Pair: Yamachii, YabuNoo, HikaDai, TakaDai, dll
Bagaimana aku tau bahwa ini adalah cinta?
Bagaimana aku bisa yakin apa yang aku rasakan ini adalah cinta?
Bagaimana aku bisa percaya bahwa aku benar-benar mencintaimu?
Part 1: YamaChii “Diamond”
Bagaimana aku tau bahwa ini adalah cinta?
Bagaimana aku bisa yakin apa yang aku rasakan ini adalah cinta?
Bagaimana aku bisa percaya bahwa aku benar-benar mencintaimu?
Tidak.
Aku tidak tau apa itu cinta. Aku tidak mengerti cinta itu apa. Jadi, bagaimana aku bisa yakin bahwa apa yang aku rasakan adalah cinta.
Apakah cinta itu semacam rasa membutuhkan? Jika begitu, apa bedanya dengan aku memanfaatkanmu?
Apakah cinta itu sejenis rasa tidak ingin melihatmu sedih? Jika begitu, bukankah artinya cinta sama dengan rasa iba. Kasihan.
Apakah cinta semacam rasa tidak ingin kehilangan? Bukankah itu berarti aku hanya merasa takut.
Jadi apa cinta itu sebenarnya?
Yuuri menyandarkan punggungnya pada dinding. Tiba-tiba saja kepalanya terasa sedikit pusing. Kakinya melemas tanpa alasan. Dilihatnya Ryosuke masih berkutat dengan teman-temannya di salah satu sudut ruangan.
Hari ini ulang tahunnya, dan tunangannya, Ryosuke, menyulap salah satu ruangan rumahnya menjadi arena parkir makhluk-makluk kelebihan bahan keindahan. Tahun lalu, mereka merayakannya di Hawai, tahun sebelumnya di atas kapal pesiar mewah di lautan pasifik (?), tahun sebelumnya lagi di Paris. Begitu banyak pesta mewah yang dibuat Ryosuke untuknya. Tidak terhitung hal-hal romantis yang dilakukan Ryosuke untuk membuatnya terpesona. Tapi tetap saja, pertanyaan akan hakikat apa yang dirasakannya semakin bertambah setiap menitnya.
Mengapa logikanya selalu mempertanyakan hatinya? Apa susahnya mempercayai bahwa hatinya telah menobatkan Ryosuke sebagai raja?
“Yuuri, kamu baik-baik saja?” Sebuah suara lembut membuat Yuuri menoleh ke samping.
Di sana, tepat di sampingnya, seorang laki-laki dengan postur yang teramat pas, wajah tampan dan aura yang memberikan kenyamanan telah berdiri dengan punggung yang juga menempel pada dinding.
Ada sesuatu pada sosok ini yang membuatnya berdebar-debar. Jantungnya seakan melompat-lompat setiap kali mendengar suaranya, mencium aroma tubuhnya, melihat senyumnya.
“Un. Hanya sedikit lelah. Ryosuke membawaku berkeliling taman bermain sepanjang hari ini!” Jawabnya dengan senyuman yang diusahakan terlihat seindah mungkin.
Yuuri selalu ingin terlihat baik dan indah di mata sosok ini.
Sahabat Ryosuke.
Sahabatnya juga.
Adik calon kakak iparnya.
Dan kekasih sahabatnya.
“Yuuri, aku mencarimu dari tadi!” Ryosuke entah sejak kapan muncul di sana, memeluk tubuh mungil Yuuri dari belakang, dan memberikan satu ciuman hangat di pipi.
“Ah, gomen ne. Aku di sini dari tadi!” Yuuri tersenyum kaku.
“ Dia lelah, sepertinya kamu terlalu bersemangat mengajaknya berkeliling hari ini!” Sosok di samping Yuuri menimpali dengan senyum di bibirnya.
“Eh, benarkah? Kalau beigitu kamu harus beristirahat!” Ryosuke menarik Yuuri meninggalkan sosok yang hanya tertawa geli.
“Kami pergi dulu, Keito. Eh, tadi Yuto mencarimu. Ryu juga. Jadi sebaiknya segera selamatkan dirimu dari jerapah dan hamster itu. Ja!” Ryosuke berteriak sambil melambakan tangannya.
Keito hanya tertawa dan membalas lambaian tagan it. Setelahnya, Yuuri melihat Keito berjalan mendekati Yuto yang terlihat kebingunan di tengah kerumunan para tamu.
Mata yang terasa panas. Air mata yang memberontak ingin mengalir. Yuri menahan nafasnya saat satu kecupan mendarat di pipi Keito.
Perasaan seperti ini disebut apa?
“Yuuri, sudah jangan pikirkan pestanya. Kamu harus istirahat!” Ryosuke menarik Yuuri yang hanya bisa pasrah, meninggalkan pesta saat hari mendekati akhirnya.
Cinta itu apa? Seperti apa wujudnya?
“Apakah aku mencintai Ryosuke?” Yuuri bertanya pada dirinya sendiri.
*
Cincin bermata berlian itu nampak cantik. Kilauannya seakan memohon untuk dimiliki. Benda yang cantik seperti berlian itu, mengapa bisa begitu kuat?
Yuuri masih memandanginya dengan tatapan bingung saat sebuah pelukan kembali membuatnya merasa hangat. Tangan kokoh yang kini melingkari pinggangnya, dan dagu yang ditopangkan ke bahunya.
Bau harum ini sangat akrab dengan indera penciumannya sejak kecil.
“Kamu menyukainya? Kamu seperti berlian ini, cantik dan bersinar!” Suara merdu yang sexy itu terdengar tepat di samping telinganya.
“Jadi,bagimu aku semacam barang begitu?” Yuuri memamerkan wajah kesalnya, tapi Ryosuke hanya tertawa.
“Jangan marah begitu, ini masih pagi Yuuri!” Ryosuke mencubit pipi tunangannya itu sebelum mengecup bibirnya.
“Jadi cepatlah pakai bajumu dan keluar dari kamarku!”