Patch Love

Aug 26, 2010 04:02

Fanfiction
Band the gazette , alice
nine
Fluff
Rate: ga buat seaman
mungkin
Patch love
“Tora ...”
“Aku menyukaimu”
Tepat bersamaan dengan
kembang api yang
memerah diwajah langit
yang masih biru segar
ruki mengentaskan
perasaan sayangnya
untuk tora
“ hmmm...nani???”
Ruki tahu tora tidak
mendengar apa yang
baru saja dia katakan,
suara ledakan kembang
api begitu saja meredam
suara-suara asing yang
merayap naik ketelinga
tora.
“ iee..nanti saja aku
bilang.”
Ruki mengeleng
lemah ,mereka
kemudian menikmati
kembali kilatan lidah api
yang bercorak pelangi
kembali menaburi pekat
malam dengan kiloan
sayatan warna.
Mereka hanya bisa
melihat perayaan hanabi
dari tempat yang
tersembunyi, diatas
jembatan kayu ini
mereka berdua bisa
mengagumi keelokan
warna langit yang
memikat, tapi kali ini
ada yang lebih memikat
hati ruki, sosok Pria
perawakan amerika yang
mengenggam kipas
disisinya sekaranglah
yang sanggup membuat
matanya tak berkedip.
Wajah putihnya semakin
berkilau saat kilatan
lampu api sampai
memekati wajah tora,
ruki menyukai saat garis
tegas hidungnya begitu
jelas tergambar
dimatanya, ruki kembali
tersenyum dengan
sedikit getir yang
tersembunyi ditepi
bibirnya yang dia gigit
sendiri.
sisi sudut mata tora
kembali menyirip, dia
tahu ada seseorang yang
sedang
memperhatikanya.
Ketika senyuman tora
tiba tiba menerkam bola
mata ruki yang asik
menikmati wajahnya,
ada senyum mengandung
pertanyaan tiba-tiba
mengacau imajinasinya.
“ ada apa ruki kun?”
Walau senyumnya belum
tora lepas, namun sorot
matanya yang dalam
selalu buas mengawasi
apapun yang dilihatnya.
“ ahahahaha...ie..ie..aku
dari tadi kagum,
bagaimana bisa kembang
api bisa begitu cantik,iya
kan tora kun ?”
Ruki mencoba tersenyum
senatural mungkin, dan
terus mengarahkan
matanya jauh kearah
langit malam.
“ tapi dari tadi kau
melihatku ruki, apa
sekarang kau belajar
bohong ?”
Tora memberi langkah
mati, dia tahu ruki dari
awal memang
memperhatikanya, apa
dia juga dengar apa yang
ruki katakan tadi?
“ bukan begitu, aku kira
tadi diwajahmu ada
manisan kapas! Aku mau
mengambilnya tapi tidak
sampai,jadi aku
perhatikan saja. ”
Ruki mengelak
“ bahkan aku belum
memakan manisan
kapasku, apa kau pikir
kau pintar berbohong ?”
Mati..ruki benar benar
tidak bisa menjawab
apapun, walaupun tora
sudah tak
memandangnya lagi, ruki
tak sanggup lagi melihat
kearah tora.
Unntung saja didetik
detik itu segerombolan
wanita tiba-tiba saja
muncul meneriaki
mereka
“ GYAAAAAAA.....ruki
san!!!!”
“GYAAAAAAA......TORA
SAN!!!!!”
GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAA....”
“Tempat ini sudah tidak
aman, cepat lari “
Ruki yang masih
mematung tidak
menangkap jelas
perkataan tora. Ruki
tertinggal dibelakang
saat tora sudah
mengambil beberapa
langkah berlari dari
tempat itu.
Keadaan semakin gawat,
gadis gadis itu semakin
dekat sementara ruki
masih terpaku berdiri
disana
“ akh bocah ini kenapa
masih disana”
tora terpaksa kembali,
dia berlari dan segera
mengeret lengan kecil
ruki. Saat itu ruki baru
tersadar bahaya
mengancam mereka.
“ akh kau ini sudah jadi
artis berapa lama sih,
keadaan seperti ini
masih bisa melamun!
Bahkan kita tidak ada
bodyguard sama sekali”
Tora terus mengomeli
ruki yang lagi-lagi
tersenyum haru, baru
kali ini ruki bisa
merasakan telapak
tangan tora begitu lekat
mengenggam tangan
mungilnya yang mulai
panas..
“ ruki, kau harus
menurunkan berat
badanmu! Larimu lambat
sekali ”
Tora mengkritik disaat
yang tidak tepat, di saat
Para gadis itu semakin
dekat sedangkan ruki
sepertinya makin
kehilangan kontrol
nafasnya
“ akh ...ittai...”
Sebuah batu menjegal
kaki ruki. Dia
tersungkur,
pergelanganya terkilir.
“ akh..ruki kun...!!”
Tora segera berjongkok,
membersihkan cepat
cepat badan ruki yang
berdebu dan segera
memberikan
punggungnya untuk ruki.
“ayo cepat naik!!!”
“ tapi tora kun?”
“diam dan cepat
naik,atau kau
kutinggalkan disini”
“jahatnya”
“cepat ruki...”
“haik.....”
Dan tora pun kembali
melesat menelusup angin
malam, menghilang
dibawah petang dengan
lelaki kecil yang lemah
dipunggungnya.
Tiga puluh menit tora
membopong ruki, berlari
kesegala lorong gelap
yang ada, mengendap
endap seperti tikus,
menghindari fans
sungguh merepotkan.
“tora kun bisa turunkan
aku? “
Ruki merasa tidak enak
disepanjang perjalanan
pulang dia terus saja
bertengger dipunggung
tora
“ daijoubu, apartemenmu
sudah kelihatan..”
Tora masih berjalan
pelan,walau sesekali
membenarkan posisi ruki
yang sedikit melorot
“terima kasih tora kun
sampai sini saja”
Tora menurunkan ruki
tepat didepan pintu
apartemenya.
“ aku dengar kau tinggal
bersama reita,kenapa
didalam sepertinya
sepi ?”
Tora melihat kedalam
apartemen ruki yang
memang masih gelap.
“ akh reita?? Disini aku
tinggal sendirian kok,
reita hanya sering
menginap disini,yang lain
juga.kalau tora kun mau
kau boleh menginap
disini ”
Tawar ruki.
“mungkin lain kali ruki
kun, aku masih harus
kembali ke studio
sekarang ”
Tora pun meninggalkan
ruki yang masih
tercenung melihat
kepergian tora hingga
punggung yang tadi
membopongnya
menghilang dibalik
tikungan
“akh…sakit…”
Ruki memegangi
pergelangan kakinya.
“ aduh….”
Ruki merintih,kakinya
benar benar bengkak,dia
menjadi sulit untuk
bergerak.
“sial…..”
Tora tiba tiba memekik
geram
“ kenapa aku ceroboh
sekali..”
Tora memukul pintu
depan
apartementnya,dia urung
masuk kedalam dan
kembali menuju kearah
dimana mobilnya ia
jajarkan diarea parkir.
“ano sumimasen…”
Tora membunkuk
didepan ruki..
“ daijoubu tora kun,aku
senang kok kamu mau
menginap beberapa hari
disini.. ”
Ruki segera menarik
tangan tora agar dia
tidak sungkan lagi dan
meminta maaf berulang-
ulang.
kejadian sore tadi
menjadi awal letupan
gairah dua pemuda ini
bermula, saat tora dan
ruki harus berlari
menghindari kejaran
fansnya, saat tora tidak
sengaja menjatuhkan
kunci apartemenya dan
malam ini, harapan ruki
bisa satu atap tidur
bersama dengan tora
akhirnya terwujud.
“kakimu masih sakit?”
Tora memperhatikan
ruki yang masih
terpincang
“ bagaimana jika aku
urut?”
Walapun pemuda tinggi
itu bisa mendengar ruki
berteriak untuk
menyuruhnya tidak
melakukan apapun,
namun tora tidak
mengubrisnya, malah
sekarang tora sudah
memegang kain panas
untuk kompres.
“ rileks,jangan tegang!!!”
“uhm…”
“auu…
akh..itte..itte..itte..”
“tahan sedikit “
Ruki terlihat begitu
kesakitan, tak perduli
lagi bagaimana rupa dia
sekarang, ruki terus saja
berjingkat saat tora
mengurut kakinya,
kepalanya melesat
ditimbunan bantalan sofa
ketika urat kakinya tora
tarik keposisi semula.
Dengan telaten tora
memutar engsel kaki
ruki hingga dia benar-
benar pastikan kakinya
sudah tidak tegang dan
bisa digerakkan. Dan
saat itu ruki hanya
mampu menahan
ringisanya agar tidak
terlalu keras,tora juga
mengijinkanya untuk
kembali memeluk dirinya
ketika pijatanya menjadi
terlalu sakit, dan
semakin lama semakin
nyaman hingga ruki
tertidur dengan tetap
memeluknya.
Tora kembali
mengendongnya,namun
kali ini bak seorang ayah
yang mengendong anak-
anaknya yang
tertidur .pelan-pelan
tora meletakan kepala
ruki agar tak terlalu
keras terantuk walaupun
itu dengan sebuah
bantal.
Diselimutinya tubuh kecil
yang wangi itu, entah
dorongan dari mana tora
ingin sekali mengecup
kening ruki .
Ada perasaan geli saat
pertama kali tora
melakukanya, sangat
janggal memang saat dia
melakukan ini dengan
seorang lelaki, namun
tak bisa disangkalnya
bahwa ciuman itu
sungguh membuat
hatinya nyaman dan
merasa ruki sekarang
benar-benar dekat
denganya, perutnya
seperti dipenuhi dengan
ribuan kupu-kupu yang
mengelitiknya hingga tak
sadar dia terus saja
tersenyum melihat ruki
yang damai menikmaati
mimpinya.
“ terima kasih…”
Begitu jelas kata itu
mengema dibatin ruki.
Dia berharap pria itu
tidak segera pergi dari
sini.
##
“eh,tora kun kau sedang
apa?”
Pagi pagi benar ruki
sudah mendapati tora
sedang sibuk didapurnya.
“apa didapurmu tidak
pernah ada makanan?
Aku hanya menemukan
snack ini untuk sarapan.”
Tora menunjuk
bungkusan keripik dan
beberapa kaleng
softdrink yang bisa dia
temukan
“ untung dimobilku ada
nato, kita makan itu saja
pagi ini, nanti siang kita
harus belanja. ” Tora
masih sibuk menyerocos
tak
terkendali,sementara
ruki masih setia
mendengar pria itu
mengomel tak jelas..
“sudah siap!! Ayo
makan…”
Tora membawa sarapan
mereka diruang
tengah,disana bisa lebih
santai karena bisa
makan sambil menonton
televise.
“ uhmmm…kelihatanya
enak..”
Ruki sudah siap
mengangkat sumpitnya..
“ hah…ikhh kau belum
mandi sudah mau
makan? Ayo cepat
bersihkan badanmu dulu”
tora memang tidak
membiasakan dirinya
makan sebelum mandi,
dia sangat risih melihat
yang tidak bersih .
“tapi aku sudah lapar
tora kun!!!”
Rengek ruki
“ tidak ada makan jika
baumu masih seperti
naga.. ”
Tora mengambil kembali
mangkuk nasi dan nato
milik ruki
“ haik…”
Dengan gontai ruki
menuruti permintaan
tora, walaupun setengah
tidak rela dia
meninggalkan
makananya yang segera
mendingin.
“ aku sudah seelesai…
mari makan mari
makan ….”
Tora terkekeh melihat
ruki yang benar-benar
kelaparan. Namun lagi-
lagi saat supit ruki
kembali mendarat
dimangkuk nato,tora
kembali menepis
tangannya.
“akh…apa lagi…???”
Kali ini ruki memasang
wajah masam ,
“ kukumu kotor,KAU
JOROK!!!”
“ LALU??”
“LALU APA?cepat
bersihkan dulu baru kau
makan !”
“akh…keburu dingin
kan? Nanti aja akh…”
“ tapi nanti harus benar
benar dipotong kukumu!
Mengerti tidak ?”
“baiklah mr.steril, tapi
ijinkan aku makan dulu!”
Ruki tidak perduli lagi,
dia acuh saja menyuapi
mulutnya dengan
gumpalan nasi yang
masih hangat
“ugh..kesinikan
tanganmu…”
Tora menarik tangan kiri
ruki, denganhati-hati
tora memotong kuku jari
ruki yang sedikit hitam..
“ tora kun tidak mau
akan dulu saja,itu biar
aku sendiri saja yang
potong ”
“tidak! Kau pasti akan
lupa lagi dan tidak
memotongnya lagi, jika
seperti ini kau bisa sakit
ruki kun ”
Tora begitu serius
memotong perjari kuku
tangan ruki,sementara
ruki masih setia
memasukan nasi nasinya
kemulutnya.
“aaaakkkkk….”
Ruki memberi suapan
kemulut tora, tora
membuka mulutnya
tanpa tahu ruki
menyuapinya dengan
tangan telanjang, tora
takut gunting kukunya
akan melukai ruki,hingga
dahinya mengkerut
hingga tidak
memperhatikan
sekitarnya yang terus
memasukan suapan nasi
kemulutnya dengan kuku
kuku tangan yang masih
kotor..
“ehh..ruki,apa kau lupa
ucapanku kemarin?”
Ruki sejenak
menghentikan aktivitas
makananya
“yang mana?”
“ aku bilang kau harus
mengurangi makanmu,
yang kemarin itu benar-
benar berat,sungguh.. ”
“hah???jahat…”
Tora berhasil membuat
ruki malu,dia refleks
menarik tanganya yang
hasilnya tora tidak
sengaja memotong
kukunya terlalu dalam..
“ akh…gomen!!”
Melihat darah yang
mengucur tora segera
memasukan jari ruki
kemulutnya,menghisapnya
tanpa perduli jari itu
kotor, yang tora tahu
ruki tidak boleh
kesakitan .
“ tora jangan,…jariku
kan kotor..”
Ruki merasa sedikit
sungkan.
perlahan tora
melepaskan jari ruki dari
dalam mulutnya, namun
dia terus mendekatkan
dirinya kearah ruki yang
telah hangat memerah
karena malu,tora
mengangkat dagu ruki
pelan,memperhatikan
bibirnya yang bergetar
merah,entah ini hanya
terbawa suasana atau
memang ada sesuatu
dihati mereka,namun
saat ciuman itu
berlangsung mereka
hanya bisa menkmati
manisnya kecupan bibir
yang manis tanpa satu
penolakan..
“apa ini???, kenapa
rasanya berbeda sekali,
aku suka perasaan
hangat ini ”
Batin ruki
“apa yang aku lakukan,
kenapa aku begitu
menyukai ini ”
Begitupun tora tidak
mengetahui perasaan
cinta mereka sudah
tumbuh
owari

Post from mobile portal m.livejournal.com

fanfic, toru, thegazette, toraxruki, alicenine

Previous post
Up