penpik mentah

Mar 13, 2011 04:13

Aku berdiri hendak memasuki pintu bercat putih itu, rasa gugup, cemas, takut bercampur menjadi satu hingga memberi efek mual di perutku. Tidak, aku tidak boleh muntah di saat-saat seperti ini,aku menggelengkan kepalaku, bukankah hal ini yang selalu aku impikan ?, yang aku cita-citakan saat pertama kali mengagumi mereka.?

Duukkk …

“aduhh …” erangku saat sesuatu membentur kepalaku pelan

“ahh, gomen, hontouni gomenasai, aku tidak sengaja” seru seorang pria

Aku menoleh untuk melihat pria yang nampak sibuk dengan kotak berisi gulungan2 karton panjang di dalamnya, dan kemudian aku terpana, dia, dia kan ….

“kau tidak apa apa kan?” tanyanya, namun aku hanya bengong menatapanya

“heiii, kau yuki-chan kan?” seru seseorang yang membuatku melepaskan pandangan dari pria didepanku ini

“kai, kenapa kau tidak menyuruh asissten manajer kita ini masuk?” pria mungil yang kukenal sebagai ruki ini menyapaku dan pria yang tadi menabraaku, Kai.

“aahhh ,, jadi dia asissten manajer kita yang baru ?? sekali lagi hontouni gomenasai, aku tidak tau” kai membungkukkan tubuhnya dengan spontan yang membuat karton-karton dalam kardusnya berjatuhan, aku tekikik melihatnya.

“kenapa kau jadi gugup begitu bodoh !!” ruki teresenyum kecil dan membantu kai memunguti karton-kartonnya

“nah, yuki-chan, mari kuperkenalkan dengan anggota yang lain” ruki membuka pintu putih itu dan mengajakku masuk.

Begitu masuk wangi jeruk pengharum ruanganku menyergap hidungkua, udara sejuk juga terasa dari ac yang terpasang di seberang ruangan, nampak seorang pemuda berambut hitam duduk di sofa sambil memainkan gitarnya, sedangkan seorang pemuda lain berambit pirang nampak asyik membaca sebuah majalah, keduanya menoleh ke arah kami,

“ohayou, maaf aku terlambat” sapa ruki

“eh, pendek ini sudah keberapa kalinya kau terlambat ?? sengaja ya ??!” seru seorang pemuda yng memaki nosband yang baru keluar dari sebuah ruangan lain,

“heiii … aku kan sudah minta maaf dan jangan panggil aku pendek !!” balas ruki

“kau,,, kau sudah salah masih berani melawan ya !!” seru reita, pemuda yang bernoseband, sambil menunjuk tepat di muka ruki

“nee, chotto matte nakama, kalian tidak malu berkelahi di depan seorang gadis?” kata kai menengahi

Reita kemudian mengalihkan perhatiannya padaku, “ hmm, siapa gadis itu ?” tanyanya pada kai

“dia asisstan manajer kita, namanya ….”

“anoo, sumimasen, nama saya yuki sasaki, yoroshiku onegaishimasu” kataku lantang sambil mebungkukkan badan, wajahku terasa panas, aku malu sekaligus gugup bertemu dengan mereka, siapa yang tudak akan merasa panik bila bertemu dengan idola mereka ?

Henigng kurasa sesaat, hingga …

“hmmmfftt, HAHAHAHAHAH “ tawa menggema di ruangan kecil itu, aku bingung, apa aku melakukan hal yang memalukan ??

“yuki-chan kau tidak perlu berkata sekeras itu, kita hanya berenam disini, hahaha” kata kai sambil tertawa, begitu juga dengan kawan-kawannya, dan aku yakin, wajahku kini sudah sangat memerah.

“kau lucu sekali yuki-chan,  perkenalkan, aku reita” aku menyambut tangan reita , hangat

“kalau yang itu aoi” ia menunjuk ke pemuda berambut hitam yang kini mengangkat sebelah tangannya padaku “yo~” sapanya

“dan yang disebelahnya adalah uruha” reita menunjuk pemuda berambut pirang yang kemudian tersenyum dan mengangguk padaku

“kalau kai dan ruki kau sudah tau kan?” tanyanya yang kujawab dengan anggukan mantap

“mohon kerjasamanya ya yuki-chan” kata kai tiba-tiba dari belakangku

“mungkin kami akan banyak merepotkanmu” katanya lagi sambil tersenyum yang menampakkan dimplenya yang manis

Aku kembali mengangguk, baik,aku akan bekerja sebaik mungkin, karena memang inilah yang aku impikan dari dulu, kataku dalam hati dengan semangat

“yuki-chan, bisa tolong aku memeriksa semua perlengkapan ini , aku takut ada yang terlewat” kata kai padaku

“hai, aku akan mendatanya”

“yuki-chan, tolong belikan aku pil pereda sakit ya?” reita berkata sambil memegang jarinya yang terluka akibat kebanyakn bermain bass

“hai !!”

“nee, yuki-chan, aku harus memakia yang berwarna ungu tau merah?”uruha bertanya sambil melambaikan 2 vest di masing-masing tangannya

“yang ungu lebih cocok denganmu uruha-san”jawabku cepat

“yuki-chan, kau melihat sepatuku?” kali ini ruki bertanya

“etoo …” aku menggaruk kepalaku “mungkin ada di tas berwarna merah di pojok ruang itu “ saranku, kaeran tadi aku seperti melihat ruki meletakkannya di situ

Saat ni aku berada di backstage sebuah acara tv yang akan mengadakan mini live konser the gazette, dan aku benar-benar sibuk untuk mempersiapkan segalany,  sudah sebulan aku aku bekerja bersama the gazette, namun ini yang pertama kalinya aku menengani mereka seorang diri karena Kono-san, yang merupakan bosku dan manajer the gazette, malah sedang asyik berlibur ke hawai bersama keluarganya, katany ia sudah percaya dengan kemampuanku, apalgi ini hanyalah konser kecil di stasiun televisi jadi aku tidak akan banyak bekerja keras.

Tidak akan ?? aku meralat kata-kanya itu karena saat ini kakiku sudah terasapegal, memprotes untuk kuistirahtkan karena sejak tadi aku mondar-mandir mengurus segala hal, mulai soal perlaengkapan band, kostum, list lagu yang akan dinyanyikan, hinga hal2 kecil seperti ….

“yuki-chan, bisa tolong ambilkan aku air minum ?” pinta aoi karena ia sedang sibuk dengan gitarnya saat ini

“haii~”

Aku merebahkah diri dengan keras di atas sofa di ruang latihan the gazette, untung semuanya berjalan dengan lancar, pikirku

Konser telah berakhir, sekarang anak-anak the gazette sedang merayakannya  sambil minum2 di bar yang tak jauh dari tempat latihan ini, aku menolak untuk ikut karena badanku terasa lelah sekali, aku ingin tidur sejenak, memulihkan tenagaku dan kemudian baru pulang ke apatoku. Tak butuh waktu lama untuk memejamkan mataku, mungkin karea kelelahan, aku tidak tau berapa lama aku tertidur namun sesaat kemudian aku seperti mendengar pintu ruangan di buka, aku ingin melihat siapa yang masuk namun mataku terasa berat, aku hanya mendengar samar sebuah suara,

apa ??siapa yang berbicara?

Badanku terasa lemas, tenagaku seperti tersedot habis, hingga sesuatu membuatku tubuhku menggelenyar hangat dan kembali menarik kesadaranku hingga jauh … dan jauh …..

“oi!! Yuki-chan”aku menoleh, reita tersenyum di belakangku

“rei-kun, kenapa kau menyusulku ?”

“ruki lupa titip es krim tadi, jadinya aku yang diruh beli, kau sendiri sudah selesai belanja ?”

“iya”

Seelah reita mendapatka es krim pesanan ruki, kamipun keluar dari swalayan dan berjalan bersama menuju tempat latihan

“bagaimana hubunganmu dengan kai ?”

Aku menoleh padanya, bingung “maksudnya ?”

“hei,jangan pura-pura, kalian ada hubungan khusus kan?” reita tessenyum menggoda padaku, aku masih tak mengerti dengan kata-katanya

“masih berlagak bego lagi, kau suka kai kan?”

Aku terkejut mendengar perkataan reita, aku mengalihkan pandangan ku kearah lain, menghindari tatapan reita dan juga untuk menyembunyikan wajahku yang memerah

“nah, benarkan kau suka padanya !!” reita girang karena mengira tebakannya tepat, dan memang benar itu yang aku rasakn sekarang pada kai, tapi, darimana reita tau ?, atau jangan2 kai juga tau kalau aku menyukainya ? ya ampuunnnn , pikirku panik

“kalian sudah berbuat apa, sampai2 kau membawa jaket kai, atau kalian sudah melakukan hal yang bukan-bukan yaa ??” goda reita yang maikn membuat wajahku bak kepiting rebus

“rei-kun!! Kau ngomong apa sih ?? jaket siapa yang kau maksud?”

“lho, jaket yang kau pakai saat ini kan punya kai, bagaimana bisa jaket itu ada padamu kalau tidak ada apa-apa di antara kalian kan?”

Aku berhenti dan memperhatikan jaketku, astagaaa !!, kenapa aku baru sadar kalau ini bukan jaket milikku, kemarin saat aku ketiduran di tempat latihan dan terbangun denagn terselimuti jaket ini, aku segera memakainya karena warnanya hampir mirip dengan milikku, dan sekarang aku baru ingat kaalu kemarin aku sama sekali tidak membawa jaket saat konser, artinya jaket ini milik orang lain, yaitu kai …

“kami pulang !!!”

Sapaku dan reita sambil masuk keruang latihan,

“mana rokokku ?”todong aoi ketiaka aku baru meletakkan belanjaan di atas meja ini

“ini” kuserahkan rokok pesanan aoi itu

“minumanku mana?” seorang berdiri disampingku dan saat aku menoleh, deg ..

Wajah kai tepat di depanku, dekat sekali,mata kami sesaat saling beradu, aku langsung menoleh kearah belanjaanku, berpura-pura mencari kaleng minuman, dan ketika menemukannya aku langsung menyerahkannya tanpa menoleh padanya.

“heii, aku punya sebuah berita” seru reita yang membuat semua orang menoleh padanya

“aku, ,,aku dan yuki sudah jadian lhooo!!” semua terdiam

Aku mematung, mencoba mencerna kata2 reuta barusan,

“kau dan yuki sudah jadian ??” tanya ruki tak percaya “ kapan?”

“barusan, aku menembakknya saat pulang dari swalayan” kata reita

Aoi, ruki dan uruha menatappaaku meminta kepastian, aku lalu tersadar

“a, ee,, itu , bukan ..”

“yuki-chan, kau tidak usah malu-malu mengakuinya” reita tiba-tiba merangkul pundakku

“kami pasangan serasi kan?” tanyanya pada teman-temannya

Ada sirat kebingungan di wajah aoi, ruki dan uruha, sedang kai, aku tidak berani menatap wajhnya, karena aku sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi

Tiba-tiba, CUP … reita mengecup pipiku, membuatku kaget dan menoleh padanya

“rei-kun, kau …”

“heii, kalian setuju kan?” reita meminta persetujuan teman-temannya

“wah, selamat, omedettou buat kalian !!” tiba-tiba kai bersuara “ aku harap kau bisa mejganya ya yuki-chan” kai berkata sambil menepuk pundakku, yang membuat hatiku mencelos, merasa tak enak padanya

“emm, aku pulang duluan ya, ada yang harus kukerjakan di rumah” katanya kemudian yang langsung berjalan dan pergi dari ruang latihan

“kenapa dia? kok tiba-tiba ,,,,” uruha tak melanjutkan kata-katany dan melihat ke arah reita

“hahahahaha, kena dia !!” reita yang sudah melepaskan tanganny dari pundakku bertepuk tangan gembira

“apa yang kau lakukan?” tanya aoi

“tidak, aku hanya ingin mengetesnya saja”

Uruha, ruki dan aoi hanya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat keusilan reita, sedangkan aku, aku masih berdiri mematung , memikirkan reaksi kai tadi, apa ia cemburu ? aku gelisah, tak tenang rasanya hati ini, harusnya aku tidak menuruti ajakan rei-kun tadi, kesalku dalam hati,  ahhh,, tapi semua sudah terjadi, walaupun kai tidak menyukaiku toh aku masih bisa berada didekatnya sebagai seorang asisten manajer, pikirku pasrah
Next post
Up