TUGAS DASAR PEMBERANTASAN PENYAKIT : WATER & FOOD BORNE DISEASE

Mar 22, 2011 17:57


TUGAS DASAR PEMBERANTASAN PENYAKIT

Florencia Fabrianne

reg 1 2009 - E2A009132

FKM UNDIP
UNDIP

DISENTRI

DEFINISI

Disentri merupakan penyakit radang usus, yang dapat menimbulkan gejala meluas dan tinja lendir bercampur darah.


EPIDEMIOLOGI

Gejala-gejala yang ditimbulkan :

• Buang air besar dengan tinja berdarah
• Diare encer dengan volume sedikit
• Buang air besar dengan tinja bercampur lender(mucus)
• Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

DISTRIBUSI

Disentri banyak terjadi di daerah-daerah beriklim tropis, namun juga ditemukan di daerah Gulf Coast di Amerika Serikat, serta Australia, dan sebagian dari daerah padat penduduk di Kanada.

ETIOLOGI

Disentri dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, yaitu :

1. Bakteri (Disentri basiler)
    • Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan oleh Shigella.
    • Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)
    • Salmonella
    • Campylobacter jejuni, terutama pada bayi
2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica( lebih sering pada anak usia > 5 tahun)

MEKANISME PENULARAN

Ada 2 cara penularan disentri, yaitu:
       1. Fecal - Oral : yaitu melalui makanan atau air yang terkontaminasi

2. Person to Person Contact

CARA PENANGGULANGAN

1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak. Waspadai adanya syok sepsis.
2. Komponen terapi disentri terdiri dari 4 langkah, yaitu:
     a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit
Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status hidrasi dan keseimbangan elektrolit.
     b. Diet
Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU) dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan preparat seng oral. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang memperlambat motilitas   usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya risiko untuk memperpanjang masa sakit.
     c. Antibiotika
Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan risiko komplikasi dan kematian.
Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimoksazol (trimetoprim 10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.

Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi :
   - Tinja berdarah menetap setelah terapi dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif untuk disentri basiler.
   - Ditemukan trofozoit Entamoeba hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja.
Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E. hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.
     d. Sanitasi

Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih sehabis membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.

REFERENSI

Dharma, Andi Pratama. Buku Saku Diare Edisi 1. Bandung : Bagian/SMF IKA FK-UP/RSHS; 2001
Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics 17th edition. UK : Saunders; 2004
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Volume 1. Jakarta : Bagian IKA FK-UI; 1998.
Gandahusada, Srisasi, et al. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : FK-UI; 2000.
Kumpulan catatan kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2004-2005.
Lengkong, John B. Prosedur Tetap (Standard Operating Procedure) Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta; 2004.

epidemiology, kuliah

Previous post Next post
Up