FUTARI DE KISEKI O MIRU

Sep 01, 2011 19:33

FUTARI DE KISEKI O MIRU

SUMMARY : Keajaiban hanya terjadi pada orang yang mempercayainya
DISCLAIMER : semua mahluk di Naruto punyanya Masashi Kishimoto
Pairing : GaaHina
Genre : Romance
Rated : T

CHAPTER 2 : Meeting

Gaara’s POV
Gadis itu tersenyum , hanya senyuman itu yang kuingat . Wajahnya seperti ditutupi kegelapan . Bodohnya selain melupakan wajahnya , namanyapun lenyap dari otakku . Hari itu saat kita bertemu, pertemuan singkat yang sepertinya diatur oleh takdir .
End of Gaara’s POV

“Presdir , Namikaze-sama telah menunggu anda di ruang tamu,” Yashamaru melapor pada Gaara.
”Ya , aku akan segera kesana,“ jawab Gaara sambil merapikan berkas- berkas yang berserakan diatas mejanya .

“Maaf telah membuat anda menunggu , Namikaze-sama,” Gaara memberi hormat.
“Ah, Gaara kau tidak usah seformal itu , panggil saja aku seperti biasa ,“ kata pria berambut blonde itu sambil tersenyum.
“ Ya, paman Minato,” Gaara tersenyum tipis.
Keluarga Namikaze teman baik keluarga Sabaku , perusahaan mereka bergerak dibidang yang sama dan telah menjalin kerjasama sejak Ayah Gaara menjabat sebagai Presdir.
“Kau hebat Gaara , kau berhasil menstabilkan keuangan perusahaan,” puji Minato
”Krisis yang sempat melanda perekonomian global baru-baru ini juga berdampak buruk bagi perusahaan kami , tapi semua bisa diatasi berkat bantuan anda juga,” Gaara merendah.
”Besok datanglah kerumahku, aku ingin kita makan malam bersama, ajak juga Temari dan Kankurou,” ucap Minato seraya menepuk pundak Gaara .
“Baiklah , besok aku akan datang Paman,” Gaara menyetujuinya .
Minato melihat jam dipergelangan tangannya , “Yah..sekarang aku ada janji lain, aku permisi , sampai jumpa besok Gaara.”

FUTARI DE KISEKI O MIRU
Gaara menyetir mobilnya menelusuri jalanan rindang. Entah apa yang membawanya untuk kembali ke tempat ini , ke taman ini.
Suasana pagi, masih tersisa jejak-jejak embun di rerumputan. Gaara duduk termenung di bangku taman. Pandangannya menelusuri anak-anak yang bermain dengan ceria. Mengingatkannya pada hari itu…

FLASHBACK
Gaara sedang asik dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba…
“Bo…boleh aku duduk di sampingmu?” Seorang gadis bertanya pada Gaara.
Gaara mengamati gadis itu, nampaknya dia orang yang cukup pemalu, “Silahkan,”jawab Gaara singkat.
Beberapa menit telah mereka laui tanpa sepatah katapun, sampai akhirnya Gaara memberanikan diri untuk bertanya, “kenapa kau tidak bermain bersama mereka?”
“A…aku tidak punya teman,” jawabnya polos.
Gaara sedikit kaget mendengar ucapan gadis itu. Ternyata dia sama dengan Gaara, selalu menyendiri tanpa seorang teman.’ Tapi kenapa?’ Gaara bertanya dalam hatinya.
“Kau sendiri?” gadis itu bertanya dengan suara yang kecil.
“Aku juga sama,” kata Gaara menunduk.
“ka…kalau begitu…maukah kau jadi temanku?” Gadis itu bertanya malu-malu sambil memainkan jari-jarinya .
Gaara tertegun, baru saja ada seseorang yang memintanya menjadi seorang teman. Hal biasa bagi orang lain, tapi bagi Gaara adalah hal yang luar biasa . Selama ini dia menganggap dirinya tidak mempunyai seseorang yang bisa benar-benar disebut “Teman”. Semuanya hanya orang-orang yang mendekatinya karena statusnya bukan karena dirinya. Tapi sekarang dia menemukan seseorang yang ingin menjadi temannya tidak peduli tentang status, seorang gadis yang polos.
”Tentu saja!” Gaara berkata sambil tersenyum lebar.
Sejak hari itu mereka terus berjumpa di taman . Gaara senang sekali ,walaupun tiap bertemu mereka hanya melakukan hal yang sama, duduk,berbicara,atau bermain pasir. Tapi itu sangat berarti bagi Gaara. Senyuman gadis itu membuat Gaara tersenyum juga, senyuman manis yang menghangatkan hati.Sampai suatau hari…
“Besok kita tidak akan bertemu lagi,” kata gadis itu tiba-tiba.
“ke..kenapa?” Gaara bertanya cepat, ia tidak percaya pada sesuatu yang baru saja ia dengar itu.
“…” tidak ada jawaban, gadis itu terlihat muram. Tidak ada senyuman ceria seperti biasanya .
“Kami sekeluarga akan pindah ke luar negeri,” gadis itu berkata lesu .
‘DEG’ Gaara mencoba mencerna kata-katanya ,otaknya berpikir cepat, dan itu berarti…
“Jadi…kau akan meninggalkanku?” suara Gaara tercekat.
“Ya...” jawabnya singkat.
Keduanya hanya terdiam , mereka merasakan kesedihan yang sama. Gaara menyadari besok dia akan menjadi Gaara yang seperti biasanya, menjadi Gaara yang selalu kesepian. Langit telah berubah warna menjadi kemerahan, suasana taman yang tadinya ramai perlahan menjadi sedikit lengang.
“A…aku ingin kau menyimpan ini untukku,” Gadis itu menyodorkan sebuah boneka teddy bear pada Gaara sambil tersenyum.
Gaara mengambil boneka itu, “aku akan menyimpannya sampai kita bertemu lagi, kau harus berjanji suatu saat kita akan bertemu.”
“Ya…aku janji” Gadis itu tersenyum sambil menyodorkan jari kelingkingnya pada Gaara. Gaara menyambutnya , dan kelingking mereka bertautan sebagai lambang perjanjian kedua bocah itu.
END OF FLASHBACK

Gaara memejamkan matanya , menghirup udara wangi rerumputan yang basah oleh bulir-bulir air embun dan merasakan sentuhan lembut angin yang membelai wajahnya.
Tiba-tiba… ‘Duk,’ sebuah bola mengenai kaki Gaara.
Seorang anak berlari-lari kecil menghampiri Gaara.
Gaara berjongkok dan memungut bola itu.
“Ini bolamu,” Gaara menyerahkan bola kepada bocah itu sambil tersenyum ramah. Walaupun ia agak kaku membentuk ekspresi seperti itu di wajahnya , namun setidaknya ia ingin terlihat sebagai orang yang baik di mata anak kecil.
“I..iya, terima kasih nii-san,” ucap anak kecil itu.
Dari kejauhan tampak seorang gadis seumuran Gaara berlari ke arahnya.
“Maaf tuan, dia murid saya,” gadis itu membungkukkan badannya sedikit.
Gaara hanya menatap Gadis itu, entah kenapa dadanya terasa sesak, sepertinya dia telah mengenal gadis itu. Rambut indigo terurai, dan mata warna lavender pucat.
“Sa…saya permisi,” katanya sambil menggandeng tangan anak tadi. Sedangkan Gaara masih sibuk di dunia imajinasinya, ia seperti mengalami de javu.

FUTARI DE KISEKI O MIRU
“terima kasih telah mengundang kami Paman,” Gaara berkata setelah menyeruput tehnya.
“Yah..sudah lama kita tidak pernah bertemu seperti ini lagi,” jawab Minato.
“Hahaha… benar, Gaara itu orang yang gila bekerja,” Temari menyindir Gaara.
“Hei Gaara, jangan terlalu serius begitu, nanti kau cepat tua,” kata seorang anak blonde yang wajahnya mirip Minato.
“Justru kau yang harus meniru Gaara, kau ini hanya bermanja-manja saja, Naruto!” jawab seorang wanita berambut merah panjang, Kushina .
“Ah…Ibuu…aku juga tidak akan kalah dari Gaara, lihat saja nanti!” Naruto memanyunkan bibirnya.
“Naruto ada benarnya juga, lihat saja,sudah berusia 24 tahun tapi Gaara belum pernah pacaran sama sekali,” Kankurou menimpali.
“Berarti aku lebih hebat dari Gaara, bahkan aku sudah bertunangan,” Naruto berkata asal sambil nyengir.
“Aku pulang…” terdengar suara dari arah pintu. Dan semuanya menoleh ke sumber suara.
“Maaf aku pulang agak terlambat, Paman…” gadis itu berkata sambil sedikit merundukkan kepalanya.
“Kebetulan sekali, kami sedang makan malam,bergabunglah bersama kami…Hinata,” Naruto mengajak Hinata.
Gaara terdiam melihat gadis itu, jantungnya berdebar-debar di atas normal.Sejujurnya dia belum pernah merasakan hal seperti ini hanya karena bertemu seorang gadis. Tapi bukan hanya itu, dia adalah gadis berambut indigo dan bermata lavender yang ia temui di taman tadi pagi, gadis yang membuatnya merasakan de javu .
‘triinngg’ sendok yang dipegang Gaara terjatuh menimpa piringnya.
“Oh iya, Hinata kenalkan, ini Gaara…dia Temari…dan terakhir Kankurou,” Naruto memperkenalkan Sabaku bersaudara satu persatu pada Hinata.
“A…aku Hinata Hyuuga, salam kenal,” Hinata tersenyum.
“Maaf, nona Hinata, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Gaara bertanya tiba-tiba.
Pertanyaan semacam itu membuat Hinata sedikit terkejut, wajahnya merona.
“Ya…di taman kan!?” jawab Hinata.
“Maksudku sebelum tadi pagi,” Gaara memandang tajam kearah Hinata, seakan berharap Hinata dapat menjawab pertanyaan itu sesuai harapannya.
“Mungkin,” Hinata berkata pelan. ”Ma..maaf aku mau ke kamar dulu, sebentar lagi aku akan turun,” Hinata seolah ingin menghindari pandangan mata Gaara.

Hinata menyandarkan tubuhnya di pintu kamarnya. Pipinya terasa panas, ia akui kalau pemuda bernama Gaara itu tampan, tapi Hinata bukan tipe gadis yang cepat terpesona karena ketampanan seseorang.

Hinata’s POV
Dia tidak asing, aku yakin pernah bertemu dengannya di suatu tempat selain hari ini. Bahkan mungkin mengenalnya…
End of Hinata’s POV

“Gaara, apa kau sudah mengenal Hinata” Kushina bertanya penuh selidik.
“Kalau dibilang mengenalnya…tidak juga” Gaara berkata ragu
“Ma…maaf telah membuat kalian menunggu” Hinata telah berganti pakaian, rambut yang tadinya tergerai kini sudah diikat rapi. Ia menyeret kursi di samping Naruto.
“Gaara, Hinata ini sepupuku, dia bekerja sebagai guru,karena baru beberapa hari pindah ke sini jadi dia menumpang di rumah kami sementara. Dia juga suka anak kecil loh!” Naruto mengoceh tentang sepupunya itu.
Hinata blushing, Naruto harusnya tidak usah menambahkan kalimat terakhir itu dan memberi tahunya pada Gaara yang baru mengenalnya, “Na…Naruto-kun.”
“Aku tahu itu” kata Gaara sambil tersenyum tipis pada Hinata.
Temari dan Kankurou hanya menatap curiga pada adik bungsu mereka itu. Terlalu ekspresif bagi seorang Sabaku no Gaara yang biasanya.

FUTARI DE KISEKI O MIRU“Maaf mengganggu kalian sampai selarut ini,” Temari berkata setelah mereka sampai di depan mobilnya.
“Tidak apa-apa, ini sangat menyenangkan,” jawab Minato.
Mereka bertiga telah duduk nyaman di mobilnya.
“Hati-hati di jalan,” Kushina melambaikan tangannya.
“Terima kasih atas makan malam yang lezat,” kata Kankurou yang memegang setir mobil.
Hinata hanya terdiam dan tersenyum lembut. Begitu mobil mereka melaju, Gaara diam-diam memperhatikan Hinata melalui kaca spion mobil. Seolah-olah tidak ingin kehilangan pandangan dari gadis lavender itu.
‘Kita akan bertemu lagi,’ ungkap Gaara dalam hati.

TBC

anime, fanfiction, naruto

Previous post Next post
Up