Old Flame

Aug 19, 2010 00:12

*haduh judulnya lebay deh…*

Kali ini saya ngoceh tentang cinta yang tak kan pudar (halah, lebay lagi). Saya suka banyak hal, musik, film, fiksi, tari, … tentu saja sebagai konsumen doang. Saat saya menggilai sesuatu, saya tahu bahwa suatu saat saya bakal sangat bosan pada hal itu, atau tidak bakal bosan sama sekali. Kali ini saya mau bicara tentang hal yang nggak bakal bikin saya bosan. Salah satunya adalah musik progressive dan classic rock.




Musik progressive rock terbagi dalam banyak subgenre. Tiap subgenre berkembang, dan dari era ke era selalu hadir musik dengan sound yang berbeda yang mewakili eranya. Tapi dari dulu saya lebih cenderung suka sound 1970an. Mungkin karena sejak awal saya disetelin band-band classic rock seperti Queen, Genesis, Deep Purple, Yes, atau Pink Floyd. Sound di jaman itu terasa lebih melodic dan tentu saja abadi karena udah teruji selama puluhan tahun.

Singkat cerita, dalam 3 hari terakhir saya kembali tergila-gila pada Pink Floyd. Saya kembali menggilai band yang berdiri thn 1967 ini bukan karena bujuk rayu om-om atau tante-tante yang sempat kebagian masa jayanya. Saya nyemplung di sumur fangirl Pink Floyd justru karena dara-dara muda belasan tahun yang ada di pink floyd_pics community. Mereka mengumbar foto-foto personil Pink Floyd dari segala jaman, sejak masih pd imut-imut sampe saat mereka manggung di Live Aid dengan perut tambun dan rambut tipis. Dan namanya juga fangirls, nggak lengkap kalo belum disertai komentar seperti “Roger is a sexy beast”, “don’t cha wanna grab his godly as*?”, atau “he’s a smexy old man. I’ll bang him anytime.” Oh, dear.
(WAAAAIT!!! I WANNA BANG HIM TOO~!)

Fyi: saya belum tahu tampang muda Pink Floyd sebelumnya. Saya nggak terlalu peduli sih. Yang penting musiknya bagus, liriknya mantap dan konsernya keren. Paling banter tahu sekilas tampang tua mereka. Jadi waktu kemaren liat wajah-wajah muda Pink Floyd, saya pengen teriak: “AP-PAAA? David Gilmour cantik? Rick Wright manis? Syd Barrett ahhh…” Hehe. Maaf, tiada kata buat menggambarkan Syd. Dia cakep, tapi lebih sering keliatan stoned. Mungkin banget waktu difoto dia memang abis mesra-mesraan ama LSD. Huh.

Oh ya. Saya bagiin foto David Gilmour muda. Saya pilih David karena dia paling ganteng, stable, sane, senyumnya manis, konon pernah jadi model (cuma sekali sih), dan tentu saja karena dia gitaris bagus ^_^

Ini David Gilmour yang sekarang



Nggak nyangka kalau dulunya kayak gini



Dan ini versi sok seksinya. ahahahah



saya selalu ngakak kalo liat yg barusan itu. He's one of my heroes. How could he be so... *gak tega nerusin*
hahaha. entah gimana kalo Pak Gilmour ngeliat foto masa mudanya itu. =))

Buat meredam keseksian Darling David (hahahah), silakan menatap wajah Syd Barrett. Sayang, Syd udah meninggal thn 2006 lalu. Dia nggak lama-lama di Pink Floyd karena keburu gila, alias masuk RSJ beneran, dan kemudian digantikan oleh om yang ngacak-acak rambutnya sendiri itu (nunjuk ke .gif di atas).
Syd Barrett adalah penulis lagu yg jenius dan, tentu saja, gila. Gila kerennya.



.

apa kabar Pink Floyd sekarang?

Setelah cekcok berkepanjangan antara Roger Waters dan David Gilmour (yang menumbuhkan teori BL antara keduanya *slapped*), Pink Floyd tetap eksis menurut pendapat David Gilmour. Lain lagi dengan pendapat Roger Waters. Menurut dia, Pink Floyd udah mati sejak dia tinggalkan. Saya, seperti fans Pink Floyd di seluruh dunia, berharap pertengkaran mereka usai dan mereka peluk-pelukan lagi dan nge-band lagi. eh bentar... kalo pelukan melulu trus kapan nggitar dan nge-bass dong? :D
ya, mereka pernah tampil sepanggung lagi sebagai Pink Floyd di Live 8. Jadi ada harapan dong. Tapi dengan meninggalnya Rick Wright pada 2008, praktis tinggal 3 personil tersisa ... itu aja yg satu susah ditangkep.
Apa boleh buat, fans seperti saya terpaksa pasrah nyetel album2 lawas, nonton dvd konser dan ngubek-ubek keseksian foto mereka. errr... padahal Pink Floyd dijadwalkan konser di Jakarta tgl 28-29 Agustus 2010. Tinggal 10 hari lagi! Tapi saya nggak bisa nonton. T_T. Lagipula, konsernya di dalam hotel. Mana mungkin ada pesta lighting effect yang jadi ciri khas konser Pink Floyd, kan? (menghibur_diri.com)

EDIT: ternyata cuma The Spirit of Pink Floyd Show, alias tribute band doang.
huff. lega deh...



Sekedar mengingatkan, musik Pink Floyd dan lirik dari salah satu lagunya (Wish You Were Here) menginspirasi 2 cerpen saya, yaitu Sang Pengabdi Nada dan Mawar Hitam.
(mengingatkan apa promo bu? :D)

psychedelic, pink floyd, rambling, music

Previous post Next post
Up