[Fanfic] Sweet Vanilla Cupcake (3/11)

Feb 21, 2013 14:45

Title       : Sweet Vanilla Cupcake (3/11)
Cast       :
  • Matsushima Sou (Sexy Zone)
  • Sherina as Kawaguchi Rina
  • Morimoto Shintaro (Johnny’s Jr / Bakada6) as Sou’s childhood friend
  • Kato Yui (OC), Horikoshi Haruna (OC), Nakamura Yuta (OC) as Sou’s close friend since grade 1 → orang-orang yang hanya numpang lewat beberapa detik
  • Nakayama Sayo (OC), Handa Kaori (OC) as Rina’s friends
Genre   : School-life, romance
Rating   : G
Type : Multichapter

~ CHAPTER 3 ~
~Trapped in the lift~
“Sayo-chan, temenin ke mall yuk,”

Bel pulang sekolah baru saja berdentang. Rina berjalan menghampiri Sayo yang masih membereskan buku-bukunya.

“Eh? Gomen ne, Rina-chan. Hari ini aku ada les piano dan aku sudah janji sama ibu untuk tidak bolos. Maaf ya,” ucap Sayo meminta maaf.
“Kalau gitu… Kaori-chan, ke mall yuk,” Rina menghampiri meja Kaori tapi Kaori langsung menangkupkan kedua tangannya dan memandang Rina.
“Maaf, Rina-chan. Hari ini aku mau diajak keluargaku ke rumah nenek. Maaf,” ucap Kaori dengan raut wajah meminta maaf.
“Yaah… Kalian ada acara ya.. Ya sudah, daijoubu yo. Kalau gitu aku pergi sendiri,” Rina tersenyum lalu mengambil tasnya.
“Hati-hati ya,” ucap Kaori dan Sayo bersamaan sebelum Rina melangkah keluar kelas.

Rina berjalan memasuki mall yang ada di dekat stasiun kota. Hari ini ia pergi ke mall karena ingin membeli novel yang ia inginkan serta membelikan titipan ibunya. Begitu bertanya pada satpam dimana toko buku di mall itu, Rina pun berjalan menuju lift dan menekan tombol 5. Ia menunggu sejenak sebelum akhirnya pintu lift pun terbuka. Rina melangkah masuk. Pintu lift sudah hampir menutup ketika ada seseorang yang menahan pintu lift itu.

“Sumimasen, boleh aku ikut lift ini?” tanya orang yang menahan pintu lift itu. Namun orang itu langsung berhenti.
“Kau?”
“Mau ikut lift ini atau tidak? Kalau tidak, lepaskan tanganmu,” ucap Rina. Orang itu pun tersadar dan segera masuk ke dalam lift.
“Sedang apa kau di sini?” tanya orang di sebelah Rina.
“Aku? Belanja lah, apalagi coba. Kau sendiri?” Rina bertanya balik.
“Kakak perempuanku menyuruhku untuk mengantarkan dompetnya karena ia lupa membawa dompetnya,” jawab orang di sebelah Rina itu tanpa menoleh sedikit pun. Rina merogoh tasnya dan memberikan buku yang ia temukan tadi pagi di atap sekolah.
“Ini milikmu kan, Matsushima-senpai?” Rina mengulurkan buku yang ia temukan tadi pagi pada orang di sebelahnya. Orang yang tak lain adalah Matsushima Sou, kakak kelas Rina yang tadi pagi menemuinya, mengambil buku itu dari tangan Rina.
“Ah, arigatou. Dimana kau menemukannya?” ujar Matsushima sambil memandang Rina.
“Tadi pagi kau menjatuhkannya di atap sekolah,” jawab Rina sambil tersenyum.

Namun beberapa saat kemudian lift mulai bergetar aneh. Rina langsung memegang dinding lift dan menengadah. Sesaat kemudian lift bergetar hebat dan lampu mulai berkedip. Dan akhirnya lift pun berhenti bergerak dan lampu benar-benar mati.

“Na-nani kore?” suara Rina bergetar dan ia tampak panik. Ia berjalan menuju pintu lift dan mengetuknya terus menerus. “Dare ka tasukete! Tasukete kure!” Rina mengetuk pintu lift makin lama makin keras.
“Hei, berhenti. Tidak ada gunanya,” ujar Matsushima. Rina berhenti mengetuk-ngetuk pintu lift. Tapi kemudian terdengar suara tangisan. Rina menangis.
“Hei, kita hanya terjebak di lift. Kenapa kau sampai menangis?” Matsushima berjalan mendekati Rina dan memandangnya lebih seksama. Keadaan benar-benar gelap tapi ia masih bisa melihat mata Rina yang tertutup dan wajahnya yang ketakutan. Tangannya bergetar.
“Apa…Apa kau takut gelap?” tanya Matsushima pelan. Rina mengangguk pelan. Matsushima menghela nafas pelan.
“Kau duduk saja,” Matsushima memegang pundak Rina dan menyuruhnya duduk sambil menyender pada dinding lift. Sementara ia sendiri memencet tombol semua lantai dan tombol darurat. Ia kemudian mengeluarkan keitai dari dalam sakunya.
“Selama ini kalau di dalam mall, sinyal ponsel memang tidak bagus. Dan sekarang malah tidak ada sinyal. Bagus,” Matsushima memasukkan kembali keitai ke dalam sakunya dan duduk di sebelah Rina. Rina masih terisak. Rupanya ia benar-benar takut gelap.
“Sudahlah, kenapa kau menangis? Kau kan tidak sendiri. Di sini kan juga ada aku, yang ikut terjebak di lift ini,” ucap Matsushima, berusaha menenangkan Rina. Namun sepertinya usahanya sia-sia, Rina tetap terisak. Matsushima pun akhirnya mendekat dan melingkarkan satu tangannya ke pundak Rina.
“Tenanglah…” ucap Matsushima pelan. Perlahan, tangis Rina mulai reda.
“Ngomong-ngomong, kau benar ingin menyampaikan suratmu itu ke Shintaro?” tanya Matsushima beberapa saat kemudian, setelah tidak terdengar lagi suara isakan.
“Ano… Sebenarnya itu cuma tantangan dari teman-temanku di kelas. Mereka kaget karena aku tidak tertarik pada Morimoto Ryutaro-senpai ataupun Morimoto Shintaro-senpai. Jadi, mereka menyuruhku untuk memberikan surat itu pada Morimoto Shintaro-senpai. Aku sendiri tidak tahu artinya. Aku tidak tertarik sama sekali,” jelas Rina yang kini lebih memilih memegang tangannya sendiri supaya tidak gemetaran.
“Eh? Yang benar?” tanya Matsushima. Nada suaranya menunjukkan bahwa ia terkejut.
“Hai,” jawab Rina kemudian.
“Teman-temanmu itu aneh, kau tahu. Ngomong-ngomong, aku tidak sengaja membacanya. Isinya… Ehem, isinya tentang pernyataan perasaanmu dan menanyakan apakah Shintaro bisa menjadi pacarmu,” ucap Matsushima sambil merogoh kembali sakunya dan mengeluarkan surat milik Rina.
“Eeeehh??? Hontou??” Rina langsung merebut surat yang dipegang Matsushima lalu merobeknya hingga berukuran kecil. Ia lalu memasukkan potongan surat itu ke dalam tasnya. “Mereka gila apa. Aku kan tidak tertarik pada Morimoto Shintaro-senpai. Apaan sih mereka. Mau bikin aku malu atau gimana,” Rina berbicara cepat, kentara sekali bahwa ia merasa malu.
“Sudah kubilang kan, teman-temanmu itu aneh,”

Suasana kemudian hening. Sampai beberapa jam kemudian, tidak ada seorang pun yang membuka pintu lift yang mereka naiki. Bahkan tidak ada satu suara pun yang menandakan bahwa ada seseorang yang menyadari mereka. Setelah beberapa jam menunggu, Rina akhirnya tertidur di pundak Matsushima. Disusul Matsushima yang juga tertidur beberapa menit kemudian dan menyender pada kepala Rina yang berada di pundaknya.

Dua jam berselang, pintu lift itu pun tampak membuka sedikit demi sedikit. Cahaya mulai menerobos masuk, membuat Rina perlahan menggerakkan kelopak matanya.

“Dek, kalian tidak apa-apa?” tanya sebuah suara dan suara itu tertangkap oleh daun telinga Rina. Rina perlahan membuka matanya.
“Eh? Matsu?”

Kali ini Rina langsung membuka matanya dan mencoba membiasakan diri dengan cahaya. Beberapa saat kemudian, ia terdiam melihat seseorang yang tengah berdiri di depan lift yang ia dan Matsushima naiki. Seseorang yang sesaat lalu menyebut nama Matsushima.

“Morimoto Shintaro-senpai…”

#TBC

morimoto shintaro, fanfic, fanfic : romance, matsushima sou, multichapter fanfic, fanfic : school-life, sexy zone fanfiction, #tbc, indonesian fanfiction

Previous post Next post
Up