Dangdutan Nyok! (Part 3-2)

Jul 06, 2010 21:48

 

Part 3-2

Prepare to Party (BEST’s part)

Inoo sedang membantu ibunya buat nutup warung kopinya. Inoo sedang membereskan gelas-gelas yang berserakan di meja depan. Sedangkan ibunya sedang mencuci berbagai peralatan warung kopinya.

“Bu, nanti ikut gak ke sunatan si Ujang?”, tanya Inoo.

“Kagak kali, To, ibu capek banget, kamu aja deh yang wakilin ibu ya, tar ibu kasih persenan buat si Ujang ama kamu..”, kata Ibu.

“Oh begitu. Oke dah bu…”, kata Inoo.

“Udah sekarang kamu mandi gih, biar ibu yang beresin di sini…udah tinggal dikit kok..”, kata Ibu.

“Baik, bu…”, Inoo beranjak masuk ke dalam untuk bergegas mandi, karena setengah jam lagi acara hajatan si Ujang udah pengen dimulai.

15 menit kemudian, Inoo sudah siap untuk berangkat.

“Bu, aye dah mau berangkat nih…”, kata Inoo.

“Nih, persenan buat si Ujang…”, kata Ibu sambil menyodorkan sebuah amplop.

Inoo memakai kemeja putih dengan kemeja bahan hitam, bajunya dikeluarkan, rambutnya disisir rapi.

Tiba-tiba dari depan rumah Inoo…..

“Neng Inoo, neng Inoo…”, panggil beberapa petani.

“Temenin Aa Jono yuk ke sunatan si Ujang…”, kata salah satu petani.

“Jangan neng, ama Aa Parmin aja…”, kata petani lain lagi.

“Ama Abang Parjo aja!”, kata petani yang lain lagi.

Mereka terus memanggil dan mengajak Inoo dengan suara-suara genit.

“Sudah, nak, biarkan saja, tidak ada salahnya kamu pergi bareng ama mereka ‘kan?”, kata Ibu.

“Oh ga bisa, Bu…”, kata Inoo dan kemudian langsung beranjak ke belakang.

Saat kembali ke depan, Inoo sudah membawa sebuah ember berisi air dan bergegas keluar dan serta merta langsung menyiram para petani itu.

“Ahhhh..neng Inoo, jahat deh….”, kata petani yang mengaku sebagai Aa Parmin.

Mereka pun beranjak pergi dengan terus tertawa sepanjang jalan. Tidak memperdulikan baju mereka yang sedikit basah.

Beberapa saat kemudian setelah Inoo masuk dan meletakkan ember di belakang.

“Neng Kartika~~~~~…Aa Bejo disini…”, kata Hikka sambil memanggil dengan nada genit.

“Bejo……..”, kata Inoo dalam hati sambil menggerutu. Inoo langsung beranjak ke luar.

“Eh, Bejo..biase aje lo…”, kata Inoo.

“Alah. Neng Kartika klo cemberut gitu, jelek loh, Aa ga suka loh…”, kata Hikka masih dengan gaya genitnya yang menyebalkan.

“Tadi ada beberapa petani yang beruntung datenk ke sini dan gw mandiin loh…”, kata Inoo.

“Wah..mao donk gw dimandiin ama lo…”, kata Hikka lagi.

Inoo melotot memandang Hikka. Hikka merasa ini sudah cukup, karena jika dia berlebih menggoda, bisa-bisa Inoo benar-benar marah.

“Baiklah, baiklah…jadi kita berangkat sekarang?”, kata Hikaru sambil meletakkan tanganya di pinggang seolah dia menunggu Inoo memasukkan tangannya ke dalam tolakan pinggangnya.

“Cih….”, sambil berkata seperti itu, Inoo langsung pergi terlebih dahulu melewati Hikaru.

Hikaru tertawa sambil kemudian menyusul Inoo.

“Duh, jangan marah donk, Karto..”, kata Hikka.

“Gw kaga marah kok…ngomong-ngomong, rambutmu lo pirang banget…sok bule lo..”, kata Inoo.

“Hehehehe..bagus ‘kan? Tadi siang gw dah beli zat pewarna kue di toko nya Keito, yang terbaru! Katanya paling tiada duanya deh…”, kata Hikka.

“Iya tiada duanya klo buat bikin kue…bukan buat rambut lo..”, kata Inoo sambil ketawa.

“Terus liat deh pakean gw..trendy ‘kan?”, kata Hikka sambil mengabaikan perkataan Inoo tadi.

Inoo melirik pakaian Inoo. Kemeja berwarna kuning dengan berbagai manik-manik di sana-sini.

“Lo mau ke sunatan apa lo yang nyanyi dangdut di sono?”, kata Inoo tertawa lagi.

“Ih sirik, nih baju gw minjem ama si LaiLai, baju die banyak loh yg bagus-bagus…daripada baju lo…ga trendy bro…”, kata Hikka.

“Modelnya kayak bapak-bapak bener…”, kata Hikka lagi.

“Lah..bukan urusan lo juga ‘kan..?”, kata Inoo sebel.

“Tapi tenang, biar model baju kayak bapak-bapak, neng Kartika tetep cakep kok…”, kata Hikka tertawa.

Inoo melotot lagi menatap Hikka. Hikka mengatupkan kedua tangan memohon pengampunan. Atau Inoo akan melakukan perbuatan yang tidak berperike-Hikaru-an.

Sementara Yabu udah siap pergi dengan gerobak cendolnya. Walau Yabu sambil jualan, pakaiannya ga kalah yahud ama yang lain.

Sambil mendorong gerobaknya, Yabu menuju ke rumah Ryuu. Yabu memakai memakai kemeja berlengan panjang berwarna coklat dengan levis.

Anak-anak yang temen Ujang yang melihat Yabu, langsung menghampiri Yabu.

“Eh, temen-temen, liat itu Bang Ucup yang cakeppppp…”, kata salah seorang anak perempuan.

“Kak Ucup~~~”, teriak anak-anak perempuan langsung menghampiri Yabu.

“Eh.eh..kakak Ucup yang baik tuh…”, kata salah seorang anak laki-laki.

“Kak Ucup~~~~”, semua anak laki-laki kini menghampiri Yabu juga.

“Halo, anak-anak!”, kata Yabu sambil tersenyum lebar.

“Aaaaaa~~”, anak-anak perempuan berteriak kesenengan.

“Mau sama-sama ke rumah Ujang?”, ajak Yabu.

“MAOOOOOO”, semua anak berteriak kompak.

Segera di sekelilingnya banyak anak-anak yang mengikutinya. Yabu melanjutkan jalannya ke rumah Ryuu bersama anak-anak tersebut.

Sambil berjalan mereka nyanyi bareng-bareng…

“Sekian lama…

Aku menunggu..

Untuk kedatanganmu….♪”

Credit: Menunggu by Ridho Rhoma

Tiba-tiba dari ujung jalan ga diketahui arahnya…

“Bukankah engkau telah berjanji
Kita jumpa di sini
Datanglah, kedatanganmu kutunggu
Telah lama, telah lama ‘ku menunggu”

Yuuya melanjutkan syair lagu ciptaan bang Rhoma Irama itu dengan begitu menghayati. Kakinya satu diangkat dan diletakkan di sebuah batu. Tangannya dikepalkan seolah-olah menjadi mic dan matanya terpejam.

Yabu memegang kepalanya….

“Ckckckckckckc…”, kata Yabu sambil menggelengkan kepalanya.

Yabu memperhatikan Yuuya, ia memakai kemeja keemasan yang berkilap, celana model cutbray dan pantopel dengan mulut sepatu yang meruncing, persis kayak Bang Rhoma.

Kemejanya dibuka 3 kancing tampak dadanya yang berbulu….

“Woi Toyib, kenapa ama rambut dan dada elo…?”, tanya si Yabu.

“Udah mirip bang Rhoma belom…?”, kata Yuuya yang tersenyum sambil ngerapihin rambutnya yang kini kribo ngikutin gaya bang Rhoma tahun 80-an.

“Eh tapi kan dada lo sebenernya ga berambut…”, kata Yabu lagi.

Yuuya menghampiri Yabu dan berbisik sesuatu ke telingannya…”ah ini sisa potong rambut dari salon di ujung pasar..gw minta buat ditempel di dada gw…terus gw minta rambut gw dimodel kribo kayak bang Rhoma, sementara doank”, kata Yuuya berbisik.

“Huahahahahahaha..gile lo…”, kata si Yabu masih ketawa puas.

“Tapi keren ‘kan”, kata Yuuya sambil bekep leher Yabu.

“I-i-i-i-I ya,,,,,ke-ke-ren….”, kata Yabu tergagap.

Anak-anak melihat itu dengan pandangan ngeri. Melihat tatapan anak-anak seperti itu, Yuuya langsung melepaskan bekepannya.

“Baiklah kita lanjut nyanyi ajaaaa!!”, teriak Yuuya.

Yuuya berjalan mendahului mereka sambil bernyanyi.

“Derita hidup yang kualami
Duhai pahit sekali
Pada siapa aku berbagi
Kalau bukan padamu….”

Daiki sedang memakai pakaiannya. Kaos tak berlengan dan celana panjang hitam.

“Mak, aye udah siap berangkat nih….”, kata Daiki.

“Gw juga bentar lagi nih, tinggal pake sanggul…”, kata Mak daiki sambil memandang Daiki.

“Eh kenapa rambut lo? Kok bisa lurus begitu?”, kata si emak.

“Ah, emak, Cuma pake shampoo kok…”, kata Daiki sambil gaya bintang iklan.

“Apa-apaan dengan sisiran kayak gitu lagi..disisir samping kayak gitu lagi….”, kata emak lagi

“Aye lagi nyoba suasana baru, bu…tapi ganteng ‘kan?”, kata Daiki sambil tersenyum.

“Mata lo picek ya…lo kenal si Mince ‘kan?”, tanya emak lagi.

“pasti kenal donk…dia nih yang nyaranin aye buat dandan kayak begini,…”, kata Daiki.

“Pantes…..”, kata emak.

“Emank kenapa, bu? Ini kan model baru yang sedang ngetren!”, kata Daiki lagi

“IYA! Tapi lo jadi mirip ama dia, jadi bencong salon!”, kata Emak sambil ketawa.

“Lah, si emak teh jahat pisan~”, kata Daiki lagi.

“Ya udah mo gimana lagi, ayo dah kita berangkat, lu cakep dah…”, kata si emak sambil ketawa terus.

Mereka berdua berjalan bersama menuju rumah Ryuu.

TO BECONTINUED….

Nantikan part terakhir dari kisah ini..

Di part 4!
Bagaimana suasana para idola kita yang berdangdut ria?XD

komen donk! dikasih cendol bang Ucup gratis!XD

type: multichapter, theme: non-yaoi, rating: pg-13, fandom: hey!say!jump, genre: comedy, author: kenken18

Previous post Next post
Up