an LGBT-themed Indonesian short story by me

May 10, 2016 21:06

Present time, 2025
Ku lihat bangunan yang sudah usang itu. Dulu ia tampak kokoh. Pintunya terbuat dari kayu asli. Ada papan besar bertuliskan ‘Myeong Ga’ di depannya. Aku tidak sengaja melewati bangunan tua itu. Sekarang bangunan itu tidak bertuan lagi. Itu dulu adalah sebuah restoran korea terkenal di kota kembang ini. Ku alihkan pandanganku dari jendela mobilku. Melihat bangunan tua itu selalu mengingatkanku pada salah satu temanku di kala itu, Kirana. Sudah lama ku tak mengetahui kabarnya. Terakhir aku mendengar tentangnya, ia pindah ke Amerika. Alasan kepindahannya pun tak jelas untukku. Itu adalah sebuah tanda tanya yang ingin ku cari jawabannya langsung dari mulutnya namun kami tak pernah bertemu sejak hari itu...

10 Desember 2014

“Ayooo, cepet dong, La! Laper nih gue” keluh Kirana sambil memerhatikan sekitarnya. Ruangan itu cukup asing baginya, terlebih lagi calon-calon dokter gigi yang berada disana. Penasaran, ia menyentuh beberapa alat yang ia sering lihat di ruangan-ruangan dokter gigi.
Sella, sang teman yang diburu-buru oleh Kirana, terlihat sibuk dengan beberapa kertas putih di genggaman tangannya. “Iyee sabar, gue harus lapor dulu nih ke dokter yang tugas. Sebentar ya. Ato gak, lo berangkat dulu aja. Kita ketemuan disana, ok?” lalu ia keluar ruangan, mencari sang dokter yang ia maksud.
Kirana hanya bisa menghela napas. Ia benci menunggu ketika sudah lapar. Ia pun mengambil kunci mobilnya, keluar ruangan, dan berjalan menuju tempat parkir.

“Annyeong haseyo” ia mendengar beberapa pelayan meneriakkan kata asing tersebut begitu ia menginjakan kaki di restoran itu.
“Halo, saya mau Samgyupsal satu. Sisanya nanti nunggu temen saya datang” kata Kirana tanpa melihat ke daftar menu karena ia tahu apa yang akan ia pesan.
15 menit kemudian datanglah sesosok gadis yang tampak terburu-buru. Sella datang dan langsung mencari dimana Kirana duduk.
Sella memesan menu yang hampir sama dengan Kirana. Kedua gadis itu menghabiskan waktu dengan makan, tentunya, dan mengobrol. Obrolan dimulai dari mengenang masa-masa SMA, masa dimana mereka selalu bersama, sampai masa-masa kuliah, masa dimana mereka sulit sekali untuk bertemu dikarenakan kampus yang berbeda.
“Nanti abis dari Jerman, kita harus ketemu lagi ya! Kalo bisa disini lagi aja..gw suka banget. Enak kan tadi makanannya?” celetuk Sella sambil mengeluarkan uang dari dompetnya untuk membayar makanan yang baru saja ia habiskan.
“Siap, Sis! Same place, different time yah... I’m gonna miss you”

12 Januari 2016
Peluk adalah hal yang membuka pertemuan itu. Setahun lebih ia tidak melihat temannya itu.
“Omg, Kirana!! Akhirnya!!” kata Sella gembira, sambil melepaskan pelukan eratnya dari Kirana.
“Yoi. Apa kabar lo?” tanya Kirana yang langsung menarik kursi dan duduk di depan Sella.
Senyum Sella yang lebar sebenarnya sudah menjawab pertanyaan Kirana namun ia tetap menjawabnya dengan kata-kata,”Baik dong. Gimana Jerman?”
“keren banget. Gw cinta Eropa”
Percakapan mereka berlangsung berjam-jam. Di tempat yang sama seperti setahun lalu ketika Kirana akan berangkat ke Jerman. Namun kali ini, topik pembicaraan mereka terdengar lebih serius ketimbang tahun lalu yang hanya membicarakan masa lalu.
“Iiih gue tuh ga suka sama komitmen. Makanya gw sama Isak gak pake tanggal jadian segala, Karena kita emang bukan pacaran. Tapi kita saling tahu kalo kita saling sayang satu sama lain” cerita Sella.
“Setuju, gw juga bukan penggemar berat komitmen sih. Malah gue tuh pengen banget punya anak tapi gamau nikah.” Balas kirana. Matanya tertuju pada Samgyupsal di piringnya yang tersisa sedikit lagi.
Ekspresi di wajah Sella menggambarkan keheranan “Loh kenapa? Disini mana bisa kaya gitu”
“Iya, gw liat aja pas tinggal di Jerman kemaren. Banyak yang berkeluarga tanpa nikah. Kenapa juga harus komitmen sih? Orang tuh bisa berubah kapan aja, serem. Gw tau banyak orang selingkuh, karena gamau terlihat cerai dimata publik. Karena disini tuh kalo cerai kesannya lo gagal dalam berrumah tangga dan itu sesuatu yang memalukan, buat keluarganya. Gw pengen banget punya anak tapi gak mau bersuami” sekarang mata Kirana tertuju pada mata Sella. Sella tak melewatkan ekspresi sedih Kirana ketika membicarakan hal itu. Mungkin karena ia belum punya pacar, pikir Sella.

“Hati-hati ya di Aussie! Semoga sukses! Sirik ih gw sama lo, kerjaannya jalan-jalan mulu” kata Sella sambil memeluk Kirana ketika mereka akan berpisah.
“Gak jalan-jalan juga lah, kan sambil kerja. Iya. Taun depan disini lagi ya. “
“Sip-sip. Ritual kita tiap taun jadinya”
Lalu mereka berjalan ke mobil masing-masing dan menuju destinasi selanjutnya masing-masing.

17 Maret 2017
“So, gimana Australia?” tanya Sella sambil melahap makanan yang ia pesan di restoran Myeong Ga.
Setahun lebih berlalu sudah sejak pertemuannya dengan Kirana sebelum temannya itu pergi ke Australia setahun. Beberapa hal sudah berubah tapi ada juga hal yang tidak berubah. Salah satu nya ritual makan mereka tiap tahun di restoran Korea itu.
“Ya gitu deh. Keren tapi gue lebih suka Eropa sih.”
“Next mau kemana?”
“Amerika, La”
“Serius, Na? Gila, jauh banget. Kenapa sih lo pergi-pergi melulu? Gak niat cari kerja di Indonesia?” tanya Sella dengan mata terbuka lebar. Ia benar-benar bertanya kenapa temannya yang satu ini terlihat sangat tidak ‘kerasan’ di Indonesia.
“Hmm..bukannya itu, La” ekspresi Kirana berubah menjadi muram. Matanya sedikit berkaca-kaca. Sella pikir itu karena pengaruh cahaya lampu. Tapi kata-kata Kirana selanjutnya membuat ia menyadari hal itu salah.
“Sella, ada hal yang lo perlu tau. Gue sebenernya pernah bilang ini ke lu selewat tapi mungkin lo lupa karena uda lama banget dan gak pernah dibahas sama sekali dan waktu itu gue bilangnya Cuma lewat telepon. Gue gak suka membicarakan hal ini tapi gue menganggap lo sebagai salah satu temen gw yg baik jadi gw rasa lo harus tau alesan sebenernya gue kenapa gue selalu pengen pergi dari sini. “
Sella menegakkan posisi duduknya. Perhatiannya tertuju sepenuhnya pada Kirana. Ia bisa menebak bahwa yang akan Kirana katakan selanjutnya adalah hal yang serius.
“Lo inget gak, waktu kita kelas 1 SMA, 10 tahun lalu, kita pernah telepon-teleponan cukup lama? Waktu itu Lo lagi naksir sama mantan lo, Satria”
Sella tidak mengeluarkan kata-kata. Hanya anggukkan kepala yang ia tunjukan.
“Pas itu...gw sempet bilang..gw kayaknya naksir sama seseorang yang baru gw temui lewat internet. Pas itu gw dan orang itu abis ketemuan untuk pertama kali dan muka gw merah banget, jantung gw deg-deg an banget.. dan orang itu...........”
“Perempuan” jawab Sella, menatap mata Kirana dengan tajam.
Kirana hanya menunduk sambil menggigit bibir bawahnya. Ia kaget Sella masih mengingat ucapannya di telepon 10 tahun lalu. Hal yang tidak pernah ia sangka sama sekali.
“ Kirana, sini liat gue. Gw masih inget walaupun kita gak pernah bahas itu sama sekali. Apa maksud lo, lo pergi-pergi tiap tahun, seolah-olah kabur dari kenyataan, karena.....?”
Satu anggukan dari kepala Kirana sudah mewakili seribu kata untuk menjawab pertanyaan Sella dengan jelas. Perlahan, Kirana menatap mata Sella. Kesedihan tertulis di wajahnya. Keputus asaan dan kebingungan juga perlahan-lahan tampak di mata indah itu.
“Sorry but I can’t change it. I tried, but I still can’t. Makanya gw ‘kabur’ tiap tahun. Lo gak tahu berapa orang disini yang selalu nanya kapan gw punya cowo. If you feel disgusted at my confession, feel free to leave now”
Present time, 2025

Sella masih belum bisa mengerti banyak hal. Salah satunya kenapa akhirnya Kirana memilih untuk menikah di Amerika, dengan pria, dan menetap disana. Ia tahu Kirana tidak bisa tertarik secara seksual pada kaum lelaki. Tapi tanda tanya besar itu muncul ketika tiga tahun lalu ia melihat foto-foto pernikahan Kirana di Amerika dengan seorang pria. ‘Mungkin orang seperti itu bisa berubah’ ucap Sella dalam hati, sambil menginjak pedal mobilnya. Macet masih terus mengganggunya. Ia keluarkan smart phone nya dan membuka situs facebook untuk menghilangkan rasa bosan yang disebabkan oleh macet. Matanya tidak berubah sampai akhirnya ia menemukan sesuatu yang cukup mengejutkan di newsfeed nya;
Kirana Gunawan: Divorced
Previous post Next post
Up