[One-shoot] “apa yang berwarna ke-merah-merah-jambu-an itu?”

Jun 10, 2011 20:16

 Title : “apa yang berwarna ke-merah-merah-jambu-an itu?”
Author : Tiwi a.k.a kawaii_yamajimachii
Rating : A
Genre : awalnya pengen bikin komedi, tapi karena kyknya garing jadinya.. General :3
Cast : Hikaru Yaotome and All Hey! Say! JUMP members
Disclaimer : saya Cuma punya ide dan ceritanya doing :3
A/N : terinspirasi dengan…um….baca sajadeeh ~ *ditendang ke luar angkasa*

Jam dinding menunjukkan pukul 02.15 malam itu. Dia, seorang anak laki-laki dari keluarga Yaotome hanya berguling-guling diatas tempat tidurnya yang sebenarnya hanya sebuah single-bed. Ia meringis kesakitan sambil memegang bibirnya. Dia sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit itu.
“SAKIT…. AHH… SAKITTTTTTTT” teriaknya lumayan keras. Ia tidak sadar dengan berbicara seperti itu akan menambah rasa sakit yang dideritanya. Teriakannya itu membuat lampu diruang tengah menyala. Suara hentakan kaki di anak tangga terdengar jelas ditelinganya, membuatnya sedikit tidak enak karena sudah membangunkan seseorang dirumanya.
“Hikka-kun, nande? Kamu kenapa nak? Ayo buka pintunya!” teriak mama anak itu. Ya anak itu adalah Yaotome Hikaru. Hikaru tidak menjawab pertanyaan mamanya. Dia sudah kapok terlalu banyak bicara. Dia tetap mengguling-gulingkan dirinya di atas kasur.
“Hikka-kun! Buka pintu!!” mama Hikaru kali ini mengetuk pintu dengan keras dan sedikit mendobrak-dobraknya “Mama khawatir! Ada apa?”
“ti-ti-dak ada apa-apa, kaa-san.. arrghhhh” Hikaru kembali berteriak.
“itu kan! Tidak ada apa-apa apa?” Mama Hikaru mulai mengeluarkan nada yang saya khawatir. Hikaru tidak tega membiarkan mamanya berdiri terus didepan pintu kamarnya sampai ia mau membuka pintu. Hikaru manguatkan dirinya untuk bangkit dan melawan rasa sakit itu. Ia memutar kunci pintu kamarnya dan kemudian membukanya. Sesosok wanita setengah baya berdiri dengan masih menggunakan pakaian tidurnya terlihat membuka matanya lebar-lebar sembari melihat anak laki-lakinya yang telah ada dihadapannya dari ujung rambut hinggu ujung kaki. Ia lalu meraih pipi anaknya itu
“KAU KENAPA? KAU BAIK-BAIK SAJA??”.
Sesontak Hikaru langsung menjerit
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA JANGAN SENTUH PIPIKU, KAA-SAN! SAKITTTTTT!” ia segera melepaskan tangan mamanya yang baru saja menyentuh kedua pipinya. Mamanya langsung sadar.
“aaah mama mengerti sekarang. Hahaha sudahlah. Memang hari pertama itu sakit tapi besok pasti sudah tidak kok. Jangan menjerit-menjerit begitu! Lelaki dewasa kok Cuma gitu aja kesakitan?” goda mama Hikaru sambil tersenyum lebar.
“Kaa-san tidak tau ini sakitnya bagaimana! Ini salah kaa-san! Kalau ada apa-apa, pokoknya aku tidak mau! Kaa-san tanggung jawab!” Hikaru mulai ngambek sembari menutup pintu kamarnya dihadapan Ibu kandungnya itu.
“Tidak sopan!” teriak mamanya “tidur saja. Lawan rasa sakitnya! Lama-lama sudah hilang kok itu”
“bawel!” Hikaru langsung melempar dirinya di single-bednya. Seperti yang dikatakan mamanya. Dia akan melawan rasa sakit itu.

***

Drrrrtttt drrrrrttttt
Sesuatu bergetar berasal dari dalam saku celana Hikaru, itu keitai nya. Satu E-mail masuk.
From : Chinen Yuri
Hikka-kun, kau dimana? Latihan dimulai setengah jam lagi. Jangan terlambat yah. Semuanya sudah datang!
Hikaru hanya terdiam membaca E-mail dari bandmate nya itu. Dia memutar otak. Berpikir. Dia harus latihan. Akan ada konser diadakan beberapa bulan kedepan. Ia harus rajin latihan. Tapi satu hal mengganjalnya. Ia tidak bisa pergi. Ia malu. Ia tidak tahu bagaimana pendapat bandmatesnya yang lain melihat kekonyolan dirinya yang baru. Lagipula rasa sakit yang melandanya tadi malam masih saja mengganggu. Ia kembali meraih keitainya dan berniat membalas E-mail Chinen tadi.
To : Chinen Yuri
Maaf aku ya aku agak telat nih. Ada hal yang harus aku kerjakan. Kalian latihan saja. Jangan tunggu aku.
Hikaru memencet tombol send yang berada di tengah-tengah. Ia lalu memutar-mutar keitainya dan melanjutkan untuk berpikir.

***

“Hikka mana sih? Lama banget!” gerutu Inoo yang duduk di sebuah sofa panjang di tempat latihan Hey! Say ! JUMP
“tunggu katanya. Tadi Chii udah e-mail dia. Kalau mau latihan, latihan aja enggak usah nungguin dia” Jawab Yuto yang duduk disebelah kanan Inoo sambil menggulung-gulung rambut Yamada dengan jari telunjuknya yang duduk disebelah kanannya. Sementara Yamada sedang tertidur pulas di bahu Yuto dangan earphone ditelinganya.
“Baiklah kita latihan saja yuk. Hikka pasti datang sebentar lagi” kata Yabu yang dari tadi sebenarnya sudah latihan menghapal gerakan baru bersama Yuya dan Daiki.
“Un!” jawab Ryuu dan Keito bersamaan dari sudut ruangan.
Sementara Chii masih sibuk dengan Keitainya. Dia sedari tadi menelfon Hikaru tapi Hikaru tak kunjung mengangkatnya. Itulah yang membuatnya semakin khawatir.
“Nee minna, kalian latihan duluan yah. Aku mau keluar. Siapa tahu Hikka-kun sudah diluar” Chii lalu mengangkat tubuhnya yang mungil dari lantai dan bergegas menuju pintu keluar. Member JUMP yang lain tetap melanjutkan kegiatannya masing-masing.
Sementara Chii menuju parkiran bangunan besar itu. Memutar-mutar kepalanya kesegala arah berharap menemukan sesosok Hikaru Yaotome yang sangat dikhawatirkannya. Beberapa menit kemudian, ternyata usahanya tidak gagal. Hikaru datang dengan menggunakan T-shirt santai berwarna dengan balutan syal hangat di lehernya. Di bagian bawah ia menggunakan jeans hitam dengan sneaker warna biru muda seperti warna T-shirnya. Tidak ada yang berbeda dari gaya Hikaru hari ini sehingga membuat Chii lebih lega.
“Hikka-kun! Akhirnya kau datang” sambut Chii.
Hikaru hanya dia dengan ekspresi datar. Bahkan sepertinya Hikaru tidak mendengar apa kata Chii.
“Hikka-kun?” Chii mengulang memanggil nama laki-laki yang lebih tua 3 tahun darinya itu.
Hikaru tetap diam. Chii mulai merasakan kekhawatiran itu lagi. Tapi ia tidak mau memusingkannya. Ia langsung menarik tangan Hikaru untuk dibawanya masuk kedalam gedung latihan.
Setelah Hikaru dan Chii masuk kedalam gedung, semua member JUMP memasang ekspersi masing-masing. Inoo dengan wajah sedikit cemberut. Yabu, Yuya dan Diaki tersenyum. Yuto langsung berdiri dari sofa yang ia duduki tadi, membuat Yamada yang masih tidur dibahunya terbanting ke sofa, tapi bayangkan saja, Yamada masih tetap tidur. Ryuu dan Keito tanpa ekspersi.
“dari mana kau?” Tanya Inoo mendekati Hikaru. Hikaru diam
“Kami khawatir tau!” sambung Yuto. Hikaru diam
“ayo sini, kita mulai latihan yah” Yabu mulai menghangatkan suasana. Member JUMP semuanya berdiri dari tempat mereka, walaupun sudah ada yang berdiri dari tadi.
“Yamachan~ bangun!” Yuto menggoncang-goncangkan tubuh Yamada sampai ia terbangun.
Matanya yang kecil terbuka sedikit demi sedikit.
“Ayolah Yamachan, jangan memperlama durasi cerita. Bukan kau pemeran utama disini!” kata Yuto lagi. Itu berhasil membuat Yamada terbangun.
Tapi, Hikaru masih memasang wajah lesu. Dia lalu duduk di sofa lain di ujung ruangan. Semua mata tertuju padanya saat itu. Tapi selang beberapa detik kemudian, Hikaru berteriak sambil menutupi mulutnya”
“)(&)^&(^^%#$&*%#&)” teriak Hikaru tidak jelas karena dia menutup mulutnya.
“apa? Kau bilang apa?” Tanya Chii sambil berjalan mendekati Hikaru, disusul ke 8 member lainnya.

“SA~*@!$@&^)*^” teriak Hikaru lagi.
“APA??????” ke 9 member JUMP berteriak bersamaan.
“Lepas tanganmu Hikka! Jangan tutup mulutmu. Kitakan tidak bisa dengar jelas apa yang kau bilang” Kata Inoo sembari duduk di sebelah Hikaru.
Hikaru mulain melepaskan kedua tangannya dari depan bibirnya dan mulai membukat mulut.
“SAKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” teriaknya keras dan jelas.
Namun setelah berkata itu, semua member melebarkan matanya. Mereka menatap satu sama lain.
“Hi-hi-hikka-kun, coba katakana lagi?” pinta Yamada yang masih dengan shock-nya.
“Aku bilang sakit” Hikaru mengatakannya perlahan.
Semua member makin melototkan matanya.
“APA YANG BERWARNA KE-MERAH-MERAH-JAMBU-AN ITU????” teriak Chii, Yuto, Yamada, Ryuu, Keito, Yabu, Daiki, Inoo dan Yuya bersamaan.
Hikaru lalu merunduk. “nee minna, kalian sudah tahu. Silahkan tertawa” Hikaru mulai merunduk dalam-dalam lagi. Majahnya juga mulai memerah seperti kepiting yang baru direbus.
“Tapi itu…………” Yuto mulai berkata lagi.
“iya, ini kawat gigi. Sekarang aku pake kawat gigi” jawab hikaru yang makin mengejutkan bandmatesnya.
“HIKKA!! JANGAN PAKAI!!!! LEPAS HIKKA!!” teriak Chii, panik.
“iyaa! Kami dan tentu saja semua fansmu tidak mau kehilangan gingsulmu itu” lanjut Daiki
“Itu adalah daya tarikmu!” Yuya menambahi.
“Dan.., kenapa harus berwarna Pink?” pertanyaan Keito menenangkan ruangan itu sejenak. Beberapa detik kemudian semuanya tertawa terbahak-bahak bersama.
“HUAAHAHAHAHAHA YA! YA! ITU BENAR!! Kenapa merah jambu?” kata Ryuu sambil menghapus air matanya yang keluar akibat tertawa berlebihan.
“INI SEMUA KEINGINAN MAMAKU!” Hikaru mulai berbicara dan melawan rasa sakit yang masih saja menghantuinya. “Mamaku memaksa. Katanya aku dicela teman-teman arisannya karena gingsulku ini. Katanya aku aneh. Anak aneh dengan gingsul yang aneh. Mamaku yang memaksa.aku sebenarnya sama sekali tidak mau” Hikaru merunduk dalam-dalam lagi “dan masalah warna merah jambu ini, ini keinginan mamaku juga. Dia bilang supaya aku tetap kawaii jadi fansku tidak lari”
Semua member memasang wajah sedih.
“Sabar, Hikka-kun” kata Yuto member semangat sembari menepuk-nepuk punggung Hikaru.
“sepertinya aku harus berbicara dengan Mamamu. Jika dia mencintaimu, dia tidak akan mendengar kata-kata teman-temannya dan tetap menerima dirimu apa adanya. Dia tahu bahwa kau menyukai gingsulmu itu dan dia tahu itulah yang membuat fansmu makin tergila-gila denganmu. Sepertinya Mamamu kehilangan akal sehatnya hanya karena perkataan teman-temannya” Yabu mengeluarkan kata-kata bijaknya dan membuat ke 8 bandmatesnya terangguk-angguk setuju.
“Chotto matte yo, aku akan menelfon mamamu dan membahas ini” Lanjut Yabu sambil mengambil Keitainya dan menuju sudut ruangan untuk menelfon mama Hikaru.
Beberapa menit kemudian, Yabu datang kembali dengan wajah berseri.
“Nee.. aku sudah bicara dengan mamamu. Aku sudah menjelaskan semua padanya. Dia setuju kawat gigimu itu dicabut saja. Kau kan baru memasangnya kemarin jadi tidak akan ada reaksi apa-apa. Dia juga tidak tega melihatmu merintih kesakitan begitu karena gingsulmu yang mau diratakan. Jadi, kau siap-siap yaah kita akan mengantarmu ke dokter gigimu sekarang sebekum gingsul mu hilang” Semua member HSJ tersenyum lebar, terlebih Hikaru.
Dia bersyukur mamanya mau mengerti dan membiarkannya menjadi seorang Hikaru Yaotome dengan gingsul. Hikaru juga bersyukur mempunyai Bandmates seperti Hey! Say! JUMP yang selalu mengsupportnya.
Hikaru lalu segera menuju ke dokter gigi untuk melepas kawat gigi pinky nya ditemani Yabu, Chinen dan Inoo. Sementara member yang lain tetap di gedung latihan, dan tentu saja melanjutkan latihan.

~おわり~
Ini one-shoot pertama saya jadi maaf kalau jalan ceritanya ga menarik ataupun terkesan dipaksa untuk tamat. :))

fanfic

Previous post Next post
Up