Ada tiga orang. Tiga orang yang aku favoritkan selama hidup ku. Kita telah membagi suka dan duka bersama dari kita umur 2 tahun.
Pertemuan pertama kami di lengkapi dengan suara tangisan bayi, popok yang berisi kotoran bayi, dan bubur pisang. Tangisan bayi? Tentu saja itu tangisan kyungsoo, menangis adalah hal yang selalu ia lakukan ketika appa nya menitipkannya di tempat penitipan bayi, tempat kami bertemu dengannya. Sampai sekarang, ia selalu melakukan tradisi itu. Saat berpisah dengan ayahnya ia pasti akan menangis. Aku sempat kagum dengan kesetiaannya kepada appa~nya. Mengingat mereka hanya hidup berdua karena umma nya kyungsoo telah lama tiada. Namun semua pandanganku berubah ketika aku bertanya alasannya mengapa, ia dengan santainya menjawab.
'Chaerin~ah, jika aku tidak berpura - pura menangis seperti itu.sii tua(baca:ayahnya) itulah yang akan menangis. Dan menganggap ia telah gagal menjadi ayah karena anaknya saja tidak menangis jika berpisah dengannya. Hal itu aku pelajari ketika umurku setengah tahun. Saat ia menitipkan ku pada halmoni dan aku tak kunjung menangis. Appa menangis berjam-jam sampai telat ke kantor. Akhirnya halmoni harus mencubit ku dulu, lalu aku menangis, baru dia berangkat kerja' ucapnya dengan santai dengan mata besarnya.
Begitu mendengar alasannya, aku hanya bisa takjub. Yeoksi, kyungsoo. Aku memang tak mengharapkan yang lebih darinya.
Selain kyungsoo, aku masih memiliki yixing atau yang biasa kami panggil lay, dalam daftar lingkaran persahabatan kami. Seorang yang tenang, dewasa dan penyuka pisang. Begitulah kesan yang kudapat darinya pertama kali. Yah paling tidak itu sebelum kyungsoo secara tidak sengaja memasukkan bubuk cabai kedalam jus tomatnya ketika kami semua berumur 6 tahun. Ia menjadi hyper dan cepat marah, belum lagi wajahnya yang memerah karena tak kuat dengan pedas. Karena hal itulah kami dihukum berdiri menghadap tembok.
Lalu, masih ada kris. Seorang peranakan canada-china. Dahulu ketika pertama kali bertemu, ia lah yang paling kecil diantara kami berempat. Namun lambat laun, dia malah yang tumbuh seperti monster. Kris? Tidak ada yang bisa kukatakan tentangnya, dia terlalu sempurna. Bahkan aku sebagai sahabatnya mengakui kesempurnaannya. Yeah kecuali sifatnya yang perfeksionis dan tidak mau kalah.
Yang terakhir? Tentu saja aku. Lee chaerin. Seorang yang cantik dan lady-like. Membuat sempurna pertemanan kami.
Chapter 2
" Kyungsoo~aah, susu habis lagi. Kau pasti yang menghabiskannya"teriak kris dari arah dapur.
Sontak kami bertiga saling berpandangan. Kyungsoo menatap aku dan lay dengan memelas.
"Hyung, chaerin~ah, help me"ujar kyungsoo.
"Nope, count me out, guys" kata yixing akhirnya, ia segera beranjak dari sofa yang kami duduki dan masuk ke dalam kamarnya.
"Kyungsoo!!" Teriak kris lagi.
"Chaerin~aahh " seru kyungsoo sambil memelukku.
Jika sudah seperti ini, aku hanya bisa menghela napas. Segera aku berdiri dari sofa dan berjalan menuju dapur. Mendapati sosok tinggi berambut blonde. Aku melingkarkan tanganku di pinggang kris dan memeluknya dari belakang.
"Hey, kryssiee~ ada apa teriak-teriak,hm?"Kataku sambil terus memeluknya.
"Mana kyungsoo?" Kata kris dengan suara beratnya.
Aku melepaskan tanganku dari pinggangnya. Memegang tangannya dan menuntunnya ke meja makan.
"Ayo duduk kryssie~ bagaimana jika kita sarapan saja? Okey? Mau apa? Bacon? Telur? Sereal?" Tanyaku berusaha mengalihkan perhatiannya.
Tetapi kris hanya diam sambil menatapku tajam.
" Telur dan bacon saja. " Jawab kris akhirnya.
" Oke. Aku akan memasak dulu" ketika aku berdiri untuk pergi ke dapur, Kris memegang tanganku dan menatapku.
"Kita akan masak bersama"
Dan disinilah kami berduaan di dapur untuk memasak bersama. Secara bahasa, mungkin kris menyebutnya dengan memasak bersama namun secara praktik yang ia lakukan hanyalah memelukku dari belakang dan aku yang memasak.
Kegiatan rutin yang sangat ia sukai.
Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa sikap kami seperti itu. Atau mungkin aku tidak sengaja melupakan point - point penting, bahwa sebenarnya aku dan kris sudah lama bertunangan. Di umur kami yang sudah menginjak 19 tahun. Dan mengingat bahwa kami adalah keturunan elit. Sudah bukan hal yang menakjubkan jika kami bertunangan.
Bukan karena cinta, tetapi karena kita saling membutuhkan.
Setelah sarapan siap, aku memanggil yixing dan kyungsoo untuk ikut sarapan.
"Wah, baunya harum" seru kyungsoo segera masuk ke ruang makan. Ia segera duduk di tempat biasanya dan memakan hidangan yang disajikan.
" Kyungsoo, jangan lupa membeli susu yang kau habiskan" ujar kris.
Kyungsoo hanya mengangguk dan melanjutkan makan.
"Oke , jadi kegiatan kalian hari ini apa?" Tanya ku memecah keheningan.
"Tidur"
"Main PS"
"Tidur"
Ujar ketiga lelaki didepanku bersamaan.
Aku menghela napas dan menatap kosong pada mereka bertiga.
"Kalian serius hanya akan melakukan kegiatan seperti itu? Di hari sabtu secerah ini?" Tanyaku tidak percaya dan menatap ketiga sosok didepanku.
"Sorry chaerin~ah , aku mau saja pergi. Tapi seminggu ini aku sudah terlalu lelah dengan resital piano ku.aku butuh istirahat"Jelas yixing lalu ia pergi dengan roti di kedua tangannya dan pisang yang diselipkan diantaranya.
Yasudahlah kehilangan yixing tidak berarti banyak bagiku, mataku beralih kepada kyungsoo. Aku menatap mata kyungsoo sambil berkedip - kedip nakal untuk membujuknya. Tapi yang dia lakukan hanya pergi dengan mulut penuh bacon dan roti sambil mengucapkan "sowwwyyy chaawwreen "
Helaan napasku kembali terdengar.
Kini pandanganku tertuju kepada kris. Sosok yang sedang kulihat sedang meminum kopi dengan santai layaknya bos sebuah perusahaan. Yah walaupun ia memang bos perusahaan. Namun melihat gaya nya yang seperti ini, aku masih saja tidak membiasakan mata ku. Padahal ia akan menjadi satu-satunya pria dalam hidupku. Akan menjadi bukan hanya pria favorit namun terpenting dalam hidupku.
Memikirkan itu saja sudah membuatku bergidik.
Keadaan hening setelah kyungsoo dan yixing meninggalkan ruang makan, yang terdengar hanyalah suara dentingan alat makan yang kugunakan. Setelah makan, aku mencuci semua piring kotor. Tidak ada pembantu di rumah ini,tak seperti rumah utama. Kalian pasti bingung untuk apa kami berempat berada di dalam satu rumah bersama.
Ini semua atas ide appa kris, agar kami berdua bisa saling mengerti lebih. Namun tinggal berdua bukankah terlalu vulgar dan awkward? Makanya aku berinisiatif mengundang kyungsoo dan yixing walau itu ditentang keras oleh kris.
Yeah, kayak aku gak tau aja apa maksud kris dibalik ini semua. Sudah lama kris ingin membuat hubungan kami lebih jauh, tapi aku belum siap. Karena aku tidak cukup mencintainya. Makanya aku terus menerus mengelak.
"Chaerin"
Lamunanku dibuyarkan oleh suara kris dari belakang. Kini kami berdua sedang berada di kamar. Dan benar saja, ia memelukku dari belakang. Tangannya diletakkan di pinggang ku dan telapak tangannya mengelus perutku.
"Waeyo kryssie~" kataku lembut. Ia lalu melepaskan pelukannya dan membalikkan badanku agar menghadapnya.
"You wanna go out? I can accompany you . That's what a fiance doing, rite?"Ujar kris.
" No, I will accompany you. Sudah lama ku tidak menemani mu bukan?" Kataku sambil tersenyum.
Chapter 2
Kris' POV
Ada beberapa orang yang dapat sukarela memberikan semua hal yang mereka punyai untuk bisa mendapatkan waktu yang berharga. Seperti yang kumiliki sekarang ini. Mempunyai tunangan yang cantik menemani ku. Duduk di sofa dengan chaerin menjadikan paha ku sebagai bantal.
Mataku kembali tertuju pada chaerin yang sedang tidur dipangkuanku. Novel tebal kini menyembunyikan wajah cantiknya. Ku pastikan sekarang bibirnya mengerucut tanda bahwa ia sedang serius membaca novel. Tangan kanan ku berada di atas kepalanya, mengelusnya. This is the best moment I've ever had. Sayang sekali perasaan kami tidak sama. Sayang sekali bahwa ia tidak mempunyai perasaan yang sama denganku.
Tanganku secara otomatis mengepal , membuktikan bahwa aku sedang merasa tidak nyaman. Chaerin tau akan kebiasaanku, karena sekarang dia berhenti membaca novel dan bangun dari pangkuanku. Matanya yang besar memandangku dengan rasa ingin tahu.
"Wae krissy?"Tanya nya lembut, jemarinya yang putih dan kecil mengelus rambut ku berusaha menenangkanku. Wajahnya semakin lama semakin mendekati wajahku.
Sungguh, walau beberapa ratus kali pun ia menyentuhku di tempat yang sama, namun jantung ku masih berdetak hebat. Panas dingin menyelimuti tubuhku. Dan reaksi ku akan selalu sama. Aku menjauhkan tubuhku dari tubuhnya. Karena akan sangat tidak sehat bagi jantungku bila berdekatan dengannya terlalu lama. Dan, tubuhku yang akan memanas, Apalagi dengan ia yang memandangku dengan kepolosannya.
" Jangan mendekatiku sedekat itu, chaece. Kau kan tahu apa batasanku"jawabku sejujurnya.
"I know, krissy. I love you " ujar chaerin sambil memelukku.
' Aku tau kau tak bersungguh-sungguh dengan kata-kata itu chaece.bukan cinta sebagai seorang kekasih tentunya.' Ucap kris lirih dalam hati.
" Nado" jawab kris pelan.
'Taukah kau seberapa lelahnya aku mendengar kata I love you dari mu chaece?lelah karena setiap kali aku mendengarnya, aku berharap kau benar-benar mengatakannya dari lubuk hati mu yang dalam'
Chapter 3
Kyungsoo's Pov
Hai yeorobun. Point of view sekarang ada pada ku. Apa yang ingin kalian ketahui? Semua sudah diceritakan oleh pasangan bodoh itu. Pertemuan kecil kami di sebuah tempat penitipan anak di daerah gangnam, persahabatan kami sampai sekarang, kisah cinta yang tragis.
Ah, pasti kalian belum mengetahui seluruhnya, seluruhnya dari kisah cinta seorang kris wu, biar kutambahkan. Kisah cinta seorang kris wu yang tragis.
Apakah hati kalian sudah cukup letih saat membaca point of view dari kris tadi? Itu belum seberapa. Masih banyak kegalauan yang dirasakan kris. Mengenai cinta pertama nya, dan mungkin akan menjadi cinta terakhir dalam hidupnya.
Kurasa Kalian bernasip buruk karena harus tahu semua masalah ini. Sebuah kisah cinta bodoh dari seorang pria untuk wanita nya.
KRIS POV
Wajah kris mengernyit seiring dengan cahaya matahari yang jatuh mengenai wajahnya. Selimut yang ia gunakan tadi malam entah bertandang kemana meninggalkan tubuhnya. Dinginnya pagi, serta cahaya yang bersinar membuat paraduan aneh namun terasa lengkap. Tubuhnya yang masih di hinggapi rasa lelah, membuat ia membenamkan diri lebih dalam ke ranjang empuk serta tubuh mungil chaerin. Ya, di sebelah kris, tertidur pulas sosok polos chaerin dengan memakai piyama. Tangan besar kris berada di atas perut chaerin sesekali mengusap perut chaerin.
Kali ini, bukan hanya cahaya matahari yang berkomplot untuk membangunkannya, suara deringan iphone 5 kris mulai berkumandang. Deringan itu adalah telepon dari sekertarisnya tanda bahwa sekarang sudah pukul 7 pagi. Seolah semesta menentang kris untuk memanfaatkan waktu lebih banyak dengan chaerin. Kris mengalah, mengalah pada semesta alam dan beranjak dari ranjangnya. Meninggalkan malaikat yang sedang tertidur manis.
Dering suara iphone kris kembali terdengar, membuat dahi kris berkerut tanda bahwa ia kesal. Tak mau repot-repot menjawab telpon yang entah dari siapa. Kris beranjak ke kamar mandi untuk siap-siap.
Hari ini adalah hari minggu, tidak pantas bila sekertaris kris menelpon di pagi buta agar kris bisa mengurus klien dari China yang terkenal rewel. Apa gunanya ia mempunyai 10.000 karyawan lulusan terbaik bila tak satupun yang becus melakukan pekerjaan? Rutuk kris dalam hati. Dahinya berkerut dan matanya fokus pada email di depannya. Ia sekarang sedang berada di ruang kerja nya dengan macbook serta secangkir kopi panas di tangannya. Sebuah ruang kerja yang kondusif. Elegan dan profesional. Pakaian kris yang bergaya formal dengan celana bahan dan kemeja mahal.
Kris memang seorang yang profesional, di usia nya yang tengah menginjak 20tahun tak jarang mendapat decak kagum dari para klien kris yang usianya kebanyakan 30tahun lebih tua darinya.
Ia menjalankan perannya sebagai CEO Wu corp dengan mulus. Berharap perjanjian dengan ayahnya cepat dipenuhi olehnya. Agar ia bisa memperoleh hak sepenuhnya atas chaerin. Malaikatnya.
"Krissyy, bagaimana dengan baju ini?" Ujar chaerin masuk ke dalam ruang kerja kris sambil memperlihatkan dress menawan bergaya casual dan chic persis seperti pribadi chaerin.
Sementara orang yang ditanya hanya bisa memandang kagum pada gadis di depannya. Bisa merubah sebuah dress casual dan chic menjadi dress seksi ketika dikenakan merupakan bakat tersendiri dan itu dimiliki oleh chaerin.
'Cantik. Aku suka' kata-kata itu keluar begitu saja tanpa suara dari mulut kris.
" Kau mau kemana?"Kata-kata yang lain keluar dari mulut Kris.
" Bukankah kita ada acara amal? Untuk Wu corp dan Lee's?"
" No charity event for you. Not for public event"tukas kris tajam. Kris melanjutkan pekerjaannya tak menggubris tatapan tajam dari chaerin.
"Krissy" panggil chaerin, ia duduk tepat di depan kris hanya terpisahkan meja.
"No, chaerin. I've already told you nth times. End of discussion."Ujar kris lalu berdiri dari kursi dan berjalan keluar ruangan meninggalkan chaerin.
Apa apaan dia,ujar chaerin dalam hati. Dia bertingkah seperti itu lagi. I'm not his property, I'm his fiancee, soon to be wife.
---
Malam pun tiba, kris sudah bersiap di atas ranjang dengan kacamata menghiasi hidung mancungnya dan sebuah buku tebal di tangannya. Ia sedang membaca bacaan ringannya. Sementara chaerin baru keluar dari kamar mandi lengkap dengan jubah kamarnya. Ia melepaskan jubah kamarnya dan terlihatlah tubuhnya yang dibalutkan baju piyama mini dan sexy. Setelah itu chaerin naik ke ranjang tepat di sebelah kris. Seketika tubuh kris menegang saat chaerin menggunakan selimut yg sama dengan kris sehingga sekarang tubuh mereka berdua sangat berdekatan.
Tiba tiba saja kris sudah berada di atas tubuh chaerin. Tangan kanan kris memegang erat kedua tangan chaerin di atas kepala chaerin. Sementara kepala kris sudah berada di leher chaerin. Mencium dan meninggalkan kiss mark di leher jenjang dan putih chaerin.
" Apa yang sedang kau lakukan chaerin? Kau sengaja bukan? Hanya untuk mengunjungi acara amal sialan itu? " Ujar kris sambil menatap mata chaerin dalam-dalam.
Chaerin membalas tatapan kris. Ia tidak takut pada kris. Sudah lama takut itu hilang. Kris memang orang yang seperti ini, belasan tahun chaerin mengenalnya ia memang baru mengenal kris yang seperti ini. Dan chaerin terbiasa dengan sikap kris. Dominant, temprament.
" I'm not giving in chaerin, just so you know my dear darling" kata kris terakhir sambil mengecup bibir chaerin, lalu ia berguling ke kiri dan tidur membelakangi tubuh chaerin.
Kris tidur disamping chaerin, dengan baju piyama yang menurut chaerin sexy di tubuhnya. Chaerin berguling mendekati kris dan merangkul kris dari belakang.
" Siapa bilang aku melakukan dengan sengaja kris, ini memang bajuku" ujar chaerin lalu ia melepaskan rangkulannya dan tidur membelakangi kris.
Selang beberapa menit, sepasang lengan hangat memeluk chaerin dari belakang. Mengusap perut chaerin dan meletakkan wajahnya di pundak chaerin sesekali mengecup leher chaerin.
" I won't let anyone see you, you are mine chaece" ujar kris lembut namun tajam.
I know kris, iam yours..
Chaerin Pov
Tangan besar Kris terus menerus mengusap perut ku. Ini memang salah satu kebiasaan Kris yang membuat lututku terasa seperti jelly. Bohong jika aku tidak tertarik secara fisik terhadap kris. Tetapi ternyata itu tak cukup membuat ku merasakan hal yang beda terhadap kris.
Aku melepaskan lengannya yang berada di pinggangku, lalu aku membalikkan tubuhku untuk menghadapnya. Kudapati wajah nya yang tidur dengan tenang dan polos bagai malaikat.
Iseng-iseng aku menyentuh keningnya kemudian turun ke hidungnya lalu pipinya dan terakhir bibirnya yang berwarna merah muda secara natural.
He's so awesome.
"I love you, really love you wufan"kataku yang lebih terdengar seperti menyakinkan diriku sendiri. Bahwa di depan ku ini adalah lelaki yang akan menjadi satu-satunya orang terpenting di dalam hidupku.
"I know" jawab Kris tiba-tiba. Kelopak matanya terbuka. Mata coklatnya bertatapan dengan mataku.
Sejurus mataku membulat karena kaget. Ku kira Kris sudah tidur. Rona merah di pipiku seketika muncul ke permukaan. Bagaimana tidak, jika sekarang Kris sedang menatapku dengan intens.
"Aku membencimu"kataku tiba-tiba.
"Aku tahu"jawab kris.
"Ijinkan aku ikut charity event. Please Kris" rengekku memohon kepadanya.
Mendengar permohonanku, Kris hanya tersenyum. Wajahnya semakin dekat dengan wajahku dan sedetik kemudian bibirnya telah berada di atas bibirku. Ia melumat bibirku seperti Ia melumat marshmallow, begitu lembut. Tangan kiri Kris yang menganggur telah berada di pinggangku dan masuk perlahan-lahan ke dalam baju piyamaku. Tangannya mengelus lembut perutku lalu merayap ke payudaraku.
Selang beberapa menit, kaitan bra ku sudah terlepas begitu saja oleh tangan ahli Kris.
Desahan demi desahan yang keluar secara tidak sengaja dari mulutku tertahan oleh bibir Kris. Tubuh Kris berguling hingga sekarang berada di atas tubuhku.
Tangan Kris masih terus aktif meremas payudaraku. Namun tak sampai dua menit ia menghentikan pekerjaannya, dan dengan napas tidak teratur ia menghentikan ciumannya.
"Let's stop this chaerin. I am afraid I would do something more than this" ujar Kris.
"Then do it, Kris. I'm all ready. I know you're hard down there. Just let me release you" kata ku berusaha meyakinkan.
Namun kris hanya tersenyum, keningnya kini diletakkan di atas keningku dan sesekali ia mengecup bibirku.
"I love you. I love you Chaerin, so much"ujarnya ditengah ciuman-ciuman yang ia berikan padaku.
Lalu, ia mengaitkan kembali bra ku dan berguling ke kanan sehingga ia tidak berada di atasku lagi.
Senyum Kris terus mengembang seraya ia menyangga kepalanya dengan tangan kirinya. Ia menatapku bagaikan aku adalah harta karunnya yang paling berharga.
Aku pun melihat Kris dengan pandangan yang sama, menatap Kris sebagai satu-satunya laki-laki favorit ku.
"Kau tahu bahwa kau adalah satu-satunya pria yang ada dalam hidup ku selain yixing dan kyungsoo?"Tanyaku. Bersamaan dengan itu tangan kanan ku menyentuh rambut nya dengan lembut dan mengelusnya sebagai bentuk rasa sayang ku terhadap kris.
Sementara Kris hanya tersenyum kecut mendengar pernyataanku. Ia lebih tahu dan paham apa yang sebenarnya ada di dalam lubuk hatiku. Tapi ia lebih memilih diam, itu adalah bentuk dari ego yang ia punya.
Dan aku yang tetap bersama Kris walau belum mengerti rasa apa yang kupunya terhadap Kris adalah bentuk ego yang kupunya. Kita sama-sama memiliki ego yang tinggi. Kurasa itulah salah satu alasan mengapa kita bisa bertahan sampai sekarang. Alasan mengapa kami berdua bisa cocok.
Orang-orang di sekitar kami berpikir bahwa hubungan kami tidak akan berlangsung lama. Mereka berpikir bahwa hubungan kami hanyalah sebuah rasa sesaat dan akan kandas di tengah jalan seperti pernikahan-pernikahan para artis dunia.
Tapi mereka tahu apa? Mereka bahkan tidak menyadari bahwa hubungan kami tidak berlandaskan cinta namun kasih sayang. Kurasa rasa sayang lebih bertahan lama, that's why, here we are. Still love each other.
Bibir Kris kini berada tepat beberapa cm di depan bibir ku, namun bibir nya malah jatuh tepat dagu kemudian turun ke leher. Karena aktifitas intim yang kris lakukan membuat lamunanku berhenti.
"Hey, bukankah kau sudah menolakku tadi? It isn't a good thing for your junior kreaseyy."Sindirku kepadanya.
Aku tahu ia adalah tipe masochist. Seseorang yang senang menyiksa dirinya sendiri. Seseorang yang senang melakukan teasing dan foreplay. Aku tahu bahwa making love with him will be the best sex ever.
Tapi ia tidak pernah berbuat lebih jauh dari ciuman dan menyentuh tubuhku. Ia punya batasan dan aku menghormati batasan-batasan yang ia bangun. Aku sampai heran, sebenarnya siapa yang wanita dalam hubungan ini. Bukankah seharusnya aku yang memiliki batasan? Mengapa sepertinya aku yang tak sabar and throwing myself into him?
"Aku akui bahwa aku sangat ahli dalam mengontrol hormon tubuhku"ujar Kris parau setelah terlalu lama mencium ku membuat tenggorokannya kering.
Bohong,jawabku dalam hati.
Aku sering melihat ia segera ke kamar mandi setelah kami bercumbu dengan sangat liar dan panas. Terdengar suara rintihan yang pelan ketika ia sedang berada di kamar mandi lalu suara tersebut di samarkan dengan suara shower.
Dia pikir aku tidak tahu? Pria sungguh bodoh dan polos. Tapi aku tidak menyinggung topik itu lagi. Karena mataku terasa berat menandakan kantuk yang mulai melanda, aku menjadikan lengan kiri Kris sebagai bantal lalu membenamkan wajahku di dadanya. Suatu kebiasaan yang kulakukan terhadap ketiga sahabat ku. Namun ketika hubungan Kris dan aku mulai berkembang aku hanya melakukan ini terhadapnya.
"Kreasy,I love you" kataku yang sudah pergi ke alam mimpi.
Tanpa sepengatahuanku Kris menjawab perkataanku dengan suara lirih,"kamu tidak mencintaiku. Kamu tidak mencintaiku."
Posted via
m.livejournal.com.