BLUE BLACK_Part 1.

Feb 27, 2015 11:54

Musik yang menghentak dari tarian-tarian sepanjang malam di bawah cahaya yang temaram. Ada wajah-wajah suram yang menggambarkan kehidupan mereka, senyum terang benderang tapi menyimpan sejuta misteri, hingga makian-makian makian kasar saat seseorang mulai mabuk.

Iniadalah dunia dimana Taiga tinggal selama dua puluh tahun. Dunia yang terang benderang di luar, tapi begitu pintu dibuka, warna biru langit yang terang berubah menjadi awan badai yang gelap gulita. Warna hidupnya seperti batas antara langit cerah dan langit mendung. Garis yang memisahkan biru dan hitam.


Nafasnya mengalir lancar karena telah terbiasa. Taiga tidak perlu memerintahkan paru-parunya untuk bekerja. Ah, betapa Tuhan masih menyayanginya, meskipun Taiga sering kali lupa caranya berdoa.

Detak jantungnya beradu dengan suara musik yang mengerubunginya, seperti permen yang dikurubuti semut. Dan Taiga tidak berniat mengusirnya.

Hidupnya sudah cukup penat jadi ia enggan memperumitnya.

Kento yang duduk dengan menyilangkan kaki di sampingnya menatap tanpa minat pada kerumunan manusia yang tengah menari menggila itu. Gelasnya yang baru saja dipenuhi kembali tandas.

"Apakah sangat menyedihkan, hidup dalam topeng seperti kita?" Tanya Taiga kemudian.

Kento tersenyum lebar tanpa melirik apalagi menoleh. Mengisi gelasnya lagi lalu menyesapnya sedikit. Rasanya seperti terbakar tapi Kento tidak peduli, ada yang lebih panas di hatinya dan ia perlu memadamkannya secepatnya.

"Setiap orang hidup dengan topengnya masing-masing. Malaikat yang jatuh menjadi iblis, atau iblis yang bertopeng malaikat. Well, ini kehidupan, mati saja jika ingin menghindar!" Jawab Kento santai.

Taiga melepas nafas panjang. Tidak salah. Kento memiliki hidup yang berat. Taiga tidak tau begaimana beratnya, tapi itu pasti berat. Senyum yang seperti tugas membuat Kento seperti boneka yang selalu tersenyum, ramah, dan menyenangkan. Tapi itu semua berat bagi Kento sendiri,menekannya dan menyiksanya.

Pertama kali bertemu, Taiga berfikir Kento adalah sosok yang tanpa beban dan hidup tanpa memikirkan apa pun. Dia populer dan memiliki senyum yang menawan. Tapi Taiga sangat terkejut ketika melihat Kento berada di tempat ini, setengah mabuk, dengan sumpah serapahnya kepada orangtuanya sendiri.

Lalu mereka menjadi dekat.

Sama-sama lahir dalam keluarga terhormat, dipajang untuk perhiasan keluarga, dibesarkan dengan segunung peraturan yang tidak mereka fahami keharusannya. Semua yang membuat mereka bisa menertawakan hidup mereka bersama.

"Aku tidak melihat Yasui. Kemana dia? Tidak biasanya dia tidak duduk di sini sebelum kita!" Taiga memutar pandangannya. Siapa tau menemukan sosok yang lebih pendek darinya itu di sudut lain tempat ini.

"Oh, sepertinya ada semacam perjodohan yang membuatnya harus duduk manis di rumah!" jawab Kento.

Taiga mengangguk-angguk.

Sebuah pesan masuk ketika Taiga baru berniat meraih gelasnya yang belum tersentuh semenjak sejam yang lalu.

'Cepat pulang. Tua bangka itu datang'

Taiga berdecak membaca pesan dari Reia, adiknya.

"Shit! Tidak bisakah tua bangka itu mati saja!" Umpat Taiga.

"Kenapa? Kakekmu yang terhormat datang lagi?" Tebak Kento.

"Haaaahhhh .... dia membuatku mual setiap kali mengoceh tentang hal-hal tidak penting!" balas Taiga. "Aku pergi dulu, jangan mabuk atau kamu akan bangun entah di ranjang siapa!" Pesannya.

Kento hanya mengangkat gelasnya sambil tertawa.

Hanya sepuluh menit setelah Taiga lenyap, laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit gelap terbakar matahari dan bau alkohol dari seluruh tubuhnya duduk tanpa permisi di samping Kento yang sedang menikmati malamnya.

"Hai, manis. Sendirian?" Tanyanya menggoda.

Kento menoleh sebentar sebelum kembali berpaling.

"Bukankah ada yang duduk di sampingku? Mungkin itu terlihat seperti sampah!" Jawab Kento tidak peduli.

Laki-laki itu tertawa. Sama sekali tidak marah, justru tertantang.

"Bibirmu itu sepertinya perlu diajari sopan santun!"

Kento menarik sebelah bibirnya.

Berani sekali laki-laki ini? Tidak taukah dia bahwa dengan sederet aset dan setumpuk kekayaannya, juga kemampuannya memamerkan wajah palsu, bisa menendang laki-laki ini ke neraka sekarang juga?

"Oh, mungkin aku lupa meninggalkan sopan santunku di rumah!"Jawab Kento.

Dan Kento meninggalkan laki-laki itu. Dia mulai mabuk dan Kento malas meladeni siapa pun. Di rumah megahnya, tidak akan ada orang yang peduli apakah dia pulang dalam keadaan seperti apa, tapi Kento membutuhkan kasurnya segera.

****&****

Kento tidak begitu peduli ketika menemukan ayahnya duduk di sofa, menatapnya tajam, menyelidik. Sebenarnya sejak keluar dari club tadi, kento sudah bisa melihat gerak-gerik beberapa orang yang pastinya dikirim sang ayah untuk mengawasinya.

Mulai ada perhatian rupanya?

Atau Kento sedang diperlukan untuk kepentingan keluarga, seperti duduk manis dalam jamuan makan malam atau menghadiri pesta ulang tahun salah satu anak pejabat.

"Darimana?" Tanya sanga ayah.

Kento melempar tasnya ke sofa, lalu duduk.

"Bersenang-senang. Rumah ini seperti kuburan. Jadi aku mencari yang sedikit lebih ramai!" jawab Kento.

Sang ayah melempar majalah bisnis yang sedang dibacanya ke lantai.

"Hargai dirimu sendiri, nakajima Kento!! Kamu lahir dalam kelaurga terhormat, dibesarkan dengan membawa kehormatan itu. Jangan melempar dirimu sendiri ke kubangan lumpur bersama orang-orang yang tak sebanding denganmu!!" Marah sang ayah.

Kento tidak begitu peduli. Ada apa memangnya sampai sang ayah tiba-tiba memerankan perannya sebagi ayah. Biasanya juga pulang pun jika sakit.

"Melihat sikapmu yang semakin memburuk, besok pergi ke sekolah asrama yang aku pilih dan belajar menjadi anakku!" Perintah sang ayah.

****&****

Di sinilah Kento, menatap heran saat Taiga juga berada di bagian administrasi sekolah barunya. Ada apa sampa sang hime dilempar ke tempat ini?

"Well, sepertinya kita akan melewatinya dalam omong kosong lagi!" Ucap Taiga.

Dan hari-hari, di bawah langit biru, di atap sekolah yang dijadikan taman, serta lapangan tempat keringat bercucuran pun dimulai.

Antara biru dan hitam, setelah hujan badai menuntaskan amarahnya, langit biru bersih yang bening dan murni menaungi siang yang cerah.

-Bersambung-

nakamura reia, inoo kei, yuto nakajima, tanaka juri, hey say jump, ryosuke yamada, yabu kouta, sexy zone, kyomoto taiga, arioka daiki, morita myuto, yamachii, koichi yugo, bakaleya6, kikuchi fuma, johnny's jr., nakajima kento, jinguji yuta, fanfiction, takaki yuya, yuri chinen, keito okamoto, takahashi fuu, haniuda amu, abe aran, iwahashi genki, jesse, yaotome hikaru, marius yo

Previous post Next post
Up