THE FATAMORG OF PARADISE
BAND: ALICE NINE (GU) & GAZETTE (VO)
PAIRING: TORAxRUKI
GENRE: FLUFF MIX ANGST
RATING: ITS OK IF YOU ALREADY 17 YEARS OLD (NC BUT DUNNO HOT OR NOT)
Chaptered: 2a/--(dunno)
Disclaimer: blink_blink
Barisan barisan rapi mulai memanjang memenuhi tanah lapang yang berdebu. Urutanku berada paling depan, bukanya aku jadi teladan atau ketua, itu karena aku adalah salah satu sisiwa yang tergolong tidak tinggi. Dari sini aku menelusur tiap-tiap barisan siswa baru lainya yang sama tololnya denganku. Aku melihat shou, teman baikku dari TK kecil. Dia terus saja mengedarkan mata indahya mengobservasi hem-hem putih yang ketat dan menonjolkan lekuk dan gumpalan estrogen yang mendaging dibalik dekapan ikatan tungkup BH yang beraneka warna dan ukuran. Belum lagi kelihaianya menyisir rok mini yang bergoyang tertiup angin bulan april. Shou masih seperti itu dari dulu, tapi yang aku heran dia sama sekali belum pernah aku lihat berkencan dengan satu gadispun. Hatiku geli mencuri lihat tingkah lucunya. Kembang kempis hidungnya mengumbar tawa disela kehambaranku menjalani paruh waktu yang sudah aku jalani hari ini sebagai siswa baru setelah tadi aku...aku..
" kak reita"
akh ciuman disudut tadi membuatku kembali terperanjat sadar. Aku masih ingat betul disaat-saat nafasku masih tercekat oleh tanganya yang besar,sedetik itu pula bibir tipisnya menjumpai kegagapan ranum manis pori-pori bibir dan lidahku. Apalagi sentuhan yang aku dapat memompa darah birahiku kepada....
" REITA,yah kak REITA"
Sapuan lembut kain dihidungnya yang mengoda telingaku, terus menghanyutkan aku dalam pemujaan dirinya lebih kepada seorang pejantan yang aku impikan ketimbang sebagai sosok kakak kelas yang seharusnyaaku tunggu kelengahanya untuk melancarkan dendamku karena pelecehanya terhadapku.
"akh..tidak..tidak..mana boleh aku begini."
Kepalaku terus beradu angin mengeloyor kanan dan kiri untuk menghapus senyum kak reita tadi pagi. Pening memutar kepalaku yang kalut membawa Pandanganku terjerembab disisisi ujung siswa yang tak pernah aku lihat. Aku susah payah membaca bet namanya. Dari sini aku hanya jelas tiga huruh di belakangnya n-j-i. masa bodohlah dengan namanya, namun kulit tubuhnya yang sedikit terlalu putih untuk ukuran orang jepang,aku yakin dia memiliki darah campuran amerika atau ras sejenisnya yang tercetak begitu jelas dari bentuk rahang,tinggi dan penonjolang tulang hidungnya yang begitu sempurna. Yang tersisa dari nenek moyang jepangnya hanya tertinggal pada hitam kelam rambutnya dan garis tipis di selaput matanya yang tertarik keatas hingga sesipit bulan sabit yang akan menghilang.
Sadar atau tidak aku lebih suka melihat pemuda itu dari pada memperhatikan celoteh nyaring dari microfon ketua osis yang dari seteengah jam tadi dia pegang. Namun rasa penasaranku kepada pemuda itu tak membuatnya balik menyapa tatapan mataku. Beberapa detik lalu dia mengorganisir tubuhny, menyabitkan sesaat mata jernih penuh awan hitamnya tepat disaat kepalaku sangat miring untuk mengawasi siapa dirinya. Tentu saja aku menjadi salah tingkah, dan anehnya aku seperti tersihir dan termanggu. Seperti kilatan yang menyambar, rasanya aku tak kuat mengadu sorotan denganya,matanya yang buas memgedipkan langsung nyaliku yang sesegera itu pula hilang dalam heningan yang terperosok kedalam tanah.
" gawat dia tahu aku melihatnya. Huh tapi memang kenapa aku kan Cuma lihat."
akhirnya aku menoleh lagi kepada mahluk setengah,ya bisa dibilang cantik sih untuk ukuran wajah laki-laki seperti dia.
Namun saat aku melirik ketempat dia tadi berdiri sekali lagi,aku tak mendapatkan sosoknya yang tadi merunduk sambil memainkan jari-jarinya dalam saku celananya.
"kemana dia?" aku menyesal melepaskan pandanganku tadi. Terpaksa kini aku sekali lagi mengorbit kesegala sudut mencari sosok tadi.
"ketemu..ketemu!dia disana!" teriakku girang
" tapi kenapa dia berada dibawah tiang bendera?"aku memastikan pandanganku dengan menjinjitkan sedikit ujung jariku.berharap dengan sedikit bantuan tambahan senti aku bias melihat apa yang terjadi denganya yang mulai berjongkok dan melakukan gerakan push up yang sangat melelahkan,apalagi dihari panas seperti sekarang.
"hei,kau tahu kenapa dia disuruh push up?" aku putuskan untuk menyikut kawan yang berada tepat disamping kiriku. Tapi dia bukanya menjawab malah menarik jarak denganku agar lebih jauh. Jengkel juga aku diacuhkan akhirnya aku panggil namanya yang tertera di atas saku bajunya
"hei..kai..kai..KAAAAI..!" wajahnya seperti tidak senang aku panggil. tapi aku tidak perduli.
" kaaaaaaaiiiiii yutaka..kau tidak tuli kan???" kali ini aku lebih mendekat lagi dan kuinjak saja tali sepatunya agar dia tidak terus mundur.
"apa apaan kau ini!" akhirnya dia beersuara.walaupun sangat pelan,tapi aku bias dengar karena suasana sangat sepi.
" aku kira kau bisu,heh!! Eh iya kau tahu kenapa dia disuruh push up seperti itu"
mataku menunjuk sosok misteri yang masih melanjutkan push up dihitungan 25nya.
" bakka, memang kau betul-betul tidak tahu?" kai menjawab tanpa ada balasan pandangan kepada ruki.
"eh..kau yang bakka.cepat katakan!" akhirnya aku berhasil melemparkan tulang jariku dikepalanya yang masih melengos dariku
"lihat saja bajunya sama sekali tidak rapi,rambutnya semuanya.seperti berandal masuk sekolah. Belum lagi sikap acuhnya dari tadi yang tak berdiri siap .sama seperti sepertimu sekarang yang tak tau bagaimana posisi siap dalam berbaris" jawaban kai terdengar sangat kesal.tapi aku tak perduli .
"ruuuuuukkkkiiiii..kau capek ya berdiri?"
aliran darahku tiba-tiba berdisir. Seseorang tiba tiba saja berdiri dibelakangku.dan aku kenal pemilik suara itu
"kkkk...kkakk reiiit..tta" kenapa disaat seperti ini dia muncul lagi.
"aku tidak suka kau berbicara berbisik-bisik seperti itu ru.. apa kau ingin membuatku cemburu ha??" reita mengertak ruki dengan cara yang sama saat ruki bertanya kepada kai tadi.
"apa mak..sudmu cemburu kkkkakkk?" gila!!! Apa ada yang salah dengan gendang telinggaku.
" sudah kubilang aku cemburu . apa yang tadi belum membuatmu sadar?"reita akhirnya pergi setelah membisikkan kata terakhirnya barusan yang disela katanya lidahnya dengan sengaja mengusik libido ruki dengan menjilat kuping kirinya yang sensitive.
"hmmm..aku tahu kak" murahan sekali,hampir saja aku melenguh karena jilatanya. Perasaan ruki sungguh dibuat tak karuan.
"heiiiii anak baru! Kau yang tadi kabur waktu ku panggil ya?" mampus...mampus...kali ini saga sialan itu yang mendekatiku"
Kau benar-benar harus diajari sopan santun disekolah ini. Dari tadi aku perhatikan kerjamu hanya ngobrol . apa kau sudah bosan hidup tenang HAH???" saga akhirnya menarik tangan ruki dan membawanya sejajar dengan mahluk yang dari tadi membuatnya terpaku. Akhirnya dia bias jelas memperhatikan inchi wajahnya.
" amano shinji"
itu yang aku baca dari cetakan hiragana di bajunya
"Seperti pernah dengar tapi aku lupa dimana?" aku makin terperangkap dengan sosoknya
"bagus,tadi mulutmu mengoceh sekarang kau tidak dengar perintahku"saga menendang tulang kering ruki. Yah sedari ruki memutar otaknya mengingat nama marga orang yang dia kagumi diam-diam, saga sudah tiga kali meneriakinya agar push up 20 kali.
"heeei sayang..jangan terlaluan dengan dia. Bocah ini segera jadi milikku kau dengar!" tangan kak reita membopongku yang tersungkur tepat dibawah posisi si shinji itu sedang membuang nafasnya disela push upnya . ruki terbius cakar seorang shinji . mata rantai rohnya menyeru untuk memulai sesuatu dengan orang ini,sampai-sampai ruki tak begitu perduli dengan sekitarnya. Akh,tetapi yang membuat ruki penasaran siapakan si shinji amano ini. Namanya begitu tak asing.
" benarkah aku mengenalinya????"
Bersambung..
Post from mobile portal
m.livejournal.com