“IS THIS WHAT YOU CALL A FAMILY ?” (Part 3)

Aug 17, 2018 21:54


Beberapa bulan kemudian Mutia dan Dimas sedang melaksanakan ujian kenaikan kelas. Seusai melaksanakan ujian tiba-tiba Mutia dan Dimas dipanggil oleh guru karena suatu hal. Salah satu guru mengatakan bahwa mama mereka sedang sakit. Lalu Mutia dan Dimas diijijnkan oleh guru mereka untuk pulang terlebih dahulu supaya bisa menjenguk mamanya di rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit mereka langsung berlari menuju kamar mamanya. Saat Dimas membuka pintu kamar dimana mama mereka dirawat, Dimas sangat terkejut melihat mamanya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ternyata mamanya sakit karena kelelahan dan banyak pikiran. Dua hari berlalu setelah mama mereka pulang dari rumah sakit, Dimas dan Mutia merawat mamanya agar tidak terlalu bekerja terlalu keras di perusahaan sebagai manager. Seusai mendapat hasil ujian Dimas dan Mutia mengajak mamanya pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikiran mereka setelah semua kejadian yang telah terjadi. Mereka pergi ke pedesaan di mana neneknya tinggal di sana. Pedesaan di mana neneknya tinggal, neneknya sudah tau kalau anak perempuannya itu di tinggal oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab.



Dua minggu telah berlalu mereka memulai kesehariannya. Dimas dan Mutia mulai memasuki kelas baru dan suasana yang baru. Kelas XII, saat-saat seperti inilah yang akan menentukan masa depan mereka. Sudah pasti Mutia dan Dimas akan masuk ke universitas yang terkenal. Hari-hari mereka kini lebih baik dari pada tahun lalu, kali ini hidup mereka lebih berwarna. Mereka kini hidup bahagia dengan mamanya.

Berbulan-bulan telah berlalu sejak mereka masuk kelas XII hari ini mereka akan melaksanakan ujian akhir sekolah. Yang akan diadakan 4 hari kedepan. Mungkin ini hal yang mudah bagi Mutia dan Dimas, mereka menyelesaikan ujian ini dengan baik. Hasil dari ujian ini akan diumumkan seminggu lagi. Mereka menunggu hasil ujian dan hasilnya Mutia berada di peringkat satu sedangkan Dimas berada di peringkat dua dibawah adiknya. Setelah hasil ujian mereka keluar, mereka juga sedang menunggu pengumuman hasil tes masuk universitas yang mereka inginkan. Beberapa minggu kemudian akhirnya hasil tes masuk universitas keluar dan nama mereka ada didaftar mahasiswa baru. Mutia dan Dimas sangat bahagia, mereka memberitahukan berita bagus ini kepada mamanya. mama mereka sangat bahagia karena telah melahirkan anak-anak yang berprestasi.

Mereka memulai hari barunya di universitas terkenal yang ada di Bandung yaitu ITB. Semester awal telah di mulai mereka menjalani kehidupan sebagai mahasiswa baru di ITB. Mereka sangat sedih kerena harus meninggalkan mamanya bersama neneknya di Jakarta. Namun saat sedang liburan mereka akan pulang dan mengajak mama dan neneknya pergi untuk jalan-jalan. Saat mereka akan menginjak semester 5, Dimas dan Mutia merencanakan sesuatu untuk memberi kejutan kepada mama mereka. Saat liburan telah datang, mereka berdua pulang menuju Jakarta untuk memberi kejutan kepada mamanya. saat sampai di rumah mama mereka masih bekerja di kantor akhirnya Mutia meminta tolong pada penjaga rumahnya bila mamanya sudah datang segera memberi tahu Mutia. Mutia dan Dimas menghias rumahnya menjadi tempat pesta kecil-kecilan. Beberapa jam kemudian semua sudah siap, lalu sang penjaga rumah memberi tahu bila mama mereka sudah datang. Akhirnya mereka semua sudah siap dalam posisinya. Saat mama mereka membuka pintu Dimas dan Mutia siap mengejutkan mamanya.

“Kejutan......” kata Dimas dan Mutia

“Wah, makasih ya nak.” Kata mama sambil tersenyum bahagia

Saat mereka sedang asik bercanda, penjaga rumah mereka datang dengan membawa tamu yang tidak diundang. Mereka semua terkejut ketika orang yang berada di balik pintu itu muncul. Dimas, Mutia dan mama sangat terkejut ketika tamu yang tak diundang itu adalah papanya. Orang yang selama ini telah membuat hati mamanya terluka dan juga telah menumbuhkan rasa benci yang mendalam di hati anak-anaknya.

“Ngapain kamu kesini lagi?” Tanya mama agak marah

“Mau apa lagi sih papa ke sini ? Mau bikin hati kita tambah sakit akibat perbuatan papa.” Kata Mutia jengkel

“Papa ke sini mau minta uang ke mama, emangnya perusahaan papa udah bangkrut. Apa papa ke sini mau nyiksa kami lagi?” Kata Dimas marah

Dengan segala kemarahan yang terpancar dari mata mereka saat melihat orang yang telah menghancurkan hati mereka datang ke pesta kejutan.

“Saya kemari hanya ingin melihat anak-anak saya dan juga ibu yang telah melahirkan anak-anak yang berbakat.” Kata papa mereka dengan sopan

“Ngapain kamu kesini kamu sudah terlanjur menyakiti kami, kamu sudah berbuat hal yang tidak pantas terhadap keluarga mu. Mana tanggung jawabmu sebagai kepala keluarga, kau tinggalkan kami seakan kami tidak pernah ada dalam kehidupan anda.” Jawab mama dengan penuh perasaan

“Dari mana papa tahu kala aku dan kak Dimas pulang?” Tanya Mutia heran

“Dari kerabat dekat.” Jawab papa singkat

Melihat mamanya seperti ini sebernarnya sangat menyayat hati Dimas dan Mutia. Seolah-olah papa mereka tidak menghargai perjuangan mama mereka. Saat papa mereka ingin meminta maaf, Dimas mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak sopan untuk diucapakan. Kata-kata itu terlontar karena Dimas sudah tidak bisa menahan amarahnya yang sudah meluap. Selain itu Dimas membentak papanya kenapa papanya lebih memilih wanita lain padahal mamanya adalah perempuan baik hati dan selalu menyayangi keluarganya. Lalu Mutia menenangkan Dimas, Mutia mendekati papanya yang berada di depan pintu rumahnya.

“Pa... papa boleh kok lihat kita, berkunjung ke rumah ini, karena rumah ini adalah rumah kita bukan. Semua kenangan keluarga kecil kita terdapat di rumah sederhana ini. Rumah ini bukanlah rumah Mutia, Dimas, mama atau papa tapi rumah ini adalah rumah kita walaupun papa sudah tidak tinggal bersama kami lagi. Papa kan sudah punya istri lagi tolong ya pa ini permintaan Mutia jaga keluarga baru papa jangan sampai berakhir seperti keluarga kecil ini. Jaga keluarga papa baik-baik dan papa harus belajar menghargai perempuan. Karena tak semua perempuan itu memiliki hati yang kuat.” Kata Mutia sambil memeluk papanya

Saat itu juga papanya yang biasanya jarang menangis, ia menangis terseduh-seduh di pelukan putrinya. Dimas dan mama juga meneteskan air matanya kerena terharu mendengar Mutia berkata seperti itu. Mutia melepaskan pelukannya dan menatap papanya penuh arti. Papanya sangat bangga memiliki putri yang catik, baik hati, dan tegar.

“Jadi papa boleh ikut pesta ini? Papa akan bekujung kemari bila tidak sibuk di kantor. Papa senang memiliki kalian. Maafkan akan sikap papa ya.” Kata papa sambil memeluk mereka bertiga.

“Tentu saja boleh.” Kata Dimas dan Mutia

Dimas akhirnya mulai sedikit melupakan masa lalu mereka yang kelam. Begitu juga Mutia setelah memberi tahu papanya akan hal yang benar dan arti dari sebuah keluarga kecil ini. Mama mereka sangat senang sekali hari ini karena merayakan pesta kejutan denan anggota keluarga yang lengkap. Namun papa mereka tidak tinggal bersama mereka walaupun mereka sudah memaafkannya. Papanya tinggal bersam keluarga barunya sesuai permintaan Mutia. Ini bukanlah akhir melainkan sebuah awal dari perjalan yang akan mereka jalani, mungkin ujian yang diberikan bisa lebih besar dari pada yang kemarin.

***

Beberapa tahun kemudian. Mutia dan Dimas telah menyelesaikan pendidikan S1 mereka di ITB. Selain mama mereka yang menghadiri acara wisuda kedua anaknya papa mereka juga datang dengan membawa keluarga barunya. Setelah Mutia dan Dimas turun dari panggung, mereka melihat orangtuanya yang sudah mulai membaik hubungan diantara mereka. Mutia sangat senang melihat keluarga baru papanya. Papanya terlihat lebih ceria dari biasanya. Seakan-akan Mutia sedang melihat keluarganya yang dulu. Mutia berfikir bahwa permintaannya telah dikabulkan oleh papanya. Lalu mereka berfoto bersama sebagai kenang-kenangan saat Dimas dan Mutia telah menyelesaikan pendidikannya di ITB.

***

Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, tahun depan Mutia akan menikah dengan anak teman dari papanya yang bekerja di perusahaan ternama. Sedangkan Dimas hanya tinggal hitungan bulan saja, Dimas akan menikah dengan anak pemilik perusahaan yang tersohor. Papa mereka mewariskan perusahaannya kepada dua anaknya Mutia dan Dimas. Papanya memberikan semua perusahaan kepada Mutia dan Dimas bukan kepada Yuki dan Takashi anak dari pernikahan keduanya, karenaYuki dan Takashi masih belumcukup umur untuk meneruskan perusahaan papanya dan papanya ingin Mutia dan Dimas yang meneruskan perusahaannya agar tetap berkembang pesat. Usia orangtua Dimas dan Mutia tidak lagi muda, mereka sudah tidak sanggup lagi untuk bekerja. Sekarang yang berekeja adalah Mutia dan Dimas untuk memenuhi kebutuhan keluarga besar mereka. Walaupun berbeda tempat tinggal kedua orangtua Mutia dan Dimas kembali seerti dulu. Akhirnya kehidupan mereka kembali membaik walaupun tidak seperti dulu sebelum semua kejadian terjadi dan mereka hidup bahagia bersama keluarga kecil.

“Jangan pernah menyia-nyiakan suatu hal.Karena jika hal itu pergi lalu kembali, maka hal itu tidak akan pernah sama lagi.”

Previous post
Up