Love is You

May 21, 2012 15:51

Title: Love is You
Pairing: YamaChii
Genre: Fluff, Romance
Rating: G
Summary: Yamada Ryosuke menyukai teman sekelasnya yang bernama Chinen Yuri. Dan Yamada tau Chinen menderita Short-Term Memory Loss. Ini membuat Chinen akan lupa dengan hal-hal yang dilakukannya jika dia baru bangun dari tidurnya. Yamada menggunakan kelemahan Chinen itu untuk membuat Chinen menjadi miliknya.
A/N: Terinspirasi dari tokoh Dadang di The Tarix Jabrix.. Maaf buat ending yang maksa (menurut saya), soalnya nulis ini cepet-cepet hehe

Chinen Yuri adalah seorang siswa-yang-seharusnya-siswi terpintar di sekolahnya, Horikoshi Gakuen.
Hampir semua piala yang berada di ruang guru itu adalah hasil dari dia mengikuti lomba di sana-sini.
Dia tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga berprestasi di bidang olahraga.
Dan karena itu juga, membuat dia menjadi murid kesayangan semua guru di Horikoshi Gakuen.
Tidak hanya itu saja, dia juga memiliki wajah diatas rata-rata.
Otak pintar dan wajah seperti malaikat, tentu membuat Chinen menjadi idola disekolahnya.
Tanyakan saja pada siswa/siswi Horikoshi Gakuen, siapa yang tidak kenal Chinen Yuri? Tidak ada.
Tetapi, Chinen juga manusia biasa.
Yang memiliki kelebihan, dan juga memiliki kekurangan.
Yap, Chinen menderita Short-Term Memory Loss.
Jika Chinen terbangun dari tidurnya, dia akan melupakan hal yang dia lakukan sebelum dia tidur.
Oleh karena itu, Chinen selalu membawa sebuah buku catatan kecil di sakunya.
Disana dia menulis semua hal-hal yang dia lakukan, jadi saat dia bangun dari tidurnya, dia bisa membaca buku catatan itu.
Tidak ada yang tau tentang penyakit Chinen ini.
Kecuali Yamada Ryosuke.
Yamada Ryosuke, teman sekelas Chinen Yuri.
Dia sangat bertolak belakang dengan Chinen.
Dia tidak pintar.
Dan juga tidak terkenal.
Mungkin, yang mengenal dia hanyalah teman sekelasnya saja.
Sebenarnya, dia termasuk anak yang tampan.
Seandainya saja dia lebih memperhatikan penampilannya yang sangat berantakan itu, mungkin dia bisa masuk ke dalam daftar anak terkenal disekolahnya.
Yamada menyukai Chinen.
Sejak mereka berada di bangku SMP.
Dan sampai sekarang, Yamada masih menyukai Chinen.
Dia tidak berani mendekati Chinen, karena dia sadar dia tidak pantas untuk Chinen.
Chinen terlalu sempurna untuk orang seperti dia.
Tetapi, pikiran dia berubah saat dia bertemu dengan tantenya.
"Ya ampun, ini Ryosuke? Sudah besar ya.. Tambah ganteng, tante tadi ngirain ini bukan Ryosuke.."
Karena ucapan tantenya, Yamada merasa lebih percaya diri.
Tantenya saja mengakui kalau dia ganteng, begitu pikirnya.
Yamada tidak menyadari ada nada kebohongan di ucapan tantenya itu.
Oleh karena itu, Yamada merasa dia pantas untuk Chinen.
Dan dia berniat, untuk membuat Chinen menjadi miliknya.
~0~0~0~0~0~
Sekarang adalah jam istirahat.
Dan Chinen berada di tempat favoritnya, atap sekolah.
Dia tertidur.
Dia sudah biasa tidur disana, menunggu jam masuk.
Tetapi, hari itu tidak seperti biasanya.
Biasanya, tidurnya selalu damai.
Tetapi, sekarang tidak.
Ada yang mengganggu tidurnya.
Orang itu menusuk-nusuk pipi Chinen, hingga Chinen pun terbangun.
Saat Chinen terbangun, dia terkejut melihat ada seseorang di sebelahnya.
"K-kamu siapa!?"
"Aku Yamada Ryosuke, pacarmu"
"Eh!? Pa-pacar!?" Chinen langsung mengeluarkan buku catatan kecil miliknya, dan melihat tidak ada catatan bahwa pacarnya bernama Yamada Ryosuke.
"K-Kamu pasti bohong! Disini tidak ada tulisan kalau Yamada Ryosuke pacarku!"
Ekspresi Yamada langsung berubah sedih.
"Ta-tadi kamu sendiri yang bilang kalau kamu cinta padaku. Bahkan, kamu juga bilang kalau kamu rela mati demi aku.." Yamada menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dan menangis.
Chinen tidak menyadari bahwa Yamada sedang berakting.
"Eh? Ja-jangan nangis" Chinen yang panik mendekati Yamada, dan memegang bahunya.
Yamada membuka telapak tangannya, dan melihat ke arah Chinen.
"Jadi?"
"Jadi apa?"
"Kamu pacarku.."
Chinen menggaruk-garuk kepalanya.
Masih bingung, kapan dia dan Yamada berpacaran.
Tiba-tiba saja Yamada menarik buku catatan kecil Chinen, dan menulis "Pacarku: Yamada Ryosuke"
"Biar kamu tidak lupa lagi" Ucap Yamada sembari tersenyum lebar.
"Tapi, aku merasa kalau kita tidak pernah paca-"
Jari telunjuk Yamada menempel di bibir mungil Chinen.
"Ssstt.. Percaya padaku, kita memang pacaran.. Sebentar lagi masuk, ayo kita balik ke kelas. Oh ya, mulai sekarang kita duduk sebangku ya ^^"
"Duduk sebangku?"
"Iya"
"Ngg.. Kita sekelas ya?"
"Iya-EH!? YURI!? KAMU BARU TAU KITA SEKELAS!?"
Chinen mengangguk dengan polosnya.
Dan Yamada yang mendengarnya hanya bisa menatap Chinen dengan tatapan tidak percaya.
Chinen lalu membuka buku catatan kecilnya, dan melihat absen kelasnya.
"Kamu absen berapa?"
"34"
"34? Kawashima Umika!? Kamu Kawashima Umika!?"
"Itu absen kelas 2, Yuri -..- Sekarang kita sudah kelas 3"
"Oh iya. Hehe~" Chinen tertawa garing.
Dan dia lalu menatap Yamada.
"Ayo ke kelas~!"
~0~0~0~0~0~
Kabar bahwa Yamada dan Chinen yang berpacaran sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah.
Seisi sekolah tidak percaya, kalau Yamada bisa mendapatkan Chinen.
Ada yang mengira kalau Chinen hanya kasian ke Yamada.
Ada juga yang mengira Yamada hanya menjadi bahan taruhan Chinen dan teman-temannya.
Bahkan, ada yang yakin kalau Yamada menggunakan ilmu hitam untuk mendapatkan Chinen.
Waktu berlalu begitu cepat.
Sudah sebulan Yamada dan Chinen berpacaran.
Dan Yamada ingin mengajak Chinen jalan-jalan untuk merayakan sebulanan mereka.
Saat Yamada menjemput Chinen yang sedang berada di ruang klub rohis(?) musik, Yamada mendengar Chinen yang sedang berbicara dengan teman-temannya.
"Chii, aku masih tidak percaya kalau kamu dan Yamada berpacaran"
Yamada mengenal suara itu. Nakajima Yuto, sahabat Chinen.
"Aku juga!"
"Sama! Aku juga!"
Suara sepasang kembar beda ibu beda bapak, Tika dan Umika, teman sekelas Chinen.
"Apa kamu tidak malu punya pacar seperti dia? Kalau aku jadi kamu, aku pasti lebih memilih Takaki daripada dia"
"Iya ya! Chii kan pernah ditembak sama Takaki. Sayang banget kamu nolak dia demi si Yamada" Ucap Tika, menambahkan perkataan Yuto yang tadi.
Yamada yang mendengarnya hanya dapat menunduk, dan berjalan menjauh dari ruangan itu.
~0~0~0~0~0~
Yamada menekan nomor telepon Chinen di handphone-nya, dan langsung menelpon Chinen.
Tidak perlu menunggu lama, Chinen langsung mengangkat teleponnya.
"Moshi-moshi"
"Yuri?"
"Ada apa, Ryosuke?"
Yamada menarik nafasnya dalam-dalam.
Dia sudah membulatkan tekadnya untuk mengakhiri hubungannya dengan Chinen.
"Yuri, aku pikir lebih baik kita putus saja. Aku yakin, kamu pasti malu memiliki pacar sepertiku. Terimakasih, sudah mau menjadi pacarku selama 1 bulan ini."
Yamada langsung memutuskan teleponnya, dan kemudian mematikan handphone-nya.
Dia berjalan ke arah meja belajarnya.
Diatas meja itu, sudah terdapat kupon gratis salon terkenal di kotanya.
Dia mendapatkannya dari Ibunya.
Lalu, dia memegang kupon itu dan berjalan keluar kamar.
~0~0~0~0~0~
Chinen duduk di mejanya dengan cemas.
Dia menunggu kedatangan Yamada.
10 menit lagi akan bel masuk tetapi Yamada belum datang juga.
Padahal, Yamada selalu datang pagi. Tidak biasanya dia datang sesiang ini.
Chinen ingin meminta penjelasan Yamada, kenapa dia meminta putus kemarin malam?
Terdengar suara ribut-ribut dari luar kelas.
Suara ribut itu didominasi oleh teriakan para murid perempuan.
Chinen yang penasaran langsung bertanya ke seorang temannya yang lewat di dekatnya.
"Eh, ada apa diluar?"
"Ada Yamada"
"Yamada?"
"Iya, dia jadi ganteng"
"HAH?"
Belum hilang terkejutnya Chinen, Yamada masuk ke dalam kelas.
Ini membuat Chinen lebih terkejut lagi.
Yamada, penampilan baru.
Dengan potongan rambut baru, dan wajah yang lebih bersih, Yamada terlihat sangat keren.
Yamada berjalan melewati Chinen, padahal dia duduk sebangku dengan Chinen.
Pandangan Chinen mengikuti Yamada yang ternyata kembali ke bangkunya yang lama.
"Morimoto-kun, apa kamu bisa tukaran tempat duduk denganku?" Tanya Yamada, dan temannya itu mengiyakannya.
Chinen masih tidak percaya dengan perubahan penampilan Yamada, sekarang ditambah lagi dengan perubahan sikap Yamada.
Lalu Chinen menghampiri Yamada ke bangkunya.
"Ryosuke, aku ingin bicara denganmu."
"Ada apa, Chinen-kun?"
Chinen terdiam saat mendengar Yamada memanggilnya dengan Chinen-kun.
"Ah maaf, Chinen-kun. Aku pindah duduk karena aku kurang nyaman duduk di bangku yang lam-"
PLAAAK.
Belum sempat Yamada menyelesaikan ucapannya, tamparan Chinen sudah mendarat di pipi mulusnya.
Yamada meringis memegang pipinya yang sakit.
Dia melihat ke arah Chinen, dan ingin menanyakan kenapa Chinen menamparnya.
Dan, yang dia lihat adalah Chinen yang sedang menangis.
"Chi-Chinen?"
Chinen langsung berlari keluar kelas sambil menangis.
Yamada melihat sekelilingnya, dan teman-teman sekelasnya ternyata sedang melihat ke arah dia.
Tanpa pikir panjang, dia langsung mengejar Chinen.
Insting Yamada mengatakan bahwa Chinen ada di tempat favoritnya, atap sekolah.
Yamada berlari ke atap sekolah.
Setelah tiba disana, ternyata insting Yamada benar,
Chinen disana sedang duduk dan memeluk kedua lututnya.
Dan dia juga sedang menangis.
Yamada mendekatinya, dan berjongkok di depannya.
Chinen yang menyadari kedatangan Yamada, melihat ke depannya.
"Yuri.."
Saat dia mendengar Yamada memanggil namanya, tangisnya semakin keras.
Yamada langsung memeluknya.
"Maaf.."
Yamada meminta maaf ke Chinen.
"A-apa k-kamu tidak suka denganku lagi?" Tanya Chinen, sambil menangis sesegukan.
Yamada masih memeluk Chinen.
"Maaf, Yuri.. Kemarin aku mendengarmu berbicara dengan temanmu. Dan aku pikir, kamu pasti malu memiliki pacar sepertiku.."
Chinen langsung melepaskan diri dari pelukan Yamada, dan melihat ke arah Yamada dengan tatapan bingung.
"Temanku?"
"Ya. Nakajima-kun, Kawashima-san dan Okamoto (Tika XD)-san.. Di ruang klub musik.."
"Jadi kamu memutuskanku gara-gara itu?" Tanya Chinen.
Dan Yamada mengangguk.
"Baka! Kamu tidak mendengarnya sampai habis?"
Yamada kemudian menggeleng.
~flashback~
"Chii, aku masih tidak percaya kalau kamu dan Yamada berpacaran"
"Aku juga!"
"Sama! Aku juga!"
"Apa kamu tidak malu punya pacar seperti dia? Kalau aku jadi kamu, aku pasti lebih memilih Takaki daripada dia"
"Iya ya! Chii kan pernah ditembak sama Takaki. Sayang banget kamu nolak dia demi si Yamada"
Chinen tersenyum mendengar ucapan teman-temannya.
"Walau dia tidak seganteng dan sekeren Takaki, yang penting aku cinta sama dia!" Ucap Chinen dengan bangga.
Ternyata, waktu sebulan bisa mengubah perasaannya terhadap Yamada.
Sekarang dia mencintai Yamada, dan bahagia bahwa Yamada adalah pacarnya.
~end flashback~
"Eh?" Yamada masih speechless mendengar penjelasan Chinen.
Dia tidak percaya bahwa ternyata Chinen mencintai dia juga.
Dia lalu tersenyum lebar, dan memeluk Chinen yang ada didepannya.
~0~0~0~0~0~
Beberapa tahun kemudian..
"Chii?"
Chinen yang sedang melamun, langsung melihat ke arah Tika, temannya.
"Kamu sebentar lagi akan menikah, tapi kamu malah melamun?"
Chinen hanya tertawa kecil.
Dia sedang melamun, mengingat saat-saat dia dan Yamada masih berpacaran.
Saat mereka pertama kali bertemu..
"Coba lihat ke cermin, kamu sangat cantik, Chii~!"
Chinen lalu berjalan ke arah cermin.
Dia lalu tersenyum memandangi bayangan dirinya di cermin.
Sekarang adalah hari pernikahan dirinya dengan Yamada.
Mereka sudah berpacaran selama 7 tahun.
Chinen sudah tau kalau sebenarnya, saat mereka pertama kali bertemu, mereka tidak berpacaran.
Yamada yang memberitahunya.
Tapi, Chinen tidak marah.
Kalau Yamada tidak mengaku sebagai pacarnya, mungkin sekarang dia sedang tidak berada disini.
Chinen bersyukur Yamada berbohong saat itu.
"Chii! Ayo keluar! Pengantin prianya sudah menunggumu!" Tiba-tiba Yuto berteriak masuk ke dalam ruangannya.
Chinen mengangguk, dan berjalan keluar ruangan.
Beberapa menit lagi, dia bukan Chinen Yuri lagi, tetapi Yamada Yuri.

Posted via m.livejournal.com.

fanfic, yamachii

Previous post Next post
Up