Diantara

Aug 13, 2020 23:32

Diantara ruang - ruang yang kosong,
mengapa kita selalu ingin mengisinya dengan sesuatu.
Seakan akan ada yang salah dengan ruang kosong.
Seakan akan hal baik tidak akan pernah membuatnya terisi,
sehingga kita mengisinya dengan hal hal negatif.
Asumsi asumsi. Prasangka.
Tak bisa membedakan mana yang kenyataan
dan mana yang hanya pengandaian dari imajinasi semata.

Saya selalu ditemani rasa takut. Apapun itu, kapan pun itu.
Tiada hari tanpa rasa takut, rasanya bukan sebuah motto hidup yang bagus.
Saya masih tidak bisa terima. Tidak bisa melepaskan.
Semua kegagalan dan rasa sakit yang saya rasakan karena rasa takut.

Hubungan antar manusia.
Karir dan pendidikan.
Mimpi - mimpi yang kandas.

Semua dilindas rasa takut.
Rasanya pedih.
Apakah hanya sampai disini saya bisa melangkah?
Saat semua sudah maju dan menemukan jalan masing - masing.

Haruskah saya berusaha membahagiakan semua orang.
Walaupun saya tau itu tidak bisa dilakukan, tetap saja selalu dan selalu saya menghancurkan diri saya karena ingin membuat orang bahagia, dan akhirnya malah mengecewakan mereka karena saya selalu takut. Takut akan segala hal.

Yang paling setia berada bersama saya adalah rasa takut.
Bagaikan serigala yang selalu mengikuti dibelakang saya. Selalu siap menerkam.
Atau kah itu hanya perasaan saya?
Seperti yang semua orang katakan..
“Itu bukan apa apa.”
“Belum tentu terjadi.”
“Abaikan saja.”
Seakan akan saya tidak sedang berada dalam rahang sang serigala saat itu juga.

Mungkin benar, pikirku.
Mereka toh tak bisa melihatnya. Mungkin saya hanya mengada - ngada.
Tapi darah mengalir terkena gigitannya.
Tenang saja. Bukan kenyataan. Hanya dalam pikiranku. Takkan menyakiti siapapun. Tak ada yang bisa melihat. Hanya aku yang merasakan.
Jadi apa yang aku rasakan benar? Mungkin saja aku sudah gila.
Tidak tidak. Tidak tau. Aku tidak tau apapun. Aku tidak mau berpikir lagi.
Semua membuatku sakit. Semua membuatku pedih.
Semua tajam dan menusuk.

Semua hal membuatku sakit.
Maka aku lebih memilih untuk melupakan. Melepaskan. Mengorbankan. Menghancurkan. Memutus segala hal. Memberi akhir.

Karena aku tak sanggup menanggung rasa sakitnya terus menerus.
Karena aku tak yakin dapat menghentikannya.
Dapat mengubahnya.

Aku hanya pecundang yang terus menerus kalah.
Terus menerus dikalahkan.
Jatuh berkali kali ke lubang yang sama.
Mengecewakan. Menyebalkan. Hanya memberi rasa sakit.

Bisa jadi hidup memang hanya berputar putar didalam satu lingkaran yang sepenuhnya buram karena kabut membayangi.
Tidak ada awal. Tidak ada akhir.
Statis.

Biarlah aku hidup hanya untuk diriku.
Mati hanya untuk diriku.
Biarpun hidup dan matiku bukan sesuai kehendakku.
Biarlah hidup seperti ini saja.
Mengisi ruang ruang kosong.
Menyakiti. Disakiti.
Menghancurkan. Dihancurkan.
Biar mati, lalu tumbuh lagi.
Previous post Next post
Up