Title: Promise
Chapter: Prologue/??
Author: meh
Genre: AUHS, Fluff, Romance, Angst
Warnings: err, none? written in Indonesian, slow update ga tau mau dilanjutin apa kagak lol *dibantai*
Ratings: PG13-PG15
Pairing: ReitaxRuki
Summary: Ruki is a new student in Reita's class. (suck at summaries)
Disclaimer: I own Ruki's banana~ lol
Comments: Ini fic lamaaaaaaa~ bgt ndekem di HDD ane, daripada lumutan di HDD ane, mending ane post aja~ hehehe (o´∀`o)
harusnya ekeh ngerjain tugas games java ekeh, bukannya malah ngepost fanfic! bego~~ XDD *headdesk*
Ruki’s POV
Kelas baru.
Aku menghembuskan nafas pelan sebelum memasuki ruangan kelas baruku. Aku mengamati sekeliling. Wajah teman-teman sekelas yang baru lagi. Dan aku sampai bosan melakukan ini hampir tiap tahun, memperkenalkan diri di depan kelas. Ini dikarenakan ayahku adalah seorang fotografer yang sering berpindah-pindah tempat tinggal. Aku sebagai anaknya, yang selalu dia anggap belum cukup besar, dan juga keluarga satu-satunya terpaksa harus mengikuti kemanapun dia pergi.
Sensei menyarankan aku duduk kursi nomor tiga dari belakang dan dekat dengan jendela. Sebelum duduk, aku sempat berpapasan mata dengan orang yang duduk di belakangku. Dia menarik perhatianku karena selain rambut pirangnya yang dipotong ala Mohawk, dia juga menutupi hidungnya dengan…kain? Entahlah. Orang yang aneh.
Jam istirahat.
Aku paling benci waktu ini sebagai murid baru. Tepat seperti dugaanku. Beberapa siswa mengajakku mengobrol. Aku bukan seseorang yang talkative, tapi, yah kuladeni saja mereka. Untuk murid cowok sih, biasa-biasa aja. Karena sesama cowok, aku lebih mudah akrab dengan mereka. Tapi untuk yang murid cewek. Astaga, mereka cerewet sekali. Muak aku melihat mereka. Bahkan mereka tidak sungkan-sungkan memegang ataupun menyentuhku. Dan tawa genit mereka. Gezz, rasanya ingin aku bungkam mulut-mulut lebar mereka dengan sepatu mereka. Plus dengan kaos kaki mereka yang sangat longgar itu jika perlu.
“Hey, bisakah kalian diam? Aku sedang menghapalkan rumus matematika untuk ulangan nanti,” ucap cowok yang duduk di belakangku. Beberapa murid cewek yang menanyaiku terdiam, memandang cowok itu dengan tatapan setengah tak percaya sambil menutupi mulut lebar mereka dengan tangan mereka yang jari-jarinya dipenuhi nail-art.
Seseorang dari mereka memekik, “oh, my God! Seorang Reita belajar?” Dia menekankan kata ‘Reita belajar’ dalam perkataannya. Terlihat sekali ia meremehkan seorang ‘Reita’ dalam kata-katanya. Cewek centil itu terkikih pelan memandangi cowok di belakangku. Mengambil buku tulis di mejanya dan matanya terbelalak. Ia membuat ekspresi kaget sekali lagi. Sangat berlebihan. “Oh, Teman-teman, selamatkan diri kalian!”
“Diamlah!” Dia menggebrakkan mejanya. Membuat siswi-siswi itu sedikit tersentak. Sebagian dari mereka terkekeh mengejek cowok itu. Cowok itu menjulurkan lidahnya pada cewek-cewek menyebalkan itu dan mengusirnya. Cewek-cewek itu semakin keras terkekeh sambil membalas juluran lidah cowok itu dengan kiss-blow dan akhirnya berjalan menjauhi mejaku.
Aku bernafas lega mengetahui mereka sudah membubarkan diri.
“Aku lihat, kau nggak betah sekali deket-deket ama mereka,” ucapnya setelah duduk kembali di bangkunya. Aku menatapnya. Mengangguk pelan.
“Yeah, thanks, aku bosan, tiap kali pindah sekolah pasti selalu begitu,”
“Kau, sering pindah sekolah?”
“Yah, hampir tiap tahun sekali.”
“Hebaaat. Eh, aku Suzuki Akira, tapi aku biasa dipanggil Reita,” Dia memperkenalkan dirinya sambil tersenyum. Aku menghela nafas pelan dan tersenyum kecil padanya. Membalas senyumannya.
“Aku…”
“Matsumoto Takanori. Jadi aku panggilnya Takanori ya?”
“Bukan,”
“Eh, gak boleh?”
“Bukan, maksudku panggil aku Ruki.”
“Oke, Ruki. Friend?” Dia mengulurkan tangan. Teman. Aku ingin tertawa mendengar kata itu. Tapi aku menahannya dan menyambut uluran tangannya. Kembali memasang senyum palsuku di hadapannya. Aku terlalu banyak tersenyum hari ini. Lelah. Harusnya aku melakukan pemanasan mulut pagi ini.
“Ya.” Anggukku pelan. Satu lagi teman untuk ditinggalkan dan melupakanku.
***
TBC~~