Baby Baby Baby Part 2

Jun 25, 2013 20:08

Pair : YamaChii, YabuNoo, HikaNoo, TakaDai, OkaJima (Maaf kalo salah-salah, anggap bener aja ya, please! * Nyodorin Chii biar semuanya ngangguk* Plak! Digampar Yamada)
Warning: Geje tingkat tinggi, aneh stadium akhir. Soal pairing, kalo readers nggak suka ya nggak papa * Masang tampang sok ikhlas. Kritik dan saran diterima dengan senang hati.
Summary: Ryosuke Yamada yang lagi suntuk mendapatkan musibah keruntuhan durian, eh, nggak ding, maksudnya, tanpa sengaja si cakep ini nemu bidadari kahyangan yang super kawai jatuh dari atas pohon. ( Lupakanlah summary nggak jelas ini! Hiks* nangis di pelukannya Chii, trus pindah ke Yamachan, pindah lagi ke Inoo, pindah ke Daichan, trus Plak-plak-plak, digampar trus dibuang ke laut. )

TERSIHIR dengan KECANTIKAN yang ada di depan matanya, Yamada hanya terdiam sempurna saat tubuh yang dalam pandangannya bersinar-sinar seperti berlian tertimpa sinar matahari itu melewatinya. Bahkan dengan nggak kerennya Yamada bertahan dengan tampang OCC-nya sampe dua jam lamanya.
*
Tuk-tuk-tuk! Dengan ikhlasnya Yuto ngetuk-ngetuk kepala Yamada dengan pensil sebagai pengganti drumnya.

“Yama-chan!” Panggil Yuto.

Nggak ada reaksi.

“Yama-chan!!” panggil Yuto sedikit lebih keras.

Nggak ada reaksi.

“bukan gitu caranya ngebangkitin orang dari alam kubur!” Keito yang duduk di sofa sambil menimang gitarnya menginterupsi.

“Eeee? Trus gimana dong? Kita nggak bisa latihan dong kalo ini makhluk bunder belum bangun juga. Matanya kebuka tapi tidur!” Yuto mulai bingung. Pasalnya udah lama banget dia berusaha menyadarkan Yamada yang kadang senyum-senyum, kadang sedih nggak jelas sejak menjejakkan kaki di apartemen Keito sejam lalu. Jangankan mau nanya kemana aja classmate-nya itu sampe bolos sekolah, begitu sampe dia langsung duduk dan memulai aksi nggak jelasnya.

Keito akhirnya turun tangan *emang sebelumnya naik ya?*Plak! Digampar Keito* dan mendekati Yamada, trus dilanjutkan dengan acara bisik-bisik. Ajaib! Yamada langsung merespon. Membuat Yuto cuma bisa masang tampang cengo.

Bocoran: Keito tadi bisik-bisik setan kaya gini: Yama-chan, ada segunung strobery di kulkas. kamu mau nggak?

“Kalian pernah liat nggak, ada anak sekolah kita yang punya kulit super putih, trus cantik banget, kaya malaikat pokoknya. Tapi dia judes juga?” Tanya yamada setelah menghabiskan lima kilo strobery.

Yuto dan Keito saling pandang. Ngobrol lewat telepati : Yamada kesurupan setan strobery.

“Nggak pernah sih. Eh, tapi tadi ada anak baru loh. Kawaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii banget. Sampe-sampe aku kepengen makan dia. Udah gitu dia pinter lagi!” Yuto malah bercerita tanpa diminta. Matanya berbinar-binar membayangkan wajah dengan senyum teramat manis, gigi kelinci, dan haaaahhhhhh ….. nosebleed. Keito langsung memandang Yuto nggak suka. Dan Plak.Satu jitakan sukses didaratkan di atas kepala si tiang listrik itu.

“Anak yang super putih, super cantik …. emmmmm …. Inoo senpai?” Tanya Keito, setengah mengira-ngira, setengah lagi ngasih tau.

“Inoo? Dare?” Tanya Yamada. Nggak inget pernah punya senpai dengan nama itu. Satu-satunya senpai yang diingatnya cuma Daiki, yang setelah dikejar-kejar sejak SD oleh Yamada dengan semangat menggebu akhirnya malah jatuh ke tangan orang lain. Yamada ingat, waktu itu, tepatnya setahun yang lalu, Yamada nangis di pojokan kamarnya gara-gara Daiki yang juga merupakan tetangga sebelahnya jadian dengan anak pemilik sekolah. Rasanya pengen banget nyekek si Yuya itu, tapi berhubung Yuya jauh lebih tinggi darinya, akhirnya dengan mengenaskan niat itu dibatalkan.

“He-em. Dia pindahan. Baru kemarin lusa masuk, tapi udah bikin heboh. Kamu sih, waktu hari pertama dia masuk datang terlambat, trus ketiduran dan dihukum membersihkan perpustakaan. Dia cannnnnntttiiiiiikkkkk sekali. Selain itu, katanya, dia juga genius, trus pinter main piano lagi. Benar-benar calon istri idaman!” Keito menceritakan dengan wajah bercahaya, sampai seluruh jepang mati lampu gara-gara listriknya dipake dia semua.

Yuto mengeram kesal. Dipukulkannya stick drum yang dipegangnya ke meja, naasnya, pas kena tangan Yamada.

*

Di tempat lain …. * Nggak punya list kalimat yang tepat.

“Kei sama, harap turunkan kaki anda!” Minta seorang wanita berusia lima puluh tahunan yang berdiri dengan anggunnya di depan Kei.

Dan Kei?

Duduk dengan meletakkan kedua kakinya di atas meja yang ada di depannya. Seragamnya sudah tidak karuan lagi, rambut berantakan, yaaah …. jangan bayangkan. Semuanya tidak seperti Kei yang terlihat bersih, rapi, dan berkelas. Kecuali tentang betapa wajahnya selalu memberikan kesan cantik yang tidak bisa dibantah.

“Kei sama, harap turunkan kaki anda. Inoo sama menginginkan anda bersiap untuk acara malam ini!” Ucap wanita itu. Tepatnya guru tata krama Kei.

Kei menghembuskan nafasnya kesal begitu ayahnya mulai disebut-sebut. Menyebalkan sekali harus menjadi anak penurut.

Kei tidak suka diatur.

“Acara apa?” Tanya Kei setelah dengan terpaksa menurunkan kaki-kaki jenjangnya.

“Inoo sama tidak memberitahukan dengan detail, hanya meminta Kei sama dan Yuri sama bersiap sebaik mungkin untuk acara malam ini karena akan ada tamu yang sangat penting!”

Kei berdiri dan membawa tubuhnya menaiki tangga. “ Haaahhh, menyebalkan sekali!” Gerutu Kei.

“Apa yang sedang dilakukannya?” Kei berguman tak jelas saat melihat Yuri, adiknya, dengan PDnya tengah bersiap melompati jendela kamarnya. “Mau kabur lagi heh? Berani-beraninya dia meninggalkanku sendiri!”

Kei berjalan mengendap-endap mendekati Yuri. Melompat turun dari jendela lantai dua yang menghadap ke halaman belakang lalu melompati pagar tinggi yang mengelilingi rumah mereka. Keahlian melarikan diri adiknya ini memang sudah dibawanya dari lahir sepertinya. Pasalnya, seberapa keras pun Kei mencoba, tidak sekali pun berhasil. Padahal
Yuri bisa melakukannya dengan mudah.

Percobaan kabur dari rumah Kei yang pertama berakhir dengan tubuhnya yang sukses terjun bebas dan menghantam tanah saat baru melompat. Percobaan kedua justru lebih parah, gagal gara-gara nyangkut di pohon. Dan percobaan yang terakhir, itu terjadi minggu lalu, belum apa-apa sudah tertangkap.

“Mau kabur lagi heum, Chii?” Tanya Kei sambil menyandarkan tubuhnya di tembok dekat jendela yang akan dilompati Yuri, membuat adiknya yang terlewat kawai dan manis untuk ukuran manusia itu menghentikan aksinya.

“Niichan. Kukira belum pulang, hehehehe!” Yuri menggaruk tengkuknya yang nggak gatal. Bisa gawat kalau kakaknya ini lapor, bisa-bisa sang penguasa rumah menguncinya dalam kamar lagi.

“Jangan berani-berani kabur! Aku tidak mau mendapat masalah sendiri!” Ancam Kei, dicubitnya hidung Yuri yang jauh lebih kecil darinya. Heran juga sih, kenapa adiknya ini nggak tumbuh-tumbuh, perasaan justru menyusut.

“Kenapa semakin lama niichan semakin mirip papa sih. Menyebalkan!” Yuri mengumpat pelan lalu pergi ke kamarnya dengan menghentak-hentakkan kakinya.

Meski dengan terpaksa, kedua bersaudara itu akhirnya berhasil “disiapkan” dua jam kemudian. Dimulai dari acara merayu, kejar-kejaran, sampai memaksa. Kei bahkan harus diikat di kursi untuk bisa diam dan penata rambut mulai bisa mengurus rambutnya. Sementara kamar Yuri harus dijaga sepuluh orang agar tupai kecil itu tidak kabur.

Kei menyambut tamu-tamu papanya dengan sopan. Begitu juga dengan Yuri. Tentu dengan ancamam akan membuat keduanya berada di kelas tatakrama seminggu penuh.

“Jadi, apakah kita bisa memulai membicarakan tujuan utama kita?”

*

Next Capt ....

Brakk. Prang. Bukk. Brang.
Kei membanting semua yang bisa dibantingnya, bahkan Yuri pun hampir dibanting juga. Untung Kei masih sempat tersihir dengan senyum Yuri.
“Kei, kamu tidak punya alasan untuk menolak perjodohan ini!” Sang papa dengan seenak jidatnya nongol di belakang Yuri dan berbicara tanpa dosa.

ryosuke yamada, inoo kei, yuto nakajima, yabu kouta, fanfiction, keito okamoto, yuri chinen

Previous post Next post
Up