Pas baca Shounen STAR vol.68, tepatnya di manga Wild Life, ada chapter lucu yang ngejelasin tentang ini. Hahaha, tapi si Ryoto ga asal-asalan ngomong, di situ ditulis kalo referensi aslinya berasal dari Wandafuru Renai Kenkyujo dan Saisentan Seimeikagaku Ga Wakaru Hon, entah apa ini. Oke kumulai.
Perempuan memang punya kecenderungan menyukai laki-laki yang tinggi, berotot, dan tampan. Itu karena perempuan membayangkan anak yang akan lahir darinya dengan laki-laki itu. Tapi, TIDAK SELALU BEGITU!! Lihatlah di dunia ini banyak cewek cantik pacaran dengan cowok jelek kan? Kenapa bisa begitu?
Sifat baik hampir bisa dipastikan berpotensi. Memang ada yang bilang sifat baik merupakan unsur terpenting untuk jatuh cinta, TAPI ITU BOHONG BESAR!! Seandainya begitu, kakek yang punya sifat baik pasti banyak disukai. Dan kalimat yang diucapkan cewek saat menolak cowok seperti misalnya, “Sebenarnya dia orang baik...” akan jadi tidak masuk akal. Lagi pula semua orang bersikap baik pada orang yang disukainya dan mungkin menang dari laki-laki yang penampilannya lebih bagus jika sikapnya juga baik.
Tapi, kalau begitu faktor apa yang bikin seseorang menyukai orang lain? Rasanya tidak ada unsur lain selain penampilan dan sifat. Jawabannya adalah.... BAU/FEROMON.
Seperti hewan, manusia juga punya feromon. Beberapa tahun belakangan ini, penelitian beberapa universitas di barat berhasil membuktikan bahwa manusia bisa membedakan feromon. Semakin imunitas seseorang berbeda dengan tubuh lawannya, dia akan semakin menyukai “bau” tubuh orang tersebut. Dengan memilih seseorang yang memiliki kekebalan berbeda dengan diri sendiri maka manusia akan menghasilkan keturunan yang lebih kuat. Terlebih lagi perempuan, selain penampilan luar, juga memperhatikan “bau” lawan bicaranya karena indera penciuman perempuan lebih unggul daripada laki-laki. JADI TAK PERLU MENYERAH MESKI PENAMPILAN LUAR JELEK!!
Ada cara untuk mengelabui penampilan. Asal tak ada masalah dengan “bau,” maka masih ada kesempatan. Kalau tidak bisa membedakan ketidaksesuaian imunitas, maka orang tersebut hanya suka penampilan luarnya saja dan besar kemungkinan perasaan akan bertepuk sebelah tangan.
Oke, kalau sudah tak ada masalah dengan baru sekarang kita beralih ke tahap selanjutnya, yaitu ke SIFAT PERSAMAAN.
Singkatnya, sifat kemiripan adalah fenomena di mana kita menyukai orang yang mirip dengan kita. Pasangan biasanya memilih selera baju yang dekat kan? Nah, pada dasarnya, secara genetik baik hewan maupun manusia tertarik dengan jenis ragawi yang sama dengan dirinya sendiri. Misalnya saja tak tertarik karena sifatnya yang terlalu rendahan meski secantik apapun wajahnya atau mundur karena pakaiannya terlalu ala dongeng. Sangat sulit untuk mengenali satu jenis karena penampilannya terlalu jauh berbeda. Tentu saja ada hewan yang bisa jatuh cinta dengan manusia karena kita memeliharanya dengan penuh kasih sayang, contohnya kakak tua. Tapi, jika dipelihara bersama seekor burung dari jenis yang sama, tentu burung itu tak akan memiliki rasa ketertarikan dengan manusia. Jadi, kita akan memanfaatkan kebiasaan genetik ini.
Singkatnya, kalau kita mengikuti selera pasangan dan meningkatkan persamaan dengannya, maka persentase keberhasilan percintaan akan meningkat tajam.
Hohoho.... Cuma segitu sih. Kalau melihat ke diri sendiri, emang penjelasan soal “persamaan” itu bener banget. Cowok-cowok yang pernah kusuka emang seleranya mendekati semua. Kalau yang pertama, aku ga terlalu tahu feromon, terlalu ilmiah hahaha.
Hmmm, mungkin teori ini bisa dipakai juga untuk pairing di dalam animanga yang kita suka. Dan, bener banget. Sanji dan Nami secara feromon (tobacco-tangerine) dan penampilan udah COCOK!! Wuaaaa... Trivia lagi, tapi gimana bikin fanfic-nya yach... Entahlah, pokoknya itu aza deh^^
Sekian.