Show Me Your Love part 1

Mar 02, 2013 22:13

.

.

.

ela_changminnie proudly present

A Semi Canon Fanfiction

Show Me Your Love 1

Pairing : HoMin / Jung U-know YunHo X Shim Max ChangMin

broken!YunJae , slight YooSu

Genre : Romance and Drama

Rated : T for this chapter

Length : 1 of 2

Summary : 'Apakah kau tahu untuk siapa perasaan ini bersemi?

Apakah kau tahu demi siapa kulakukan ini semua?

Andaikan kau tahu...

would you Show Me Your Love?

Warn : YAOI! BoyXboy! HOMIN! HOMIN! HOMIN! TYPOs!

.

.


.

.

"Haaaah~" Changmin menghempaskan tubuh lelahnya ke sofa begitu mereka -ia dan Yunho- sampai di dorm mereka.

"Lelah, nae dongsaeng?" tanya Yunho sambil berjalan ke dapur, menuju kulkas yang sejatinya merupakan kekasih Changmin, maknaenya di DBSK ini. Yunho mengambil satu buah kaleng p*cari dan satu buah kaleng soft drink dan kembali berjalan ke arah Changmin yang terlihat begitu kelelahan.

"Hyaaa~! Dingin hyung~ " kaget Changmin ketika merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Sontak kedua kelopak matanya terbuka dan bibirnya mengeluarkan umpatan khas maknae evil yang paling evil. Sedangkan Yunho hanya tertawa melihat tingkah Changmin yang mau seperti apapun, tetap terlihat menggemaskan baginya.

"Minum dulu. Kau pasti haus dan tenggorokanmu pasti kering kan? Sebagai singer dengan suara tinggi sepertimu, kau harus menjaga tenggorokan dan pita suaramu, Minnie." Sahut Yunho santai sambil membukakan kaleng p*cari tadi dan menyerahkannya ke arah maknae evilnya itu.

"Mmm.. Gomawo hyung." Sahut Changmin yang langsung meneguk habis minuman yang disodorkan hyungnya itu. Ternyata benar apa kata Yunho, Changmin memang haus sampai-sampai ia menghabiskan minuman itu dengan sangat, sangat cepat. Yunho yang melihatnya hanya tertawa saja, membuahkan tatapan sebal dari maknae berpostur tinggi itu.

"Jangan menertawaiku, hyung!" desis Changmin berbahaya.

"Ani. Siapa yang menertawaimu, Minnie?" sahut Yunho sambil masih tertawa, bagaimanapun, wajah cemberut Changmin terlihat sangat lucu di matanya.

"Kau menyebalkan, hyung!" Changmin makin sebal melihat hyungnya yang malah makin keras tertawa. Dilihatnya tangan Yunho yang masih memegang kaleng minuman, dan dengan cepat Changmin menyambar kaleng minuman tersebut sambil tersenyum evil.

"YA! Minnie! Apa yang kau lakukan?" Yunho berseru kalap ketika Changmin yang mengambil kaleng soft drink-nya, mengocoknya kuat dan membukanya dengan mengarah kepadanya. Pasti semuanya sudah tahu apa yang akan terjadi kalau minuman bersoda dikocok dengan keras dan dibuka begitu saja dengan mengarah ke Yunho kan? Ya, tak ayal sekarang ini tubuh Yunho basah karena air soda yang menyembur tepat ke arahnya.

"Salah siapa menertawaiku, hyung!" sahut Changmin tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Aiish! Dasar evil maknae!" umpat Yunho meratapi tubuhnya yang sudah basah kuyup. Sungguh tak ia sadari kalau Changmin sekarang tengah mengalihkan pandang melihat betapa sexynya penampilan Yunho sekarang. Rambutnya yang sekarang basah dan meneteskan air terlihat begitu menggairahkan. Leher jenjangnya yang masih menyisakan tetes-tetes air begitu terlihat nikmat. Dan jangan lupakan tubuh bagian atas yang sekarang tercetak begitu jelas karena baju basahnya menempel dengan begitu pas, memperlihatkan lekuk tubuh kokoh seorang namja yang benar-benar namja.

"Hahahaha. Mandi sana hyung! Kau mengotori lantai tuh!" Changmin segera berbalik memunggungi Yunho yang menatapnya heran. Untung saja saat itu Changmin melihat sebuah PSP hitam tergeletak dengan manisnya di nakas. Changmin segera meraih PSP itu dan menjatukan tubuhnya kembali ke sofa sambil memainkan PSPnya. "Cepat mandi sana Hyung! Setelah itu buatkan aku makanan. Aku lapar~" lanjut Changmin sambil tatapannya fokus pada PSPnya. Yunho yang melihat dongsaengnya itu sudah fokus pada PSPnya dan tak mungkin ia ganggu lagi, menghela nafasnya dan beranjak pergi ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian, setelah Changmin yakin kalau hyungnya itu sudah masuk ke kamar mandi, segera menghela nafasnya pelan dan menyingkirkan PSPnya yang memang sejak tadi hanya pura-pura ia mainkan.

"Pabboya Changmin! Harusnya kau lupakan perasaanmu itu sejak dulu! Yunho-hyung itu milik Jae-hyung!" desis Changmin merutuki dirinya sendiri.

Perasaan? Ya, sejak dulu, sebenarnya Changmin sudah menyukai Yunho. Leader mereka di DBSK. Bahkan sebelum Yunho jadian dengan Jaejoong, Changmin sudah menyadari sepenuhnya kalau ia menyukai, ah ani, mencintai leadernya itu. Changmin tak menghapus rasa itu karena menurutnya Yunho punya perasaan yang sama dengannya. Yunho bersikap begitu baik dan begitu terlihat menyayanginya. Leader DBSK itu sering sekali menghapus peluh yang ada di dahi Changmin, dan mengusap-usap rambutnya dengan penuh rasa sayang. Semua berjalan begitu lancar waktu itu sampai ketika ia mendengar kabar bahwa Yunho jadian dengan Jaejoong.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

*Flashback*

"Sekarang katakan, hyung, kenapa kalian berdua mengajak kami kesini?" tanya namja bersuara lumba-lumba itu. Ia heran karena tiba-tiba saja ia, Yoochun dan Changmin di ajak ke restoran mewah oleh Yunho dan juga Jaejoong.

"Ne, benar apa kata Junsu. Kalian yakin mau menraktir kami di tempat seperti ini? Apalagi membawa Changmin juga." Yoochun menimpali ucapan namjachingunya itu sambil melirik evil maknae mereka yang tak menghiraukan hal lain selain buku menu dan juga makanan apa saja yang bisa ia pesan disini.

"Ne. Tentu saja tak apa. Kami mengajak kalian kesini karena ingin memberitahukan berita baik kepada kalian semua." Sahut Yunho yang segera meraih tangan Jaejoong dan mengecupnya lembut. Membuat wajah sang pemilik tangan langsung merona heboh.

"Ja-jangan bilang kalau kalian-" ucapan Junsu tak bisa ia teruskan karena dari sudut matanya ia tengah melirik Changmin yang masih saja belum 'ngeh' dengan situasi dan terus saja memandangi buku menu dengan penuh nafsu. Junsu merasa gelisah karena meskipun Changmin tak pernah bercerita padanya, ia tahu kalau si maknae itu menyukai leader mereka. Dan situasi didepannya ini sungguh sangat tak baik bagi kelangsungan hubungan mereka berlima untuk kedepannya.

"Ne, Junsu. Aku dan Jaejoong, kami sudah resmi menjadi sepasang kekasih." Jawab Yunho dengan raut muka berbinar penuh kebahagiaan. Pun dengan Jaejoong yang ada di sampingnya.

Mendengar ucapan -yang sangat tak ingin ia dengar- dari Yunho membuat Changmin perlahan mengangkat kepalanya dari buku menu dan menatap kedua hyungnya yang masih saling mengaitkan jemari dengan pandangan horor.

'Ya Tuhan, tolong katakan kalau tadi aku hanya salah dengar' batin Changmin sambil menatap pasangan YunJae dengan tatapan yang menuntut penjelasan.

"Ne, evil maknae, eommamu ini tadi menyatakan perasaan pada Yunho, dan kau tak tahu betapa bahagianya aku saat Yunho menerima pernyataan cintaku~" kali ini Jaeojoong yang menjawab, dengan wajah bersemu merah namun tatapan matanya begitu mencerminkan kebahagiaan yang ia rasakan.

Berbeda dengan Changmin yang hatinya langsung hancur berantakan mendengar jawaban Jaejoong. Perasaan yang sudah ia pelihara dengan baik, perasaan yang akhirnya sudah berbunga karena terus ia pupuk dan ia rawat dengan baik kini hancur berantakan, bagaikan habis di terpa badai ganas.

"J-jjinja, hyung?" tanya Changmin terbata pada sang leader. Sungguh Changmin berharap kalau Yunho akan menggeleng dan berkata kalau ia dan Jaejoong hanya bercan-

"Ne. Aku dan Jaejoong sekarang sudah resmi bersama."

-da.

Sesuai pepatah lama yang mengatakan 'lebih baik jangan melambungkan harapan terlalu tinggi, karena semakin tinggi kau berharap, semakin sakit pula saat kau jatuh', itulah yang dirasakan Changmin sekarang. Setelah cukup lama ia dilambungkan oleh Yunho dengan sikapnya yang penuh kasih, tiba-tiba saja ia dijatuhkan dengan sangat keras. Perasaan marah dan kecewa berkecamuk dalam diri Changmin.

Marah. Ya, ia marah karena Yunho dengan seenak hatinya telah bersanding dengan Jaejoong -yang sudah ia anggap sebagai eommanya- , tanpa mempedulikan perasaan Changmin yang sudah lama tumbuh terhadapnya. Ia marah, karena eommnya telah dengan seenaknya menyatakan perasaannya dan ia lebih marah lagi pada Yunho yang menerima menerima pernyataan cinta eommanya.

Tapi, apa haknya untuk marah kepada mereka berdua? Ia tak punya hak, karena ia hanyalah dongsaeng mereka. Tak lebih. Ia bukan siapa-siapanya Yunho sampai-sampai ia berhak untuk marah karena mereka berdua telah menjadi sepasang kekasih. Ya, ia bukan siapa-siapanya Yunho. Ia tak berhak marah. Ia tak berhak merasa kecewa. Ia tak berhak…

"Ch-chukkae... hyungdeul.." ucap Changmin dengan terbata, dan dengan sekuat tenaga ia mengulas sebuah senyum. Senyum terpaksa yang harusnya dengan mudah disadari oleh orang-orang yang sudah dekat dengannya. Namun entah karena euphoria kebahagiaan yang tersaji, hanya Junsu saja yang menyadari kalau senyum yang dikeluarkan Changmin hanyalah senyuman terpaksa. Dan jika Junsu perhatikan lebih jauh, mata Changmin memancarkan perasaan sakit yang amat sangat saat melihat Yunho mencium Jaejoong, meskipun hanya di pipi saja.

"H-hyungdeul, aku permisi ke kamar kecil dulu." Pamit Changmin kepada semua hyungnya.

"Ne, jangan lama-lama maknae, kalau tak ingin seluruh jatah makananmu kuhabiskan." Sahut Yoochun menggoda maknae mereka.

"YA! Jangan berani-berani kau ya! Semua makanan itu untukku!" seru Changmin sewajar mungkin. Dan begitu ia selesai melontarkan seruan itu, ia segera melesat cepat ke kamar kecil.

Sesampainya di kamar kecil, Changmin segera meraih Handphone touchscreennya. Dengan jemari gemetar Ia mencari nama kontak seseorang yang dapat membantunya keluar dari situasi menyakitkan ini. Changmin menempelkan handphonenya ke telinga sambil kembali mengulang adengan dimana Yunho mencium pipi jaeojoong dengan mesra.

CKIITTT

"Ya Tuhan.. Sakit… Hati ini sungguh sakit.." Changmin mulai terisak merasakan sakit yang menghantam hatinya. "WAE? Kenapa kau biarkan rasa ini tumbuh, kalau kau tak ijinkan aku bersanding dengan Yunho-hyung? Jawab aku, Tuhan!"

Akhirnya nada sambung di handphonenya berhenti dan terdengarlah suara seorang namja dari seberang. Changmin berusaha menghentikan isak tangisnya yang mulai keluar.

"Yoboseyo?"

"…"

"Changmin? Ini kau kan? Ada apa?"

"…."

Namja di seberang sana mulai khawatir karena Changmin tak juga mengeluarkan suara apapun juga.

"Changmin! Jawab aku!" bentak namja di seberang line telepon.

"K-Kyu.." Suara Changmin yang biasanya bening dan sangat tinggi sekarang berubah berat dan serak. Kyuhyun -namja yang ternyata ditelepon oleh Changmin- yang menyadari perubahan suara Changmin jadi khawatir. Pasalnya, jika suara Changmin berubah seperti ini, pertanda kalau evil maknae satunya itu habis menangis. Dan buruknya, Lord VoldaMin itu tak akan menangis karena hal remeh. Yang juga artinya, pasti ada hal yang amat sangat buruk tengah menimpa Changmin.

"Changmin? Kau kenapa?" tanya Kyuhyun khawatir.

"K-Kyu... Bantu aku… Bawa aku pergi dari sini.." sahut Changmin dengan sebisa mungkin menahan isak tangisnya.

"Ne. Kau sekarang dimana? Aku akan segera menjemputmu." Sahut Kyuhyun yang segera meraih jaket dan kunci mobilnya sambil buru-buru keluar. Tak ia indahkan pertanyaan Sungmin yang menanyakan kemana ia akan pergi. Saat ini hanya Changmin yang ia prioritaskan.

"Aku sekarang sedang berada di restoran Rising Sun bersama hyungdeulku." Sahut Changmin yang membuat Kyuhyun yang tengah berada di lift untuk turun ke basecamp gedung dormnya bingung.

"Kau bersama anggota DBSK yang lain? Lalu, kenapa kau malah-"

"Please Kyu… akan kuceritakan semuanya nanti." Changmin memotong ucapan Kyuhyun dengan nada yang sungguh memelaskan hati.

"Oke. Aku akan menjemputmu disana. Kau tunggu aku disana." Sahut Kyuhyun mengerti.

"Ne. Gomawo Kyu."

"Cheon, Changmin."

Setelah memutuskan hubungan telepon dengan Kyuhyun, Changmin segera membasuh wajahnya dengan air dingin. Ia pandangi wajahnya yang terlihat kusut dan matanya yang agak memerah. Penampilannya saat ini jelas akan membuat hyungdeulnya curiga. Jadi dengan cepat Changmin kembali membasuh wajahnya dengan air, merapikan tatanan rambutnya, dan terakhir, ia teteskan obat mata agar matanya tak lagi memerah.

Setelah yakin penampilannya sempurna, Changmin keluar dari kamar mandi dan kembali ke mejanya. Perasaan sakit kembali menghamppirinya ketika ia melihat kemesraan kedua hyungnya yang baru saja jadian itu. Air mata Changmin sudah akan kembali mengalir kalau saja ia tak ingat tempat dan situasi.

Dengan kembali memaksakan dirinya, Changmin mengulas senyum dan menghampiri hyungdeulnya.

"YA! Yoochun-hyung! Kenapa makanannya tinggal segini?" seru Changmin ketika melihat makanan yang mereka pesan sudah berkurang. Dengan -berusaha- santai, Changmin duduk di tempatnya semula. Dan tanpa basa-basi, ia langsung mengambil sepiring penuh makanan. Dan setelahnya, Changmin berusaha menenggelamkan diri dalam makannya, sebisa mungkin tak menghiraukan pasangan YunJae yang sekarang sedang suap-suapan. Pun dengan pasangan YooSu yang mesra-mesraan.

"Changmin-ah!"

Changmin langsung menegakkan kepalanya saat mendengar suara merdu dari evil maknaenya Super Junior itu. Dengan wajah -pura-pura- terkejutnya, Changmin menoleh mendapati Kyuhyun yang sekarang sudah berkacak pinggang di sebelahnya.

"Kyu? Wae?" tanya Changmin dengan wajah -yang sengaja ia buat- bingung.

"Kau melupakan janjimu!" Kyuhyun memukul kepala Changmin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Aish! Appoo~! Apa maksudmu Kyu? Memang aku berjanji apa?" tanya Changmin bingung. Yang kali ini sungguhan, karena ia tak tahu skenario apa yang dibuat oleh Kyu untuk membawanya pergi dari sini.

"Kau sudah janji kalau hari ini kau akan menemaniku membeli game baru kan?" Kyuhyun bersungut-sungut sebal melihat Changmin yang melupakan janji -palsu- nya itu.

"Aigoo! Mianhae! Aku lupa Kyu! Ya sudah, khajja kita pergi saja sekarang." Changmin segera berdiri dan akan langsung melesat pergi kalau saja sebuah suara tak menginterupsinya.

"Kau mau kemana Minnie? Bukannya kita sedang dalam perayaan? Dan kenapa kau tak menghabiskan semua makanan kesukaanmu dulu, baru pergi?" tanya Yunho yang entah kenapa merasa sedikit sebal melihat Changmin yang sudah akan pergi begitu saja dengan Kyuhyun.

"Ka-kalau perayaannya kan bisa dilanjutkan sampai di dorm. Sedangkan untuk mencocokkan jadwal dengan Kyu kan susah. Apalagi ini menyangkut game baru. Jadi, aku pergi dulu hyungdeul. Annyeong~" ucap Changmin tanpa berbalik, dan langsung melesat keluar meninggalkan hyungdeulnya dan juga Kyuhyun.

"Kami pergi dulu, hyungdeul." Ucap Kyuhyun pada ke 4 namja lain disana dan langsung menyusul Changmin yang sudah pergi lebih dulu.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

"Sekarang, bisa kau jelaskan padaku, ada apa ini, Shim Changmin?" tanya Kyuhyun begitu mereka sudah berada di dalam mobil Kyu yang sekarang melaju membelah keramaian jalanan kota Seoul.

"Yunho-hyung… dan Jaejoong-hyung…" Changmin terdiam sebentar, berusaha mengambil nafas agar bisa mengatakan kenyataan yang menyakitkan itu dengan gamblang. "Yunho-hyung dan Jae-hyung… mereka… berpacaran."

.

CKIITT!

.

"Ugh!" Changmin mengeluh tertahan ketika tiba-tiba saja Kyuhyun menghentikan mobilnya mendadak, menimbulkan goncangan yang sangat terasa bagi mereka berdua.

"YA! Apa-apaan kau, Kyu?" bentak Changmin melihat kelakuan Kyuhyun yang seenak kepalanya menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba. Untung saja di belakang tak ada kendaraan lain. Coba saja kalau sampai ada mobil atau kendaraan lain di belakang mereka, bisa dipastikan kalau mereka akan mengalami kecelakaan saat itu juga.

"Kau… Apa tadi kau bilang, Changmin?" Kyuhyun seolah tak mempedulikan bentakan Changmin. Yang ia tahu, ia baru saja mendengar kabar yang sangat mengejutkan dari bibir Changmin.

"Benarkah tadi kau bilang Yunho hyung dan Jaejoong hyung berpacaran?" tanya Kyuhyun lagi.

"Jawab aku, Shim Changmin!" bentak Kyuhyun karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari sahabat evilnya itu.

"Ne." jawab Changmin lemas.

Kyuhyun menghempaskan dirinya ke jok mobilnya. 'Yunho hyung dan Jaejoong hyung berpacaran? Jadi itulah yang membuat sahabatnya ini tadi menangis? Ya Tuhan… Cobaan apalagi yang kau berikan pada sahabatku ini?' batin Kyuhyun galau.

"Ayo ke dormku." Ajak Kyuhyun yang langsung menggas kembali mobilnya dengan cepat. Sedangkan Changmin hanya memejamkan mata dan menyandarkan diri di jok mobil Kyuhyun. Maknae DBSK itu tak ingin berpikir tentang apapun juga.

.

.

.oOHoMinOo.

.

.

"Aiish! Berisik sekali kamar maknae kita itu!" keluh Eunhyuk yang baru saja melewati kamar evil maknae mereka itu.

"Biarkan saja. Kyu sedang bersama Changmin disana." Sahut Sungmin sambil membawa selimut dan juga bantal pinknya menuju kamar Siwon.

"Lalu, kenapa kau bawa-bawa selimut dan bantal pinkmu itu hyung?" kejar Eunhyuk yang heran dengan kelakuan Sungmin.

"Aku malam ini pindah ke kamar Siwon. Kyu akan bermain game semalaman dengan Changmin di kamar." Sahut Sungmin santai. Sedangkan Eunhyuk hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua evil maknae itu.

.

.

"Kirim pesan dulu ke hyungdeulmu kalau kau malam ini akan menginap disini." Ucap Kyuhyun sembari makin mengeraskan volume suara PS3 agar suara mereka teredam suara game.

Changmin hanya diam sambil tetap memfokuskan diri dengan joystick dan game yang mereka mainkan. Kyuhyun yang melihat itu akhirnya beranjak dan meraih handphone Changmin yang di geletakkan begitu saja di atas tempat tidur Kyuhyun, dan mengetikkan pesan ke salah satu hyungnya Changmin.

"Kau tulis apa dan kau kirim ke siapa?" tanya Changmin tiba-tiba, setelah Kyuhyun selesai mengetik pesan dan kembali duduk di sampingnya.

"Aku hanya menulis kalau kau akan menginap di dormku untuk main game bersama. Alasan yang sama yang kugunakan pada hyungdeulku." Sahut Kyuhyun santai, dan kembali meraih joysticknya.

"Ah, dan kukirimkan ke Yunho-hyung."

Changmin menekan tombol pause dan memelototkan mata tak percaya mendengar apa yang barusan Kyuhyun katakan.

"Sengaja." Sahut Kyuhyun santai.

"Apa maksudmu?" tanya Changmin gusar.

"Keluarkan saja semua yang kau rasakan. Akan kudengarkan." Sahut Kyuhyun santai. Changmin yang disampingnya menatap Kyuhyun lama, sebelum akhirnya menunduk dan mulai mengeluarkan semua yang ia rasakan.

"…kau tahu Kyu? Mereka begitu keterlaluan! Bagaimana mungkin mereka begitu bahagia saat berkata kalau mereka akhirnya berpacaran? Sakit Kyu… Rasanya sakit sekali melihat Yunho hyung yang begitu bahagia di samping Jae-hyung!"

"Perih Kyu.. saat melihat Jae-hyung yang dengan santainya menyentuh Yunho-hyung, rasanya hatiku tergores perih.."

"..dan bagaimana… bagaimana mungkin Yunho-hyung tak menyadari kalau aku begitu mencintainya?"

"Bagaimana mungkin ia dengan santainya berkata kalau ia berpacaran dengan Jae-hyung, didepanku yang jelas-jelas sangat mencintainya Kyu?"

"…apa dia sungguh tak sadar kalau ada aku yang mencintainya, bahkan lebih mencintainya di banding Jae-hyung..?"

"…kau tahu Kyu? Rasanya aku ingin memaki-maki mereka berdua Kyu… Aku ingin melarang mereka berdua pacaran Kyu! Kau tahu aku sangat ingin melakukannya…"

"….."

"Tapi aku tak berhak, ya kan Kyu?"

"….aku hanya namdongsaengnya Yunho-hyung… Aku bukan siapa-siapanya Kyu…"

"…Aku tak berhak karena aku selama ini hanya namdongsaeng mereka…"

"..aku bukan siapa-siapanya Yunho-hyung…"

"Aku… hanya namja pabbo yang seenaknya mencintai hyungku sendiri…"

"..namja pabbo yang sekarang sakit sendiri karena tetap menyimpan rasa ini pada Yunho-hyung…"

"..Pabboya Shim Changmin…"

"..pabbo…hiks…"

"..apa yang harus kulakukan..Kyu..?"

"Hancurkan saja hubungan mereka berdua" sahut Kyuhyun santai. Ya, Kyuhyun dan Changmin bersahabat sudah lama, dan inilah cara mereka untuk mengibur satu sama lain.

"...Yunho hyung yang kucintai... Jae hyung yang sangat kusayangi seperti eomma keduaku di sini... Mana mungkin aku menghancurkan mereka berdua Kyu? Mana mungkin bisa aku setega itu?"

Kyuhyun tersenyum mendengar jawaban Changmin, meski pandangannya tak beralih dari TV plasma yang menampikan game mereka.

"Jae hyung tak bersalah... ia hanya sepertiku...mencintai orang yang sama denganku... dan ia lebih beruntung karena Yunho hyung menyambut perasaannya..."

"..beritahu aku apa yang harus…kulakukan.. agar aku tak lagi..merasa tersiksa seperti ini Kyu…?"

"Lupakan Min. Lupakan dan hapus perasaanmu pada Yunho hyung." Kyuhyun kembali berucap.

"..aku mencintainya Kyu...hiks… amat sangat..mencintainya…"

"...dan sekarang...aku tak bisa meraihnya..."

"Hapus Min. Hapus perasaanmu pada yunho hyung, atau kau akan tersiksa seperti ini untuk selamanya."

.

*Flashback end*

.

.

.oHoMinOo.

.

.

Changmin tertawa dalam hati mengingat saat-saat itu. Ya, Kyuhyun menyuruhnya menghapus perasaannya pada Yunho hyung. Tapi, bagaimana mungkin kau bisa menghapuskan perasaan cintamu pada seseorang yang setiap harinya selalu kau temui? Dan asal tahu saja, hati Changmin semakin remuk tiap kali harus melihat Yunho hyung dan Jae hyung bermesraan. Baik di dalam dorm -itulah sebabnya Changmin sering melarikan diri ke dorm suju saat mereka senggang- , ataupun juga saat syuting maupun perform di stage.

Akhirnya saat itu, karena melihat Changmin yang masih saja terpuruk -meski orang lain tak menyadarinya- Kyuhyun menyarankan hal gila lainnya.

'Jadilah pemisah di antara mereka saat kau sudah tak tahan lagi dengan kemesraan mereka' saran Kyuhyun waktu itu.

Dan saking frustasinya, akhirnya Changmin menuruti saran dari Kyu. Ia jadi sering berdiri di antara pasangan YunJae, mengganggu kemesraan mereka saat syuting ataupun di luar syuting. Sampai terkadang muncul anggapan kalau Changmin adalah 'tall tower between YunJae'.

Dan soal fanservice, karena ia tak yakin bisa mengontrol debaran jantung dan ekpresinya kalau ber fanservice dengan Yunho, akhirnya ia selalu mengganggu Jae hyung, hingga akhirnya muncul JaeMin shipper. Jujur saja, Changmin cukup senang ketika muncul JaeMin shipper. Bukan karena ia memang mencintai Jae hyung, tapi karena ia sungguh senang bisa menjauhkan Yunho hyung dari Jae hyung biarpun itu untuk sementara.

Yaaah, semua berjalan dengan cukup baik sampai saat itu tiba...

Ya, kalian pasti tahu kan?

Saat paling berat bagi ke-eksis-an grup Dong Bang Shin Ki ini.

Pernyataan keluarnya Jaejoong, Yoochun dan Junsu dari yang menggemparkan dunia Showbiz Korea maupun Jepang. Pernyataan yang menjadi trending topik di twitter lebih dari satu minggu, menjadi headline di berbagai surat kabar dan majalah di kedua negara adidaya tersebut.

Dan yang lebih mengejutkan bagi Changmin dan juga YunJae shipper adalah, Yunho tidak ikut keluar bersama ketiga rekannya itu! Padahal di antara member yang keluar, ada Jaejoong yang notabene adalah kekasih resmi Yunho.

Bukan. Bukan karena Yunho dan Changmin tak merasakan tekanan dan tindakan semena-mena dari pihak management mereka. Yunho dan Changmin juga merasakannnya. Bahkan asal tahu saja, tindakan semena-mena itu lebih keras dilancarkan kepada Yunho yang notabene adalah leader DBSk yang dituntut untuk lebih bisa 'mengatur dan mengawasi' membernya. Juga pada Changmin yang pada awal kegiatan mereka masih merupakan siswa SMA yang harus berkonsentrasi pada materi sekolah dan juga acara syutingnya, dan dituntut untuk mencapai kesempurnaan di kedua hal itu.

Alasan Changmin tak ikut keluar bersama hyungnya yang lain adalah... ia tak sebebas mereka. Ia, sebagai magnae DBSK memiliki masa kontrak yang lebih panjang dan lebih mengikat dibanding keempat hyunya yang lain. Selain itu, baginya, DBSK adalah segalanya. Jika mereka semua keluar dari grup ini, tak akan ada lagi yang bisa disebut DBSK, TVXQ ataupun juga Tohoshinki. Tak akan ada lagi Dewa-Dewa dari Timur. Tak akan ada lagi The Rising Gods of the East. Jika mereka semua keluar dari management ini, maka nama DBSK akan hilang bagaikan di telan bumi.

Lalu jika tak ada lagi DBSK, maka tak kan juga Cassiopeia ataupun Big East. Tak akan ada lagi Red Ocean yang menyambut mereka saat mengadakan konser.

Dan sungguh, Changmin tak ingin itu terjadi. DBSK adalah hidupnya. Bahkan jika keempat hyungnya keluar semua, bahkan jika hanya tinggal ia sendiri yang tersisa di grup ini, Changmin akan tetap mempertahankan DBSK.

Maka, alangkah terkejutnya Changmin saat tahu kalau Yunho ternyata juga tak meninggalkan SMEnt. Tak meninggalkan DBSK. Tak meninggalkan dirinya sendirian, meski konsekuensinya adalah berpisah dari jaejoong yang notabene adalah kekasihnya.

.

Changmin merasa lelah dengan semua pemikiranya yang rumit. Dengan lemas, Changmin memposisikan dirinya tiduran di atas sofa di ruang tengah mereka, dan mulai memejamkan matanya.

.

.

.

.

.

Satu jam.

Ya, sudah satu jam ini Yunho berdiri di samping sofa tempat Changmin tertidur. Yang berarti pula kalau sudah satu jam ini Yunho memandangi wajah lelap nan polos milik maknaenya dengan senyuman yang tak lepas dari bibir berbentuk hati miliknya.

"Dasar maknae. Kalau sedang tidur saja wajahnya terlihat polos bagaikan malaikat. Tapi begitu bangun... huufth... Lord VoldaMin lah yang akan keluar menggantikan wajah angelicnya." Gumam Yunho pelan. Tangannya baru akan menyentuh dan mengelus pipi Changmin saat tubuh yang terbaring di sofa itu menggeliat pelan pertanda bahwa namja yang lebih muda dari Yunho itu mulai terbangun.

"Ya, Changminnie, kau mau makan apa?" tanya Yunho pada Changmin yang sedang mengerjap-kerjapkan kelopak matanya dengan sangat imut.

"Hyung~" ucap Changmin dengan nada manjanya. Kebiasaan bangun tidur Changmin yang amat sangat menyenangkan bagi Yunho. Karena hanya pada saat inilah ia bisa melihat Changmin bersikap sesuai usianya.

"Hyung~ Yunho hyung...Saranghae~"

.

..

...

Yunho terdiam seketika.

.

..

...

Changmin membatu sambil menutup mulutnya dengan iris yang membulat sepenuhnya, menunjukkan betapa shocknya ia sekarang karena ia- ah bukan, karena bibirnya berucap dengan sembarangan.

.

WHAT THE-!

.

.

"Yu-Yunho hyung?" panggil Changmin setelah keheningan canggung yang melanda mereka berdua.

"W-wae?" sahut Yunho tergagap. Ia sungguh tak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini.

"Hyung? Kau tak lagi menyayangiku? Biasanya kau langsung menyahutiku dengan 'na do saranghae, nae dongsaeng' kan hyung?" tanya Changmin innocent

"Ah. Ne, na do saranghae-"

.

'Egeotmaneun algoga~

neoman saranghaesseotdeon dan han namjayeotdago

Neomu miryeonhaeseo neojocha~
jikijido mot-haetdun babodeungshinieotda'

.

Ucapan Yunho terputus ketika handphonenya berbunyi. Dan tanpa menyelesaikan ucapannya, Yunho langsung mengangkat panggilan tersebut. Meninggalkan Changmin yang masih terpaku dengan jawaban dari Yunho.

'Jangan bodoh Shim Changmin. Yunho hyung tadi hanya tak sempat melanjutkan ucapannya saja. Bukan karena ia tengah membalas pernyataan cintamu!' batin Changmin dalam hati. Ia tahu kenyataan itu, tapi tetap saja, perasaan bahagia menyeruak dalam hatinya kalau mengingat bahwa tadi Yunho berkata 'na do saranghae'.

.

"..ne, Joongie. Aku sedang membuatkan makan malam untuk magnae kita..."

.

Dan sepotong percakapan yang tertangkap pendengaran Changmin, membuat senyumnya yang semula merekah manis, lenyap bagaikan di telan bumi, berganti dengan sepasang bibir yang terkatup rapat sambil menggeretakkan giginya tanpa daya.

.

.

.

.

.

*Yunho side*

"Yunnie, bisa kita bertemu sekarang?" Terdengar suara merdu Jaejoong dari seberang line telepon

"Sekarang?" tanya Yunho memastikan.

"Ne. Sekarang."

"Mianhae Joongie. Aku tak bisa keluar sekarang." Jawab Yunho sambil melirik ke arah Changmin yang masih terduduk santai di ofa.

"Wae? Karena Changmin kah?" tanya Jaejoong dengan nada suara yang terdengar pahit.

"Ne, Joongie. Aku sedang membuatkan makan malam untuk magnae kita. Aku tak mau kalau sampai dia kelaparan dan bertambah kurus tiap harinya." Sahut Yunho sambil tertawa mengingat kebiasaan makan Changmin yang diluar batas kenormalan itu.

"Jangan sebut Changmin sebagai 'magnae kita' lagi Yun. Karena sekarang ini dia hanyalah magnaeMu seorang." Suara Jaejoong yang terdengar ketus membuat sepasang alis Yunho menyatu bingung.

"Apa maksudmu, Jae?"

"Kau masih tak mengerti Yun?" jaejoong menghela nafasnya di seberang sana. "Apa kau tak sadar, sejak kita terpisah, tiap kali kita bertemu atau berhubungan lewat telepon, hanya Changmin, Changmin, dan Changmin saja yang kau bicarakan. Changmin yang lelah, Changmin yang terlihat pucat, Changmin yang akhirnya tersenyum tulus lagi, Changmin yang keluar kamar dengan mata memerah, Changmin yang begini, Changmin yang begitu, dan selalu hanya Changmin! Aku muak Yun!" seru Jaejoong menumpahkan segala uneg-unegnya belakangan ini kepada Yunho yang sampai sekarang masih berstatus sebagai kekasihnya.

Yunho hanya bisa terdiam sambil mencerna semua yang Jaejoong ucapkan. Yunho mengingat kembali semua memori belakangan ini. Dan benar saja, setiap kali ia bertemu atau saling kontak lewat telepon, Yunho selalu berbicara mengenai Changmin. Malah hampir bisa dibilang, Jaejoong menjadi tempat curhat bagi Yunho mengenai Changmin.

"Kau sekarang sadar, Yun?" ucap Jaejoong lirih. Ia menghela nafas berat ketika Yunho masih tak menjawabnya.

"Mi-mianhae Jae." Sahut Yunho akhirnya.

"Mian? Mian untuk apa, Yun?" tanya Jaejoong tercekat. Jangan bilang kalau Yunho akan meminta putus dengannya sekarang. Biarpun Jaejoong sudah mengetahui kalau hubungannya dengan Yunho akan berakhir, tapi ia tetap saja belum siap. Mana ada orang yang siap untuk putus dengan orang yang ia cintai?

"Mian Jae. Aku tak akan mengulanginya lagi." Jawaban Yunho membuat Jaejoong sedikit senang, maskipun ia tahu rasa senang ini tak akan bertahan lama. "Kau tahu kan Jae, kalau sekarang hanya tinggal kami berdua, dan Changmin mendapat tekanan yang cukup besar dari fans, staff dan juga dari manager hyung. Tak mungkin aku diam saja melihat Changmin yang semakin hari semakin kurus. Apalagi dengan beban menyanyi Changmin yang menjadi semakin banyak. Jika dulu Changmin hanya menyanyi beberapa line saja, sekarang ia harus menyanyi separuh lagu sambil terus menari. Tak heran kalau ia begitu kelelahan dan makin kurus..."

Jaejoong memutar matanya kesal mendapati Yunho yang masih saja terus membicarakan Changmin, padahal barusan saja namja itu berjanji untuk tak akan mengulangi untuk membicarakan Changmin lagi didepannya.

'Sepertinya ini sudah saatnya bagiku untuk menyerah' batin Jaejoong perih.

"Yun.." panggil Jaejoong lirih.

Yunho yang masih membicarakan Changmin tak sadar kalau Jaejoong tengah memanggilnya dari seberang line.

"YA! Jung Yunho! Dengarkan aku!" bentak Jaejoong keras dari tempatnya. Mengagetkan Yoochun dan Junsu yang asyik menonton televisi dari dorm JYJ.

Yunho yang tersadar berkat bentakan Jaejoong langsung menggumamkan kata maaf berkali-kali pada Jaejoong. Entah kenapa, Yunho sungguh merasa bersalah karena terus saja membicarakan Changmin di depan Jaejoong. Rasanya seperti membicarakan selingkuhanmu kepada istri sahmu. ="=

"Yun, katakan padaku, apakah kau masih mencintaiku? Mencintaiku seperti dulu saat pertama kali kita menjadi sepasang kekasih? Masih bertahankah perasaan itu hingga detik ini?" tanya Jaejoong dengan suara yang ia usahakan terdengar setegar mungkin.

"Tentu saj-"

"Jawab dengan jujur, Jung Yunho!" bentakan Jaejoong di seberang sana menghentikan ucapan Yunho.

"Apa maksudmu Jae?"

"Kalau kau berkata bahwa kau masih mencintaiku seperti dulu, adakah aku dalam pikiranmu tiga bulan belakangan ini Yun? Adakah kau memikirkanku, alih-alih selalu memperhatikan dan mengkhawatirkan Changmin setiap waktu?"

Ucapan terakhir Jaejoong membuat Yunho tersentak. Kalau ia ingat-ingat lebih jauh, selama tiga bulan belakangan ini, ah bukan, tepatnya sejak JYJ keluar, dan DBSK hanya beranggotakan HoMin, Yunho tak lagi sempat memikirkan Jaejoong. Yang ada dalam benaknya hanyalah maknaenya itu.

"Tapi aku hanya mengkhawatirkan keadaan Changmin saja Jae. Ini semua tak lebih dari perasaan Hyung ke Dongsaeng yang sudah lima tahun hidup bersama." Bantah Yunho kekeuh.

"Jangan bercanda lagi Jung Yunho! Jika itu hanya sebatas perasaan seorang Hyung ke dongsaeng, kenapa kau tak mau keluar dari SM bersama kami? Posisimu yang sama bebasnya seperti kami, harusnya bisa dengan mudah keluar dari SM seperti yang kami lakukan." Jaejoong menghela nafasnya sejenak. "Tapi apa Yun? Buktinya kau menolak ketika kami ajak keluar dari SM, padahal kaulah yang selama ini paling diinjak-injak oleh management kita."

"I-itu-"

"Tak usah kau jawab Yun. Aku tahu. Changmin. Ya, hanya namja itu yang membuatmu tetap berdiam di SM dan tak mengajukan gugatan seperti kami. Hanya demi Changmin, ka tetap menjalani kerasnya peraturan dari SM Ent. Hanya demi Changmin kau rela menukar kebebasanmu dengan penjara kejam yang beranam SM. Hanya demi Changmin kau rela di sebut sebagai leader yang tak bisa mengayomi membernya dan dikecam banyak Cassie. Dan hanya demi Changmin kau rela berpisah dariku, Yun."

Yunho membatu di tempatnya mendengar kata demi kata yang Jaejoong ucapkan padanya.

"J-Jae.."

"Cukup Yun. Semua ini sudah cukup. Sejak awal kau tak mencintaiku. Kau mencintainya Yun, tapi perasaanmu itu tertutup oleh status Hyung-dongsaeng yang kalian miliki, dan aku dengan bodohnya malah menyatakan cinta padamu."

"Jae..."

"Lebih baik kita akhiri hubungan kita berdua Yun. Kita sudah terlalu lama saling menyakiti diri. Sekarang aku melepasmu Yun. Semoga kau bahagia dengan Changmin, Yun. Saranghae, dan selamat tinggal Yun."

BRUKK

Yunho terduduk lemas di lantai ketika akhirnya Jaejoong menutup telepon mereka, sekaligus menutup kisah mereka berdua.

"Bagaimana mungkin kau berkata seperti itu Jae? Mungkin ucapanmu memang benar, tapi apa kau tahu Jae, kalau Changmin menyukaimu? Dan aku tetap mempertahankan hubungan kita meskipun aku sadar kalau aku tak sepenuhnya mencintaimu hanya agar Changmin tak bisa bersama denganmu. Dan sekarang kau mengakhiri hubungan kita dan membuat Changmin bisa mengejarmu dengan bebas?" Yunho mencengkeram erat handphonenya. "Tak akan kubiarkan. Kali ini tak akan kubiarkan. Changmin akan menjadi milikku!"

.

.

.

.

~TBC~

yunho, homin fanfic, tvxq, homin, changmin, show me your love series, fanfic

Next post
Up