Title: Birthday present 1
Pairing: OkaJima, OkaNoo
Genre: Angst-_-
Rating: G?
Summary: Yuto ulang tahun, dan hadiah apa yang dia dapatkan?
A/N: Awalnya saya mau buat yamajimachii, tapi ngga jadi soalnya saya lagi suka sama okanoo. Gagal. Ceritanya maksa-_-
Hari ini yuto merayakan ulang tahunnya sendirian.
Kekasihnya, keito, tidak dapat menemaninya karena keito mengatakan kalau dia sedang sibuk.
Yuto hanya duduk di sofa sambil menonton televisi.
Di luar sedang hujan deras sejak tadi pagi.
Dia lalu berdiri dari sofa dan berjalan ke kamarnya untuk mengambil handphone-nya.
Dia berencana menelpon keito karena dia benar-benar merindukan keito.
Sudah seminggu lebih mereka tidak bertemu.
"Handphone ku mana?"
Yuto mencari handphone-nya di atas meja belajar, tapi dia tidak menemukannya.
Dia mencari di tempat tidurnya juga, tapi tetap tidak ada.
"Ah! Handphone ku pasti tertinggal di rumah inoo-chan!"
Yuto langsung berlari mengambil payung dan keluar dari rumahnya.
Dia akan pergi ke rumah inoo yang tidak jauh dari rumahnya.
Saat di jalan, dia melihat toko kue dan dia mampir untuk membelikan inoo kue.
Setelah selesai membeli kue, dia melanjutkan perjalanannya menuju rumah inoo.
Setelah sampai di rumahnya inoo, yuto mengetuk pintu rumah inoo, tetapi tidak ada yang membukakan pintu.
"Inoo-chaaan~"
Yuto memanggil nama inoo, tetapi inoo tidak kunjung membukakan pintu.
Yuto lalu mencoba membuka pintu itu.
Ternyata pintu itu tidak dikunci.
"Inoo-chan?"
Yuto memasuki rumah inoo, rumah itu terlihat sangat sepi.
"Aaahhh~~"
Terdengar suara desahan dari dalam rumah inoo.
Yuto berjalan ke arah sumber suara tersebut.
Dia merasa sedikit merinding mendengar suara itu.
Mata yuto melebar saat melihat pemilik desahan itu.
Itu suara inoo.
Tapi yuto lebih terkejut lagi, saat melihat pria yang sedang menciumi leher inoo.
Itu keito. Kekasihnya.
Yuto merasa seperti jantungnya berhenti berdetak.
Dia menjatuhkan kue yang dia bawa ke lantai sehingga menimbulkan suara 'bruk'.
Dan yuto pun langsung berlari keluar dari rumah inoo sambil menangis.
Dia berlari di tengah hujan tanpa memakai payung.
Dia masih tidak percaya kalau keito dan inoo mengkhianatinya.
'Ke-kenapa keito?!'
Air hujan membasahi tubuhnya.
Dia membiarkan airmatanya larut bersama air hujan.
..........
"Keito, dia sudah pergi"
Ucap inoo dan keito pun mundur.
Keito duduk dan bersandar pada tembok.
Inoo mengambil tissue dan mengelap lehernya yang basah.
Bukan ciumann keito yang menyebabkan lehernya basah, tapi airmata keito.
Inoo berjalan ke arah keito, dan langsung memeluk temannya itu.
"Seharusnya kau jujur dengan dia, keito"
"Aku tidak mau, inoo-chan"
Keito menangis di bahu inoo.
Inoo hanya mengelus punggung keito.
.:flashback:.
Tangan inoo bergetar memegang kertas hasil pemeriksaan kesehatan milik keito.
"Ja-jadi, kau terkena kanker otak stadium 4?!"
"Iya"
"Tapi kau terlihat seperti orang sehat!"
Keito mengambil tangan inoo dan meletakkan di rambutnya.
Inoo tercengang saat rambut keito rontok di tangannya.
"Apa yuto sudah tau tentang ini?"
"Tidak. Dia tidak boleh tau"
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin dia sedih kalau aku tiba-tiba meninggal, inoo-chan. Apa kamu mau menolongku? Buat yuto membenciku"
.:end flashback:.
~0~0~0~Sudah sebulan sejak yuto mengetahui apa yang dilakukan inoo dan keito di rumah inoo.
Yuto selalu menghindari 2 orang itu.
Dia masih mencintai keito, tapi jika dia mengingat kejadian itu, rasanya dia benar-benar ingin memukul wajah keito.
Ke 10 member JUMP sedang berada di ruang staff untuk menunggu jadwal kerja mereka.
Yuto duduk dekat daiki dan chinen.
Mereka bertiga sedang mendengar cerita chinen tentang film justin bieber, never say never.
Sedangkan keito duduk bersandar pada tembok dan memandangi yuto.
Keito merasa dia benar-benar ingin memeluk erat yuto.
Dia merasa sedikit iri dengan chinen dan daiki yang bisa tertawa dengan yuto.
Tiba-tiba keito merasakan pusing di kepalanya, rasanya seperti kepalanya dihantam oleh sebuah benda berat.
Dan dia juga merasakan cairan hangat mengalir dari hidungnya.
Dia cepat-cepat menutup hidungnya, dan langsung berlari keluar menuju toilet.
Setelah sampai di toilet, tempat itu ternyata sangat ramai.
Semua wastafel sedang digunakan.
Ini membuat keito terpaksa masuk ke dalam bilik kloset.
Didalam sana dia duduk di kloset sambil bersandar.
Darah dari hidung keito tidak kunjung berhenti.
Keito merasakan semua badannya lemah.
'Apa ini waktunya?'
Keito benar-benar merasa tidak dapat bergerak.
Dia merasa seakan-akan rohnya sedang perlahan keluar dari tubuhnya.
Semua kenangan antara dia dan yuto berkelebat di pikirannya.
Sebelum tubuhnya benar-benar kehilangan nyawanya, dia masih sempat mengucapkan sebuah kalimat, walau hanya dalam hati.
'Yuto, aku mencintaimu"
Keito tersenyum damai saat tubuhnya sudah tidak bernyawa lagi.
Title: Birthday present 2
Pairing: OkaJima
Genre: Romance
Rating: G?
Summary: Yuto ulang tahun, dan hadiah apa yang dia dapatkan?
A/N: Baca aja dah, kalau aneh yaaaaaa maap-_-
Yuto tersenyum lebar saat kekasihnya, keito, menutup matanya dengan kain berwarna biru gelap.
"Aku tidak sabar melihat hadiahku!"
Ucap yuto yang sekarang memeluk erat tangan keito.
Keito hanya tertawa melihat tingkah yuto.
Dia kemudian menuntun kekasihnya itu untuk menaiki tangga, menuju tempat kejutan yang sudah dia persiapkan.
"Kamu mau membawaku kemana?"
"Ke atap"
"Kenapa kita tidak pakai lift saja?"
"Biar kamu bisa lebih lama menggandeng tanganku"
Yuto tersipu malu mendengar jawaban keito.
"Aku sangat penasaran dengan kejutannya, keito. Apa kamu membelikan aku drum? Kamera? Atau kuda pribadi?!"
"Kalau aku memberitahumu sekarang, itu bukan kejutan lagi. Dan, aku tidak mungkin membelikan kamu kuda"
"He? Kenapa?!"
"Orangtuamu bisa membunuhku kalau mereka menemukan ada kuda dirumahmu"
"Hahaha~ Kalau gitu kudanya kita taruh dirumahmu. Jadi, aku punya alasan untuk main ke rumahmu tiap hari!"
Keito menjitak kepala kekasihnya.
"Tidak! Rumahku bukan kandang kuda"
Keito cemberut dan Yuto pun tertawa.
Yuto tau bahwa keito cemberut, terdengar jelas dari suara kekasihnya itu.
"Keito, aku capek.."
Yuto berhenti menaiki tangga.
"Lebih baik kita pakai lift saja", lanjut yuto.
"Aku tidak mau. Sekarang cepat naik ke punggungku"
Keito membelakangi dan berjongkok di depan yuto.
Yuto dengan agak ragu-ragu naik ke punggung keito.
"Kau tidak apa-apa, keito? Apa kau tidak keberatan?"
Yuto khawatir keito tidak kuat untuk mengangkat berat tubuhnya.
"Selama kamu bukan yama-chan, aku tidak akan kenapa-kenapa"
"Hahaha, kalau yama-chan mendengarmu, dia bisa memukulmu"
"Aku tidak takut dengan yama-chan, aku hanya takut dengan chinen"
Yuto yang mendengarnya langsung tertawa keras.
Dia ingat saat takaki mengatakan bahwa yamada itu berat, yamada hanya memukulnya.
Tetapi chinen? Dia menjambak takaki hingga rambut takaki rontok.
Tidak terasa, mereka berdua pun sampai di atap.
"Kita sudah sampai, yuto"
Keito menurunkan kekasihnya dari punggungnya, lalu menuntun yuto ke tempat kejutannya.
Sekarang keito dan yuto berdiri menghadap tembok.
"Sekarang kamu bisa buka penutup matamu"
Yuto membuka penutup matanya dengan perlahan.
Setelah terbuka, yuto melihat tembok yang didepannya sudah dihiasi bunga.
Bunga-bunga itu membentuk kalimat "Will you marry me?"
Keito menunduk malu-malu, dia menjadi deg-degan untuk mendengarkan jawaban yuto.
"Keito.. A-aku mau ke kamar mandi sebentar"
Ucap yuto berusaha menyembunyikan kegugupannya.
Keito menahan yuto dengan menarik lengan yuto.
"Tapi aku ingin tau jawabanmu. Sekarang."
"A-aku akan menjawabnya. Tapi aku harus ke kamar mandi dulu"
Ucap yuto sembari melepaskan pegangan keito dari lengannya.
Yuto pun berlari mencari kamar mandi terdekat.
Setelah di kamar mandi, dia dengan cepat mengeluarkan handphone-nya.
Dan dia pun langsung membuka google translate(?) dari browser handphone-nya.
Dia mengetik "will you marry me?" dan mentranslatenya.
Yuto tercengang setelah mengetahui arti dari kalimat itu.
Dia menutupi mulutnya dan kemudian menangis.
Dan dia pun langsung berlari secepat mungkin kembali ke atap untuk menemui keito, karena dia akan mengatakan "Ya, aku mau"
~0~0~0~Omake:
"Ya, aku mau. Aku sangat mau. Sangat sangat mau"
Yuto memeluk keito sambil menangis di bahu keito.
Keito juga balik memeluk yuto.
Dari wajahnya, terpancar raut kebahagiaan.
"Aku pikir kamu tidak mau menikah denganku"
"Kenapa kau berpikir seperti itu?!"
Yuto terkejut dengan perkataan keito.
"Tadi kamu lari ke kamar mandi, jadi aku kira kamu menolaknya"
"Ngg..Itu sebenarnya a-aku tidak tau arti marry"
"Kamu tidak tau?!"
"Iya. Aku kira marry itu....nama orang"
Dan tawa keito pun pecah.