Title : Candy Rain [ONESHOT]
Cast : Ogasawara Ken , Kaminaga Keisuke [Rikkai’s cast of 2nd Tenimyu]
Rating : PG-13, AU, OOC.
Disclaimer : I don’t own any characters in here story nor Tenimyu’s casts. I own this plot. That’s all. don't like don't read.
*****
Langit di kota Osaka hari itu terlihat mendung. Awan-awan berubah warna menjadi kelabu pekat. Semilir angin yg tadinya sejuk lambat laun menjadi dingin yg menembus kulit. Pemuda berambut hitam pendek itu merapatkan jaket kulit ketubuhnya serta melilitkan syal berwarna abu-abu yg tadi menjuntai kebagian lehernya agar hangat. Gumpalan asap-asap kecil terbentuk dari hembusan napas pemuda itu. Walaupun hari kian dingin tapi ia tetap tenang menunggu. Yang terdengar hanya bunyi angin yg berhembus menerpa tubuhnya serta titik-titik air hujan yg mulai turun. Pemuda itu tidak berpindah tempat dari berdirinya, ia pikir pohon yg menaunginya cukup lebat. Setidaknya disini teduh dan ia tidak kebasahan, pikirnya sambil menghela napas lamat-lamat.
Terdengar derap kaki berlari kearahnya. Pemuda itu menoleh untuk memastikan kalau orang yg ditunggunya telah datang. Sebuah senyum terbit dibibirnya yg berwarna merah muda itu.
Pemuda lain yg tadi berlari kearahnya langsung melepas jaket tebal yg dikenakannya dan menaruhnya diatas kepala pemuda yg berdiri dibawah pohon lebat itu.
'Aku memintamu untuk menunggu bukan memintamu tuk kedinginan disini, Kei' ucap pemuda jangkung yg ada dihadapannya tersebut.
'Aku tidak kehujanan dan kebasahan kok' sahut Kaminaga dan ia tersenyum manis.
Melihat senyum dari pemuda manis itu Ogasawara jadi merasa bersalah. 'Gomen ne, Kei' desah Ogasawara dan meletakkan kedua tangannya dibahu Kaminaga. Alis kaminaga terangkat sebelah.
'Nani ka, Ken-chan?' Tanyanya.
'Sudah membuatmu menunggu' jawabnya. 'Seandainya aku tahu kalau hari ini akan hujan, aku pasti akan mengganti tempat janjian kita. Di kafe atau di kedai Ueda-san. Tidak di taman kota seperti ini' nada menyesal tersirat disuara berat Ogasawara.
Kaminaga tertawa kecil. 'Daijobu. Aku tidak apa-apa kok. Lagian aku tidak menunggu lama disini. Aku yakin Ken-chan akan datang secepat mungkin'
'Kenyataannya aku terlambat. Gomen ne' sahut Ogasawara masih merasa menyesal membiarkan Kaminaga menunggunya.
'Ken-chan, aku disini untuk berkencan denganmu lho. Bukan tuk mendengarkan pernyataan maafmu berulang kali. Sudahlah. Aku baik-baik saja. Hora!!' Kaminaga merentangkan kedua tangannya tuk meyakinkan kekasihnya itu kalau ia memang baik-baik saja.
Ogasawara tergelak sesaat lalu ia maju selangkah tuk meraih lengan Kaminaga dan membawa pemuda manis itu kedalam pelukannya. Kehangatan dari tubuh Ogasawara menjalar kekulit tubuh Kaminaga. Memberikan kehangatan lain. Bukan seperti kehangatan karena terlindung oleh jaket. Tapi lebih pada kehangatan yg nyaman dan menenangkan. Kaminaga menaruh dagunya diatas bahu Ogasawara. Ia sangat menyukai aroma tubuh lelaki itu yg tertiup angin terbawa dan terhirup olehnya. Ogasawara melakukan hal yg serupa, ia menyeruakkan kepalanya Keleher pemuda itu. Dan menghirup aroma manis dari tubuh Kaminaga. Pemuda manis itu seperti memiliki aroma permen. Harum dan manis. Cukup lama mereka berpelukan hingga rintik hujan menjadi deras.
Ogasawara melepaskan pelukannya dan menatap Kaminaga. 'Hujannya jadi lebat lho Kei. Aku pikir kita tidak akan bisa kemana-mana'
Kaminaga menggelengkan kepalanya pelan. 'Kita bisa bermain hujan, Ken-chan' Kaminaga menunjuk kearah depan mereka dimana hujan turun dengan derasnya. Sedangkan mereka berteduh dibawah pohon yg cukup rindang. Ogasawara memutar bola matanya.
'Aku tidak mau kamu jatuh sakit karena hujan-hujanan' papar pemuda jangkung itu dengan nada khawatir.
'Tidak akan. Aku tidak akan sakit kok. Sebentar saja, Ken-chan. Ayolah' desak Kaminaga sambil menarik lengan baju Ogasawara. 'Onegaiii' tambahnya dengan tatapan memohon.
Ogasawara ragu sejenak sebelum akhirnya ia mau saja diseret Kaminaga ketengah hujan deras. Ia tidak bisa menolak jika Kaminaga mengeluarkan tatapan memohon seperti itu. Tidak ada salahnya jika sekali-kali bermain air hujan, pikirnya. Lagipula ia sudah lama sekali tidak bermain hujan. Mungkin terakhir kali ia melakukannya ketika kelas 6 disekolah dasar dulu. Sudah lama sekali. Dan ketika air hujan menjatuhinya samar-samar ia teringat kenangan masa kecilnya dulu. Menyenangkan. Ogasawara menengadahkan telapak tangan kanannya kearah langit, dan membiarkan setiap tetes hujan berjatuhan disana. Ia membawa matanya menuju Kaminaga yg ada dihadapannya. Mata pemuda itu tertutup rapat. Kedua tangannya terentang lebar. Dan wajahnya menengadah keatas langit. Ogasawara tersenyum kecil melihat kekasihnya itu tampak tersenyum senang. Pemandangan indah yg langka, batin Ogasawara.
Senyuman Kaminaga melebar saat tetesan air hujan membasahi wajahnya.
‘Ureshiiii~’ teriaknya dengan riang sambil berputar-putar seperti anak kecil yg baru saja mendapatkan permen lolipop besar. Ogasawara hanya tertawa renyah ketika melihat kelakuan kekasihnya itu.
‘Ano, Ken-chan. Tau rasanya air hujan gak?’ tanya Kaminaga tiba-tiba. Ia berhenti berputar-putar. Kepalanya setengah miring dan bola mata besarnya bekedip-kedip menatap kearah Ogasawara. Ogasawara terkesiap sebentar karena mendapat pertanyaan mendadak semacam itu dari Kaminaga.
‘uhmm..rasanya air hujan,eh?’ telunjuk Ogasawara mengetuk-ngetuk ujung dagunya. Seolah-olah tampak sedang berpikir. Ujung bibirnya terangkat sebelah. Matanya menatap Kaminaga lekat-lekat dari ujung kepala hingga kaki. Pipi Kaminaga menggelembung menunggu Ogasawara berpikir. Ogasawara membawa langkah kakinya menghampiri Kaminaga.
‘Apa?’ tanya Kaminaga saat Ogasawara berada hanya satu senti dihadapannya. Mata pemuda manis itu berkedip-kedip gugup. ‘Ano...r-rasanya a-asin lho, Ken-chan’ ucap Kaminaga dengan terbata-bata. Jelas pemuda itu gugup luar biasa.
‘Asin?’ sebelah alis runcing Ogasawara terangkat tinggi. Ia tersenyum menggoda. Kemudian ia mencondongkan wajahnya hingga sejajar dengan wajah Kaminaga.
‘Sou desu ka? Biar aku mencobanya’ Ogasawara menarik sebelah lengan Kaminaga dan menangkap pinggang pemuda tersebut. Kaminaga tersentak kaget. Sedetik kemudian dapat ia rasakan sentuhan hangat menyapu bibirnya. Mata Kaminaga menutup secara otomatis. Rasa hangat itu kembali menjalar keseluruh tubuhnya. Ogasawara menekankan bibirnya lebih lama diatas bibir merah muda milik Kaminaga. Manis. Seperti ada rasa manis yg meresap masuk kemulutnya. Ia menyukai rasa itu. Rasa bibir Kaminaga. Dingin dan manis.
Angin bertiup sedikit kencang. Namun hujan deras mulai berubah menjadi rintik-rintik.
Kaminaga membuka matanya dengan perlahan saat rasa hangat dibibirnya mulai pudar sedikit demi sedikit.
‘Rasanya manis’ Ogasawara mencondongkan wajahnya kebelakang telinga Kaminaga dan berbisik disana.
‘uhn..Seperti permen?’ tanya Kaminaga dengan polosnya tanpa berani memandang kearah Ogasawara. Kaminaga dapat merasakan wajahnya yg memanas. Ia menggigit bibir bawahnya. Berharap wajahnya tidak memerah dan berubah menjadi kepiting rebus.
‘Seperti Kei. Rasanya manis seperti kamu’ Ogasawara menjentikkan jari telunjuknya diatas hidung Kaminaga.
Dan sebuah kecupan ringan mendarat dipipi Ogasawara. Pemuda jangkung itu terkejut.
‘sore wa fukushu’ lidah Kaminaga terjulur kearah Ogasawara.
Dan lagi Ogasawara tergelak dibuatnya.
Hujan pun mulai reda. Hanya terdengar tetesan air jatuh dari dedaunan yg basah sehabis hujan.
FIN