu"
"Kalau gitu, boleh kan aku meminta nomor hpmu?" Tiba-tiba saja Yuto memegang pergelangan tangan Chinen, dan tentu saja ini membuat Chinen kaget.
'Ryosuke kamu manaaa?' Ucap Chinen dalam hati, dia berharap Yamada segera datang dan menolongnya.
"Boleh kan, Chinen-chan?" Yuto tersenyum lebar memamerkan semua giginya, berharap Chinen akan terpesona......sama giginya :B
"Yuri hhhh" Chinen menoleh ke arah orang yang memanggilnya.
Dilihatnya Yamada yang sedang terengah-engah berlari ke arahnya.
"hhh ma-af" Yamada berhenti tepat didepan Chinen dan langsung menarik nafas yang banyak untuk mengisi paru-parunya yang terasa kosong.
Pandangan Yamada langsung menangkap seseorang pria berbadan tinggi yang berdiri disamping kekasihnya, dan terlihat kontaras tingginya dengan Chinen.Dia melihat tangan pria tinggi itu memegang pergelangan tangan Chinen.
Chinen langsung menarik tangannya dari pegangan Yuto, dan langsung memeluk tangan Yamada.
Chinen pun menarik tangan Yamada dan membawa kekasihnya pergi dari toko buah itu.
"Dia siapa?" Tanya Yamada dingin.
"Dia pemilik toko tadi, dia mengajakku kenalan. Aku takut, Ryo-chan. Kamu sih datengnya telat."
"Jadi dia mengganggumu?"
Chinen mengangguk menjawab pertanyaan Yamada.
"Kita balik ke toko tadi" Ucap Yamada.
"Eh? Ngapain?" Chinen terkejut mendengar ucapan Yamada.
Yamada langsung menarik tangan Chinen dan kembali ke toko tadi.
"Ryosuke jangan--" Chinen mencoba membujuk kekasihnya, tetapi Yamada tidak mau mendengarnya.
Setelah sampai di toko buah milik Yuto, dan Yuto keluar untuk menemui mereka berdua.
Yuto sedikit bingung melihat kedua kekasih itu kembali ke tokonya.
"Kalian mau membeli buah?" Tanya Yuto.
"Ya" Jawab Yamada dengan singkat.
Chinen yang berada disebelah Yamada, ketakutan melihat kekasihnya sedang terbakar api cemburu.
"Berapa harga jeruk ini?" Yamada menunjuk jeruk mandarin.
"2000yen 1 kilo" Jawab Yuto.
"Buah strawberry ini?"
"1500yen perkilonya"
"Buah anggur merah ini berapa?"
"3000yen"
"Perkilo?"
"Y-ya"
"Kalau anggur hitam?"
"1000yen perkilo"
"Anggur hijau?"
"2200yen perkilo"
"Kalau semangkanya berapa perbijinya?"
"2750yen"
"Kalau apelnya berapaan?"
"Itu 2600 yen" Yuto menjawab pertanyaan Yamada dengan sedikit tidak sabaran. Dari tadi yang ditanya hanya harga saja, tapi tak kunjung membeli buah.
"Pisangnya berapaan? Kelengkeng? Salak? Semuanya berapa?"
"Apa kamu mau beli buah atau tidak?"
"Tidak, aku hanya ingin nanya harga aja" Jawab Yamada dengan santainya, dan menarik Chinen pergi meninggalkan Yuto yang kesal mendengar ucapan Yamada.
-0-0-0-0-0-0-0-0-
"Kamu membuat dia kesal, Ryosuke"
"Itu emang tujuanku, siapapun yang mengganggumu, dia harus berhadapan denganku"
Chinen tersenyum malu mendengar perkataan Yamada.
"Ryosuke...jadi kita tidak membawakan Takaki buah?"
"Tidak usah. Kita datang aja Takaki udah senang kok. Atau kita titip nama aja dibuah yang Daiki bawa"
"...."
"Jadi uang buah yang tadi dikasi mama papa, bisa aku pake buat jajan"
"...."
-omake-
"Mah, uang dikantong celana papa kok hilang ya?" Tanya Keito ke Tika, istrinya yang sedang memasak di dapur.
"Tadi Ryo minta uang, katanya buat beli buah buat temannya yang sakit. Jadi mama suruh ambil di kantong celana papa"
"Loh? Tadi dia udah minta ke papa kok?"
Keito dan Tika langsung hening mendadak, menyadari anak mereka yang menyurangi orangtuanya sendiri.
~the end~
Yang omake buat Tikeito shipper. LOVE! #alasiwon
Posted via
m.livejournal.com.