(no subject)

May 10, 2009 21:11

Jun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.. disampingnya Mao nampak cemas dan keheranan.. sesekali ia memperhatikan wajah Jun yang terlihat marah... Mao tidak mengerti apa yang menyebabkan Jun tiba2 saja berwajah masam seperti itu
malam itu Jun menjemputnya dari locasi shooting Film terbarunya yang ia bintangi bersama Masaki Okada "Boku no Hatsukoi wo Kimi
ni Sasagu"..
sebelumnya di telpon saat Jun memberitahu akan menjemputnya nada suaranya terdengar biasa saja tidak ada tanda-tanda ia marah ataupun kesal.. malah sebaliknya ia terdengar senang karna hari itu mereka berdua sama2 bisa pulang lebih awal dari biasanya.. itu artinya mereka berdua punya waktu lebih lama untuk bisa menikmati malam berdua dan Jun berencana membuatkan makan malam special..  tapi sekarang justru ia menampakan wajah dinginnya bahkan ia tidak membalas sapaan Mao saat masuk kedalam mobil tetapi segera menjalankan mobilnya...

sepanjang jalan mereka hanya terdiam.. di dalam hati mao bertanya2 apa yang membuat Jun berubah sedemikian cepatnya... apa yang salah dengan dirinya... namun Mao tidak menemukan jawaban dan akhirnya setelah sekian lama mereka diam ia memberanikan diri untuk membuka pembicaraan...
"kamu kenapa sih...?" tanyanya memecah kesunyian...
Jun diam tidak menjawab... pandangannya tetap lurus kedepan...
"kamu marah...? karna kelamaan nunggu...? atau ada masalah lain...?" mao mencoba menebak namun Jun masih saja diam...
"Jun.. ngomong dong... kamu bikin aku cemas.." Mao menarik tangan Jun namun Jun menepisnya...
Mao kaget melihat reaksinya itu... mao sadar ini ngga main2.. Jun benar2 marah... tapi marah kenapa...? apa karna ia terlalu lama menunggunya?   "hmmm mungkin saja karna itu..." pikirnya dalam hati
"kamu pasti marah karna kelamaan nunggu kan...? maafkan aku... tadi ngedadak ada breafing dulu..." lanjutnya mencoba menjelaskan namun Jun tetap tidak bergeming pandangannya hanya lurus ke depan memperhatikan jalanan
"ok... kalo kamu ngga mau bicara ya sudah... lagipula ngga ada ruginya buatku... aku juga merasa tidak melakukan kesalahan apapun hari ini..."
Mao membuang pandangannya kearah jendela disampingnya ia tidak ingin perduli lagi dengan amarah Jun yang ngedadak seperti itu... dan mereka pun kembali diam

"aku kesal...  tapi bukan karna itu..." Jun akhirnya bicara juga setelah mereka lama terdiam
Mao menoleh kearah Jun memperhatikan wajah Jun dengan serius
"kamu tadi ngapain sih ama okada...?" tanya Jun
"okada...? aku ama okada...? aku ngga ngapa2in ama dia..." jawab Mao
"ngga ngapa2in...? tadi kamu bicara sama dia pake bisik2 lalu cekakak cekikik itu apa...?" tanya Jun lagi dengan suara yang mulai sedikit meninggi
Mao diam bola matanya ditarik keatas mencoba mengingat2 apa yang terjadi tadi.. apa yang ia dan okada lakukan yang membuat Jun kesal seperti itu... lalu dia pun tertawa sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya...
"oooo... yang itu..." mao mulai mengingat kejadian tadi saat dirinya dan okada membicarakan tentang juru kamera yang sedang menshoot adegan mereka tiba2 kentut dan suaranya membuyarkan konsentrasi mereka dan  bagi mereka kejadian itu lucu sekali
"aku ama okada lagi ngomongin cameraman abis lucu banget..." katanya masih diringi tawa kecil 
"kamu tau ngga Jun masa dia...... " Mao mencoba menjelaskan namun belum selesai Mao bicara Jun sudah memotongnya...
"tapi kamu kan ngga perlu kegenitan seperti itu saat bicara sama dia..." katanya
Mao segera menghentikan tawanya mendengar perkataan Jun yang pedas...
"apa...??? aku genit...??" tanyanya
"ya... terlalu genit... aku ngga suka kamu seperti itu didepan dia..." suara Jun terdengar ketus
"heeeiiiii.... rasa nya sikapku biasa aja... ngga ada yang berlebihan apalagi genit..." sahut mao... ia  nampak tidak suka dengan perkataan Jun dan memperlihatkan wajah cemberutnya
"lagi pula dia lawan mainku rasanya wajar kalo aku bersikap akrab sama dia..." 
"tapi apa perlu sampai sedekat itu...?" tanya Jun lagi
"lho emangnya ada yang salah... aku merasa sikapku wajar.. sama aja dengan sikapku ke shun, toma atau siapapun..." Mao mencoba memberikan pembelaan diri
"heii... shun, toma itu berbeda... aku mengenal mereka dan aku tau hati mereka seperti apa..."
"emang apa yang membedakan okada dan mereka... bagiku mereka sama aja teman2 yang menyenangkan.. dan tidak lebih..." bantah Mao 
"Ooo... sangat berbeda... okada menyukai kamu..."
"apa...?? okada menyukaiku...?" mata Mao terbelalak nampak kaget lalu...
"kamu jangan bicara sembarangan... "
"aku ngga bicara sembarangan... aku melihat sendiri.. bagai mana ia memperhatikan kamu.. memandang kamu.. tersenyum sama kamu..."
"aku ngga merasa okada seperti itu... kamu aja terlalu curigaan..." bela Mao
"aku ini laki2 sangat mengerti arti dari sikap dia sama kamu.. dan kamu.. kamu terlalu naif jika tidak menyadari hal itu..." Jun memandang Mao dengan tatapan yang sinis
"sekarang kamu bilang aku naif...? kamu udah keterlaluan Jun..." Mao membalas tatapan Jun tak kalah sinis
"ya... naif... dan kamu terlalu berlebihan meladeni dia..." lanjut jun..
Mao menghempaskan tubuhnya kesandaran kursi dan melipat tangannya didada.. iya nampak kesal menghadapi Jun yang menurutnya terlalu berlebihan...
"kamu yang terlalu berlebihan mencurigai dia..." katanya kemudian..
"aku bicara yang sebenarnya... dan kamu... tingkah kamu tadi membuat aku bertambah kesal..."
"tingkah aku yang mana...? kamu bicara begitu sepertinya kamu ngga mempercayai aku..." kali ini nada suara mao yang terdengar tinggi..
"aku ngga bilang aku ngga percaya kamu... aku hanya mengingatkan kamu untuk membatasi sikap kamu ke okada.."balas Jun
"udah udah.. aku ngga pengen nerusin pembicaraan ini ... lebih baik kamu turunkan aku disini..." pinta Mao..
"hei.. aku blom selesai bicara..." Bentak Jun sambil menarik kencang tangan mao...
"turun kan aku disini..." teriak Mao... ia sudah tidak bisa menahan kekesalannya..
Jun akhirnya menepikan mobilnya karna Mao memaksanya...
setelah mobil menepi Mao segera turun dari mobil dan membanting pintu mobil dengan keras dan diwajahnya tampak raut kekesalan...
Jun yang juga masih marah tidak bicara apa2 lagi dan hanya menjalankan kembali mobilnya meninggalkan Mao sendirian di jalan...

tidak lama setelah Jun berlalu Mao menyetop sebuah taxi... malam itu ia memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya... ia masih merasa kesal dengan ucapan Jun tadi.. dan pertengkaran mereka kemungkinan masih bisa berlajut jika ia tidak memutuskan untuk turun dan memilih untuk tidak pulang ke Apartement mereka...
sebenarnya Mao amat mengenal Jun yang punya sifat tamperamen seperti itu.. jika ada hal2 yang ia tidak suka ia akan langsung menunjukan kedo's-annya..
tapi walaupun mao mencoba mengerti Jun.. tetap saja disaat mereka sedang bertengkar dan Jun mengeluarkan kata2nya yang pedas dan kasar hati mao selalu kesal dibuatnya..
dan ia selalu memilih untuk menghindarinya sampai saatnya Jun reda dengan amarahnya itu...

Jun menghentikan mobilnya di tepian sungai tidak jauh dari apartement mereka.. ia merasa malas sekali untuk pulang... ia yakin malam ini mao pastinya tidak akan pulang ke Apartement setelah apa yang terjadi tadi...
Jun menarik sandaran kursinya kebelakang lalu merebahkan tubuhnya... pikirannya tertuju pada mao dan pertengkaran mereka tadi..
ada penyesalan dihatinya karna ia telah berbicara cukup keras pada Mao dan sudah menghancurkan rencana mereka malam ini... seharusnya mereka memanfaatkan malam ini dengan baik mengingat jarang sekali mereka punya waktu untuk bisa berlama2 bersama ditengah padatnya jadwal pekerjaan mereka...
Jun sadar kalo semua ini adalah kesalahannya seharusnya dia bisa lebih mengontrol emosinya...
Mao tidak salah.. ia hanya bersikap sewajarnya kepada seorang teman kerja.. dan memang sudah menjadi sifat Mao yang mudah akrab dengan siapa saja... seharusnya dia bisa memahami itu dan mempercayai Mao...
lagipula pria itu adalah okada yang umurnya jauh dibawahnya.. seharusnya ia tidak perlu cemburu seperti itu..
Mao memang menarik.. ia cantik dan punya personality yang menyenangkan rasanya wajar bila seorang pria seperti okada tertarik padanya...
"kenapa sekarang aku seperti kehilangan kepercayaan diri.. cinta mao sudah pasti untukku.. ngga perlu aku khawatirkan hal2 seperti ini  "gumamnya dalam hati..

Jun menarik napas panjang dan menghembuskannya... sekarang ia bingung harus bagaimana... pulang ke apartement rasanya malas sekali.. ia tidak ingin sendirian..
Jun memejamkan matanya namun sebentar kemudian ia bangun... ia segera membenarkan kembali posisi duduknya dan segera menghidupkan mesin mobilnya... dia memutuskan untuk menjemput Mao dan meminta maaf padanya... ia tidak ingin sendirian malam ini.. ia butuh mao... 
lagipula sekarang atau besok sama saja tetap dia yang harus meminta maaf.. karnanya ia tidak ingin menunggu sampai besok.. begitu pikirnya..

Mao berjalan pelan menyusuri trotoar jalan yang menuju ke arah rumahnya...
tadi sebelumnya ia mampir ke toko swalayan dan sekarang sengaja memilih berjalan kaki dari toko swalayan ke rumahnya yang jaraknya lumayan jauh.. ia ingin mendinginkan suasana hatinya.. dan melupakan pertengkarannya dengan Jun...
setibanya di rumah Mao sedkit heran melihat pintu pagar yang terbuka... dia segera menoleh ke kanan dan kiri memeriksa mobil yang terpakir disekitar rumahnya mungkin saja ada tamu yang ia kenal..
dan diseberang ia melihat mobil yang sangat dikenalnya... mobil Jun... ngapain dia kemari? pikirnya..
Mao membalikan badannya namun Jun sudah ada didepan pintu pagar menyambutnya...   
"Mao..." panggilnya..
Mao menoleh kearah Jun..
Jun melangkah mendekati mao dan berhenti dua langkah dari tempat Mao berdiri...
"maafkan aku.." katanya dengan suara pelan..
mao membalikan badannya kembali menghadap Jun.. ia memandang Jun dengan serius
"aku tau tadi kata2ku terlalu kasar... aku tau itu menyakitimu... maafkan aku.. aku hanya..." Jun berhenti sejenak menelan ludahnya seolah ingin membasahi tenggorokannya yang terasa kering...  
"kamu cemburu kan...?" potong mao...
Jun menatap Mao tak berkedip... bagaimana bisa ia mengelak dari perasaan cemburu... wanita yang sedang ia tatap ini begitu mempesona dan telah membuatnya jatuh cinta untuk kesekian kalinya... dan bukan tidak mungkin pria lainpun akan jatuh cinta padanya...
"mmm..." Jun mengangguk pelan...
"aku memang cemburu... karna kamu terlalu menarik... pria lain mungkin akan dengan mudah jatuh cinta padamu.. tak terkecuali okada.." jawabnya
"biarkan aku bicara dulu..." Jun memberikan isyarat dengan tangannya saat Mao akan melangkah mendekatinya dan mengucapkan sesuatu...
"mengenai okada mungkin aku berlebihan.. tapi aku bicara berdasarkan apa yang aku lihat... dan aku memang cemburu...aku minta maaf..."
jun diam sebentar lalu...
"tapi aku percaya kamu... jika apa yang aku pikirkan tentang okada itu benar.. aku yakin kamu pasti bisa mengatasinya..."
Jun maju selangkah.. dan meraih tangan Mao.. 
"aku ngga pernah sedikit pun meragukan hati kamu.. tapi aku hanya ingin kamu sedikit waspada... ngga ada salahnya kan...? jangan sampe okada salah mengartikan sikap kamu..." pintanya
Mao tersenyum dan menganggukan kepala...
"he ehmmm... aku janji akan jaga sikapku supaya dia tidak salah mengartikan.." jawabnya lalu melingkarkan tangannya dileher Jun...
"bodo... sama anak kecil aja kamu cemburu..." bisiknya ditelinga Jun lalu mendekap erat Jun...
Jun tersenyum dan membalas dekapan Mao...
"jangankan anak kecil.. balita pun bisa bikin aku cemburu..." jawabnya...
"aku hanya ngga ingin kehilangan kamu..."
Mao melonggarkan dekapannya.. tangannya masih melingkar di leher Jun..
"heii.. kemana matsujunku yang full confidence..? orang yang cemburuan itu berarti hati nya lemah..."
"kalo menghadapi cinta siapapun bisa lemah... termasuk aku.." jawab jun
Mao menatap dalam2 mata Jun lalu perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir Jun dan menciumnya dengan lembut...
"mungkin ini bisa mengembalikan kepercayaan dirimu..." katanya
Jun menarik tubuh Mao.. mendekapnya lebih erat lagi dan memberikan ciuman balasan yang lebih dalam..
Mao memejamkan matanya menikmati kehangatan yang terasa mengalir di dalam tubuhnya.. membiarkan dirinya hanyut  dalam cinta yang Jun beri... dan Mao pun berusaha memberikan yang terbaik yang dapat ia lakukan untuk Jun... 
ini seperti energy baru yang mengembalikan kekuatan pada cinta mereka dan melupakan pertengkaran... hanya ini yang mereka butuhkan sekarang ini...

Jun melepaskan ciumannya dengan lembut lalu berbisik...
"kita pulang ya..."
mao mengangguk pelan...
"aku harus bilang apa ke mamah...? " tanyanya pada Jun...
"bodo.. makanya lain kali berfikir dulu.. jangan setiap kali berantem selalu pulang kesini..." Jun mendorong kening Mao dengan telunjuknya
"hei.. karna hanya disini tempat yang paling aman untuk menghindar dari kedo's-an kamu..." jawab Mao sambil mengusap-usap keningnya dengan wajah yang mencibir...
"tempat yang aman..? kamu pikir aku harimau sampe harus nyari tempat aman...?"
Mao mendorong tubuh Jun dan berkata...
"kamu lebih seram dari harimau dan singa kalo lagi marah..." lalu berlari masuk kedalam rumah sambil tertawa... 
"heiii... enak aja..." teriak Jun dan berlari mengejar Mao..
Previous post Next post
Up