Tittle : Your White Wings
Chapter : 3
Author :
ritchuukiRating : PG
Pairing : Sakuraiba, Sakumoto (Brothership)
Genre : AU, Angst, Family Drama
Language : Indonesian
Summary :
Waktu yang mengalir tanpa henti... ada satu jiwa yang ingin diselamatkan...
Sakurai Sho.
Air mata membasahi kelopak mata yang terpejam itu, Sho kemudian bangun terduduk di ranjang rumah sakitnya sembari membuka kedua mata setelah ia berkali-kali berusaha mengusap air matayang menetes dari sana meskipun matanya tak kunjung kering.
Dadanya terasa sesak, dadanya terasa penuh dengan sesuatu yang tak bisa ia hindarkan... Rasa rindu pada ibunya. Sudah 15 tahun lebih Sho mendambakan ibunya, dia tau bahwa hanya dalam mimpi saja mereka bisa bertemu. Hanya dalam mimpi saja Sho bisa memandang wajah sang ibu tersenyum seperti yang tersisa di beberapa lembar foto. Dan hanya dalam mimpi saja dia bisa membayangkan kebahagiaan dalam masa kecil yang memang tak dimilikinya lagi setelah ibunya tak ada...
Akhir-akhir ini Sho berpikir semuanya hanya masa lalu indah yang ia percaya bisa saja hanya sesuatu yang dia bayangkan semata. Karena, dalam kenyataan ingatannya paling lama yang Sho miliki, ibunya tak sesering itu tertawa, tak sesering itu mengatakan bahwa dia menyayangi putranya, tak pula ibunya sering berada di rumah karena terus di rumah sakit... Seperti dirinya sekarang.
Seperti dirinya...
Bangun di tengah malam dengan hati perih.
Ingin Sho menertawai dirinya karena sempat terpikir selintas bahwa menyedihkan sekali mati di ranjang rumah sakit tanpa sesuatu yang pernah ia sebut kehidupan.
Seharusnya bukan itu yang dia khawatirkan...
Dia sadar sekali dalam dirinya ada penyakit lain selain yang didiagnosis dokter...
Apa itu?
Keseringan membaca membuatnya semakin banyak berpikir dan mencari-cari jawaban pertanyaan rumit arti kehidupan. Kenapa setiap hari dirinya harus terbangun tampa rasa tahu apa ya diinginkannya, terbangun dan harus menjalani kehidupan seorang pemuda penyakitan yang tak punya teman dan keluarga. Seorang pemuda yang tak tahu apa yang harus akan membuatnya ingin hidup lebih lama jikapun dia tahu nyawanya tak akan panjang. Tak menginginkan dan tak mengharapkan apa-apa. Tak ada baiknya dari menginginkan sesuatu.
Senyum ibunya sekali lagi masih terkilas dalam ingatan Sho. Ibunya orang yang seperti apa? Apakah sebenarnya ibu sering tertawa begitu? Kenapa dalam mimpiku ibu selalu tertawa?
Sekali lagi ada yang salah. Ada lubang menganga di hatinya selama ini... Lubang hitam yang rasanya ingin ia masuki.
Rasa kosong menderanya... Sho kemudian berbaring lagi. Mencoba memejamkan mata dengan perlahan.
Ibu, kau boleh membawaku secepatnya dari dunia ini.
Aku sangat menginginkan kau berada disisiku jika kau bisa tapi itu tak mungkin bukan?
Bersambung :)