Title: Rough
Rating: NC-17
Genre: Fluff
Pairing: YamaJima
Summary: Ryosuke menginginkan Yuto menjadi seseorang yang kasar.
Ryosuke menyukai Yuto, tidak, ia mencintai Yuto. Ia mencintai segala sesuatu tentangnya. Ia menyukai mata cerah Yuto ketika tersenyum, cara Yuto menyeringai ketika mencium wangi makanan kesukaannya. Ia menyukai setiap sentuhan Yuto, kecupannya. Kenyataannya adalah ia menyukai segalanya mengenai kekasih-nya.
Ryosuke sangatlah mencintai lelaki tahu-kejunya itu, ia tak pernah, sekalipun berfikir untuk putus dengannya, dan ia puas dengan Yuto apa adanya. Namun ada satu hal yang ia sangat ingin merubahnya.
Yuto selalu menyayangi orang-orang terdekatnya terutama Ryosuke, kekasihnya, satu-satunya orang yang amat dicintainya. Namun terkadang Ryosuke menginginkan Yuto menjadi seseorang yang kasar. Ya, kasar dan liar, atau lebih tepatnya Ryosuke ingin kekasihnya menjadi seperti itu saat mereka berdua berada di atas ranjang. Bukan berarti Yuto tidak memberikan kepuasan terhadapnya, tentu saja ia memberikannya.
Hanya saja terkadang Ryosuke membutuhkan dan menginginkan sosok agresif dari kekasihnya dan permainan seks yang liar. Ia ingin kekasihnya kehilangan control dan begitu pula dengan dirinya, sehingga pada akhirnya Yuto dapat membuatnya melupakan segalanya dan membuat pikirannya menjadi kosong.
Seperti pada saat itu, ketika neneknya meninggal. Yuto menjadi sosok pacar yang selalu memberikan rasa nyaman pada kekasihnya Ryosuke, yang menangis terus-menerus. Beberapa saat setelah itu Yuto memeluknya dan membelainya dengan sayang, mencoba menenangkannya, namun nyatanya Ryosuke menginginkan lebih.
Ia mulai mencium Yuto dengan kasar, walaupun masih menangis. Namun kemudian Yuto menghentikannya dan memeluk Ryosuke lebih erat, memberitahunya untuk berhenti. Yuto berkata bahwa saat itu bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan seks dan ia akan menyesal pada akhirnya (walaupun mereka baru saja melakukannya), namun bagi Ryosuke saat itu adalah waktu yang sangat tepat untuk melakukan seks, waktu dimana ia dapat melupakan segalanya dan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan kuat kekasihnya. Ia ingin Yuto menghilangkan rasa sakitnya.
Maka itulah seorang Ryosuke akan memulai misinya, ‘Bagaimana merubah kekasih-seperti-tahu-dan-keju-yang-penuh-sayang-mu itu menjadi binatang liar dalam waktu 3 hari.’
Hari Pertama:
Yuto terbangun di pagi hari dan merasakan sensasi aneh pada sebelah kiri tubuhnya dan merasakan ketidaknyamanan pada kejantanannya.
Ryosuke tengah berbaring di sebelah kiri tubuhnya, kepalanya terbaring dengan nyaman di atas leher Yuto, tangannya berada di atas dadanya dan kakinya berada di antara kaki kekasihnya, menyodok-nyodokan pahanya. Ryosuke tampak tidak mengenakan apapun kecuali kaos yang ekstra besar yang sedikit melorot dan memperlihatkan bahunya dan setengah pantatnya. Kebiasaan tidur kekasihnya itu lebih liar dari biasanya dan Yuto tak dapat memahami mengapa kekasihnya memilih untuk tidur dalam posisi seperti itu. Hanya dengan pemandangannya saja sudah cukup membuat manusia manapun menyerang lelaki “polos” tersebut, namun bagaimanapun juga Yuto tidak seperti kebanyakan manusia lainnya.
Bahkan jika Ryosuke bergeser di tidurnya, dan menyodok lebih keras kejantanan Yuto, membuat kekasihnya yang lebih muda mendesah, Yuto masih tidak dapat melakukannya, tidak satu-inchi gerakan pun pada kekasihnya yang cantik, yang walaupun memang sepertinya hanya pura-pura tidur saja.
Beberapa jam kemudian, Yuto masuk ke dalam dapur, hanya untuk mencari kekasihnya, yang hanya mengenakan boxer ketat saja dan kini tengah bersandar pada meja dapur, pantatnya menghadap ke arah Yuto.
Ryosuke menggerakan pinggulnya sedemikian rupa, mencoba menggoda Yuto. Yuto terengah sesaat dan membuat Ryosuke menengokkan kepalanya.
“Hey sayang” Ryosuke menyandarkan tubuhnya lebih dekat pada tubuh Yuto, melingkarkan lengannya pada lehernya dan mengecup bibirnya dengan bibirnya sendiri, dengan penuh sayang, namun kemudian Ryosuke mulai membuat ciumannya menjadi lebih dalam dan menggantinya dengan ciuman yang penuh gairah, dengan lidah yang saling berpagutan dan tak lupa juga untuk menekankan tubuh hampir-telanjangnya pada tubuh kekasihnya.
Ryosuke berfikir bahwa ia berhasil, bahwa keinginannya menjadi kenyataan karena Yuto membalasnya dengan ciuman yang liar, namun ketika hal tersebut baru saja melintas di dalam pikirannya, Yuto memisahkan tubuhnya dan mendorong Ryosuke dengan pelan setelah sebelumnya mencium kening kekasihnya.
“Aku lapar~” rengeknya pada Ryosuke, yang langsung tersenyum padanya. Ryosuke tak bisa marah pada kekasihnya yang pintar tapi bodoh itu.
~~~~~~~~~~~~
Hari Kedua:
“Yuu-chan~ Ayo kita ke pantai~” rengek Ryosuke sambil menarik lengan Yuto.
“Ermm aku tidak yakin sayang, panas sekali diluar…dan kau tau kan aku benci hal yang terlalu panas atau terlalu dingin”
“Tapi hanya sebentar kok” kekasihnya yang lebih tua memanyunkan bibirnya, menyebabkan Yuto tak dapat melawannya. Setelah mengemasi makan siang dan pakaian, mereka pun pergi ke pantai.
“Waaa…cantiknya!!!” Ryosuke tersenyum ketika mereka tiba di pantai.
Mereka menemukan tempat yang cukup tenang di antara ramainya pantai dan menempatkan barang-barang mereka disana. Ryosuke mulai melepaskan pakaiannya perlahan, pertama ia melepas kaosnya, memperlihatkan perutnya yang seputih susu dan nipplenya. Setelah itu ia melepaskan celananya, kali ini dengan sangat perlahan. Ryosuke kini hanya mengenakan boxer ketat hitam yang sangat pendek.
Saat ia selesai melepas pakaiannya, Yuto juga telah memakai baju renangnya dan ia tengah duduk di atas handuk besar dan meminum jus sambil melihat pemandangan pantai, tampaknya ia tak terlalu peduli apa yang Ryosuke lakukan.
“Sayang~” panggil Ryosuke manja.
“Ya sayang?”
“Bisa tidak kau membantuku untuk memakaikan ini di punggungku?” tanyanya, ia menunjukkan botol tabir surya kepada Yuto.
“Ya, tentu.” Jawabnya, dan mengambil botol tersebut dari tangan Ryosuke .
Ryosuke kini berbaring menelungkup di atas handuk besar sehingga punggung dan pantatnya menghadap ke arah Yuto.
Yuto mulai melumuri lotion ke atas punggung Ryosuke, mulai memijatnya dan menghasilkan desahan pelan darinya.
“Bisa pakaikan di kakiku juga?” tanya Ryosuke polos.
Yuto hanya mengangguk setuju dan mulai memijat kaki Ryosuke dari arah bawah. Ketika ia menaburkan lotion yang dingin di kaki Ryosuke, dan hampir dekat dengan pahanya, suara desahan keluar dari mulut Ryosuke dan membuat kedua pipi Yuto memanas.
“Ya disana sayang~enaknya…ahhhh”.
Ketika Yuto mendengar desahan Ryosuke ia pun buru-buru berhenti.
“Sudah...” ucapnya sambil menutup botol lotion sebelum akhirnya beranjak dari posisinya.
“Yuu-chan~kenapa kau berkeringat?” tanya Ryosuke yang melihat Yuto dengan mata tajamnya.
“Cuma…panas saja…ayo kita berenang” dengan cepat Yuto menambahkan kata-kata terakhirnya, mencoba mengalihkan pembicaraan. Ryosuke hanya menyeringai.
Pada akhirnya mereka pun pulang ke rumah, namun masih tetap, Yuto tidak melakukan apapun pada Ryosuke.
Ryosuke tampak frustasi, hari kedua sudah hampir berakhir dan tetap tidak terjadi apapun. Seolah-olah usahanya tersebut sama sekali tidak mempengaruhi Yuto, dan Ryosuke sama sekali tidak menyukainya.
Karena itu ia memutuskan untuk mandi supaya pikirannya kembali jernih dan ia dapat menemukan solusi lain untuk Yuto.
Beberapa saat kemudian, Ryosuke melangkah menuju kamar mandi dengan handuk kecil yang hanya menutupi tubuh bagian bawahnya saja.
“Ryosuke ?! Ada apa?” tanya Yuto, mencoba menghindari fakta bahwa Ryosuke kini menggeser posisi duduknya, dan mulai menggesek-gesekkan pantatnya pada member Yuto.
“Ayo kita melakukannya!” ucapnya tak segan-segan dan kemudian ia mencium Yuto dengan penuh gairah.
“Aku lelah sayang dan aku tidak sedang mood.” Jawab Yuto sebelum dengan penuh sayang mengganti posisi mereka hingga mereka saling terbaring bersebelahan.
Ryosuke pun turun dari kasur, marah dan kecewa.
Tidak ada yang pernah menolak sang Diva, tidak ada yang pernah sampai sekarang.
~~~~~~~~~~
Hari Ketiga:
Hari ini adalah kesempatan terakhir Ryosuke, jika Yuto tidak juga menerima sinyal-sinyal Ryosuke untuknya, maka habis sudah harapannya, Ryosuke tak akan pernah bisa merubah kekasihnya menjadi sosok yang liar.
Yuto dan Ryosuke, dengan ketiga member JUMP lainnya sedang berlatih di ruangan berkaca. Mereka tengah menari dan Ryosuke selalu memberikan seringai pada lelaki tinggi tersebut.
“Yuto~” Ryosuke menarik lengan Yuto ketika kekasihnya itu hendak pergi menuju pintu, mencoba mengikuti member JUMP yang lain untuk keluar ruangan setelah mereka mendengar kata ‘Istirahat!’
“Ya, sweetie?”
“Hmmm…aku sedang mempelajari tarian baru tapi aku membutuhkan pasangan…jadi kau bisa kan membantuku?!” tanyanya dengan kilauan mata kucingnya yang manis.
Ryosuke, tanpa tidak sepenuhnya menunggu jawaban Yuto, mulai menyalakan musik.
Yuto hanya berdiri tanpa melakukan apa-apa kecuali menelan liurnya ketika Ryosuke mulai menari. Ryosuke menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kekanan, naik dan turun, menyentuh pantatnya sedemikian rupa. Ia manari dengan sangat cara yang sangat menggairahkan ke arah Yuto, dan tak lupa untuk mendekatkan pantatnya pada junior Yuto.
Ryosuke tampak yang terseksi diantara lelaki dan wanita mana pun yang Yuto pernah lihat dan ketika musik berhenti, bibir Ryosuke hanya satu sentimeter jaraknya dengan bibir Yuto. Namun kemudian tiba-tiba saja Yuto berlari keluar ruangan, meninggalkan Ryosuke menuju kamar mandi.
Ryosuke hampir menitikkan air mata, ia pun pergi menuju sahabatnya untuk dihibur dan menangis karena merasa misinya telah gagal.
--------------------
Malam harinya, Yuto memasuki ruangan gelap dan melihat kekasihnya kini tengah berbaring di pangkuan Takaki, kepalanya di baringkan di atas dada Takaki, tampak menangis. Dan tangan Takaki berada di sekeliling pinggang Ryosuke dan mungkin tampak sedikit turun, di pantatnya.
Mata Yuto berubah menjadi kelam dan dengan cepat ia menggiring Ryosuke dari pangkuan Takaki.
“Tidak usah mencari kami…kami akan pulang pagi!” ucap Yuto dingin.
---------------------
Kedua pasangan tersebut kini berada di satu hotel mahal yang memang menyediakan waktu bagi sepasang kekasih untuk bercinta.
Mereka pun masuk ke dalam kamar yang telah disewa, mengunci pintu di belakangnya, Yuto pun mendesak Ryosuke diantara cermin dan dengan kasar merobek bajunya hingga lepas, menelanjanginya.
“Yuto-Ahhhhh” Ryosuke berteriak kesakitan ketika Yuto menghujamkan membernya ke dalam lubangnya tanpa mempersiapkannya terlebih dahulu, dan dengan cepat ia menariknya lagi setelah menusukkannya. Kemudian ia memasukkannya lagi dengan kasar dan mencabutnya lagi dengan perlahan. Yuto melakukannya berulang-ulang, membuat Ryosuke menjerit kesakitan, sebelum akhirnya Yuto mencabutnya tanpa memasukkannya lagi.
Kemudian Yuto pun berjalan menjauh sementara Ryosuke masih terengah-engah dan ketika Ryosuke baru saja mulai tenang, ia merasa tangannya diikat di belakang punggungnya.
“Yuto~ouch” ia mengerang ketika Yuto mendorongnya ke atas kasur yang ekstra besar. Yuto memperbaiki posisi mereka sehingga Yuto kini berbaring terlentang di atas kasur sementara Ryosuke duduk di atas dadanya, begitu dekat dengan mulutnya, kakinya terbuka lebar, membuat Yuto dapat melihat apapun dengan jelas.
Ryosuke tak dapat berkata apa-apa, untuk pertama kalinya dia tak dapat mengatakan apapun dan pikirannya kini kosong ketika Yuto membawa membernya penuh ke dalam mulutnya, mengulumnya dengan perlahan hingga membuat Ryosuke merasa bisa menjadi gila.
Ryosuke mendesah nakal, ia memejamkan matanya dan menikmati saat-saat itu, namun tidaklah lama karena ketika Ryosuke mulai merasakan pre-cum-nya, Yuto menghentikkan kegiatannya dan mulai lagi merubah posisinya. Kini Ryosuke berada di bawah, sedangkan Yuto berada di atas, membuat Ryosuke mengerang.
Yuto membuka lebar kaki Ryosuke lagi, dan saat itu adalah waktu yang tepat untuk melihat pemandangan yang lebih bagus, Yuto pun menyeringai seperti orang gila sebelum ia menggenggam pita satin merah muda anak kucing dengan bel emas di atasnya.
Pipi merah muda gelap Ryosuke kini memanas, ia tak pernah membayangkan seumur hidupnya bahwa lelaki di hadapannya itu adalah Yuto, pacar-nya.
“Duduk di atasnya!” perintah Yuto sambil menunjuk vibrator yang ‘berdiri’ dengan manisnya di atas lantai kayu dengan jarinya
Ryosuke ingin menolaknya namun tatapan yang diberikan kekasihnya membuat ia harus melakukan apa yang ia perintahkan.
Ryosuke, dengan tangannya yang masih terikat, turun dari kasur, dan menuju mainan tersebut, dan mulai merendahkan posisinya.
“Ahhh…haaa” ia mendesah kesakitan ketika mainan besar tersebut masuk sepenuhnya ke dalam anusnya.
“Aku tak bisa mendengar bel-nya! Bergerak!” perintah lelaki yang lebih muda tersebut sambil duduk di tepi kasur, dengan nikmat memandangi pemandangan di depannya dan menginginkan bunyi bel-nya terdengar lebih keras. Dan tidak lama setelah itu, ruangan pun dipenuhi oleh desahan dan suara bel yang berbunyi, karena Ryosuke mulai menggerakan pinggulnya naik turun, dengan cepat.
“Sekarang kemarilah sayang…hisap aku!!” ucap Yuto. Ryosuke tidak paham benar mengapa ia terus menanggapi permintaan Yuto, pikirannya berkata tidak tapi tubuhnya tidak mau dengar. Ia menyeret tubuhnya di lantai dengan vibrator yang masih berada di dalam pantatnya.
Ia kini duduk di lantai di antara kaki Yuto, dan mulai menjilati member kekasihnya. Ia menjilat atasnya terlebih dahulu, mengerjainya. Kini giliran Yuto yang mendesah ketika Ryosuke mengulum membernya dengan bibirnya yang lezat, mengulumnya naik turun dan tak lama kemudian Yuto pun mengeluarkan cairannya di dalam mulutnya.
“Yuto…please…kumohon biarkan aku keluar tusuk aku dengan keras!” Ryosuke memohon-mohon dan Yuto lebih daripada akan mengabulkan permintaan kekasihnya itu.
Ronde kedua di malam itu, Yuto menjepit Ryosuke ke atas kasur, dan melepaskan ikatan tangannya, dan mencabut vibrator dari pantatnya.
Tatapan Yuto tampak mencari-cari ke seisi ruangan hingga akhirnya ia menemukannya. Satu botol anggur merah berdiri dengan manis di atas meja, menunggu untuk dipakai atau diminum.
Yuto berdiri, mengambil botol tersebut dan kembali menuju kasur dengan membawanya. Ia meminum beberapa teguk anggur sebelum ia mencium Ryosuke dan memindahkan cairan itu lewat ciuman.
“Mmm...” Ryosuke menjilat bibirnya dengan menggairahkan saat Yuto mengakhiri ciumannya. Yuto kemudian menuangkan setengah botolnya ke atas tubuh Ryosuke dan setengahnya lagi ia tuangkan ke atas pantat Ryosuke, membuat Ryosuke tersentak dan mendesah. Sensasi dari air yang dingin di dalamnya membuat Ryosuke menggila.
“Hentikan…tolong masukkan sekarang!” rengek Ryosuke, ia menginginkan Yuto dan ia menginginkannya sekarang.
Yuto kemudian mengangkat satu kaki Ryosuke ke atas bahunya dan melebarkannya sebelum akhirnya memasukannya ke dalam Ryosuke , menusukkannya dengan keras dan perlahan.
“Ahhh…lebih keras…sayang…lebih dalam dan cepat…mm…haaa” Ryosuke mendesah lagi dengan nakal, ingin Yuto mempercepat gerakannya, dan Yuto pun melakukannya.
Yuto menusuk Ryosuke lebih dalam dan cepat, membiarkan Ryosuke melihat bintang-bintang dan meneriakkan nama Yuto di setiap tusukannya. Tak lama kemudian Ryosuke keluar di perut Yuto dan memeluknya ketika Yuto keluar di dalam Ryosuke, dan roboh di atas tubuhnya.
“INI.ADALAH.SEKS.TERHEBAT.YANG.AKU.PERNAH.RASAKAN” Engah Ryosuke, masih terkagum-kagum dengan perubahan pribadi kekasihnya.
“Setuju. Kau sangat sempit dan sangat hebat dari biasanya!” ucap Yuto, mencabut membernya keluar dari pantat Ryosuke.
“Ngomong-ngomong sayang…apa yang membuatmu menjadi liar seperti ini?!” tanya Ryosuke tiba-tiba, penasaran.
“Maksudku, aku memberimu sinyal-sinyal setiap saat untuk melakukannya. Tapi kau begitu bodoh!” ia memanyunkan bibirnya dengan manis.
“Hmm...memang sih kau mengerjaiku terus menerus...aku bersumpah aku hampir saja menidurimu ketika kau menari seperti itu terhadapku atau hari sebelumnya saat di pantai atau ketika kau duduk di atasku dengan handuk saja yang menutupi pinggangmu, namun aku tetap masih bisa mengontrol diriku. Tapi ketika aku melihatmu tengah dihibur oleh lelaki lain dan disentuh olehnya, aku tak bisa menahan diriku lagi!”
Setelah mendengar kata-kata tersebut, Ryosuke pun bermanja-manjaan dengan Yuto, kepalanya dibiarkan terbaring di atas dadanya.
“Aku mencintaimu sayang” ucap Ryosuke .
“Aku juga mencintaimu Ryo-chan…lebih dari yang kau bayangkan!”
“Jadi kau siap dengan ronde kedua?!” tambah Yuto dengan senyum manisnya di tengah kecupan mereka.
“Kau merusak suasana saja…baka!” Ryosuke mendorongnya menjauh, terkikik.
~ OWARI ~