dua puluh lima juni

Jun 24, 2010 23:06

entah sudah berapa tahun, saya nggak ngucapin "selamat ulang tahun, pah!" secara langsung. berhadapan muka dengan muka, mengujar empat kata dan memeluk papa. menertawakan kado dari mama yang biasanya kurang masuk akal. memaksakan kehendak mau makan di restoran yang anu--padahal bukan saya yang memiliki hari bahagia tersebut.

entah sudah berapa tahun, beberapa hari sebelum tanggal menjelang saya merasa sangat bahagia karena papa dinas. mengumumkan pada semua orang bahwa akan ada kunjungan dari papa. menyombongkan diri ke mama, bahwa papa akan melalui hari ulang tahunnya bersama anak yang hidup sendiri di bandung. dan entah sudah berapa kali, harapan itu sirna begitu papa pulang di tanggal 24.

i am my dad's little girl. dulu maupun sekarang, sampai nanti dan mungkin selamanya.

tanyakan pada keluarga saya, semua pasti menjawab bahwa anak kesayangan papa adalah saya. telpon setiap malam, memastikan telah tiba di kos dengan selamat dan menjalani hari tanpa ada masalah. makanan melimpah yang selalu di supply setiap kali berkunjung--ditambah uang saku yang sebenarnya tak perlu. nada bangga yang digunakan saat memperkenalkan saya pada teman-teman beliau. tak bisa tidur sepanjang malam ketika saya dalam perjalanan pulang dengan kereta.

tapi apa gunanya?

betapapun sayangnya papa sama saya, tetap saja cuma saya sendiri yang ada disini. bandingkan dengan rumah, yang ada mama, mbak, dan adek. 1 : 3. tentu saya kalah dalam hal prioritas, bukan?

kunjungan-kunjungan yang dilakukan juga--semata hanya sekalian karena ada rapat. jika tak ada rapat atau dinas ke daerah bandung/jakarta, mana mungkin papa datang. iya kan? sementara--saya selalu berusaha meluangkan waktu untuk pulang, setidaknya sekali sebulan, meski cuma sabtu-minggu yang bisa saya habiskan disana.

kebanggaan beliau terhadap saya, hanya bisa ditunjukkan sewaktu bertemu. padahal kami bertemu juga cuma berapa kali dalam setahun.

padahal saya udah rela--kehilangan saat-saat sewaktu saya masih kecil dan selalu digendong papa kemana aja. tapi tetap aja--saya pengen selalu menjadi anak kecil yang diperhatikan oleh ayahnya.

-

saya iri dengan keluarga di rumah. yang selalu bersama setiap hari. yang bisa berjalan-jalan di akhir minggu. yang sarapan dan makan malam sambil berhadapan muka.

saya bisa hidup sendiri, menghadapi kekejaman itb seorang diri, kemana-mana naik angkot, ke rumah sakit sendiri waktu sakit, belanja kebutuhan sebulan sendiri (sambil gotong-gotong barang sebanyak itu), angkut-angkut galon buat minum. saya bisa, semua itu mudah kok.

yang saya tak bisa adalah menahan rasa sepi setiap malam. teringat keadaan rumah setelah makan malam, keributan yang dibuat adek dan mbak, sesi-sesi nasehat papa-mama. makan nasi seorang diri tidaklah seenak jika makan bersama keluarga.

-

ya ya, saya tau betapa saya ini lagi labil dan sok melas. salahkan hormon dan pms! *digiling*

i just could face the truth--that i will spend another june 25th without him again.

-

"selamat ulang tahun, papa tercinta. jaga kesehatan dan jangan kecapekan ya. barakallahu ummuroka :)."

hug(s) and kiss(es) from here. wish i could go home asap.

birthday, reflection

Previous post Next post
Up