Fic : Love You!

Jul 13, 2013 11:15

Pairing : HosoyanxMassu
Warning : Shounen ai~ sisanya aman kagak ada apa-apanya.. :3

The number you're trying to reach is currently unavailable. Please, try again later.

Pip!

Masuda mematikan handphone nya. Hari ini dia sudah mencoba menghubungi Hosoya untuk kesekian kalinya. Dan yang didengarnya bukanlah suara riang kakaknya itu melainkan suara mesin yang lama-lama membuat Masuda jengkel dan ingin membanting sesuatu. Belakangan ini dia sedang sibuk jadi dia mulai jarang berkomunikasi dengan Hosoya, apalagi sejak MaxBoys dan Zenryoku Danshi bubar, mereka tidak ada lagi waktu rutin untuk bertemu. Kebetulan hari ini dia sedang senggang, maka dari itu sejak kemarin dia berusaha menghubungi kakaknya untuk diajak keluar bersama. Tapi dari kemarin pula yang menjawab teleponnya adalah mesin. Masuda sempat mencoba mengirim pesan namun yang jawaban yang didapat hanyalah

"Maaf Damassu, aku sedang sibuk, nanti malam kutelepon ya?" -- Hosoya

Tapi menunggu semalaman bahkan setelah hari berganti pun tidak ada telepon dari Hosoya. Masuda menghela nafas dan menyerah. Dia memutuskan untuk mencari makan dan pulang. Di tengah perjalanan dalam kereta dia membuka handphonenya lagi, dan mengirimkan pesan untuk Hosoya.

"Nii-san~ kau ada dimana? Kita sudah lama tidak keluar bersama, aku merindukanmu.." -- Massu

Malamnya, ketika Masuda sedang membaca script salah satu tokoh anime yang akan dia isi suaranya, handphone nya berbunyi melantunkan lagu "Sakura", lagu yang MaxBoys nyanyikan, lagu yang menandakan jika Hosoya yang menelepon.

"Moshi-moshi.."

"Masuda Toshiki-kun?" terdengar suara yang bukan milik Hosoya. Masuda bingung, dia melihat nama yang tertera di layar handphone nya, tertulis disitu Nii-san, tapi mengapa bukan suara Hosoya yang didengarnya.

"Iya.. Ini siapa ya?" tanya Masuda bingung.

"Ah ini Kaji Yuuki, aku teman Hosoya-san. Maaf jika aku mengganggumu tapi bisakah kau menjemput Hosoya-san di kedai B? Aku tidak tahu harus menghubungi siapa, aku hanya ingat dia pernah cerita dia dekat denganmu, jadi aku menggunakan handphone Hosoya-san untuk menghubungimu."

"Kedai B? Bisa saja, memang nii-san kenapa?"

"Nii-san? Are? kau adiknya?"

"Kira-kira begitu.. Nii-san kenapa?"

"Ah dia tidak apa-apa hanya mabuk, aku sebenarnya mau mengantarnya pulang, tapi aku tidak tahu di mana dia tinggal."

"Nii-san mabuk? Oh aku akan menjemputnya, beri aku waktu sekitar 20-30 menit, kedai itu agak jauh dari tempatku. Tolong tunggu aku sampai disana."

"Oke"

"Arigatou"

Pip!

Masuda mematikan handphone meraih jaket, dompet dan kunci apartemennya. Dia mencari taksi dan menuju ke kedai yang dibicarakan tadi. Sesampainya di sana dia menyuruh taksi tersebut menunggu, segera masuk ke dalam dan dilihatnya Hosoya dengan seorang pria yang tidak terlalu tinggi di sebelahnya.

"Ano.. Kaji-san?" panggil Masuda.

"Masuda-kun? Kau sudah datang, kalau begitu kuserahkan Hosoya-san untuk kau bawa pulang ya. Perlu kutemani?"

"Aku membawa taksi koq, jadi tidak perlu. Terimakasih sudah menemaninya."

"Kubantu kau membawanya keluar.." Masuda dan Kaji memapah Hosoya keluar kedai dan memasukkannya ke dalam taksi.

"Aku duluan, terimakasih" Masuda membungkuk pada Kaji dan segera masuk ke dalam taksi. Dia memberikan alamat apartemen Hosoya pada supir. Dipandanginya wajah Hosoya yang sedang tertidur sudah tidak sadarkan diri. Tumben sekali nii-san mabuk. Memang dia tidak terlalu kuat minum, tapi setauku dia juga tidak terlalu suka minum. Terakhir dia mabuk berat karena sedang ada masalah dengan keluarganya. Apa dia sedang ada masalah. Tapi kenapa tidak cerita padaku. Masuda merengut memikirkan itu.

Kini Masuda bingung bagaimana cara membawa Hosoya sampai ke kamarnya. Hosoya tidak bisa dibangunkan, dia sudah seperti orang pingsan. Memapahnya sendirian entah sampai kapan baru sampai. Akhirnya Masuda meminta bantuan dari supir taksi untuk menaikkannya ke punggung Masuda. Nah begini lebih baik. Masuda hafal nomor kombinasi apartemen Hosoya jadi dia tidak perlu repot-repot merogoh dan mencari kunci Hosoya yang tak tau diletakkan dimana. Dia merebahkan Hosoya di tempat tidurnya dan melepas sepatunya.

"Nii-san.." Masuda berusaha membangunkan Hosoya. "Lepas dulu jaketmu.." Berhubung yang mabuk tidak bergeming sedikitpun, dengan susah payah Masuda melepaskan jaket Hosoya dan menyelimutinya. Dia melihat jam di pergelangan tangannya, sudah malam. Aku tidur disini saja, kurasa Nii-san tidak akan keberatan. Batinnya sambil menuju ke sofa di ruang tamu dan tidur disana.

Keesokan paginya, Hosoya terbangun dengan kaget dan duduk mendadak, hal yang sangat dia sesali kemudian karena kepalanya pusing dan ruangan serasa berputar.

"Aku tidak akan melakukan itu jika aku jadi kau Nii-san, bangun mendadak setelah mabuk berat semalam bukan hal yang bagus untuk kepalamu." Hosoya menoleh dan mendapati Masuda berdiri di ambang pintu kamarnya sambil membawa nampan yang berisi sarapan paginya.

"Damassu? Kau ada disini?" Lalu tiba-tiba dia merasa perutnya bergejolak, dia berlari ke kamar mandi dan mengeluarkan makanan dan sake yang kemarin malam ia minum. Kepalanya makin terasa pusing, rasanya lelah sekali. Semabuk itukah dia semalam? Dia tidak ingat apa-apa, dia juga tidak tau bagaimana bisa pulang. Namun melihat Masuda ada di apartemennya, berarti Masuda yang membawanya pulang. Kenapa bisa Masuda? Dia tidak minum bersamanya. Hosoya kembali ke kamarnya dan duduk di tempat tidurnya, Masuda sendiri sudah menarik kursi dan duduk santai disitu sambil memandangi kakaknya dengan pandangan menginterogasi.

"Ja.. Makanlah dulu." Masuda menyodorkan semangkok sup ke depan Hosoya.

Hosoya memandangnya dan berkata "Kau gila? Tidak lihat aku baru saja memuntahkan semua isi perutku?"

"Aku tidak gila Nii-san, kau harus minum obat, kepala mu pasti pusing kan? Makanya kau harus makan terlebih dahulu, jika tidak yang ada perutmu ikut perih. Sedikit-sedikit saja."

Hosoya menyerah menuruti kemauan Masuda dan mulai memakan sup di hadapannya.

"Damassu~" panggilnya.

"Hm?"

"Kenapa kau bisa ada disini? Apa kau yang membawaku pulang?"

"Tentu saja, siapa lagi? Semalam temanmu meneleponku, siapa namanya.. Ah iya Kaji Yuuki-san? Dia bilang kau mabuk, jadi dia menyuruhku menjemputmu. Jadilah aku menjemputmu dan mengantarmu pulang, susah sekali tau! Kau sudah seperti orang pingsan sama sekali tidak mau bergerak sedikitpun. Dan berhubung sudah malam, aku tidur saja disini. Kuharap kau tidak keberatan."

"Ah begitu.. Terimakasih.. Maaf sudah merepotkanmu.." jawab Hosoya sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa. Tapi... Aku penasaran kenapa kau bisa sampai mabuk berat begitu?"

"Aku hanya kebanyakan minum." Jawab Hosoya pendek.

"Aku tau kau mabuk karena kau banyak minum, itu bukan jawaban yang kuinginkan Nii-san. Aku bertanya kenapa kau sampai minum sebanyak itu? Aku sangat mengenalmu, kau tidak begitu suka minum dan kau sadar betul kemampuanmu menghadapi alkohol tidaklah bagus. Kalau kau sampai mabuk berarti ada sesuatu. Ada apa Nii-san?" Masuda mengeluarkan pertanyaan yang mengganjal hatinya sejak semalam.

Hosoya meletakkan mangkok sup yang sudah kosong ke atas meja, mengambil obat yang sudah disediakan Masuda di atas nampan dan meminumnya.

"Nii-san..."

"Ah tidak ada apa-apa Damassu, aku hanya kebanyakan minum koq. Tidak ada yang mengingatkanku jadi aku mabuk." Jawabnya sambil menghindari pandangan Masuda. Dia tidak ingin menceritakan apa yang mengganggu pikiran dan hatinya pada Masuda saat ini. Bagaimana dia bisa mengatakannya kalau yang ada di pikirannya sekarang ini adalah Masuda sendiri.

"Kau bohong! Kau bahkan tidak berani memandang mataku sekarang!" Tuduh Masuda mulai kesal. Dia sakit hati melihat sikap kakaknya yang seperti itu.

"Aku.. tidak bohong Damassu.." Kumohon jangan paksa aku mengatakannya.

"Kau bohong Nii-san! Kenapa? Kau tidak bisa menceritakannya padaku? Ternyata kau memang sudah tidak menganggapku adikmu lagi!" Hosoya terkejut mendengar ucapan Masuda. "Kau menghindariku terus belakangan ini. Kau sendiri yang bilang kalau tidak akan ada yang berubah di antara kita, kau sendiri yang bilang aku masih boleh mengajakmu pergi bersama. Tapi tidak ada satupun janjimu yang kau tepati..." Masuda ingin menangis rasanya, bingung dengan sikap Hosoya.

"Damassu... aku..."

"Sudahlah! Kalau kau sudah bosan denganku bilang saja, jadi aku juga tidak mengganggumu lagi." Masuda bangun dari kursinya dan beranjak pergi.

"Tunggu... Toshi!" Bruk! Hosoya terjatuh, dia tidak menyangka kepalanya sepusing itu hingga saat dia berusaha bangun dan meraih Masuda, ruangan kamarnya berputar sekali lagi. Masuda menoleh, kaget melihat Hosoya tergeletak di lantai. Dia melupakan marahnya dan membantu Hosoya untuk duduk.

"Kumohon Toshi, jangan pergi.. Aku.. Bukannya aku tidak ingin menceritakannya padamu, tapi.. tapi aku takut kau membenciku jika aku mengatakannya padamu." Hosoya menggenggam erat tangan Masuda takut Masuda pergi lagi meninggalkannya.

"Kenapa aku harus membencimu? Memang kau salah apa padaku?"

Akhirnya Hosoya membulatkan tekadnya untuk mengatakan apa yang ada di hatinya pada Masuda, dia akan lihat reaksi Masuda nanti. Yang terpenting sekarang dia harus jujur pada adiknya, sebelum adiknya benar-benar pergi karena marah padanya.

"Aku.. Nee~ Toshi.. apa yang akan kau katakan jika aku bilang aku menyukai seseorang?"

Masuda tercengang mendengar pertanyaan Hosoya. Nii-san menyukai seseorang?

"Jadi itu sebabnya kau tidak mau bertemu denganku lagi? Karena kau sudah punya pacar?"

"Tidak, tidak! Aku belum punya pacar, aku hanya bertanya seandainya aku bilang aku menyukai seseorang apa yang akan kau lakukan?"

"Itu... terserah kau Nii-san, kalau kau menyukai seseorang aku tidak bisa melarangnya. Tapi kumohon jangan kau diamkan aku seperti itu, aku takut kehilanganmu." Dalam hati Masuda benar-benar takut kehilangan Hosoya, dia tidak ingin mendengar Hosoya menyukai orang lain. Apa dia cemburu? Tapi kenapa... Masuda terdiam larut dalam pikirannya sendiri.

"Kau tidak akan kehilanganku Toshi." Hosoya tersenyum, dan membuyarkan pikiran Masuda.

"Jadi.. Kau benar-benar sedang menyukai seseorang?"

Hosoya mengangguk menjawabnya. "Kau tidak ingin tahu siapa yang kusukai?"

"Si-siapa..?" Tidak, aku tidak ingin tahu! Aku tidak mau mendengarnya! Batin Masuda memberontak, berlawanan dengan apa yang dia ucapkan.

"Dia.. baik, sangat manis, menyenangkan. Walau kadang suka merengut dan manja padaku. Haha.. susah sekali membujuknya kalau dia sudah mengambek."

"Kau membicarakan orang atau anjing sih?" Tidak terasa suasana antara keduanya sudah mulai kembali normal.

"Tentu saja orang~ masa iya aku jatuh cinta pada anjing.."

"Siapa tahu.. Nii-san kan aneh.." tudingnya. "Jadi siapa?"

Hosoya memejamkan matanya, dan memantapkan diri sebelum akhirnya dia menjawab pertanyaan Masuda. "Kau. Aku menyukaimu Masuda Toshiki.." Dia memandang muka kaget Masuda. Muka yang tidak percaya lalu beberapa saat kemudian muka Masuda memerah. Masuda melepaskan genggaman Hosoya, masih dalam posisi duduk di lantai dia mundur menjauh beberapa langkah dan menutup wajahnya. Aku tidak salah dengar? Nii-san bilang dia menyukaiku?

"A-apa? Kau jangan bercanda Nii-san.. Aku tidak suka kau bercanda seperti itu.."

"Aku tidak bercanda Toshi. Tidak untuk hal seperti ini, aku tidak sekejam itu, aku hanya akan melukai perasaanmu jika aku bercanda. Aku sungguh-sungguh menyukaimu, aku jatuh cinta padamu." Jawab Hosoya dengan serius. "Walau kadang harus kuakui, aku takut dengan perasaanku ini."

"Ke-kenapa?"

"Kenapa? Tentu saja aku takut Toshi, kau pikir bagaimana perasaanku saat menyadarinya? Aku menyukaimu! Orang yang selama ini kupanggil adikku. Aku juga takut menghadapi reaksimu. Aku takut kau membenciku.."

"Tapi.. tapi... kau yakin kau menyukaiku seperti itu?" Masuda masih tidak yakin, mukanya masih memerah.

"Pertama kupikir aku hanya menyayangimu seperti biasa, tapi lama-lama aku menyadari perasaanku sudah lebih dari itu. Aku ingin memelukmu, aku ingin menciummu, aku ingin memilikimu, aku tidak mau kau dekat dengan orang lain. Hingga aku takut Toshi, makanya aku tidak berani menemuimu.. Aku jatuh cinta padamu Toshiki.." Masuda memandangi kakaknya, dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia tidak menyangka kalau Hosoya Yoshimasa, nii-san nya selama ini mempunyai perasaan seperti itu padanya apalagi mengungkapkannya.

"A-aku... aku..." Masuda terbata, dia bingung dengan perasaannya sendiri. Sukakah dia pada Hosoya? Oh iya... Dia sangat menyukai Hosoya, dia sangat menyayangi Hosoya, dia takut jika Hosoya marah padanya, dia sedih dan kesal ketika Hosoya menjauhinya, dia panik ketika tahu Hosoya mabuk berat semalam, dia cemburu saat tau Hosoya menyukai seseorang. Dia menunduk menenggelamkan mukanya di kedua lututnya, tidak berani memandang Hosoya. Jantungnya berdebar keras daritadi, perasaanya campur aduk, rasanya ingin pingsan.

Hosoya tersenyum sedih melihat reaksi Masuda yang bingung seperti itu. "Toshi~ Kau tidak perlu menjawabnya. Maaf jika ucapanku sudah membuatmu tidak karuan seperti ini. Aku hanya ingin kau tahu perasaanku. Lupakan saja jika itu bisa membuatmu lebih baik." Dia meletakkan tangannya di kepala Masuda dan mengusap rambutnya. "Terserah padamu Toshi.. Aku tidak memaksa, aku akan selalu menyayangimu, kau tetap adikku. Yah~~ itu jika kau masih mau bersama denganku."

Masuda mendongakkan kepalanya. "Bagaimana aku bisa melupakannya? Pukul dulu kepalaku sampai aku amnesia jika kau suruh aku melupakannya. Aku hanya... Aku.. Bingung Nii-san.." ucapnya perlahan sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak pernah merasa seperti ini."

"Kau membeciku?" tanya Hosoya tiba-tiba.

"Tidak! Aku tidak membencimu Nii-san.." Jawabnya cepat.

"Lalu? Seandainya.. aku menyebut nama lain ketika kau menanyakan orang yang kusukai, bagaimana?"

Masuda ngeri membayangkan seandainya nama lain yang meluncur dari mulut Hosoya. Dia menggeleng. Entahlah.. Sedih itu pasti, takut kehilangan Hosoya itu juga pasti. Kabur? Menangis? Atau justru mengamuk? Dan semua jawaban dalam kepalanya itu meyakinkan dia pada perasaannya.

"Kurasa... Aku juga menyukaimu Nii-san" Jawab Masuda pada akhirnya. Lega sekali Hosoya mendengar itu, saat itu juga ingin dia memeluk dan mencium orang yang ada di hadapannya saat ini. Tapi niat itu ia urungkan, tidak mau Masuda kaget dan melarikan diri darinya. Dia meraih tangan Masuda dan menggenggamnya. "Terimakasih Toshi.." dia tersenyum lembut.

"Jadi.. sekarang apa hubungan kita?" Masuda malu menanyakannya.

"Terserah padamu.. Bagiku kau sahabatku, juga adikku, dan kuharap kau juga tidak keberatan kusebut pacarku"

Masuda mengangguk perlahan dan Hosoya memeluk Masuda.

"Haha. Kenapa kau tegang sekali? Seperti aku tidak pernah memelukmu saja.."

"Ah iya.. tapi itu kan.. sebelum..." Masuda terlalu malu untuk melanjutkan ucapannya.

"Pelan-pelan saja Toshi. Kita jalani saja hubungan ini dengan santai. Kau tidak perlu takut, aku tidak akan melakukan yang aneh-aneh padamu koq. Haha.." Ucap Hosoya sambil tertawa. Kebiasaannya menggoda Masuda memang susah sekali dihilangkan.

"Aneh-aneh?! Aneh-aneh bagaimana? Nii-san kau jangan macam-macam!"

"Iya-iya.. Aku tidak akan macam-macam padamu. Aku janji Toshi.." Hosoya merenggangkan dekapannya agar bisa memandang wajah Masuda. "Aku sayang padamu, aku akan menjagamu. Kalau kau tidak mau, aku tidak akan pernah memaksa.." Dia mengucapkan itu sambil mendekatkan wajahnya ke arah Masuda. Masuda sudah memejamkan matanya erat-erat. Dia mau menciumku! Astaga!

Melihat wajah panik adiknya, Hosoya tersenyum dan dia mendaratkan kecupan lembut di kening Masuda. Masuda membuka matanya.

"Kupikir kau mau menciumku!"

"Aku memang menciummu kan?"

"Di bibir!" Wajah Masuda memerah lagi ketika menjawabnya.

"Haha.. Tadinya, tapi wajahmu saja ketakutan seperti itu. Aku akan menunggumu sampai kau mau menerimaku." Dia menepuk-nepuk kepala Masuda. "Tapi jangan lama-lama ya, setidaknya ijinkan aku mencium bibirmu dalam waktu dekat."

"Nii-san!!!!!"

Dan Hosoya pun tertawa terbahak-bahak, sementara Masuda wajahnya sudah bak kepiting rebus dan ingin membunuh nii-san nya tersebut. Memang menyenagkan sekali menggoda Masuda.

Aku akan menjagamu. Setia menunggumu.

"Entah apa yang kusukai darimu Nii-san.." Masuda menggelengkan kepalanya tapi kemudian dia tersenyum. Yah~ apapun itu. Aku mencintaimu Yoshimasa-san.

- Owari -

*Nyungsep* -- another fluff~ XD~



Aren't they cute~~~

maxboys, hosoya yoshimasa, masuda toshiki, fanfiction

Previous post Next post
Up