Aug 17, 2010 06:11
Sooyoung merapatkan jaketnya dan bersedekap lebih erat. Malam ini adalah malam keempat musim dingin tahun ini. Udara sangat dingin dan salju sangat tebal di sepanjang jalan. Tapi terima kasih pada petugas kebersihan kota yang telah membersihkan salju di jalan raya di sepanjang Sungai Han ini sehingga Sooyoung bisa berhenti di sana seperti setiap kali hatinya gundah.
Tidak ada orang di pinggir Sungai Han selain dirinya malam ini. Tidak seperti biasanya, sehingga Sooyoung tidak perlu cemas dikenali. Orang-orang lebih memilih untuk meringkuk di balik selimut hangat di rumah mereka. Atau duduk di sebelah perapian sambil mendengarkan siaran radio malam. Sooyoung melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Hampir tengah malam. Berarti sudah hampir dua jam dia duduk di sini sendiri.
Air Sungai Han tampak membeku. Sooyoung tersenyum memandang uap putih yang keluar dari mulutnya saat dia menghembuskan nafasnya. Dia merasa melankolis. Juga rapuh. Dan memang sewajarnya itu dia rasakan sekarang.
Dia masih ingat apa yang terjadi tiga jam yang lalu di belakang panggung setelah mereka selesai syuting Music Core.
Sooyoung memberanikan diri untuk mencegatnya dalam perjalanannya dari panggung ke ruang tunggu grupnya. Akhirnya, setelah dua tahun dia menyimpan perasaannya, dia berani untuk mencoba mengungkapkannya pada laki-laki itu. Kemarin malam Ok Jryehyun, ibu peri SNSD, memberikan ceramah kepada mereka bersembilan. Mengatakan bahwa mereka harus berani mengungkapkan perasaan mereka pada laki-laki. Mereka harus memperjuangkan cinta mereka.
“Oppa! Kyuhyun-oppa!” Sooyoung merasa suaranya agak aneh saat memanggil Kyuhyun. Tapi dia tidak akan mengurungkan niatnya untuk mengungkapkan perasaannya pada Kyuhyun malam ini.
Dia melihat Kyuhyun membalikkan badan dan memandangnya dengan tatapan bertanya.
“Mmm... Bisa bicara sebentar?”
Kyuhyun mengangguk dan Sooyoung merasa hatinya menari.
Sooyoung mengajak Kyuhyun ke sudut koridor di dekat ruang tunggu SNSD. Di sana sepi. Dia tidak mau ada orang yang mengetahui rencananya. Bahkan member-membernyapun tidak tahu. Dia ingin memberi kejutan pada mereka saat dia dan Kyuhyun sudah pacaran nanti.
“Oppa...” dia akan memulai.
“Ada apa? Cepatlah! Aku kedinginan,” kata Kyuhyun datar.
Koridor itu tidak memiliki penghangat ruangan. Sooyoung juga merasa kedinginan. Tapi yang dia rasakan sekarang adalah perasaan mencelos. Dia tidak mengantisipasi sikap Kyuhyun yang dingin seperti ini.
“Mmm... Oppa. Bagaimana pikiranmu tentangku?”
Sooyoung tahu Kyuhyun menyukai gadis yang berkaki panjang. Dan tadi dia sengaja mengganti kostum Run Devil Run-nya yang panjang dengan celana pendek sepaha. Memang membuatnya tambah kedinginan. Tapi biarlah. Yang penting dia bisa mendapatkan Kyuhyun.
“Apa maksudmu?” tanya Kyuhyun dengan ekspresi bingung.
Sooyoung meremas-remas jarinya.
“Maksudku... apakah menurut Oppa aku menarik?”
Kyuhyun mengangkat alis.
“Aku tidak mengerti maksudmu.”
Sooyoung menelan ludah. Dia terlalu bersemangat mempersiapkan pengakuannya ini sehingga tidak mengantisipasi hal-hal seperti ini.
“Oppa... saranghaeyo!” dia memutuskan untuk to the point saja.
Kyuhyun ternganga. Tapi itu hanya sebentar. Dia lalu mendengus. Dan Sooyoung merasakan kesinisan darinya.
“Kau jangan bercanda.”
“Tidak Oppa! Aku tidak bercanda! Aku benar-benar menyukaimu sejak dua tahun yang lalu. Aku suka sekali saat melihat Oppa di MV Sorry...”
“Aku menyukai Yoona-ssi.”
Sooyoung ternganga di tengah-tengah kalimatnya. Dia yakin tidak salah dengar. Tapi dia benar-benar ingin bahwa dia salah dengar.
“A-apa?”
“Dengar, aku menyukai Yoona-ssi. Aku menyukai gadis manis dan cantik seperti Yoona-ssi. Oke? Aku tidak akan bisa menyukai gadis sepertimu.”
“Tapi...”
“Sooyoung-ssi! Aku menghargai usahamu. Tapi aku benar-benar tidak menyukai tipe sepertimu. Aku suka gadis yang manis seperti Yoona-ssi. Dan aku sudah menyukainya bahkan sejak SNSD debut. Tolong lupakan saja aku. Ya?”
Kyuhyun berbalik dan meninggalkan Sooyoung sendirian di sudut itu.
Butuh waktu lima menit bagi Sooyoung untuk sadar kembali dengan keadaan di sekelilingnya setelah penolakan tak terduga itu. Dia menyesal telah terlalu percaya diri bahwa Kyuhyun akan menerimanya. Selama ini Kyuhyun selalu baik padanya dan dia selalu mengatakan bahwa dia meyukai gadis yang berkaki indah. Tapi Sooyoung sadar, meskipun seluruh Korea mengatakan bahwa dia memiliki kaki terindah, belum tentu Kyuhyun juga beranggapan sama.
Lebih dari fakta bahwa dia ditolak, Sooyoung merasa lebih terpukul saat mengingat nada bicara Kyuhyun tadi. Suaranya sinis. Seolah-olah mengatakan bahwa Sooyoung tolol sekali menyatakan cinta padanya. Seolah-olah mengatakan bahwa Sooyoung sama sekali tidak pantas untuknya. Bahwa Sooyoung tidak sebanding dengan Yoona.
“Unni...?” Sooyoung dikejutkan oleh suara Yoona.
Dia cepat-cepat menghapus air matanya yang entah sejak kapan mengalir dan memandang Yoona yang balik memandangnya dengan wajah sumringah.
“Unni! Ternyata Kau di sini. Aku sudah mencarimu kemana-mana. Ayo cepat siap-siap. Kita akan segera berangkat!” katanya ceria sambil menggandeng tangan Sooyoung.
“Aku tidak jadi ikut,” kata Sooyoung sambil melepaskan tangan Yoona dari tangannya.
“Kenapa?” tanya Yoona dengan wajah cemberut. Dia memang sangat cantik. Bahkan saat cemberut sekalipun. Tidak heran semua laki-laki itu menyukainya.
Selama ini Sooyoung mengira bahwa Lee Seunggi, Taecyon, Seungri, Jokwon, Onew dan yang lainnya memilih Yoona sebagai tipe ideal mereka hanya karena Yoona adalah pilihan aman. Semua laki-laki menyukainya, jadi tidak ada salahnya kalau Kau juga menyukainya.
Tapi sekarang dia sadar bahwa Yoona, seperti yang dikatakan Kyuhyun, memang manis dan cantik. Dia memiliki semua yang diinginkan laki-laki.
“Unni? Jangan melamun! Ayo ikut! Acaranya tidak akan seru kalau Unni tidak ikut,” Yoona menggenggam tangan Sooyoung erat-erat dan mengayun-ayunkannya.
“Aku ingin sendiri. Kalian pergi saja tanpa aku,” kata Sooyoung dingin, sekali lagi menarik tangannya dari genggaman Yoona dan pergi.
Sooyoung merasa sangat bersalah telah bersikap seperti itu pada Yoona. Dia tahu bahwa Kyuhyun menyukai Yoona sama sekali bukanlah salah Yoona. Tapi tetap saja, Kyuhyun menolaknya karena Yoona.
“Unni...” dia masih mendengar Yoona memanggilnya sebelum masuk ke dalam lift.
Sooyoung langsung lari ke tempat parkir dan masuk ke mobilnya. Dia tidak mau bertemu dengan member 2PM atau SNSD yang lain dan dipaksa ikut acara makan malam bersama mereka lagi. Dia menelepon Tiffany yang terdengar bingung untuk membawakan tasnya pulang. Dia meyakinkan Tiffany bahwa dia baik-baik saja dan hanya sedang ingin sendiri. Setelah itu dia mematikan kedua ponselnya dan melajukan mobilnya hingga sampai di pinggir Sungai Han ini.
Sooyoung menghela nafas berat. Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya dan menyalakannya. Langsung saja keduanya berbunyi bertubi-tubi. Ada belasan pesan di masing-masing ponselnya dan beberapa voice-mail. Semuanya dari member-membernya dan beberapa member 2PM.
Sooyoung membuka pesan terakhir yang masuk. Dari Hyoyeon. Dari penunjuk waktu dia tahu pesan itu dikirim satu jam yang lalu.
“Soo! Kau dimana? Kau rugi tidak ikut! Mmmm! Makanannya enak sekali!” Sooyoung tersenyum membacanya.
Selanjutnya adalah pesan dari Yuri.
“Sooyoungie sayang! Kau kemana? Kau yakin tidak ikut makan bersama kami? Kau aneh sekali! Sejak kapan Kau menolak MAKAN?”
Lalu dari Chansung.
“Sooyoungie! Terima kasih Kau tidak ikut! Aku bisa memakan bagianmu. Hehehehe. *_*. Tapi ternyata lebih enak kalau ada Kau. Aku menjadi shiksin satu-satunya di sini. Kau kemana sih?”
Pesan selanjutnya dari Seohyun.
“Unni, Kau baik-baik saja? Kata Yoona-unni Kau terlihat sedih. Unni tidak ada masalah kan? Sampai jumpa di dorm. Aku akan membawakan kimbab kesukaanmu.”
“Sorry! Sorry! Sorry! Sorry! Nega! Nega! Nega....” Sooyoung dikejutkan oleh bunyi nada dering ponselnya.
Dia melihat di layar ponselnya, 2PM Taecyon-oppa calling...
Dia ragu-ragu sesaat sebelum mengangkatnya.
“Yobuseyo?”
“Sooyoungie! Oh God! Kau tahu betapa cemasnya kami? Kau kemana saja?” suara Taecyon terdengar lega.
“Eh... aku sedang ingin sendiri saja,” jawab Sooyoung pelan.
“Ini musim dingin Dongsaengku sayang! Kau bisa membeku kedinginan! Kau sekarang dimana? Biar Oppa jemput!” kata Taecyon.
“Eh? Memangnya Oppa sekarang dimana?”
“Aku di dorm SNSD.”
“Oppa! Sekarang sudah tengah malam. Memangnya Taeyeonie tidak memarahi Kalian kencan sampai tengah malam?”
Sooyoung ingat minggu lalu Taeyeon mengusir Taecyon yang kencan dengan Tiffany di dorm mereka karena sudah jam sepuluh malam. Menurut Taeyeon seorang laki-laki tidak boleh terlalu malam berada di rumah seorang perempuan.
“Dongsaeng! Kau sudah ketinggalan banyak hal! Sekarang ada hal penting yang terjadi. Jadi kami berkumpul di sini. Sekarang, katakan Kau ada di mana. Oppa akan menjemputmu!”
“Oppa! Ada apa? Ada masalah apa?” tanya Sooyoung tiba-tiba cemas.
“Tenang saja. Bukan masalah besar...” kata-kata Taecyon terputus. Sepertinya seseorang baru saja merebut ponselnya dari tangannya.
“Choi Sooyoung! Kau kemana saja? Kau membuat semua orang cemas, tahu!” suara galak Jessica menggelegar dari seberang. Sooyoung menjauhkan poselnya dari telinganya.
“Maaf! Aku akan segera pulang. Bilang pada Taecyon-oppa tidak usah menjemputku. Aku menyetir sendiri.”
Sooyoung buru-buru memutuskan sambungan dan masuk ke mobilnya. Tangannya terasa beku saat menstater mobilnya. Tapi dia benar-benar ingin tahu apa yang terjadi sampai-sampai selarut ini Taecyon masih di dorm SNSD.
-to be continue-
nickhun,
snsd,
sooyoung,
wooyoung,
kyuyoong,
super junior,
woosoo,
kyuyoung,
kyuhyun,
2pm,
khuna,
yoona