Chara : Hosoya Yoshimasa, Masuda Toshiki
Nii-san~
Aku ada di apartemenmu, kau tidak ada di dalam ya? Aku masuk ya?
-Massu-
Hosoya membaca pesan dari Masuda yang masuk ke ponselnya beberapa saat yang lalu. Hosoya tertawa membacanya. Anak itu tumben-tumbennya minta ijin masuk, biasa juga bisa masuk sendiri jika aku tidak ada di apartemen.
Ya. Masuk saja, aku masih belum bisa pulang sekarang.
-Hosoya-
Sekitar satu jam kemudian dari dia membalas pesan dari Masuda baru dia bisa pulang. Dia sempat mampir ke kedai ramen dan membeli ramen untuk dibawa pulang, mengingat adiknya yang terobsesi pada jenis mi satu itu.
"Tadaima~~" sapa Hosoya saat masuk ke dalam apartemennya. Dia membuka sepatunya dan samar-samar dia mendengar suara tv dan sambutan "okaeri~" dari Masuda. Hosoya masuk ke dalam dan menemukan adiknya sedang duduk manis menonton televisi, dia sendiri tidak begitu memperhatikan apa yang ditonton oleh Masuda. Dia pergi menuju dapur dan meletakkan ramen yang tadi dibelinya di atas meja.
"Toshi, kau sudah makan? Aku belikan ramen untukmu." Teriak Hosoya dari dapur. Namun tidak ada jawaban. Hosoya jadi merasa heran sejak kapan Masuda tidak bereaksi mendengar kata ramen. Apa dia sedang sakit? Kalau dia normal pasti sekarang dia sudah duduk manis sambil tersenyum lebar di kursi makannya. Bagai anak anjing menunggu makanan dari tuannya.
"Toshi?" Panggilnya lagi sambil menuju ke ruang tamunya, dimana Masuda sedang menonton televisi. "Toshi? Apa yang kau tonton sih? Kenapa serius sekali..." Kemudian Hosoya bengong saat menyadari apa yang ditonton oleh Masuda. Itukan dirinya yang ada di layar, sedang menyanyi dan menari dalam lagu "Prayer", di sebuah panggung -- Shiraishi Special Live Tour. Sesaat kemudian kesadarannya kembali, darimana anak itu bisa mendapatkan DVD dirinya? Kenapa tiba-tiba Masuda bisa menonton DVD itu sih?
"Toshi~" Hosoya duduk di sebelah Masuda dan melambaikan tangannya persis di muka Masuda. "Kenapa tiba-tiba kau menonton itu sih? Dapat darimana?" Rasanya aneh menonton dirinya sendiri.
Kemudian Masuda menoleh dan memandangi Hosoya.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?"
"Nii-san.. Kau keren sekali!!" seru Masuda dengan pandangan mata berbinar-binar.
"Heee??! Kau ini bicara apa sih?" Mukanya memerah. "Itu kan sudah lama. Kenapa tiba-tiba kau menontonnya? Dapat darimana?" Tanyanya lagi.
"Tentu saja aku membelinya." Hosoya benar-benar bengong mendengar jawaban santai Masuda itu. "Tapi nii-san~~~ Kau memang keren sekali!!!!" Jawab Masuda sambil menggelayut dan melingkarkan lengannya di leher Hosoya.
"Jangan bicara aneh-aneh ah.." Hosoya refleks meletakkan tangannya di pinggang Masuda. "Kau tidak sedang sakit kan?"
"Hm?" Masuda melempar pandangan bingung. "Tidak aku sedang tidak sakit koq, kenapa?"
"Habisnya tiba-tiba kau berteriak seperti itu, bahkan kau tidak menggubrisku saat aku bilang aku membelikan ramen untukmu."
"Eh? Nii-san beli ramen untukku? Asik~~ Arigatou nii-san.." Hosoya menghela nafas benar-benar tidak percaya pada adiknya satu ini.
"Ya sudah, ayo makan?"
"Nanti dulu nii-san, aku belum selesai menontonnya." Masuda melepaskan pelukannya di leher Hosoya dan kembali duduk ke posisi semula, memandang ke layar, melanjutkan melihat tour kakaknya dengan wajah penuh kekaguman. Hosoya mengendikkan bahu, menyerah jika adiknya sudah menyukai sesuatu, mau diapakan saja tidak akan bergeming. Dia tersenyum, menepuk-nepuk kepala adiknya dan bangkit berdiri.
"Nii-san~~" panggil Masuda sembari mencegah kakaknya agar tidak pergi.
"Hmm..?"
"Disini saja, nonton bersamaku.." Masuda menunjukkan deretan giginya.
"Heh? Tidak mau!"
"Ayolah nii-san~~" Masuda mulai mengeluarkan senjata ampuhnya -merengek-. Hosoya hanya bisa pasrah dan membiarkan dirinya ditarik duduk kembali di sofa. Meskipun dia merasa sedikit aneh melihat dirinya sendiri disitu, tapi jika adiknya sudah merengek seperti itu dia tidak sanggup menolak.
----
"Howaaaa~~ Kau memang keren nii-san~~"
"Astaga Toshi.. mau sampai kapan kau mengatakan itu?"
"Sampai aku puas mengatakannya." Masuda menjulurkan lidahnya. Mereka sudah selesai menonton DVD itu, sekarang Masuda sedang asik melahap ramen di hadapannya, sedangkan Hosoya hanya menonton saja, dia sudah makan tadi sebelum pulang. "Nee.. nii-san.."
"Hmm..?"
"Kau terlihat senang."
"Maksudmu?" tanya Hosoya bingung.
"Kau terlihat senang sekali saat menyanyi."
"Oh itu.. Haha.. Tentu saja Toshi.. Aku suka menyanyi, dan aku juga suka menari. Apalagi melihat penonton yang begitu banyak dan antusias, mengerikan memang tapi juga menyenangkan. Aku yakin kau pun pernah merasakan hal yang sama."
Masuda mengangguk. "Nii-san.. Apa kau juga senang saat menyanyi bersamaku?"
"Are? Tentu saja, kenapa kau bertanya seperti itu."
"Maksudku... Aku tidak sehebat dirimu nii-san. Aku tidak begitu bisa bernyanyi dengan baik jika dibandingkan denganmu, aku juga lama sekali menghafalkan gerakan tarian. Aku takut... selama ini kau merasa aku sudah menghambatmu.."
Hosoya sempat bengong tidak percaya mendengar adiknya mengucapkan semua itu. Darimana pikiran itu bisa datang dari Masuda. Dia berdiri dan menghampiri Masuda, memeluknya dari belakang.
"Kau jangan bodoh Toshi, darimana pikiran seperti itu? Aku tidak suka kau merendah seperti itu. Siapa bilang kau tidak bisa menyanyi? Kau bisa menyanyi, bahkan kau lebih cepat memahami sebuah lagu daripada aku. Suaramu itu bagus lho." Dia memutar kursi yang diduduki Masuda agar menghadapnya. "Kau itu masih muda.. Siapa bilang kau tidak hebat, kau bahkan bisa berakting dan bermain di atas panggung. Aku tidak bisa melakukan semua itu Toshi. Kau punya bakatmu sendiri. Dan aku selalu merasa bahagia saat bernyanyi denganmu di MaxBoys, aku juga senang saat membawakan Zenryoku Danshi bersamamu, mengisi suara bersamamupun aku senang Toshi. Kau lebih dari yang kau bayangkan. Kau mengerti?"
Masuda mengangguk pelan dan menghambur memeluk kakaknya.
"Jangan pernah berpikir seperti itu lagi ya? Kau partner terbaik yang pernah bisa kumiliki."
"Nii-san juga..." gumam Masuda di bahu Hosoya. Hosoya tersenyum mendengarnya.
"Lanjutkan makanmu."
"Un!"
Omake :
"Nii-san! Nii-san!" Masuda setengah berlari masuk ke kamar Hosoya dan meloncat ke atas tempat tidur yang sedang ia duduki. Lama-lama tempat tidur ini bisa rusak jika Masuda terus-menerus meloncat ke atasnya.
"Hati-hati Toshi! Kau ini.. Ada apa?"
"Tutup matamu!"
"Eh? Untuk apa? Tidak mau!"
"Ayolah nii-sannn~~~ Tutup matamu.... Nii-san baik~" Dia mulai memegang lengan baju Hosoya dan menggerakkan ke kanan dan ke kiri. "Aku tidak akan mengisengimu koq... Aku janji!! Ayo nii-san~"
"Awas kau ya kalau aneh-aneh.." Meskipun bicara seperti Hosoya menurut juga dia menutup matanya. Beberapa saat kemudian dia merasa Masuda memegang rambutnya. "Eh? Kau apakan rambutku? Toshi!"
"Selesai!!" Masuda berteriak senang sambil tertawa. Hosoya membuka matanya dan memegang rambutnya.
"Apa yang kau lakukan sih?" Dia bertanya bingung masih tidak mengerti apa yang Masuda lakukan ke rambutnya.
"Hehe.. sini, sini.." Masuda menarik kakaknya berdiri dan membawanya ke hadapan cermin. Ternyata tadi Masuda memasangkan jepit rambut di salah satu bagian rambut Hosoya. Membuatnya seperti saat ia tampil di panggung Shiraishi Kuranosuke Live Tour saat itu.
"Dasar kau ini!" Hosoya menjitak kepala Masuda pelan sambil tertawa. Lalu dia melihat dirinya di cermin lagi. "Kenapa tiba-tiba kau memasang jepit di rambutku?"
"Hehe.. Aku suka melihatnya nii-san!! Nii-san imut~~~" Kemudian dia kabur melarikan diri dari kakaknya.
"Toshi!! Kau ini memang iseng sekali ya!! Awas kau kalau tertangkap!" Hosoya berlari mengejar adiknya. "Kemari kau!!"
Kemudian yang terdengar hanyalah suara tawa dari mereka berdua yang bermain kejar-kejaran.
Owari
Note :
Ini ya nek klo kebanyakan nonton Hosoyan~ wkwk...
kira2 reaksi saya seperti Massu waktu nonton DVD itu... "Hosoyan~~ kerennnn~~"
dan omake nya, saya ga nahan liat ituh jepit rambut, imut pisan *plak
cute? ne? ne? *squeal*