2014 Her Own Birthday Masterpost XD
Disclaimer: Tokimeki Memorial Girl's Side series adalah properti milik KONAMI.
Ilustrasi yang digunakan ditemukan di suatu situs Jepang. Ilustrasi lama dalam folder, tidak ada catatan sumber. /dilempar
Timeline: Nampaknya Kei sudah menikah? Yey. /apa
--
Apalah Arti Kerja dibanding
--Hikari-nee mengelus kepalaku yang tertidur di pangkuannya dengan lembut. Haaah, menyenangkan rasanya bisa tertidur seperti ini di pangkuan Hikari-nee. Sayangnya semakin nyaman, semakin membuatku membayangkan pekerjaanku.
"Nee, aku..."
"Tadaima..." terdengar suara bernada rendah dari arah pintu depan. Cukup membuatku tersentak dan menghentikan ucapanku. Hikari-nee tertawa melihat reaksiku.
"Sebentar ya, Aya."
Aku cukup tahu bahwa Nee jelas-jelas akan menyambut suaminya yang baru pulang, tapi aku tetap saja mengikutinya. Aku juga cukup yakin tadi Hikari-nee tidak memintaku menunggu. Kalau aku mengikutinya, berarti tidak melanggar hukum kan.
"Okaeri," bahkan tanpa melihat pun, aku tahu Nee sedang tersenyum lembut saat mengucapkannya.
Suami Hikari-nee, yang terkenal datar itu, hanya menatap Hikari-nee. Aku merasa ikut tegang menontonnya. Baru saja aku akan beranjak dari tempatku berdiri saat itu, akhirnya terjadi pergerakan.
"Kei?" Hikari-nee memanggil suaminya yang juga terkenal selalu mengantuk tersebut. Bukan sekedar rumor, saat ini aku sedang menyaksikan Kei-nii langsung ambruk ke pelukan Nee. Ahem, maksudnya langsung jatuh ke, err, oke, adegannya memang begitu. Kei-nii sama sekali tidak bergeming setelah kepalanya sudah nyaman bersarang di lekukan antara leher dan bahu Hikari-nee.
"Hey. Hazuki Kei-kun," dan Hikari-nee aku memang hebat. Dia hanya menepuk bahu Kei-nii, sedikit keras, dan Kei-nii pun bersuara, "...tapi aku sudah ingin melakukan ini sejak tadi."
Nee menepuk-nepuk kepala Kei-nii seperti caranya menepuk kucing yang terlalu manja. Cukup keras untuk menegur, tetapi tetap memiliki kelembutan yang penuh perasaan, "Sayang kamu juga. Sekarang, bangun."
Ketika akhirnya Kei-nii bangun, dia melihatku. Aku tersentak lagi dan hanya melambaikan tangan, "Err, hey Kei-nii?"
Kei-nii akhirnya mau melepaskan dirinya dari Hikari-nee dan mereka berdua berjalan masuk ke dalam lagi. Hikari-nee hanya tertawa begitu melihat reaksiku. Ketika aku pikir oh hey adegannya sudah, Kei-nii berhenti di hadapanku.
"Aya?"
Aku kembali tersentak mendengar namaku dipanggil oleh Kei-nii, "I-iya?"
Kei-nii masih sanggup melanjutkan untuk membuatku terkejut. Tangannya menepuk kepalaku. Lembut.
"Berhenti bekerja..."
Aku kaget lagi, "..hah?"
"...kalau mau tidur, tidur saja."
Dan Kei-nii pun melanjutkan berjalan. Melewatiku yang cukup bengong menerima perlakuannya. Hikari-nee kembali tertawa melihat reaksiku.
"Nee..."
Hikari-nee tersenyum lembut, "Kamu dengar katanya, kan. Ayo sini kalau mau tidur di pangkuan Nee lagi."
--.Kazuya, Nov 20 2014
And, have a happy birthday to my dearest Lala. Sehat? Semoga bisa menemani hari-hari penuh pekerjaannya, ya~
Terinspirasi dari kamu, dong. Haha. Kapan mau nulis fic juga lagi? Ditunggu tanggapannya, ya~ Sayang Lala selalu. <3
Ilustrasi yang digunakan ditemukan di suatu situs Jepang. Ilustrasi lama dalam folder, tidak ada catatan sumber. /dilempar
Timeline: Nampaknya Kei sudah menikah? Yey. /apa
--
Apalah Arti Kerja dibanding
--Hikari-nee mengelus kepalaku yang tertidur di pangkuannya dengan lembut. Haaah, menyenangkan rasanya bisa tertidur seperti ini di pangkuan Hikari-nee. Sayangnya semakin nyaman, semakin membuatku membayangkan pekerjaanku.
"Nee, aku..."
"Tadaima..." terdengar suara bernada rendah dari arah pintu depan. Cukup membuatku tersentak dan menghentikan ucapanku. Hikari-nee tertawa melihat reaksiku.
"Sebentar ya, Aya."
Aku cukup tahu bahwa Nee jelas-jelas akan menyambut suaminya yang baru pulang, tapi aku tetap saja mengikutinya. Aku juga cukup yakin tadi Hikari-nee tidak memintaku menunggu. Kalau aku mengikutinya, berarti tidak melanggar hukum kan.
"Okaeri," bahkan tanpa melihat pun, aku tahu Nee sedang tersenyum lembut saat mengucapkannya.
Suami Hikari-nee, yang terkenal datar itu, hanya menatap Hikari-nee. Aku merasa ikut tegang menontonnya. Baru saja aku akan beranjak dari tempatku berdiri saat itu, akhirnya terjadi pergerakan.
"Kei?" Hikari-nee memanggil suaminya yang juga terkenal selalu mengantuk tersebut. Bukan sekedar rumor, saat ini aku sedang menyaksikan Kei-nii langsung ambruk ke pelukan Nee. Ahem, maksudnya langsung jatuh ke, err, oke, adegannya memang begitu. Kei-nii sama sekali tidak bergeming setelah kepalanya sudah nyaman bersarang di lekukan antara leher dan bahu Hikari-nee.
"Hey. Hazuki Kei-kun," dan Hikari-nee aku memang hebat. Dia hanya menepuk bahu Kei-nii, sedikit keras, dan Kei-nii pun bersuara, "...tapi aku sudah ingin melakukan ini sejak tadi."
Nee menepuk-nepuk kepala Kei-nii seperti caranya menepuk kucing yang terlalu manja. Cukup keras untuk menegur, tetapi tetap memiliki kelembutan yang penuh perasaan, "Sayang kamu juga. Sekarang, bangun."
Ketika akhirnya Kei-nii bangun, dia melihatku. Aku tersentak lagi dan hanya melambaikan tangan, "Err, hey Kei-nii?"
Kei-nii akhirnya mau melepaskan dirinya dari Hikari-nee dan mereka berdua berjalan masuk ke dalam lagi. Hikari-nee hanya tertawa begitu melihat reaksiku. Ketika aku pikir oh hey adegannya sudah, Kei-nii berhenti di hadapanku.
"Aya?"
Aku kembali tersentak mendengar namaku dipanggil oleh Kei-nii, "I-iya?"
Kei-nii masih sanggup melanjutkan untuk membuatku terkejut. Tangannya menepuk kepalaku. Lembut.
"Berhenti bekerja..."
Aku kaget lagi, "..hah?"
"...kalau mau tidur, tidur saja."
Dan Kei-nii pun melanjutkan berjalan. Melewatiku yang cukup bengong menerima perlakuannya. Hikari-nee kembali tertawa melihat reaksiku.
"Nee..."
Hikari-nee tersenyum lembut, "Kamu dengar katanya, kan. Ayo sini kalau mau tidur di pangkuan Nee lagi."
--.Kazuya, Nov 20 2014
And, have a happy birthday to my dearest Lala. Sehat? Semoga bisa menemani hari-hari penuh pekerjaannya, ya~
Terinspirasi dari kamu, dong. Haha. Kapan mau nulis fic juga lagi? Ditunggu tanggapannya, ya~ Sayang Lala selalu. <3