Secrets of Our Hearts +part 1+

Feb 13, 2008 08:30

Secrets of Our Hearts +part 1+

Fanfic by Mizuno

Rating : PG-13

Pairing : Akame

Summary : Akanishi Jin realized that he fell in love with Kamenashi Kazuya, and...

CHAPTER ONE~THE BEGINNING OF DARK SECRET

The Real Face Concert

--BACKSTAGE--

Kamenashi Kazuya membuka botol air mineral yang diberikan oleh staf dan segera meminumnya untuk membasahi tenggorokannya yang kering setelah menyanyi tadi. Di atas panggung, Akanishi Jin sedang membawakan PINKY dengan gayanya yang cool. Sebuah senyum menghiasi bibir Kame ketika sahabatnya sejak audisi JE itu menggoyangkan pinggulnya dengan erotis diiringi para penari latar. Kame tersenyum lebih lebar lagi ketika senyum manis yang biasanya dipamerkan Jin bersama ekspresi bodohnya yang imut dan kekanakkan itu digantikan dengan senyum sensual yang menggoda.

Lirik yang agak berbau H itu mengalun mulus. Kame baru saja hendak membuang botol kosongnya ketika para penonton tiba - tiba berteriak histeris. Kame yang penasaran segera mengintip ke arah panggung. KLOTAK. Botol minumannya terjatuh begitu saja ke lantai. Kame membatu melihat apa yang sedang terjadi di atas panggung.

Seorang gadis dengan rambut ikal panjang berwarna keemasan perlahan melangkahkan kakinya mendekati Jin. Wajah gadis itu tidak terlihat karena tertutup topi yang senada dengan blusnya. Berstoking jala - jala hitam dan high heels yang menggoda, gadis itu segera berada di pelukan Jin.

“ Apa - apaan itu ?! “ Kame tidak dapat menahan suaranya meninggi dengan nada kesal, “ Seharusnya ini tidak ada dalam keografi ! Ini perubahan mendadak atau… “

Kame makin membeku ketika dance mereka bertambah erotis. Kame merasa sesuatu membakar dalam dadanya ketika wajah Jin memperlihatkan ekspresi antusias. Api itu membesar ketika Jin menyusupkan tangannya ke balik rok gadis itu, diiringi jeritan penonton yang menggila. Tampak kecil karena jauh di ujung panggung sana, Jin meraih wajah gadis itu dan memiringkan wajahnya. Walaupun tidak sungguhan, Jin terlihat seperti sedang beciuman dengan gadis misterius itu.

“ Ap… “ Kame bahkan tidak bisa bicara lagi karena rasa marah dan cemburu menguasai dirinya. Dia tidak rela sahabatnya berbuat begitu, walau hanya koreografi. Tunggu dulu, SAHABAT…??! Apa yang dirasakan Kame pada saat ini bukanlah apa yang akan dirasakan oleh seorang sahabat. Seharusnya dia malah ikut tertawa - tawa dengan anggota KAT-TUN yang lain, atau ikut berseloroh dengan mereka pada saat ini. Nakamaru Yuichi sedang terpingkal - pingkal bersama Tatsuya Ueda di pojok backstage yang lain. Junnosuke Taguchi tersenyum simpul melihat aksi panggung itu, berusaha menahan tawanya dengan pipi menggembung karena sedang minum. Koki sedang tidak ada, mungkin sedang ke toilet.

Nyatanya, desiran yang tidak pernah dikenalnya menyerbu dadanya saat menyaksikan Jin memeluk gadis misterius itu di atas panggung. Kame tidak dapat mengenali arti dari desiran dalam dadanya itu. Yang dia tahu dirinya sedang cemburu. CEMBURU ! Pada sahabatnya sendiri…!! Kame mengigit bibirnya ketika gadis itu berlutut di hadapan Jin memperagakan… Kame menutup matanya sendiri karena tidak tahan lagi menyaksikan semua itu.

“ Ya ampun, itu betulan Koki ??! “

Kame membuka matanya, mendapati Jin menarik topi dan wig gadis misterius yang ternyata adalah… KOKI !! Tanaka Koki yang dikiranya sedang ke toilet tadi ! Koki memamerkan senyum bodoh dengan mata dijulingkan ketika penonton akhirnya mengetahui siapa sebenarnya gadis misterius itu.

Kame perlahan menghentakkan kakinya, sangat perlahan, hingga Maru, Junno dan Ueda tidak dapat mendengarnya walau mereka semua berdiri berdekatan dalam satu ruangan. Air muka Kame terlihat gelap dan keruh. “ Sialan “ desisnya lirih. Tidak jelas dia sedang memaki siapa, tapi dia terus mengulang makian itu. “ Sialan, sialan, sialan… “

--REST ROOM KAT-TUN, sesuai konser--

“ Terima kasih atas kerja kerasnya ! “

Para staf konser tersenyum seraya memberikan mereka handuk, air minum dan menyodorkan makanan kecil. Para anggota KAT-TUN segera masuk ke ruang ganti mereka untuk beristirahat. Konser baru saja selesai, dan tentu saja mereka sangat lelah. Namun rasa bahagia dan bangga telah melayani para fans dengan baik meringankan rasa lelah itu.

Rest room itu lumayan besar untuk mereka berenam. Dilengkapi dengan sofa panjang yang lumayan empuk, meja - meja kecil dengan snack sponsor mereka di atasnya, dan pendingin udara, ruangan itu terasa seperti oase setelah mereka bekerja keras tadi.

Raut wajah mereka yang lelah masih dihiasi senyum. Jin dan Koki sedang dikerubungi oleh anggota KAT-TUN lainnya, minus Kame. Mereka sibuk mengomentari adegan koreografi PINKY tadi. Kame yang masuk paling belakangan tadi mengambil handuk dan air minum yang disodorkan staf kepadanya dengan kasar dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lalu menghempaskan dirinya di sofa.

Wajah Kame terlihat sangat BT. Dia masih kesal karena keografi PINKY tadi. Walau di panggung Kame tampak biasa saja, itu karena profesionalsitasnya melarang dia mencampur adukkan perasaan pribadinya dalam pekerjaan. Namun setelah konser itu berakhir, rasa kesal itu menjadi tidak tertahankan lagi. Hawa angker terasa menyebar dari dirinya, dengan aura gelap yang sulit dijelaskan mewarnai wajah tampannya. Jin, yang tidak menyadari ekspresi itu karena Kame sedang menunduk, duduk di sebelah sahabatnya itu dan menepuk punggung Kame.

“ Yo ! “ katanya konyol seraya mengangkat satu tangannya dengan gaya innocent. Menghadapi Jin, mendadak semua energi negatif yang tadi meliputi Kame langsung hilang. Kame tertawa sebelum akhirnya membalas mengangkat tangannya dengan gaya konyol, “ Yo ! “

“ Kenapa dari tadi kau diam saja ? “

“ Aku ? Diam ? “ Kame agak gelagapan. “ Oh, kurasa aku cuma terlalu lelah “

“ Mmm, Kazuya… coba buka mulutmu “

“ Hah ? Untuk… Uff..! “

Dengan jarinya, Jin memasukkan sebuah bola - bola cokelat ke dalam mulut Kame. Kame berdebar - debar saat merasakan jemari Jin menyapu bibirnya. Wajahnya kontan memerah, tapi Jin tidak melihat rona itu karena Kame langsung menunduk untuk menyembunyikan wajahnya.

“ Bagaimana, enak ? Itu produk baru dari luar negeri. Cokelat itu mengandung semacam zat yang bisa membuat orang bahagia dan karena ada campuran susunya juga, kurasa ada kalsium juga di dalamnya “ Jin mendekatkan wajahnya untuk melihat ekspresi Kame. “ Bagaimana ? Kazuya ? “

Kame yang panik sibuk menutupi wajahnya dari pandangan Jin. Mungkin telinganya juga telah memerah mengikuti wajahnya yang saat ini merah pada. Untung saja rambut panjangnya menutupi kedua telinganya sehingga tak ada yang menyadari rona mukanya.

“ Kazuya, kok kamu aneh ? Lihat ke arahku dong “ Jin merajuk manja ketika Kame sibuk memalingkan wajahnya. Kame mati - matian menghilangkan rona merah itu dari wajahnya, melawan kenyataan bahwa jantungnya berdebar kian cepat karena tangan Jin sedang menyentuh bahunya.

Aduh bagaimana ini ???

“ Kazuya ? “

Kame mencoba memasang wajah sedatar mungkin ketika akhirnya dia menatap wajah Jin. Wajahnya tidak lagi terasa panas, dan Kame berdoa dalam hati tidak ada sisa rona merah yang masih menghiasi wajahnya pada saat ini. “ Chohelatnya enyak khok “ Kame terbata berujar dengan mulut yang masih penuh karena cokelat itu seolah mendadak berhenti lumer dan membeku di mulutnya. Rasa cokelat yang sebenarnya sangat lezat itu terasa menyiksa… penyiksaan yang manis… Kame mengakui dalam hatinya. Rasa cokelat yang berputar - putar dalam lidahnya itu terasa lezat, selezat seraut wajah tampan yang sedang memandanginya dengan polos…

Rambutnya yang kecoklatan itu membingkai wajahnya dengan halus. Kulit yang mulus, dengan sepasang mata yang indah… Lekuk hidung yang sempurna dengan bibir kemerahan yang menggoda…

“ Co… cotto matte ! Kazuya ? “

“ Hah ? “

Kame tersadar. Ternyata, karena tenggelam dalam lamunannya tadi, sekarang dia sedang memegang kedua pipi Jin dan mendesak sahabatnya itu dalam posisi setengah berbaring. Kame dengan cepat menutupi kelakuannya tadi dengan berakting konyol. “ Kenapa Bakanishi-kun ? “ Kame memonyongkan bibirnya dan berpura - pura ingin mencium Jin, “ Aku kan mau menciummu… “

“ Cotto…! Kazuya-kun ?! “ Jin yang panik langsung gelagapan dengan wajah memerah. Anggota KAT-TUN lain yang sedang melihat mereka sibuk bersuit - suit. Kame, antara berakting dengan menuruti hasrat hatinya, terus mendesak Jin seolah mau menciumnya dengan paksa.

“ Kenapa ? Tadi di panggung kamu begitu hot… Kenapa sekarang kamu jadi panik begini ? “

“ Ya… Yamette kudasaiii…! Kazuya-kun ! “

Melihat wajah Jin yang memerah dan tampak tidak suka, dengan kecewa Kame menghentikan aksinya itu. “ Aku kan hanya bercanda, bodoh. Nggak perlu panik seperti itu kan ? “

“ Sialan ! “ Jin meninju bahu Kame gemas, “ Aku kaget betulan tahu ! “

Kame tertawa - tawa bersama yang lainnya, namun dalam hatinya, ada sesuatu yang menggelora liar…

Dia kaget. Dia tidak suka. Dia kesal…?

Siaaaaalll… Sial, sial, sialaaaan…

Perasaan Kame terasa berat. Senyum palsu di wajahnya terasa seperti topeng. Hari ini dia telah menyadari adanya sebuah rahasia yang hitam dan kelam dalam dirinya. Dia menyukai sahabatnya. Dia menyukai si bodoh yang selama ini menjadi partnernya. Dia menyukai Jin…

Kame tidak tahu, ini semuanya baru permulaan. Ombak yang besar belum datang menghantam…

TO BE CONTINUED…

this one is my REALLY REALLY first fanfic~
I made this one after I joined KAT-TUNesia, and somehow I turned into a yaoi's lover
*bad me* I hope this fic is good enough ^^

fanfic: secrets of our heart

Previous post Next post
Up