This is my story before the day I go to Japan (Nov 12,'13)
Nov 12, 2013 07:24
[Thanks again Allah] Kemarin malam aku terserang penyakit bulanan. Berawal dari rasa sakit dari jam 11 malam, "Ah, mungkin ini sudah tiba saatnya" pikirku tenang. Tapi lama-kelamaan sakitnya mulai GAK NYANTE. Biasanya kalau sakit seperti ini langsung aku bawa tidur aja biar gak terlalu kerasa. Tapi yang kali ini lain daripada biasanya, sakitnya sungguh tak tertahankan, bahkan untuk berbaring aja gak bisa, malah tambah sakit.
Menit ke menit aku merasakan sakitnya, makin terasa hopeless bagiku. Kuselimuti tubuhku dengan jaket dan bedcover, aku pun mulai berkeringat (namun ini bukanlah masuk angin, sehingga pastilah tidak berefek apa-apa). Mulai terpikir pemikiran yang aneh-aneh dan negatif. Sekitar jam setengah 12 malam aku telepon ayahku, kusampaikan bahwa aku sakit dan benar-benar tidak tahan dengan rasa sakitnya, sehingga aku minta ia untuk meneleponku keesokan hari untuk memastikan aku tidak apa-apa. Kemudian ayah minta aku menghubungi salah seorang teman yang sekiranya bisa membantuku bila nantinya terjadi apa-apa padaku.
Yang terpikir saat itu adalah Hemas. Singkat cerita langsung ku telepon dia, dan aku juga minta tolong padanya untuk memastikan jika aku tidak ada respon via telepon di keesokan hari, aku minta ia datang ke kosku. Hemas sempat berinisiatif untuk datang malam itu juga, tapi tak aku izinkan, karena aku pikir tempat tinggalnya yang sekarang cukup jauh menuju kosku, terlebih itu sudah larut malam. terlalu berbahaya bagi perempuan jalan di atas jam 12 malam. Maka aku minta dia melakukan yang kuminta pertama tadi.
Aku tahan rasa sakitnya. Sampai jam 1 dini hari rasa sakit itu belum juga pergi. Ini sangat aneh bagiku, belum pernah terjadi sebelumnya, bisanya gak sesakit ini. Karena sudah sangat tidak tahan >.< akhirnya setengah 2 dini hari aku putuskan untuk pergi ke rumah sakit terdekat. Dengan tubuh gemetar aku membuka gerbang kos, lalu mengendarai motorku menuju rumah sakit melewati gelapnya jalan raya.
Sesampainya di parkiran rumah sakit aku sudah hampir semaput, untungnya ada petugas yang segera membantuku dan mengantarkanku ke ruang UGD. Aku sampaikan rasa sakitku pada suster dan dokter yang ada di sana. Mereka takjub mengetahui aku mengendarai motor seorang diri sambil menahan rasa sakit itu. kemudian mereka memutuskan memberiku injeksi. Sebenarnya aku benci banget suntikan >.< tapi demi hilangnya rasa sakit ini tanpa pikir panjang aku berkata "YA".
Beberapa saat kemudian suster datang dan siap menyuntikku. Tak lama berselang ia berkata "Sudah". "HAH? SUDAH?" kataku kaget. Sungguh tak terasa apa-apa, pasti karena rasa sakit perutku ini lebih sakit dari pada rasanya disuntik" >.<
5 menit, 10 menit, 15 menit, obatnya belum bereaksi, aku kembali hopeless di atas tempat tidur. Sempat terpikir jangan-jangan aku terkena usus buntu atau penyakit lain yang sekiranya membutuhkan rawat inap cukup lama. Maka aku menanyakan pada dokter, kemudian dokter memeriksaku dan dari tanda-tandanya sepertinya aku tidak terkena usus buntu. Alhamdulillah.
Tapi hatiku masih belum bisa tenang. Terpikir pula masalah keberangkatanku ke Jakarta sore ini, juga keberangkatan ke Jepang pada esok dini hari. Benar-benar kacau pikiranku saat itu >.< "Jangan-jangan aku gak bisa pergi ke Jepang?" Pikiranku berputar di sekitar pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Tak rela rasanya bila pada akhirnya tidak bisa pergi ke Jepang karena sakit di H-1. Tapi mau bagaimana lagi, ini juga pasti sudah menjadi rencana Allah. Rencana Allah pasti selalu berakhir indah, itu yang selalu aku tanamkan dalam benakku.
Maka aku mulai pasrah pada keadaanku saat itu, apapun yang terjadi padaku nantinya, apakah aku jadi berangkat ke Jepang atau tidak, aku pasrahkan semuanya pada Allah SWT. Aku akan siap menerima apapun kondisinya. Yang harus aku pikirkan sekarang adalah kesehatanku.
Walau sudah diijeksi, saat di bawa berbaring rasanya makin sakit, maka kuputuskan untuk berdiri dan mondar-mandir. Dokter sampai bertanya "apa belum hilang rasa sakitnya?", "belum dok, malah tambah sakit ini" kataku. "tunggu sebentar lagi, seandainya masih sakit, nanti akan saya berikan injeksi yang lebih kuat" kata dokter lagi. Aku langsung berkata iya saking gak sanggupnya menahan rasa sakitnya.
Setelah beberapa menit mondar-mandir akhirnya aku kelelahan, dan memutuskan untuk duduk kembali di ranjang. Beberapa menit kemudian entah bagaimana tiba-tiba aku merasa ngantuk, dan tanpa sadar aku pun tertidur.
Beberapa menit kemudian dokter membangunkan ku dan menanyakan apakah aku masih merasa sakit?, setelah aku rasa-rasa ternyata rasa sakitnya mulai berkurang. Alhamdulillah >.< Sepertinya obatnya baru bereaksi sekarang. Maka dokter tidak jadi menginjeksiku untuk yang kedua kalinya. Suster pun memindahkan ranjangku ke ruang sebelah agar aku bisa beristirahat.
Di ruang itulah aku merasa berangsur-angsur membaik. Aku merasa beberapa menit sebelumnya di rumah sakit ini bagaikan mimpi. Tapi ini sungguhan dan benar-benar nyata, tampaknya rasa sakit yang tadi benar-benar telah mengalihkan kesadaranku.
(di ruang istirahat)
(ternyata tadi aku benar-benar disuntik, tapi gak terasa sakit sama sekali) Sekitar jam setengah 5 pagi, aku merasa cukup baikan untuk dapat berdiri dan sepertinya sudah bisa mengendarai motor lagi. Tadi aja saat sakit bisa, masa saat udah baikan malah gak bisa, hahaha,,,
Aku pergi ke ruangan dimana aku dirawat pertama kali, kemudian duduk di salah satu kursi di sana, sudah cukup sepi, hanya tinggal seorang perawat laki-laki dan 1 orang pasien baru bersama 2 orang temannya. Perawat tadi menanyakan keadaanku, aku pun menjawab bahwa aku sudah baikan, kemudian ia memberiku map hijau berisi secarik kertas resep obat.
(aku menebus obatku dan membayar biaya perawatan)
(dan ini lah obatku, tampaknya aku harus pergi ke Jepang dengan ditemani obat-obat ini) Semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat aku dan temanku di Jepang nanti.
Aku pun pulang disambut mega merah di langit subuh sambil menitikkan air mata. Sepertinya Allah masih mengizinkanku untuk menggapai mimpiku pergi ke negeri sakura. Kulalui gerbang kos dan pintu kamarku yang dini hari tadi kutinggalkan dengan penuh rasa sakit. Sungguh malam yang penuh arti bagiku, beberapa jam menahan rasa sakit, menginap di rumah sakit, dan akhirnya sembuh. Sungguh kuasa Allah sangat luar biasa. Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan. I Love You, Allah.