Fanfiction

May 04, 2013 10:04

=Doushitte, Kimmi Wo Suki Ni Natte Shimattandarou=

TVXQ bubar!

Keputusan akhir itu dibacakan oleh Yunho didampingi Changmin yang ditayangkan berbagai stasiun TV di Korea. Berita itu membuat shock para Cassiopeia. Setelah berbulan-bulan mereka berusaha menahan hal itu dengan berbagai macam cara, mulai dari polling, voting ataupun petisi, namun usaha mereka sia-sia. Mereka sangat kecewa. Band yang begitu besar ternyata tidak bisa menahan goncangan saat mereka berada di puncak ketenaran.

Cassiopeia Korea terang-terangan memprotes kondisi itu. Kekecewaan mereka dilampiaskan dengan berdemo di depan kantor SME, membawa spanduk-spanduk bertuliskan “Miduhyo,TVXQ! Don’t Give Up..!! Always Keep The Faith!!”. Mereka tidak peduli dengan musim dingin yang sedang melanda. Situs-situs TVXQ penuh dengan komentar-komentar pedas untuk para member dan SME. Bahkan ada fans yang ekstrem, mereka membakar semua merchandise TVXQ di depan kantor SME dan meraung-raung disana.

Bagaimana dengan para member?

Ketiga member, Jaejoong, Yoochun, dan Junsu sudah siap menerima hal itu, walaupun mereka menerimanya dengan rasa sakit. Mereka sedih harus meninggalkan kedua teman yang sudah menjadi bagian hidup dari ketiganya.

Mereka bertiga meninggalkan dormitori tempat mereka berlima tinggal selama ini dan pindah ke apartemen lama mereka. Sebenarnya mereka sudah mendapat banyak tawaran kontrak, tapi mereka masih belum bisa menerimanya. Untuk beberapa waktu mereka ingin beristirahat, tidak melakukan aktivitas sebagai artis. Hari-hari baru mereka diisi dengan kegiatan di waktu senggang, Jaejoong dan Yoochun menciptakan lagu, atau memasak. Sedangkan Junsu sibuk dengan gamenya. Kadang-kadang mereka juga bercanda seperti biasa, seakan tidak ada yang terjadi pada mereka. Mereka memang dorky habis.

Namun tidak begitu dengan Yunho dan Changmin. Mereka sudah disiapkan member baru. Donghae, Hee Chul, Karam, dan Ryeowook. Mereka sudah mendapat kontrak rekaman yang baru dan segera mempersiapkan rangkaian promo dan tour tetap dengan nama TVXQ yang sekarang berjumlah 6 orang. Jaejoong merelakan mereka menggunakan nama itu karena menurutnya dewa dari TVXQ adalah Yunho.

Namun, apapun yang terjadi, hati keduanya masih tetap TVXQ. Mereka masih sering memikirkan ketiga teman mereka itu, meskipun mereka tidak saling menceritakannya. Pelan-pelan keadaan ini merubah perilaku keduanya. Changmin yang pendiam menjadi lebih pendiam lagi. Dia tidak akan bicara jika tidak ditanya. Itupun dia hanya menjawab dengan singkat. Yunho yang aktif bahkan menjadi sering melamun.

Untunglah hal itu tidak mempengaruhi profesionalitas kinerja mereka. Mereka konsisten dan bisa bekerja sama dengan member yang baru. Mereka bisa kompak saat bersama-sama tampil di depan publik. Mereka berusaha menghilangkan imej TVXQ lama dan tampil sempurna. Mereka bekerja dan latihan dengan keras seperti biasa.

= = = = =

Suatu malam, Changmin sedang belajar. Seminggu lagi dia ujian. Siang tadi dia sudah latihan dengan keras, yang diakhiri pertengkaran dengan Karam karena tanpa sengaja (?) Changmin menendang bokongnya. Tiba-tiba… ‘Nuga mworedo nancheogoranika’ rrrrr…., perutnya berbunyi. Malam ini dia belum makan.

Tanpa sadar, dia memungut ponselnya dan mengirim SMS. “Hyung, aku lapar.” Terkirim ke nomor Jaejoong!

Changmin terhenyak. Bagaimana bisa dia mengeluh lapar pada Jaejoong? Tapi SMS sudah terlanjur terkirim. Akan kelihatan lucu jika dia mengkonfirmasi SMS-nya itu. Lalu Changmin meletakkan ponselnya dan menutup muka.

Sudah beberapa hari ini dia teringat pada Jaejoong. Dia rindu senyum cantik Jaejoong, pandangan mata Jaejoong yang sayu dan melelehkan hati, atau gaya Jaejoong yang kemayu di depan kamera. Belakangan ini Jaejoong kelihatan manly, karena dia memotong pendek rambutnya. Tidak masalah buat Changmin, karena untuknya Jaejoong tetap member yang paling lembut. Dia juga rindu pada Junsu dengan tawanya yang spektakuler, rindu pada tepukan lembut Yoochun di bahunya saat dia lelah. Dia sangat merindukan member lama TVXQ. Tanpa sadar air mata Changmin menitik. Dia memungut iPod dan mendengarkan lagu “Melody and Harmony” yang dinyanyikan kedua hyungnya.

= = = = =

Jaejoong sedang membuat tteoboki saat ponselnya bergetar. Dia meletakkan spatulanya dan mengambil ponsel di saku celana. SMS dari Changmin, 'Hyung, aku lapar'!

Dada Jaejoong sesak. Dia mendekap ponselnya dan membawanya pada Yoochun yang sedang menonton televisi.

“Kasihan, Hyung. Apa sebaiknya kita undang dia ke sini?” tanya Yoochun.

“Aku memasak banyak tteoboki. Ada bulgogi juga…” jawab Jaejoong.

Yoochun lalu berteriak memanggil Junsu yang sedang sibuk dengan gamenya.

“Sebentar. Aku lagi kalah, nih!” jawab Junsu.

Jaejoong lalu mendatanginya dengan spatula. “Malam ini tidak ada makanan buatmu.”

“Aduh, jangan Hyung. Baiklah,” Junsu mematikan gamenya, “ada apa?”

“Jemput Changmin,” ujar Jaejoong singkat.

“Apa?! Tidak mau! Aku tidak mau ditabok Yunho hyung,” teriak Junsu.

“Baiklah. Yoochun, ayo makan. Kamu bisa menghabiskan tteoboki itu, kan?” tanya Jaejoong. Yoochun mengangguk.

“Oke… oke… aku pergi. Tapi sisakan buat aku,” ujar Junsu sambil merengut dan menyambar kunci mobil.

Jaejoong dan Yoochun tersenyum dan menepuk bahunya.

"Hwaiting..!!" seru mereka berdua.

= = = = =

Sesampai di sana Junsu ragu-ragu akan masuk. Dia takut pada Yunho. Yunho sangat protektif pada Changmin sejak perpisahan TVXQ. Junsu pernah bertemu mereka berdua saat di SBS, tapi Yunho segera menarik tangan Changmin dan pergi. Sejak itu, Junsu tidak berani menyapa mereka saat bertemu.

Lalu Junsu menelpon Jaejoong. “Hyung, aku tidak berani masuk.”

“Oke. Aku SMS Changmin.” Lalu Jaejoong mengirim SMS ke Changmin.

“Junsu di luar menjemputmu. Masih lapar, tidak?”

Changmin tersenyum membacanya. Saat SMS-nya tidak dibalas oleh Jaejoong tadi, dia sempat berpikir kalau hyung-nya itu masih marah padanya. Tapi ternyata dia mengirim Junsu untuk menjemputnya. Changmin sangat gembira.

Kemudian dia segera membereskan buku-bukunya dan mengendap-endap ke jendela. Dia melihat mobil Junsu di sudut jalan dan Junsu yang celingak-celinguk memandang ke arah jendela kamarnya. Changmin melambai. Junsu tersenyum dan berteriak, “Changmin-ah!”

Changmin langsung meletakkan jari di depan mulutnya. Dia takut Yunho mendengar suara Junsu. Tapi untung Yunho sedang latihan. Jadi dia tidak mendengar teriakan itu. Changmin lalu keluar jendela dan menuruni atap pelan-pelan. Setelah sampai di bawah dia segera berlari keluar dan memeluk Junsu.

“Hyung, aku kangen.”

Junsu pun memeluknya dan berkata, “Aku juga. Ayo segera pergi dari sini.” Junsu segera menarik tangan Changmin ke arah mobilnya dan mereka melesat pergi.

= = = = =

Yunho menyeka keringat di dahinya. Beberapa waktu ini dia sengaja berlatih dengan keras di malam hari agar setelah latihan dia bisa segera tidur. Dia sudah mulai muak dengan member baru, Karam. Kelihatannya anak baru itu menyukainya. Yunho sebal. Mana mungkin dia bisa menggantikan Jaejoong meskipun penampilannya dibuat semirip mungkin dengan Jaejoong. Bahkan suaranya pun mirip. Tapi tidak dengan tawanya. Tawa Jaejoong sangat maskulin meskipun wajahnya secantik malaikat. Tidak akan ada yang bisa menyamai Jaejoong.

Dada Yunho berdebar kembali. Di hatinya, Jaejoong tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Teringat Jaejoong membuat Yunho lapar. Masak apa Jaejoong malam ini? pikir Yunho lagi.

Seminggu yang lalu Jaejoong tampil di acara memasak di TV. Yunho membatalkan acaranya pagi itu hanya untuk menonton TV meskipun hal itu membuat manajernya marah-marah. Selama satu jam dia terpaku di depan TV di kamarnya, melihat 'other half' nya tampil di acara Good Morning Korea. Jaejoong memasak kimbap pagi itu, membuat Yunho ngiler dan frustrasi. Hasilnya, seharian itu Yunho marah-marah pada semua orang.

Tiba-tiba pintu studio terbuka dan Karam masuk. “Yunho hyung, apa kamu lapar?” tanyanya.

“Tidak,” jawab Yunho ketus sambil mengelap kembali keningnya.

“Immpossible. Latihanmu keras sekali malam ini. Hyung pasti capek dan lapar. Aku buatkan ramen ya,” ujar Karam lagi dengan nada merayu.

“Tidak. Kamu tidak dengar?” sahut Yunho sambil melotot lalu berderap keluar. Karam mengikuti.

Yunho masuk ke kamar dan menutup pintu di depan hidung Karam. Karam merengut lalu pergi meninggalkan Yunho. Setelah Yunho yakin Karam tidak di depan pintunya lagi, Yunho keluar dan mengetuk kamar Changmin.

“Changmin-ah…”

Tidak ada jawaban. Panggilan itu diulang sampai tiga kali, tetap saja tidak ada jawaban. Tidak mungkin Changmin tidur senyenyak itu sampai tidak mendengar panggilan Yunho. Sudah lama Changmin tidak bisa tidur dengan nyenyak, sejak TVXQ berpisah. Lalu Yunho mencoba membuka kamar Changmin, ternyata tidak dikunci. Changmin tidak ada di dalam kamar dan jendela terbuka lebar.

Yunho berlari ke jendela, melongok keluar dan berteriak, “Changmin-ah…!!!”

Yunho sangat khawatir. Beberapa waktu ini dia mendapat ancaman di e-mailnya, bahwa akan ada yang menculik Changmin. Orang itu menuduh Yunho tidak bisa merawat Changmin karena sekarang Changmin kelihatan kurus dan tidak bersemangat. Yunho dituduh mempengaruhi Changmin agar Changmin tidak berpihak pada tiga member saat perseteruan mereka dengan SME.

Yunho keluar dan bertabrakan dengan Lee Donghae.

“Ada apa kamu berteriak-teriak seperti itu, Yunho-ah?” tanya Donghae.

“Changmin tidak ada di dalam kamar.”

“Mungkin saja dia sedang keluar ke supermarket.”

“Dia tidak akan keluar lewat jendela. Dia akan ijin padaku jika akan pergi.”

“Sudahlah, dia sudah besar. Biarkan saja dia bermain-main.”

Yunho hanya memandang Donghae dan beranjak pergi. Entah apa yang ada dipikirannya, dia mengirim SMS ke Jaejoong, “Ada Changmin di situ?”

“Tidak” jawab Jaejoong sebentar kemudian.

Yunho tidak tahan, dia langsung menelpon.

“Yoboseyo,” jawab Jaejoong.

Yunho memejamkan mata. Suara Jaejoong kembali menggetarkan dadanya. “Changmin tidak ada di rumah.”

“Memangnya kenapa?” tanya Yoochun nimbrung.

“Ada yang mau menculiknya. Aku dapat ancaman di e-mailku.”

Jaejoong marah. “Aku percaya kamu bisa menjaga Changmin. Bagaimana bisa begini?”

“Maafkan aku,” jawab Yunho.

Yoochun berkata, “Tadi Changmin memang SMS Jaejoong hyung, katanya dia lapar. Kami mengundangnya kemari. Kami menyuruh Junsu menjemputnya. Apa selama ini Yunho hyung tidak memberinya makan?”

“Yoochun, kau tahu keadaan di sini,” jawab Yunho dengan lesu.

Yoochun terdiam. Dia prihatin dengan keadaan teman-temannya.

“Baiklah, aku paham. Tapi Changmin belum sampai di sini,” jawab Jaejoong.

Yunho terdiam beberapa lama. “Apa aku boleh datang ke situ dan menunggu Changmin?” tanya Yunho ragu-ragu.

Jaejoong dan Yoochun berpandangan. Lalu Yoochun mengangguk. “Datanglah,” kata Jaejoong.

Tiba-tiba Yoochun mencium bau masakan gosong. “Jaejoong hyung, masakanmu!!” teriak Yoochun.

“Hiaaaa….” Jaeoong melemparkan ponselnya pada Yoochun dan segera berlari ke dapur.

= = = = =

Yunho bersiap pergi ke apartemen Jaejoong saat Karam merengek ingin ikut pergi. Karena jengkel, Yunho segera menyeretnya ke mobil.

Jaejoong dan Yoochun menunggu Yunho di teras. Mereka juga khawatir, kenapa Junsu dan Changmin belum juga sampai.

Yunho turun dari mobil dengan dada berdebar. Dia memandang Jaejoong dengan rasa rindu yang tidak bisa disembunyikan. Aura pesona itu tidak meninggalkan Jaejoong. Bahkan sekarang dia kelihatan lebih matang dan dewasa. Rambutnya yang tidak sepanjang dulu dijepit ke atas di bagian poni. Kacamata berbingkai hitam melindungi mata indahnya. Jaejoong memang mempesona bahkan untuk pria sekalipun.

“Silakan masuk, Hyung,” ujar Yoochun. Dia menyalami Yunho dan memeluknya. Jaejoong hanya menyalaminya.

Yunho mengenalkan Karam pada mereka. Karam meleleh melihat Jaejoong. Dalam hati dia berkata, tidak mungkin aku bisa menyaingi orang ini merebut hati Yunho. Karam lalu duduk diam di sudut sofa. Dia bisa merasakan ikatan yang kuat di antara mereka bertiga meskipun mereka sudah tidak satu grup lagi. Karam merasa malu. TVXQ yang baru tidak akan bisa menciptakan ikatan sekuat itu.

“Ke mana saja mereka?” ujar Jaejoong. Dia duduk dan menyilangkan kaki. Manis sekali. Yunho menahan nafas.

“Mestinya aku yang pergi, Hyung,” ujar Yoochun.

“Tapi aku percaya Junsu bisa menjaga Changmin. Hanya, ke mana saja mereka sekarang ini. Kenapa tidak memberi tahu,” ujar Jaejoong lagi.

“Coba aku telfon Changmin,” ujar Yunho. Dia menekan nomor Changmin yang dia hafal di luar kepala, dan langsung terjawab, “Changmin, di mana kamu?”

Suara Changmin keluar lewat speaker, “Hyung, Junsu hyung mengajakku ke game center. Aku lapar, Hyung. Aku baru akan keluar dan mencoba mencari warung ramen di sekitar sini.”

“Ya ampun, Junsu…!! Changmin jangan kemana-mana. Tunggu di situ!” teriak Jaejoong. Dia meloncat dari duduknya, menyambar jaket dan sesuatu di meja, kemudian segera menyeret mereka berdua dan pergi menjemput Changmin, meninggalkan Karam di lobby. Untunglah Yoochun masih sempat memanggilkan taksi untuknya, jadi dia bisa pulang ke dorm dan tidak merasa teraniaya.

= = = = =

Sesampai di game center tempat mereka biasa berkumpul saat masih satu grup, mereka menemukan Changmin di depan pintu game center, duduk sambil menunduk memegangi kepala.

“Changmin-ah.” Yoochun duduk di sampingnya dan memeluknya.

“Hyung…” Changmin mengangkat kepala dan memandang mereka bertiga, lalu dia berdiri dan memeluk ketiganya.

“Di mana Junsu?” tanya Jaejoong.

“Di dalam. Kepalaku pusing,” ujar Changmin.

“Kamu sudah makan?” tanya Jaejoong lagi. Changmin menggeleng. Jaejoong membuka ranselnya dan mengeluarkan mangkuk berisi tteoboki dari dalamnya. “Ini, makan.”

Changmin menerimanya dengan mata berkaca-kaca. Yunho bertanya-tanya dalam hati, kapan Jaejoong mengambil tteoboki itu, padahal tadi mereka pergi dengan terburu-buru.

Changmin makan ditemani Yoochun. Jaejoong dan Yunho masuk ke dalam game center untuk mencari Junsu. Yunho memejamkan mata saat mendengar lagu Mirotic yang berdentam di dalam game center. Lagu mereka masih disukai.

Mereka menemukan Junsu sedang berbicara dengan seseorang.

“Junsu-ah,” panggil Jaejoong.

Mereka menengok. Ternyata teman bicara Junsu adalah HSC Hyung. Dia terbelalak melihat Jaejoong berjalan di samping Yunho.

“TVXQ!” Lalu dia berteriak-teriak dengan heboh. Semua pengunjung game center memandang mereka, kemudian bersorak sorai dan bertepuk tangan. Jaejoong dan Yunho berpandangan dengan bingung. Begitu juga dengan Changmin dan Yoochun yang mengekor di belakang.

HSC Hyung berjalan setengah berlari mendekati mereka. “TVXQ! Bagaimana kalian bisa bersama-sama seperti ini? Ini mukjizat!” teriaknya girang.

Para member saling berpandangan. Akhirnya seperti biasa Yunho yang bertugas menyampaikan segala berita.

“Begitu ceritanya, Hyung,” ujar Yunho mengakhiri ceritanya.

HSC Hyung mengangguk. Dia bisa memahami keterikatan mereka satu sama lain. Hanya karena Changmin lapar mereka bisa bersama-sama lagi seperti itu. Padahal beberapa waktu lalu mereka saling menghindari. Sebenarnya HSC Hyung prihatin dengan keadaan itu, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

“Oke, karena kalian sudah bersama-sama, aku mau kalian naik ke panggung dan menyanyi untuk kami.”

“Tapi, Hyung…” sahut Yunho.

“Tidak ada tapi…!!!”

Mereka berlima berpandangan. Jaejoong tersenyum. Dia sudah membayangkan hal ini beberapa lama.

“Baiklah,” ujar Jaejoong.

Akhirnya mereka naik ke panggung bersama-sama kembali. Meskipun hanya panggung yang kecil, tapi kebersamaan itu besar sekali artinya bagi mereka. Entah bagaimana perjalanan mereka nanti, mereka hanya berharap, perpisahan mereka kemarin adalah awal untuk memulai hubungan yang baru, yang lebih baik dan membahagiakan tentunya.

Lagu Doushitte, Kimmi Wo Suki Ni Natte Shimattandarou mengalun, mengiringi kebersamaan mereka saat itu.Tidak ada yang tahu, apakah mereka akan bersama-sama kembali lain hari, ataukah jalan yang mereka pilih sudah tidak sama lagi. Tapi hanya satu hal yang pasti, TVXQ! masih bisa dan akan selalu mampu menggetarkan setiap serat jantung penggemarnya…

Always Keep The Faith..!!

~ ~ ~ End ~ ~ ~
Previous post
Up