Author: ranzeratihmcfly
Pairing: YabuNoo, Yabu X OC (one sided)
Genre: Drama
Rating: PG-13
Disclaimer: akan tiba waktu untukku memutus tali silaturahmi antara Yabu dan Inoo
Warning: Alay Absurd Alien
Summary: Love isn’t always as you dream it should be
A/N:
Semoga dikemudian hari saya tidak menyesal pernah menulis fiksi YabuNoo absurd seperti The Dim Dim Story ini...
Adimas Yabu “The Dim Dim Story”
Adimas Yabu sedang asyik main kelereng di halaman guest house di Jalan Kaliurang Yogyakarta Special Region, ketika dia mencium aroma makanan manis dari arah shared kitchen tempat Ia dan Ibunya menginap. Sanctuary sementara mereka berdua, menghindari Yabu Kota, sang Ayah.
“Mamah lagi ngapain?” tanya Dimas yang tiba-tiba muncul di dapur.
“Lagi bikin lekker.” Jawab Ibunya santai. “Dim Dim mau yang rasa apa? Coklat? Coklat keju susu?” *berasa lagi jualan*
Dimas menatap Ibunya dengan wajah penuh kecemasan. “Emang Mamah bisa bikin lekker? Mamah kan nggak bisa masak?”
Jdieeerr
TiChan melirik puteranya sepintas, menyunggingkan senyum lalu kembali fokus pada lekkernya. Membuat Dimas terus mengoceh.
“Kecuali sop sama sayur asem, masakan Mamah kan absurd semua Mah. Apalagi kalo Mamah bikin kue. Bentuknya bikin Dimas nggak pengan makan. Mana rasanya simpang siur pula. Kan bikin Dimas jadi galau Mah...”
TiChan meremas sendok adonannya.
Sabar TiChan, kalem... Anak ini tidak berdosa, dan Ayah biologis dari anak ini adalah Yabu Kota. Yabu Kota!! Demi apapun Dim, bwt Mamah, bikin kue itu lebih susah daripada bikin Dim Dim, Nak...
“Padahal masakan yang dibikin sama Eyang Putri enak semua...” Ucap Dimas sambil cemberut.
“Dimas cicipin dulu deh, baru nanti boleh komentar...”
Dimas berpikir sejenak. Bocah lugu berusia empat tahun yang berbibir tipis ini berpikir apakah lekker buatan Ibunya aman untuk dikonsumsi. Tapi, bukankah Ia merapat ke dapur karena tertarik dengan aroma manisnya?
TiChan pun menyodorkan sepiring lekker pisang coklat keju susu ke hadapan Dimas yang membuat Yabu junior mundur selangkah. Ragu. Tapi akhirnya, demi menghormati jerih payah Ibunya tersayang, tangan mungil Dimas meraih selembar lekker tersebut, mendekatkannya ke mulut, menggigitnya, dan mengunyahnya...
“Gimana Dim?”
Dimas terhenyak.
“Mamaaaaahh!!” teriaknya kemudian. “Tumben ini enak, Mah!!”
“Yosha!!” xDD
TiChan terus sibuk dengan urusan dapurnya. Dimas dengan membawa sepiring penuh tumpukan lekker, lanjut bermain kelereng di halaman depan. Dan ketika TiChan mengantarkan piring terakhir penuh lekker untuk Dimas, Ia mendapati anaknya sedang digendong oleh seseorang.
Pria tampan. Sangat tampan!! Ketampanannya bahkan bisa membuat malaikat di surga jatuh cinta. Disamping pria tampan bertubuh jangkung itu ada pria cantik berjari lentik... Pria? Cantik, rambut sebahu dikepang ke samping, pakai rok warna salem selutut dengan blouse bunga warna senada, dan wedges yang match. Perfect! Tapi dia pria... Ah ya sudahlah. Siapa pula yang peduli dengan gendernya.
Kenapa dua makhluk Tuhan terkutuk ini ada disini?! Kenapa?! Padahal udah dibela-belain ngumpet segala!! >.<
“Kota? Kei?”
Kedua pria tersebut menoleh bersamaan, begitu pula Dimas.
“Ohisashiburi...” Sapa Yabu sambil melemparkan senyumnya yang menawan.
Sial! Makin cakep aja nih Papahnya Dim Dim. T-T
“Ohisashiburi, TiChan...” Sapa Inoo juga.
“Burik...” jawab TiChan sekenanya. (note: Burik means jelek banget).
“Apa kabar?” Tanya Yabu lagi.
“Menurut lo?”
“Kamu udah terima email yang aku kirim kan?”
TiChan diam tidak menjawab, Ia meletakkan piring penuh lekker di meja, lalu berjalan mendekati Yabu. Mendekati Dimas yang sedang digendong Yabu lebih tepatnya. “Dim Dim, sini sama Mamah, sayang...” Ucapnya sambil mengulurkan kedua tangan.
Dimas melingkarkan kedua tangannya ke leher sang Ayah, menenggelamkan kepalanya di sekitar jakun Yabu yang menggoda. Merengek. “Dimas mau sama Papah, Mah.”
“Papah baru dateng dari Jepang, pasti capek banget... Mamah aja yang gendong Dim Dim ya,”
Dimas menggeleng mantap. “Mamah juga kan habis berjuang bikin lekker, Mah? Pasti Mamah lebih capek dari Papah deh?”
Capek ati iya Dim...
“Nggak kok, Mamah kuat dong...”
“Biar sama aku dulu,” Kata Yabu sok kebapakan.
“Iya biar sama Kota dulu ya,” Inoo menimpali.
TiChan mendelik ke arah Inoo. Mengisyaratkan pada pria half boy half girl itu untuk tidak ikut campur.
“Papah,” Sela Dimas ditengah perang dingin YabuNoo VS TiChan. “Papah kenapa baru jenguk Dimas sekarang, Pah? Papah nggak sayang sama Dimas ya? Dimas cuma tau sosok Papah dari PV yang Mamah puter tiap malem, Pah...”
Yabu mengacak-acak rambut hitam Dimas yang berpotongan jamur persis a la Chibi Yabu, lalu mengusap-usap gemas hidung idolnya ke pipi puteranya.
“Banyak yang harus Papah kerjain sebelum bisa ketemu Dimas. Maaf ya...”
Lagi-lagi Yabu melempar senyum menawan a la malaikat. Dimas yang masih balita pun langsung luluh.
DUSTA!! Lo tau gw pregnant tapi tetep aja nikahnya sama Inoo!!
“Oh iya Dimas, kenalin, ini tante Kei...” Kata Yabu kemudian.
“Tante Kei? Bukan tante Inoo, Pah?”
“Ettou, dulu sih tante Inoo, tapi mulai sekarang Dimas panggil tante Kei ya,”
“Kenapa, Pah?”
Karena ‘Inoo’ nya udah ganti jadi ‘Yabu’, sayang!! T-T TiChan menjerit dalam hati.
“Biar akrab aja... Mau kan akrab sama tante Kei?”
“oKei!!” seru Dimas polos dan ceria.
"Ahh, kawaii!!" Ucap Inoo gemas, mencubit-cubit lembut pipi Dimas.
Tanah yang dipijak TiChan mulai bergetar. Tubuhnya terasa tidak seimbang. Bumi terasa berputar (lha emang iya, kalo Bumi nggak berputar njuk piye?).
“Dim Dim, sini sama Mamah sayang...”
TiChan benar-benar membutuhkan Dimas untuk memberinya kekuatan. Tapi sepertinya Dimas sudah terbius dengan aura sweet talker Ayahnya sehingga tidak menghiraukan Ibunya. Manisnya aura Yabu sungguh mengalahkan rasa manis lekker manapun. Dan lagipula ini adalah kali pertama anak tak berdosa itu bertemu dengan sang Ayah yang sudah sangat dirindukannya.
“Dim...”
TiChan menyentuh lengan putera semata wayangnya. Satu-satunya harta Yabu yang Ia punya.
“Dim Dim...”
Dimas masih asyik menikmati momen dengan Ayahnya.
Dunia tiba-tiba berubah menjadi Yabu Kota & Kei serta Dimas. TiChan hanyalah debu antariksa di luasnya galaksi Bimasakti. Sungguh nestapa...
JaKal seketika menjadi terasa lebih dingin dari biasa. Sesak rasanya...
Salbutamol... uhuk... Salbutamol…
“Dim...”
TiChan masih diabaikan.
“Kalo Dimas ikut Papah sama tante Kei ke Jepang, Dimas mau kan?” Tanya Yabu sepihak, tanpa konsultasi dan ijin dari Ibunya Dimas.
Ini dia inti kedatangan Yabu. Menjemput Dimas.
Sungguh bisa diduga bahwa Dimas akan menjawab, “Mauuuuu!!”
Dan dunia TiChan mendadak gelap. Hitam pekat.
***
Masih bersambung