Title : love ...
Ratting : PG 15
Genre : YAOI, fluffy, family
Disclamer: im not own those chara
Artist : Vidoll
Part : 3/ on going
warning : Typo, boys love, indonesian
Prolog :
“samui….”
Shun letakkan pensilnya dan mulai menatap Giru …
“apa? Apa lagi?”
“sensei sudah punya pacar”
“…… be…belum… kenapa?”
“dengan Ojui saja” ucap Shun sambil tersenyum lebar
“tidak mau…. Kenapa harus Ojui? Dan kenapa laki laki..?”
“eeehmmm… tidak tahu… hanya menyarankan ehehehehehehe”
“lagi pula, memang Juichi-kun belum punya pacar?”
“tidak tahu….Ojui tidak pernah cerita pada Shun… lagipula… orang seperti setan itu…. Rasanya tidak mungkin kalau sudah punya pacar”
“hei hei….kalau kakakmu dengar dia bisa marah”
“ehehehehehe tidak tidak.. Ojui itu baik kok…. Dia hanya tidak suka kalau Shun terlalu dekat dengan dia…” sesaat wajah Shun Nampak sedih
“lalu….. kau mau senseimu yang baik hati ini punya pacar seperti setan?”
“Shun hanya bercanda sensei”
“….. eeehmpp… kenapa tidak dengan anak.. baik…. Seperti…Shun?”
A evil grin appear…. He graps Shun’s shoulder and push Shun back…. Kiss him gently…. Little foreplay….
“hush!” Shun dorong Giru menjauh
“hmpf? Kenapa?”
“ti…tidak mau… Shun tidak mau….”
Giru licks his lips
“bukannya kau menyukainya?”
“ti…dak… Shun tidak mau… dengan.. sen…”
“sen? Sensei?”
Shun mengangguk
“aku juga tidak mau pacaran dengan kakakmu, aku mau dengan Shun saja”
“sensei…. Shun Cuma bercanda”
“tapi aku tidak…”
Shun hanya diam, Giru kembali mendekati Shun
“Shuun..” bisik Giru pelan…
………
Udara malam itu cukup dingin walau salju tak begitu deras turuni kota….
Seorang dengan mantel putih Nampak duduk sendiri di sudut café
“Juuchan” panggil seseorang yang berjalan menuju mejanya
“kau lama”
“maaf maaf…. Tidak apa apa kau keluar malam malam begini?”
“hm? Tidak… aku sudah bilang akan menginap dirumah temanku kok”
“temanmu? Siapa?”
“… Tero… kau benar benar bertanya atau hanya bercanda?”
“hmpf… ahahahahahaha tidak tidak.. oh iya.. ini…”
Tero serahkan sebuah kotak pada Jui
“ini… u…uwaa…. Pensil ini.. kuda..? ahahahahhahahah “
Jui tertawa lepas lihat pensil pensil dengan motif kuda dari Tero
“lucukan? Aku menemukkannya tadi.. kupikir kau bisa menggunakannya “
“ahahahhahahah…. Tero… ahahhahhahahaha sebentar… aku masih ingin tertawa”
Tero hanya tersenyum lihat Jui yang tertawa
“oke…. Aku terima … ahahhaa.. eh eh.. tapi tidak apa apa? Bukannya yang suka kuda itu kau?”
“dan itu akan mengingatkanmu padaku kan?”
“…ahahahhahahahahha kuda…. Ahahahahahahaa kau benar”
“senang melihatmu tertawa itu”
Jui berhenti tertawa
“aku tidak tahu harus apa kecuali tertawa…. Ahahahha… kau benar benar… bisa membuatku tertawa tero”
“hmpf…. Menahan perasaan itu tidak baik , sekali kali cobalah untuk jadi dirimu sendiri.. ya?” Tero belai lembut rambut Jui
“iya… terima kasih…” Jawab Jui dengan sebuah senyum
……..
Natal makin dekat, dan udara juga makin dingin
“Jun….. tunggu” Shun percepat langkahnya ikuti langkah Jun
“cepat, tamu Kisaki-san sebentar lagi datang”
“siapa tamu ayah?”
“lihat saja sendiri”
“Jun menyebalkan…” namun langkah Shun terhenti lihat Jui yang diam
“kenapa berhenti Shun-kun?”
“Ojui lihat apa?”
“he? Itu… orang itu….. dia tamu ayah ya Jun?”
“oh.. iya.. sudah sampai ya.. heeh…. Banyak sekali orang yang dia bawa”
“hmpf…. Masuk ke tempat orang yang masih abu abu kalau aku akan bawa orang lebih banyak” ucap Jui sambil tersenyum kecil
“siapa dia?” Tanya Ojui
“ketua dari kelompok Yugotenshi…” jawab Jun
“hee…. Kelompok kejam itu ya….” Mimik muka shun berubah dengar jawaban Jun
“kau bilang kejam seperti kelompok kita tidak kejam saja” sambung Jui
“setidaknya Shun belum pernah membunuh orang” kilah Shun yang lalu lanjutkan langkahnya
“sudah sudah… ayo kita temui mereka…. Jui ayo” ajak Jun
Giru duduk manis di atas kursi dengan sebuah gelas di masih di hari yang sama….
“tidak mengajar kau hari ini?” Tanya seorang dari balik meja bar
“tidak, muridku bilang dia ada acara keluarga, yaa… sesekali libur itu juga penting”
“hmpf…. Muridmu masih sama seperti yang kau ceritakan itu?”
“eehmp… tidak juga… dia mulai terlihat menarik kok”
“hoo.. jadi kau benar benar menyukainya sekarang? Ahahahaha”
Giru hanya tersenyum
“lalu kau sendiri bagaimana Tero? Pacarmu masih sering marah marah?”
“sepertinya itu hobinya… huff… tapi setidaknya……”
Tero tak lanjutkan kata katanya ia hanya tersenyum dalam imajinasinya
“having sex?”
“hee? Ti…tidak.. bukan itu maksudku Giru, setidaknya dia sudah bisa belajar tersenyum , dia manis”
“ara ara… wajahmu memerah ahahahahahahaha.. ada juga yang bisa membuatmu seperti ini ya Tero”
“ssstt…. Aku punya sesuatu yang sama berartinya dengan mimpiku “
“peternakan ya?”
“iya…. Yaa.. tapi entah kapan juga aku bisa punya”
“hmpf… aku hanya bisa membantu dengan doa”
“setidaknya melihat dia setiap hari itu cukup jadi hiburan ahahahhahahah”
“aku penasaran dengan orang itu….”
“he? Kapan kapan akan aku ajak dia kemari, dia sulit akrab dengan orang.. dan dia juga orang yang dingin”
“ah… mirip dengan kakak muridku… “
“hmm.. mungkin mereka cocok ahhahahah” Tero hanya tertawa diikuti Giru
Lama mereka tak tertawa bersama, dan lama mereka tak sadar jika mereka terikat dalam satu jalan cerita……
…..
Shun mainkan ponselnya sementara Giru susun resume di atas bukunya
“ett.tto. Shun”
“iya sensei?”
“kau libur tidak kalau akhir tahun?”
“kalau dengan Kageyama-san tidak… “
“jadi?”
“eeehmmp…. Ter…terserah sensei saja”
“tidak , kalau kau mau libur aku mau pulang”
“eh? Ke rumah orang tua sensei?”
“bukan, orang tuaku sudah tidak ada”
“maa..aff”
“daijoubu, aku mau pulang ke rumah kakakku, aku sudah agak lama tidak kesana”
“oooh.. libur juga tidak apa apa… Shun juga bosan belajar”
“……. Kau yakin tidak akan merindukanku?”
Giru mulai menggoda Shun
“ti….dak……. kan.,.. kan…”
“kan? Kan Shun bukan siapa siapa sensei? Itu yang mau kau katakan?”
Shun diam, wajahnya sedikit memerah… Giru beranjak dari posisinya dan duduk disamping Shun
“a sweet kiss for your sensei?”
Shun tetap diam
“hey.. come on dear… “
And then, he give a little kiss to his sensei
“cho…collate…. “ Giru licks his lips
“a…ayah ada di rumah.. Ojui juga…. “
“lalu?”
“shun tidak mau melakukan apapun dengan sensei”
“hmpf.. memang siapa yang mau? Ini masih sore… ahahhahaha”
Shun tunjukkan ekpresi kesalnya
“doushite? A kiss again?”
Suddenly, Giru kisses Shun’s neck.. Bite it for a little….
………..
Natal datang besok, dan salju buat kota semakin dingin… Giru buka pintu kayu itu dan mulai lepas sepatunya
“Okaeri Giru-kun” sambut seorang dengan rambut coklat ikalnya
“ka…ryu-kun… tadaima… kau di rumah”
“senang melihatmu pulang “ keduanya lalu masuk ke dalam
“iya… aku libur sampai tahun baru, jadi ya aku memilih untuk pulang saja” “kakakmu pasti senang melihatmu”
“aku tidak yakin ahahah” Giru tertawa datar dengarnya
“jangan begitu, kau sudah lama tidak pulang juga kan”
“hmm…. Empat bulan? Tidak terlalu lama juga” Giru hentikan langkahnya dan buka geser pintu di depannya
“ehehehhe… kalau begitu selamat beristirahat”
“iya.. terima kasih, kau juga”
Giru tutup pintunya dan letakkan tasnya… merebahkan badannya di atas ranjang yang lama tak ia sentuh
“setidaknya mereka membersihkan kamar ini…. Eehmpp.. Shun? Ada apa dia menelepon”
“Senseii” sapa Shun dari seberang telepon
“haai, ada apa?”
“sensei dimana?”
“di atas kasur”
“mau tidur?”
“iya”
“kalau begitu selamat tidur sensei”
“ya….”
“….. sensei mirip Ojui… tidak seru ah….”
“aku tutup ya”
Giru tutup teleponnya
“pantas saja Jui sering mengeluh soal Shun…. Dasar anak itu hmpf…”
………
“masih menggambar?” Tanya Tero lihat Jui yang sibuk dengan pensilnya
“iyaa….”
“hm? Siapa itu?”
“adikku”
“eh..? bukannya adikmu sudah besar?”
“aku hanya membayangkan dia waktu kecil….. dia dan hadiah natalnya yang banyak…. “ Jui tersenyum tipis
“hmpf… tidak menggambar dirimu juga?”
“tidak, setiap natal aku memilih tidur lebih cepat”
“tidak ikut pesta natal?”
“tidak… toh… tidak ada yang menyenangkan”
“kenapa bisa?” Tero lalu duduk di samping Jui
“orang tua kami tidak ikut, mereka hanya meninggalkan kado… teman teman kami… ah… kami juga tidak punya.. hanya beberapa orang yang bisa kami sebut saudara yang ada, namun mereka juga terlalu canggung untuk ikut masuk kesana… hanya adikku yang ada disana, bersenang … mencoba bersenang senang sendiri…. Lalu tertidur di bawah pohon natal dan tumpukkan kado”
“sendiri?”
“waktu kecil di rumah hanya ada aku , adikku, Jun, iori, dan Riku… tapi ketiga orang itu tidak selalu di rumah,dan mereka masih cukup canggung untuk bergabung”
“kenapa kau tidak ikut bersama adikmu?” Tero mulai bawa Jui dalam dekapannya
“aku bukan kakak yang baik… dan…. Ya… aku tidak ingin terlalu dekat dengan dia..”
“kau beri dia kado?”
Jui mengangguk
“tapi dia tidak tahu…. Aku tahu apa yang selalu dia inginkan… aku coba menabung dan minta seseorang belikan barang itu… lalu aku letakkan kado itu di dalam tumpukkan, saat dia membukanya dia terlihat senang…. Aku juga ingin bertanya kau senangkan…. Tapi…. Tapi….”
“sssttt….. “ Tero pererat dekapannya
“segera mungkin.. kalian akan mulai bisa hidup normal…”
Jui hanya diam… beberapa tetes air basahi wajahnya…..
Natal berlalu, waktu berjalan seperti biasa… musim dingin mulai capai puncaknya… beberapa orang tak mengeluh dengan hidup mereka… namun beberapa orang tak bisa mengeluh atas hidupnya…..
“Shun..?” panggil Jun ragu
“iyaa?” Sun masih benarkan tali sepatunya dan jawab panggilan Jun
“daijoubu?”
Shun mengangguk
“kau yakin?”
“iya, tidak apa apa… setidaknya .. Shun tidak ingin buat ayah marah”
“tapikan…”
“tidak apa apa…. Toh … Shun tidak akan mati…. Ya… mungkin…”
Shun berdiri dari duduknya, balik badannya lalu tersenyum kecil pada Jun…
……………..
Giru terbaring di kasurnya, matanya nyaris terpejam sampai dengar ketukan di pintu
“siapa?” Tanya Giru
“Karyu.. Giru-kun.. bisa kau ikut aku sebentar?”
“…. Baik…” Gir bangun dan ikuti permintaan Karyu
Keduanya berjalan telusuri lorong lorong rumah itu, masuk ke sebuah kamar yang cukup besar
“kakakmu mau bicara, masuklah” ucap Karyu dengan senyum khasnya
“hai….” Giru ketuk pintu itu
“masuk” suara datar terdengar dari dalam
Seorang dengan rambut hitam panjang duduk tepat di depan Giru
“apa?” Tanya Giru datar
“lama kau tidak pulang”
“lalu? Langsung saja…. Kau mau minta aku melakukan apa?”
“aku mau…… kau membunuh anak bungsu dari kelompok Tsurugi”
“…. Ha? Kita bermusuhan dengan mereka?” ekspresi kaget Nampak di wajah Giru
“belum… akhir minggu ini…. Kalau pertemuannya gagal, kita akan bermusuhan dengan mereka dan.. aku minta kau membunuh anak itu”
“anak? Berapa usianya?”
“sekitar 17 atau 18 tahun…”
“cih… seumuran dengan muridku”
“ada masalah?”
“… huff… Cuma tinggal membunuhnya kan? Lalu kau tidak akan menyuruhku melakukan hal lain”
“tidak… dan ingat…. Jangan permalukan kelompok Yugotenshi”
“aku mengerti..”
“akan kuberi kau data lengkapnya nanti , yang pasti dia sekarang ada di rumah sakit”
“dia sakit?”
“sepertinya.. tapi itu tadi siang, entah sekarang….”
“baik baik… beritahu saja kesimpulannya… aku mau tidur lagi”
Giru balik langkahnya dan keluar dari ruangan itu
“bagaimana?” Tanya Karyu
“seperti biasa…. Menjadikanku yakuza kotor… sial”
“ehehhehe… maaf ya Girukun…”
“bukan kau yang seharusnya minta maaf, kalau begitu aku kembali ke kamarku ya”
Karyu mengangguk dan tersenyum lagi pada Giru….
To be continue…