Dec 31, 2012 07:16
Satu getar kuat melalui tulang belakang. Satu sibak rasa dingin menyambar melalui kedua lengan. Dan sensasi elektrostatis aneh di permukaan kulit yang selalu bisa membuat kuduk berdiri.
Takut.
Aku takut. Kau juga takut. Dunia ini tempat yang menyeramkan, memang. Sepertinya selalu ada sesuatu yang bisa menyumat rasa itu; takut. Entah karena sesuatu yang duniawi, atau yang tak berasal dari tempat yang sama, atau bahkan bayangan atas apa yang dilihat sang Khalik di dalam dirimu.
Aku bisa melihat matamu membesar, tampak seakan sesuatu yang aneh tengah menggerayangi kulitmu. Gigimu gemeretak karena gemetaran dan matamu berkilat oleh air mata yang tak mau kau lepaskan. Kau mencoba memeluk dirimu sendiri, mencoba menghalangi dunia luar dari melukaimu.
Paham bahwa sensasi takut adalah mekanisme alami perlindungan diri dari sesuatu yang mungkin akan bisa melukaimu, namun kau tak percaya itu. Karena kenyataannya?
Kau bertanya mengapa baru sekarang? Kita tak pernah takut sebelumnya - kita tak pernah merasa saat kita masih kecil, bermain di dekat jurang beraliran deras yang terlalu jauh dari keamanan rumah, terlalu terpisah dari halaman belakang rumahmu.
Karena kita masih kecil, kita masih penuh penasaran dengan luasnya dunia, dan kita belum tahu ada yang bisa melukai kita - luar atau dalam.
flashfic