Title: Uniform Chapter 9
Pairing: YamaChii, TaDaiki, OkaJima
Genre: Romance (mungkin)
Rating: PG-13
Summary: Chinen mendaftar beasiswa di horikoshi gakuen, tetapi saat pendaftaran orangtuanya salah tulis gender chinen(?) chinen pun terpaksa berpura-pura menjadi cewek.
A/N: Tinggal 1 chapter lagi! YEY! Btw, chapter ini agak maksa ceritanya, biar cepet tamat ni fanfic -_-
Chapter selanjutnya bakalan mpreg XDDV
Chinen berbaring di tempat tidurnya, dia sedang memikirkan perasaannya ke yamada.
Dia bingung dengan apa yang sedang dia rasakan ke yamada.
Apa dia mulai menyukai yamada?
Ting..Tong..
Suara bel rumah chinen berbunyi, membuyarkan lamunan chinen tentang yamada.
Chinen bangun dari tempat tidurnya, dan berjalan malas ke pintu.
Orang tua dan kakaknya sedang pergi keluar, jadi dia sendirian di rumahnya.
Saat dia membuka pintu, dia terkejut.
Yamada berdiri di depan pintu, dengan baju rapi dan senyum yang lebar.
"Ada apa?" tanya chinen dengan dingin, berupaya untuk menyembunyikan bahwa dirinya sekarang sedang terpesona(?) dengan yamada.
"Berhubung sekarang malam minggu, aku mau kencan dengan kekasihku! Apa aku boleh masuk, yuri?"
"Masuk saja"
Chinen lalu duduk dikursi ruang tamu, diikuti oleh yamada.
"Hmm yuri, selama aku belum menikahimu, berarti aku masih menjadi tamu di rumah ini kan? Jadi tamu itu adalah raja kan? Kalau aku adalah raja, kamu mau kan jadi putrinya?"
Yamada mencoba menggombali chinen, tetapi tidak mempan.
Chinen tidak menanggapi gombalannya, dan yamada pun cemberut.
Padahal, menurut dia, gombalan yang dia buat sudah tingkat akut, dan seharusnya bisa membuat chinen meleleh(?)
"Yuri, kalau ada tamu, biasanya itu pasti ada minuman atau makanan di meja ini kan?" tanya yamada sambil menunjuk meja ruang tamu.
"Kamu mau ngegombalin aku lagi? Ngga bakal mempan!"
Yamada semakin cemberut mendengar jawaban chinen.
"Yuri~~ Aku serius. Aku haaaus! Haus pengen minum--" Yamada mengelus-ngelus lehernya, tanda kehausan.
"--dan haus akan cintamu"
"Yamada, sudah ku bilang, aku tidak akan mempan dengan gombalanmu."
"Tapi, kali ini aku serius, yuri. Apa aku boleh meminta air segelas saja?" Yamada memohon ke chinen.
Chinen mendesah pelan,"Baiklah, ikuti aku".
Kemudian chinen berdiri dari kursi dan berjalan masuk.
Yamada pun mengikuti chinen dengan kebingungan.
"Yuri? Kita mau kemana? Aku itu minta minum, bukan minta 'tidur'.."
Chinen langsung memukul kepala yamada,"Dasar mesum! Jangan banyak bicara, sebaiknya ikuti aku kalau kau ingin minum".
Dan ternyata chinen membawa yamada ke dapur.
Saat di dapur, chinen langsung menunjuk ke arah wastafel.
"Kalau kamu mau minum, silakan di wastafel itu"
Yamada tercengang saat mengetahui chinen menyuruhnya minum di wastafel.
"Yu..ri.. Kamu memberikanku air mentah?" tanya yamada dengan nada penuh tanda tanya.
Ini pertama kali dalam hidupnya, yamada bertamu ke rumah orang dan disuguhi air mentah.
"Yap. Air matang dirumahku sedang habis, jadi kalau kamu haus, minum saja di wastafel itu"
Tetapi, yamada tidak habis akal.
Dia lalu berjalan menuju chinen.
Chinen yang melihat yamada mendekatinya, mulai berjalan mundur.
Tetapi, naas, ada tembok yang menghentikan jalannya.
Kemudian, yamada meletakkan kedua telapak tangannya di tembok.
Mengunci chinen agar tidak kabur.
"Aku tidak biasa meminum air mentah, yuri~ Jadi, boleh aku meminummu?" ucap yamada dengan nada menggoda.
"Jangan takut yuri, aku tidak menyakitimu~" ucap yamada lagi saat melihat wajah ketakutan chinen.
Yamada mengira chinen ketakutan, padahal tidak.
'Ah, kenapa dia keren sekali kalau dilihat dari jarak sedekat ini? Kyaaaa(?)' pikir chinen saat melihat wajah yamada dari dekat.
Tanpa basa-basi, yamada langsung mencium bibir chinen.
Chinen tidak terlalu kaget saat menerima ciuman dari yamada, dia sudah tau kalau yamada akan menciumnya.
Malahan, chinen dengan refleks, meletakkan kedua tangannya di leher yamada.
Yamada yang sedikit terkejut dengan tingkah chinen, langsung memegangi pinggul chinen dengan kedua tangannya.
Makin lama, adu bibir(?) mereka semakin panas.
Dan secara tidak sengaja, yamada tersandung ke belakang, sehingga kini yamada berada di bawah dan chinen berada di atas.
Chinen duduk di perut yamada, sembari memperdalam ciuman mereka.
Tetapi, ciuman mereka terhenti, saat mereka mendengar suara seperti ibu chinen berteriak.
"YURII??!!"
Yamada dan chinen langsung menghentikan ciuman mereka, dan melihat ke arah pintu dapur.
Disana sudah berdiri ibu chinen dengan wajah terkejut, ayah chinen dengan mata berbinar-binar dan mulut terbuka (karena melihat pemandangan gratis^^), dan kakak chinen yang memegang handphone nya, sedang berusaha merekam kejadian yang ada di depannya.
Ibu chinen (dengan ekspresi wajah marah) langsung berjalan ke arah yamada dan chinen.
Yamada mengira ibu chinen akan memarahinya.
Ternyata...
"Aduuuh okaa-san sa-sakit" Chinen merintih kesakitan saat ibunya menjewer daun telinganya.
"Kamu apakan yamada-kun!? Kamu mau memperkosanya!?"
"Ibu mertua, yuri tidak memperkosaku. Kami melakukannya dengan suka sama suka"
Yamada mencoba untuk menghentikan ibu chinen yang masih menjewer chinen.
"Benarkah?"
"Ya.." jawab yamada sembari melingkarkan tangannya di pinggang chinen, dan menarik chinen agar semakin dekat dengannya.
"Kalau begitu, ayo kita keluar dari sini"
Lalu ibu chinen mendorong yamada dan chinen keluar dari dapur.
Chinen sedikit bingung dengan perubahan sikap ibunya.
Setelah sampai di depan kamar chinen, ibu chinen langsung mendorong mereka berdua ke dalam kamar.
"Daripada di dapur, lebih baik kalian melakukan disini. Dan, yuri, okaa-san request 1 cucu perempuan ya"
Lalu ibu chinen menutup pintu kamar chinen.
Membiarkan anaknya berpesta ria(?) dengan yamada.
Yamada langsung menarik chinen ke dalam pelukannya.
"Apa kamu mau melanjutkan yang tadi, yuri?"
Pipi chinen merona mendengar ucapan yamada.
"Aku pikir kamu akan menolak saat aku menciummu, yuri. Apa kamu mulai mencintaiku?"
Yamada menyentuh pipi merona chinen, dan menatap lembut ke arah chinen.
Chinen tidak tau harus menjawab apa.
Dia mengakui, kalau dia memang menyukai yamada sejak di villa itu.
Tetapi, dia belum yakin kalau dia mencintai yamada.
Tiba-tiba, suara handphone chinen berdering.
Chinen bersyukur di dalam hatinya, handphone nya menyelamatkan dia dari pertanyaan yamada.
Yamada melepaskan pelukannya, dan membiarkan chinen menjawab telepon.
"Moshi-moshi" Chinen mengangkat telponnya.
"Chii!" Ternyata, yuto yang menelpon dia.
"Yutti? Ada apa?"
"Aku dan keito resmi berpacaran!"
"Hah!? Kau serius!? Selamat yutti! Ceritakan padaku bagaimana kalian bisa berpacaran!"
"Kamu ingat kan? Kemarin aku dipanggil akanishi-sensei ke ruangannya. Abis itu, keito mengajakku ke atap sekolah dan disana dia menembakku" Chinen dapat mendengar nada gembira dari suara yuto.
"Tapi yutti, kamu kenapa bisa ada di kantor akanishi-sensei?"
"Oh, itu gara-gara botol lube yamada!"
"Eh? Botol lube?" Chinen mengerutkan dahinya, tidak mengerti dengan ucapan yuto.
"Kamu tidak tau ya? Keito menemukan botol lube di tas yamada saat di villa dia"
"A-aku tidak tau tentang itu" Chinen melirik ke yamada yang sekarang sedang duduk di meja belajarnya, membuka-buka buku pelajaran chinen.
"Ah ya, aku dan daiki besok mau pergi buat double date! Awalnya kami juga mau mengajakmu, chii. Tapi, kami yakin kamu tidak mau pergi dengan yamada."
Chinen samar-samar mendengar ada suara keito memanggil yuto.
"Yutti, kamu lagi bersama keito?"
"Iya, haha. Udah dulu ya chii. Aku dan keito mau pergi. Bye!"
Chinen lalu mematikan handphone nya, dan berjalan ke yamada.
Setelah di dekat yamada, chinen duduk dipangkuan yamada, berhadapan dengan yamada & kedua tangannya memeluk leher yamada.
"Yuto menelponku, dan dia bilang kalau dia dan keito sudah resmi berpacaran."
"Benarkah? Aku harus meminta traktir ke keito! Akhirnya dia sukses mendapatkan yuto"
"Dan yuto juga menceritakanku tentang...Botol lube"
"Oh, botol itu? Aku hanya membawanya untuk jaga-jaga yuri"
"Jaga-jaga?"
"Ya, buat jaga-jaga kalau kejadian seperti sekarang terjadi"
Chinen lalu memukul bahu yamada.
"Kamu memang mesum!"
"Hahaha"
"Ohya, ryosuke, besok ka-"
"Tunggu!" Yamada memotong perkataan chinen, "Kamu memanggilku ryosuke?!"
"Ya, memangnya kenapa?"
"Biasanya kamu memanggilku yamada"
"Aku hanya ingin memanggilmu dengan ryosuke. Dan, besok daiki & yuto akan double date. Apa kamu mau ikut?"
"Jadi kamu mengajakku date? Kamu kenapa yuri? Tadi kamu menciumku, memanggilku dengan ryosuke dan sekarang kamu mengajakku untuk kencan? Apa ini berarti kamu mulai mencintaiku?"
"Aku...Aku tidak tau, ryosuke. Mungkin aku menyukaimu. Tapi aku belum yakin tentang mencintaimu. Apa kamu mau menungguku untuk mencintaimu?"
Yamada tersenyum mendengar ucapan chinen.
"Tentu"
Kemudian, yamada dan chinen saling berpelukan.