HOLY BLOOD, HOLY GRAIL, HOLY COW!

Jun 19, 2006 08:42

Untung bukan saya yang membeli buku ‘Holy Blood, Holy Grail’, melainkan ayah saya. Ya, ayah saya yang malang. Uangnya melayang untuk sebuah buku yang kualitas terjemahannya sangat buruk. Tolong garis-bawahi kata ‘sangat buruk’. Masalahnya bukan hanya tata bahasa Indonesia penerjemah yang kacau-balau (tolong beri tahu saya arti sebenarnya dari ‘Impilikasinya (sic) dalam Dossiers Secrets adalah bahwa tekanan itu dibuat oleh Ordo Sion, karena Baudouin ‘berhutang tahta’ padanya’). Penerjemah juga jelas tidak menguasai dengan baik bidang buku yang diterjemahkannya serta juga sering salah menerjemahkan tidak saja kalimat-kalimat, tapi juga kata-kata, dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

Awalnya saya cukup gembira karena ‘ark’ pada ‘Ark of the Covenant’ diterjemahkan dengan benar menjadi ‘tabut’, bukan ‘bahtera’ seperti yang dilakukan penerjemah ‘The Name of the Rose’. Kegembiraan itu membuat saya sejenak mengabaikan tata bahasa penerjemah yang memusingkan. Lama-kelamaan, segala sesuatunya menjadi semakin kacau, dan saya tidak lagi bisa menahan tawa karena ‘Book of Revelations’ diterjemahkan menjadi ‘Buku Ilham’. Bukan maksud saya menjelek-jelekkan penerjemah dan penyunting, tapi kesabaran saya sudah habis menghadapi buku-buku terjemahan berkualitas sedemikian buruk yang banyak diterbitkan akhir-akhir ini.

Sekarang mari kita ambil contoh lain lagi. Di halaman 225-226, ada sebuah elegi yang dibacakan ketika seorang laksamana bernama George Anson meninggal dunia di tahun 1672. Bunyi asli stanza yang ditampilkan dalam ‘Holy Blood, Holy Grail’ adalah sebagai berikut:

Upon that storied marble thine eye.
The scene commands a moralising sigh.
E’en in Arcadia’s bless’d Elysian plains
Amidst the laughing nymphs and sportive swains
See festal joy subside, with melting grace,
And pity visit half-smiling face;
Where now the dance, the lute, the nuptial feast,
The passion throbbing the lover’s breast,
Life’s emblem here, in youth and vernal bloom,
But reason’s finger pointing at the tomb!

Yang dengan menakjubkan diterjemahkan sebagai berikut:

Di atas pualam yang berkisah, tertangkap matamu.
Pemandangan itu menyiratkan sebuah desahan khotbah.
Dalam restu Arcadia dan Elysian yang sederhana,
Di tengah tawa peri-peri dan babi yang bermain sportif,
Melihat kegembiraan pesta memudar, dengan keanggunan meleleh,
Dan rasa iba mengunjungi wajah setengah tersenyum;
Di mana sekarang tarian, kecapi, pesta perkawinan,
Gairah berdenyut dalam dada kekasih,
Simbol kehidupan hadir dalam kemudaan dan bunga musim semi,
Tetapi jari telunjuk menuding pada makam!

Anda boleh beralasan, menerjemahkan puisi kan sulit?

Betul, menerjemahkan puisi itu sulit.
Tapi saya rasa tidaklah sulit melihat bahwa pada puisi itu yang tertera adalah ‘swain’ dan bukan ‘swine’. Bila Anda mencek kamus, taruhlah Oxford seperti yang saya gunakan, ‘swain’ berarti ‘anak muda yang sedang dimabuk cinta’. Yang artinya babi adalah ‘swine’.

Catatan-catatan lain saya:
- ‘Storied’ di baris pertama kok menurut saya lebih berarti ‘bertingkat’ bukan ‘berkisah’. (Arti lain ‘storied’ adalah ‘terkenal’, tapi kalaupun arti kedua ini yang dimaksudkan oleh sang penulis puisi, artinya tetap saja jauh dari ‘berkisah’.)
- ‘E’en’ sebetulnya adalah bentuk puitis kuno dari ‘even’. Penerjemah sepertinya tidak tahu hal ini.
- ‘Plains’ bukanlah ‘sederhana’, melainkan ‘dataran’, seperti dalam ‘the Great Plains’.
- Dan jelaslah ‘E’en in Arcadian bless’d Elysian plains’ artinya sama sekali bukan ‘dalam restu Arcadia dan Elysia yang sederhana’. Terjemahannya seharusnya kira-kira ‘bahkan di dataran Elysia nan diberkahi di Arcadia’.

Sisanya silakan Anda telaah sendiri. Dan ingat, itu hanya contoh sepanjang setengah halaman dari buku setebal 716 halaman (dan isinya tentu saja bukan melulu puisi). Jadi saya kira Anda bisa paham mengapa akhirnya saya memutuskan untuk mengembalikan saja ‘Holy Blood, Holy Grail’ ke rak. Lebih baik saya menabung sedikit untuk membeli versi bahasa Inggrisnya daripada membiarkan pusing kepala saya berlarut-larut. Saya pun berharap ‘The Lost Gospel’ (yang akan diterbitkan segera oleh GPU) diterjemahkan dengan berhasil dan serius.
Previous post Next post
Up