Title: Uniform Chapter
Pairing: YamaChii, TaDaiki, OkaJima
Genre: Romance (mungkin)
Rating: PG-13
Summary: Chinen mendaftar beasiswa di horikoshi gakuen, tetapi saat pendaftaran orangtuanya salah tulis gender chinen(?) chinen pun terpaksa berpura-pura menjadi cewek.
A/N: Maap ya updatenya lama oTL saya jadi bingung, ini fanfic kapan tamatnya ya? --_-
"Chii! Kamu bikin kami khawatir kemarin!" daiki mengacak-acak rambut chinen.
"Maaf dai-chan, kemarin aku keasikan jalan-jalan hehe"
"Seharusnya kamu meminta maaf ke yama-chan" ucap yuto ke chinen.
"Eh? Kenapa aku harus minta maaf ke dia?" chinen menunjuk ke arah yamada yang sedang bermain dengan takaki dan keito.
Kemudian daiki menceritakan tentang kemarin malam.
Chinen mengerutkan dahinya mendengar cerita daiki.
"Kalian nggak dibayar dia kan? Buat ngarang cerita"
"Chii, percaya pada kami, cerita kemarin malam itu beneran, dia benar-benar khawatir denganmu"
Chinen melihat ke arah kedua sahabatnya, dia tau kalau daiki dan yuto tidak mungkin berbohong kepadanya.
"Sekarang minta maaf padanya" yuto dan daiki mendorong chinen ke arah yamada.
Chinen sedikit ragu-ragu untuk meminta maaf ke yamada.
Dia takut kalau nantinya yamada akan melakukan hal-hal diluar batas kewajaran(?)
"Ya-mada" chinen memanggil yamada dan yamada pun langsung menoleh ke arah chinen, "Ah, ternyata yuri, aku pikir malaikat yang memanggilku"
"Aku mau minta maaf"
"Maaf?"
"Yap"
"Maaf untuk apa?"
Yamada bingung, chinen sudah melakukan apa ke yamada? Sampai-sampai dia meminta maaf ke yamada.
"Tadi...Daichan cerita tentang kamu yang kemarin malam khawatir dengan aku.."
"Oh itu, nggak apa-apa yuri, wajar kalau aku khawatir sama pacarku sendiri" ucap yamada sambil cengengesan.
Chinen yang mendengarnya ingin menabok yamada, tapi dia mengurungkan niatnya, dia masih ingin tinggal di villa ini.
"Yuri, kamu mau jalan-jalan denganku?" ajak yamada.
Chinen yang akan menolak ajakan yamada, melihat ke arah yuto dan daiki yang ternyata sedang melotot ke arah dia.
Tatapan mereka seolah-olah mengatakan 'Pilih ya, atau mati'.
"Jalan-jalan? Ide bagus hehe" chinen tertawa pahit.
Dia melihat lagi ke arah yuto dan daiki.
Sekarang mereka berdua sedang tersenyum-senyum sambil mengacungkan jempol mereka.
"Aku kira kau nggak bakal mau. Kalau gitu, ikuti aku" ucap yamada yang langsung menarik tangan chinen, dan berjalan keluar dari villa.
Deg!
Chinen memegangi dadanya yang tiba-tiba berdetak cepat.
Dia tidak tau, kenapa genggaman yamada bisa berdampak ke detak jantungnya.
Yamada terus berjalan sambil menggenggam erat tangan chinen.
Dan chinen mengikutinya sambil tangannya tetap memegangi dadanya.
Chinen menyadari, jalan yang dilalui dia dan yamada sangatlah sepi.
'Kenapa yamada mengajakku ke tempat sepi?' ucap chinen dalam hatinya.
'Jangan-jangan dia mau memperkosaku?!'
Chinen dengan refleks langsung melepaskan tangannya dari genggaman yamada.
Yamada pun menoleh ke arah chinen.
"Yuri? Kau kenapa?" tanya yamada, bingung.
Chinen sudah menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya.
Yamada hanya menggaruk-garuk kepalanya, kebingungan dengan perilaku chinen.
'Tapi....Dia tidak mungkin memperkosaku. Aku kan tidak menggunakan pakaian seksi, lagipula kita lagi nggak di angkot'
Chinen akhir-akhir ini sering mendengar berita tentang pemerkosaan yang terjadi didalam angkot(?)
"Nggak kenapa-kenapa kok hehe. Ayo kita jalan lagi" ucap chinen ke yamada.
Yamada lalu menjulurkan tangannya ke chinen.
"Pegang tanganku, aku tidak mau kalau kamu tiba-tiba hilang"
Deg!
Chinen yang mendengarnya langsung menundukkan wajahnya.
Dia tidak mau kalau yamada melihat pipinya yang merona merah.
Chinen lalu memegang tangannya yamada, dan kembali berjalan.
Ternyata, mereka akan naik ke sebuah bukit.
"A-aku takut yamada" chinen menatap ngeri ke arah jalan bukit yang sedikit agak terjal.
"Kamu naik duluan, biar aku dibelakangmu. Jadi, kalau kamu jatuh, aku bisa menangkapmu"
Deg!
Untuk ketiga kalinya, yamada membuat detak jantung chinen berdetak lebih cepat.
Saat mulai naik ke atas bukit, chinen tidak bisa menjaga keseimbangannya.
Dan dia hampir jatuh ke belakang, tapi untung ada yamada yang langsung menangkapnya.
Chinen jatuh ke dalam pelukan yamada.
Deg!
Keempat kalinya.
Chinen mengira-ngira, jantungnya mungkin berdetak 10 kali lebih cepat dari biasanya.
"Kamu harus hati-hati, yuri" ucap Yamada, dan dia melepaskan chinen dari pelukannya.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka.
Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di puncak bukit itu.
Chinen takjub melihat pemandangan pantai dari bukit itu.
Dia bisa melihat jelas seluruh pantai dari bukit itu.
"Kereeeen" ucap chinen dengan mata berbinar-binar, seperti anak kecil yang mendapatkan susu kotak gratis di sekolahnya (pengalaman saya nih xD).
"Bagaimana kau bisa tau dengan tempat seindah ini yamada?" chinen bertanya ke yamada yang sekarang sedang duduk santai di bukit itu, menatap ke arah pantai.
"Waktu aku kecil, kakakku sering mengajakku kesini"
"He? Kau punya kakak?" chinen baru tau kalau yamada ternyata punya kakak.
"Ya, nama kakakku yabu kota, dia 3 tahun lebih tua dariku"
"Yabu? Seharusnya yamada kan?"
"Orangtua kami bercerai, aku ikut dengan ayah, kakakku ikut dengan ibuku. Makanya marga kami beda"
Chinen terdiam mendengar cerita yamada.
Dia merasa tidak enak dengan yamada.
Dia duduk di sebelah yamada, ikut menikmati pemandangan itu.
Tiba-tiba, yamada menarik chinen ke pelukannya.
Chinen yang awalnya ingin memberontak, tiba-tiba tidak jadi memberontak.
Dia seperti mendapatkan bisikan(?) untuk tidak menolak pelukan yamada.
Karena kepala chinen yang bersandar di dada yamada, dia dapat mendengar jelas suara setiap detak jantungnya yamada.
Mendengar detak jantung yamada membuat chinen ingin menghentikan waktu.
Chinen ingin menghentikan waktu, karena dia ingin lebih lama mendengarkan detak jantung yamada yang terdengar indah ditelinganya-_-
"Dulu, saat aku kecil, aku pernah berjanji untuk membawa orang yang aku cinta ke bukit ini. Dan akhirnya, sekarang janji itu tercapai"
Pipi chinen semakin merona merah saat mendengar ucapan yamada.
Dia tidak yakin dengan perasaannya sekarang.
Apa dia mulai menyukai yamada?
Tiba-tiba, handphone yamada berbunyi.
"Eh? Takaki menelponku?" yamada menggaruk-garuk kepalanya, kebingungan.
Chinen bangun dari pelukan yamada, dan memandangi yamada yang mengangkat telpon dari takaki.
"Moshi-moshi" ucap yamada.
Chinen melihat wajah yamada menjadi serius saat menerima telpon tersebut.
Tapi wajah serius itu langsung tergantikan menjadi wajah terkejut.
"Apa?! Aku akan kembali ke villa sekarang!" ucap yamada dengan tergesa-gesa.
"Yuri! Kita harus ke villa! Takaki memberitahuku kalau ibu daichan penyakitnya kambuh lagi"
Chinen yang mendengar ucapan yamada langsung terkejut.
Mereka berdua pun sebisa mungkin kembali ke villa secepat yang mereka bisa.
Saat di villa, mereka berdua melihat takaki memeluk daiki yang sedang menangis.
Dan yuto keito sedang menaikkan barang-barang mereka ke mobil.
"Aku sudah merapikan barang kalian dan memasukkannya ke mobil" ucap keito ke yamada dan chinen.
"Ohya, yamachan, aku menemukan 'sesuatu' di tasmu" keito tersenyum penuh makna ke arah yamada.
Yamada yang mendengar ucapan keito langsung menjadi pucat wajahnya.
Chinen dan yuto hanya memandangi yamada dan keito dengan wajah bingung, tidak mengerti dengan maksud keito.
Setelah itu, mereka semua memasuki mobil dan kembali ke tokyo untuk melihat keadaan ibu daiki.
Ada yg tau 'sesuatu' yg dimaksud keito itu apa? :""D