Curhatan ini sebagian sih udah ditulis di Instagram tapi karena space IG terbatas, sementara kayaknya masih banyak yang pengen dicelotehin, ya sud, dipindahkan ke sini sambil ditambah dan edit sana sini biar lebih sesuai hati.
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/16424/16424_600.jpg)
23 Juli 2021.
Pagi2, saya di wa trailer dokumentary berjudul Woodstock 99: Peace, Love, and Rage oleh mas Daus. Widih, ngeri. That brings a lot of memory! Tidak menyangka pesta musik itu sudah berlangsung 22 tahun yang lalu. Tayang di HBO Max, waktunya koq bersamaan banget ya dengan opening Olimpiade Tokyo 2020.
Jujur, dua tayangan ini sampai sekarang saya belum tonton karena tivi kabel langganan saya tidak termasuk HBO dan, pada saat penayangan pembukaan Olimpiade yang katanya tayang di TVRI, tv di rumah dijajah nyokap untuk menonton Ikatan Cinta, yang busyet deh, kapan ya itu selesainya. Saya eneg banget lihat iklan shopee dan berita di sosmed yang milking/clickbaiting dari ni sinetron.
Anyway, back to Woodstock 99. Sebenernya, kalau tidak di-WA dan dicolek2 di FB dan IG oleh mantan bos, saya mungkin tidak akan bernostalgia. Tapi, yah karena juga saya tidak ada kerjaan kemarin, saya buka laptop dan mencari foto-foto Woodstock di external Harddisk. Setelah hampir 1 jam, akhir ketemu foto hasil scan yang ternyata dalam format .tiff. Duh, musti di-convert dulu ke jpg dan resize ke ukuran yang lebih kecil dulu dah. Akhirnya, sekitar jam 7-an kelar ngedit dan langsung posting.
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/16734/16734_600.jpg)
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/16970/16970_600.jpg)
Woodstock 99 meninggalkan banyak kesan buat saya. Ini adalah liputan ke luar negeri pertama saya dengan bos, chief editor dan hanya saya sendirian aja yang cewek. Enaknya liputan sama bos, semua urusan ID dan hotel langsung di-take care. Sementara kalau liputan sendirian or brg fotografer, saya lah yang kerja keras mengurus semuanya. Tidak cuma mengurus ID, tapi juga bantu nenteng tas kamera/backdrop atau lampu sampai telepon taksi ke venue konser atau bandara. Itu sebabnya saya juga baru tahu kalau Woodstock 99, yang resminya berlangsung tanggal 23 Juli, ternyata sudah mulai dari tanggal 22 Juli. Keriaan pre-event dengan banyak band yang manggung. Jadi, tanggal 22 datang ke venue karena bos urus ID sekaligus cek lombak lokasi.
So here is the trip down memory lane highlight
1. Di saat bos mengurus ID, saya sempat menonton aksi 2 band. Begitu nyampe banget, saya sempat menangkap penampilan Vertical Horizon beberapa lagu. Setelah itu, lanjut dengan George Clinton. Ni artis kayaknya ditunggu penonton. Saya samsek gak pernah dengar musiknya sebelumnya. Cuma kalau melihat dari respon penonton, kayaknya dia legendaris banget. Tapi, buat saya yang baru pertama kali ngedengerin, musiknya beneran gak mudeng di hati (simply, not my cup of tea). Sedangkan penampilan Vertical Horizon, yang pada saat itu saya juga tidak tahu apa-apa tentang mereka, ya saya menikmati begitu aja. Tapi, surprisingly band ini termasuk band yg menafkahi saya saat bekerja di BMG karena band ini merupakan salah satu artis yg albumnya laris manis barengan dgn Westlife & Maroon 5.
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/17342/17342_600.jpg)
2. Liputan Woodstock99 hrs diakui menyenangkan dan jadi satu pengalaman unforgettable tp jg jd satu liputan terberat krn lokasi liputannya, alamakkk, luasnya minta ampun. Ada 3 panggung & jarak 1 panggung ke panggung lain, jauhnya... Bekas hangar pesawat Angkatan Udara Amrik, kalau nggak salah, yang dipakai sebagai tempat perhelatan. Lapangan beton semua. Gersang. Sementara, festival berlangsung pada musim panas. Hiks, puanassnya poll!!! Saya srg bgt brasa dehidrasi parah. Sering minta air minum ke penonton yang bawa galon, saking gak kuat. Sebenarnya saya bisa sih bela2in beli air minum galonan. Tapi, gak mau karena ngebayangin nenteng2 galon saat liputan. Bisa tenggleng, jalan2 bawa bawaan berat. Secara bawa ransel juga.
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/18487/18487_600.jpg)
Collective Soul
Blm lagi urusan pergi ke venue & pulang ke hotel, hrs nunggu shuttle bus. Pas nunggu penuh bus di kala malam = perjuangan. Wajar kl tayangan HBO itu mengangkat tema RAGE. Nonton konser yang seharusnya fun and happy. Woodstock99 mah sebaliknya. Panas, harga makanan/minuman mahal, fasilitas toilet parah, akses ke lokasi/transportasi susah! Semua jelas bikin spaneng. Mana banyak band gede yg batal spt Sugar Ray, salah satu band yg plg saya tunggu. Pasti banyak penonton yang kesel karena bayar tiket festival ini tidak murah.
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/18847/18847_600.jpg)
Live - Oh, Ed Kowalcyzk😘
Salah satu saving grace selama peliputan adalah penugasan saya di panggung 2, bukan main stage, yg lokasinya deket press room. Jadi, lumayanlah comot2 minuman tiap kali kehausan & sempat nangkep salah satu member band Megadeth, Dave Mustaine dan mengajak selfie pakai kamera pocket merek GAP (hahaha, yes, di toko baju, gw malah beli kamera). Tapi, kamera itu ternyata membantu banget mengabadikan kenang2an seadanya saat saya di woodstock karena saya tidak dibekali kamera dari kantor.
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/17898/17898_600.jpg)
3. Kenang2an lainnya adalah kelelahan & jetlag parah pas nonton band. Yg saya ingat saya sempat tertidur di tengah kerumuman konser (alm) DMX di main stage yg merupakan awal2 kerusuhan. Beneran tidur berdiri di antara penonton. Ngikutin gelombang gerak kerumunan. Kalau inget itu, untung yeh, gak keinjek. 😁
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/17955/17955_600.jpg)
![](https://ic.pics.livejournal.com/ssusita/8761723/18324/18324_600.jpg)
4. Ini juga jadi liputan ke luar negeri saya yang berbonus road trip dengan limo. Road trip pertama saya di luar negeri. Karena lokasi festival yang terpencil, dari NYC, harus sewa mobil untuk menuju Rome. Kalau orang2 di sana, enak ya, bawa mobil sendiri atau sewa RV (camp van). Soal kenapa akhirnya kita menggunakan limo, bos yang menentukan. Saya tinggal naik aja. 😁 Selama di highway berjam-jam, seneng lihat yang hijau2 dan menikmati keriaan penonton Woodstock di highway yg mendandani camp van mereka unik2. Tulisan kayak Woodstock or bust atau saling klakson kalau mau ke Woodstock, seru aja witnessing-nya. Belum lagi tiap berhenti di rest area, lihat tingkah laku anak2 di sana. Suasana yang tidak pernah saya lihat di negeri sendiri pada saat itu. Yang juga lucu adalah kelakuan 2 rekan saya selama di jalan dan liputan. Baik mas Daus dan mas Iwan, ternyata selalu memunggut apa yang ditinggalkan penonton. Mas Daus memunggut kaos dan sepatu, yang katanya nanti dicuci lagi dan barang2 itu buat oleh-oleh. Sedangkan, mas Iwan bercerita kalau ia menemukan amplop uang dengan isi 200 USD. 😅
What a good old days!!!
Buat saya, trip ke New York ini memang precious banget. Sesudah liputan di Woodstock, saya dan tim sempet stay beberapa hari di Manhattan, NYC. Jalan-jalan di kota Manhattan juga menyenangkan. Saya ingat ketika saya mencoba mencari dimana apartemen John F Kennedy Jr yang memang baru saja meninggal karena kecelakaan helikopter. Kayak yang kenal aja, sok2an ngelayat. 😁😁😁
Thanks mas Daus buat info tayangan HBO-nya & mantan atasan saya mas Iwan yg jg sudah mention saiah & membuat saya bernostalgia dikit, walau ini saya ngetik sambil sedikit2 ngintip di sosmed tayangan laporan opening ceremony Olimpiade Tokyo 😂
Click to view