Title: Edge of The World ~ To the Fairest of Them All ~
Author: cethoel-cakep
Installment: 11/???
Ratings: ...PG-15
Warnings: in Bahasa. Deal with it! XDDD. Author tidak bertanggung jawab terhadap kram otak dan tukak lambung yang bakal dialami oleh pembaca.
Disclaimer: Mine. Unless the Snow White thing, Greek's Golden Apple myth, and the Norse myth
Summary: This apple is only and only for the fairest of them all, seriously...!
Notes: Merupakan spin-off dari Battle Chapter, lanjutan dari Over the Edge of The World ~ Groundland chronicle
#38.
Shinisa dan Dragan kini tengah berdiri tak begitu jauh dari depan tahta bagai cangkang kerang mutiara di depan sana, tempat sang ratu serba merah nan menawan itu duduk dengan anggun dan agungnya. Sosok sang ratu yang bersinggasanakan cangkang kerang raksasa yang memendarkan warna bagai mutiara berkilauan dengan sendirinya tanpa harus ditimpa cahaya itu mengingatkan kedua pemuda itu akan gambaran Aphrodite sang dewi cinta dan kecantikan yang konon katanya terlahir dari buih lautan dan mengendarai ombak menaiki kerang mutiara raksasa. Dan sang ratu cantik menawan luar biasa ini adalah… sang ratu tiri jahat??? Well, kembali lagi menilik kemungkinan bahwa tempat ini adalah alternate-dimension dongeng Snow White.
Kedua pemuda itu bahkan bisa dengan sepakat menyatakan bahwa walaupun benar ini adalah alternate-dimension dunia dongeng Snow White, ‘ratu tiri jahat’ yang ada di hadapan mereka ini jauh, jauh, jauh lebih rupawan daripada sang tuan puteri Snow White. Kalau dilihat dari fisik sih begitu, entah bagaimana kalau menilik kecantikan hatinya. Dragan dan Shinisa akan segera mengetahuinya.
Di samping mereka berdua, Hrodvitnir masih menyeringai dengan niat yang bisa disalahartikan sebagai suatu sarkasme.
“Aku akan berurusan denganmu, apapun itu, nanti, Hrodvitnir” kata YM Freyja dengan nada rendah “Dan aku tahu aku tak bisa menyuruhmu pergi dari sini saat ini dengan baik2 tanpa kekerasan, jadi kurasa kau bisa tetap disini hingga saat nanti aku akan mendengarkan apapun yang hendak kau katakan, namun lebih baik kalau kau sama sekali tidak menyela apapun perbincanganku dengan kedua pemuda ini”
Hrodvitnir mendengus “Cukup adil” dan sekali lagi lelaki serigala ini nyengir.
YM Freyja berusaha keras untuk tidak menghembuskan nafasnya dengan frustrasi. Masalahnya sudah cukup banyak datang bertubi-tubi sejak apel emas nya mulai kehilangan jati dirinya. Baru beberapa saat lalu, cermin ajaibnya menampakkan sesuatu yang membuatnya benar2 ingin membalikkan seluruh midgard dengan kedua tangannya sendiri.
Satu apel emas sudah cukup untuk bisa menjadi pedang bermata dua bagi midgard, apalagi dua.
Sang cermin ajaib sepertinya berhasil mengetahui apa yang tengah terjadi di Yggdrasil, yang masih saja kacau walau apel emas telah menemukan majikan barunya. Keseimbangan yang baru saja tercapai kembali itu kini terancam hancur lagi, karena ternyata selama apel emas Freyja kehilangan jatidirinya, Yggdrasil memutuskan untuk berbuah satu lagi.
Dan karena apel emas terdahulu milik Freyja,yang kini berhasil menemukan tuan baru sehingga bisa mengembalikan kekuatannya seperti sedia kala, buah batu Yggdrasil itu kini berubah menjadi semacam antidote untuk kekuatan apel emas terdahulu. Buah baru itu mulai berubah sifatnya perlahan dan bertahap menjadi apapun kebalikan dari buah terdahulu.
Itulah yang membuat YM Freyja frustrasi sejak pagi. Walau memang bila ditelaah lebih dalam lagi, hal ini sungguh wajar adanya. Dan jauh di dalam hatinya yang terdalam, Freyja merasa bahwa kemunculan antidote ini sungguh…wajar??? Bahwa memang hal ini sudah seharusnya dan sepantasnya terjadi. Beban yang ditanggung oleh apel emas dan tuannya sungguh bisa dibilang, memperpendek umur. Bukannya umur tuan sang apel emas akan benar2 menjadi pendek, itu hanya kiasan saja, bahkan sebenarnya apel emas dan tuannya akan saling memberi pengaruh baik dan konon sang tuan apel emas akan abadi. Freyja mendesah. Dia tak membutuhkan keabadian, karena dia seorang Vanir yang memiliki masa hidup amat sangat panjang hingga bisa diartikan sebagai abadi, untuk ukuran maor.
Tetapi Freyja tak mau gegabah akan asumsinya sendiri. Bagaimanapun, buah baru Yggdrasil itu harus ditangani segera, atau apapun itu namanya yang membuat buah baru yang masih menggantung di tangkai Yggdrasil tersebut mulai berubah sifat menjadi gelap, yang Freyja yakin bahwa itu bukan sesuatu yang baik, tidak merembet ke seluruh badan Yggdrasil. Dan membuatnya bukan sekadar antidote saja, yang ditakutkan bahwa apel emas terdahulu pun tak akan mampu bertahan darinya.
Antidot itulah tampaknya yang membuat Jotnir mampu menyeberangi Ouros. Dan Freyja sungguh khawatir, cemas dan takut, apabila yang lain di luar Midgard, di sisi luar lautan Ouros, mampu masuk, atau sepertinya sudah pasti bisa masuk, ke Midgard.
Baiklah, Freyja kembali memfokuskan dirinya kepada kedua tamu asing nya yang rupawan dan identik itu. Shinisa dan Dragan, nama mereka.
“Wahai dua pemuda dari negeri nun jauh, apa yang bisa kulakukan yang akan membantu kalian?” tanya Freyja, tak mau bertele-tele, juga tak mau bertanya2 apapun mengenai asal-usul dan siapa mereka berdua. Dia merasa dari percakapan mereka nantinya akan terungkap pula siapa kedua pemuda luar biasa tampan yang serupa tapi tak sama ini.
Shinisa melirik cepat ke arah Hrodvitnir yang dengan kurang ajar dan seenaknya mengambil tempat di salah satu kursi bersandaran tinggi yang berderet 2 lajur membujur saling berhadapan di depan jalur menuju singgasana. Mungkin kursi2 itu diperuntukkan untuk para penasehat atau panglima atau para bangsawan untuk saat2 tertentu. Cara duduk sang lelaki besar berselimut bulu serigala itu pun sungguh tak menampakkan kesopanan dan penghargaan terhadap sang tuan rumah.
Dan sepertinya sang ratu pun tak ambil pusing akan kelakuan Hrodvitnir.
“Dia bisa mendengarkan apapun juga” ternyata YM Freyja pun menangkap lirikan singkat Shinisa ke arah Hrodvitnir dan bisa membaca apa yang ada di dalam kepala Shinisa “Jangan ragu2, katakan saja”
Shinisa dan Dragan saling melempar lirikan antara mereka sendiri sebelum akhirnya memutuskan untuk tak memedulikan apapun lagi resiko dari perkataan ataupun pertanyaan yang akan mereka lontarkan.
“Kami berdua datang dari dunia lain. Melalui cermin dimensi” akhirnya tanpa ragu2 Shinisa memulai “untuk mencari dua orang yang amat penting bagi kami”
Dragan menimpali pula “Cermin dimensi yang menghantarkan kami kemari, menunjukkan jalan bahwa memang kedua orang yang kami cari memang ada disini, dan salah satunya, kami percaya-“
“Kami percaya salah satunya datang kemari melalui cermin milik anda” sela Shinisa ga sabar!
Dragan melotot agak tak terima perkataannya disela oleh Shinisa, tapi dia bisa memaklumi si Romeo sangar ini. Romeo sangar - ppffftt!!! - Dragan harus menahan rasa gelinya mengetahui julukan Shinisa itu. Jangan tanya siapa yang memberi julukan, dan juga jangan tanya bagaimana Dragan bisa tahu, kalau tak mau dihajar babak belur nyaris koma oleh si Romeo sangar ini - ppffftttt…!!!
Mendengar pertanyaan lugas dan tanpa basa-basi kedua pemuda asing misterius itu, Hrodvitnir menegakkan duduknya yang tadi asal2an nyaris senderan lempe2 di salah satu kursi bersandaran punggung tinggi itu.
Kedua pemuda ini semakin menarik perhatiannya. Jadi mereka dari dimensi lain? Datang melalui cermin dimensi??? Pasti cermin dimensi milik dvegar. Tak heran mereka berdua tiba2 saja muncul begitu saja di hutan Svartalfar. Lalu, pertanyaan mereka akan dua orang yang datang ke Yggdrasil yang berasal dari dunia mereka? Dan salah satunya datang kemari melalui cermin ajaib sang ratu?
Oh ya, Hrodvitnir tahu pasti memang YM Freyja memiliki cermin dimensi. Puteri Vanir itu memang dianugerahi cermin ajaib yang ditempa oleh Gleipnir sejak saat dia telahir, entah kapan itu. Dan bahwa juga puteri Vanir itu diberkahi dengan sesuatu yang lain lagi, oleh Yggdrasil sendiri. Tapi… ada apa dengan kedatangan makhluk2 dari dunia lain ini??? Tak heran kedua pemuda ini sangat kuat dan sangat ‘bukan Yggdrasil’. Ternyata memang mereka bukanlah makhluk Yggdrasil.
Hrodvitnir harus mendengarkan apapun itu jawaban dari Freyja, tanpa melewatkan apapun juga.
YM Freyja, apabila dia terkejut, dia tak menampakkannya sama sekali. Tampaknya resiko yang dia tahu akan datang menyertai keputusan dan perbuatannya beberapa saat lalu itu telah datang. “Benar” sahut YM Freyja, tahu tak bisa menyembunyikan apapun juga. Tak seharusnya menyembunyikan apapun juga.
“Nona Yuurihime Tenou, pastinya maksud kalian?” lanjut YM Freyja.
Mimik muka kedua pemuda dari dunia lain itu mengeras “Benar” sambar Shinisa yang tampak mati2an menahan agar emosinya tak meluap berlebihan “Dimana dia sekarang?!” tuntutnya.
Apabila selanjutnya YM Freyja akan menerima apapun hal buruk dari Shinisa, sang ratu ras Vanir ini tahu pasti dia memang layak mendapatkannya. “Yang aku panggil kemari hanyalah nona Yuurihime. Saat ini aku tidak, mungkin belum, mengetahui tentang satu orang lain lagi yang kalian pertanyakan tadi”
Crap…!!! Dragan tahu bahwa dia harus menunggu lebih sabar lagi, tapi tetap saja! Walau sudah mendapat titik terang mengenai keadaan Yuuri, namun kebedaan dan kondisi Yuzuna masih misteri.
Sang ratu bernuansa merah ini memejamkan matanya, gundah melandanya “Aku sungguh minta maaf atas apa yang sudah aku lakukan terhadap nona Yuurihime. Aku bahkan tak bisa mencegah hal ini untuk tidak terjadi. Kedatangan nona Yuurihime kemari ada diluar kuasaku. Dan aku akan melakukan apapun untuk menebus apa yang terjadi terhadap nona Yuurihime. Aku akan menjelaskan semuanya, aku mohon kalian dengarkan dahulu” Freyja setengah memohon saat melihat kedua pemuda di hadapannya ini sudah sejangkah lagi dari ledakan amarah mereka.
#39.
Negeri antah berantah berantah satu ini sungguh alternate dongeng Snow White yang twisted dan sakit, menurut Dragan dan Shinisa. Mereka harus menelan emosi mereka saat mendengarkan penjelasan dari sang ratu.
Negeri bernama Yggdrasil ini memang ditopang oleh suatu pohon kehidupan besar bernama Yggdrasil. Keseimbangannya dijaga oleh kekuatan magis Yggdrasil. Kehidupan di dalamnya juga merupakan berkah dari Yggdrasil. Di negeri ini memiliki legenda tentang buah Yggdrasil, yang bentuk dan ukurannya mirip dengan buah apel, dan berwarna emas. Namun legenda memang hanya legenda, tak banyak yang menyadari bahwa sebenarnya legenda itu benar adanya. Hanya segelintir saja yang mengetahui kebenaran legenda ini, karena bila tersiar, bahaya pengetahuan akan adanya buah Yggdrasil ini akan lebih besar daripada apabila buah ini dianggap tak pernah ada.
Satu2nya buah Yggdrasil yang secara rahasia ini muncul, hanyalah pada saat kelahiran sang ratu Freyja ini sendiri, entah berapa ratus atau ribu masa yang lalu. Freyja adalah puteri negeri Vannheimr, ras yang lebih unggul dari maor, lebih agung dengan segala kelebihannya. Buah Yggrasil itu muncul sebagai berkah untuk kelahiran sang puteri Vanheimmr, dan hanya bisa disentuh, dimiliki, dikuasai oleh Freyja, buah yang hanya akan menjadi milik ‘Yang Tercantik Diantara Yang Tercantik’.
Sampai disitu Shinisa dan Dragan menatap tak percaya akan apa yang didengarnya. APA-APAAN??!!!
Hingga suatu saat, berkah Yggdrasil itu menjadi bumerang bagi Yggdrasil sendiri. Saat ‘yang tercantik di antara yang tercantik’ bukan lagi Freyja, buah Yggdrasil itu akan menjadi semacam antidote untuk Yggdrasil sendiri. Yang bisa melemahkan dan menghancurkan Yggdrasil.
Dan untuk itulah Freyja harus membiarkan sang apel emas memilih majikan barunya.
Freyja melirik Hrodvitnir, yang melebarkan seringaian menakutkannya. Tampaknya Hrodvitnir sudah tahu apa, atau siapa yang membuat sang apel emas kehilangan klaim ‘yang tercantik diantara yang tercantik’ nya terhadap Freyja.
“Tak perlu menyelaku, Hrodvitnir!” kata YM Freyja tegas, tepat sebelum Hrodvitnir mampu bersuara. Freyja tak sudi orang lain lah yang menyebutkan kekalahannya. “Apel emas milikku mengenali seseorang lain yang bisa melepaskanku dari kepemilikan buah Yggdrasil itu. Namun menjadi tuan untuk buah Yggdrasil tak pernah mudah, dan … bisa menggerogoti jiwa apabila tak mampu menahan dan mengendalikan kekuatannya. Butuh seseorang dengan kekuatan hati untuk mampu mengklaim apel emas, dan seperti yang kalian ketahui, tuan puteri Cor Caroli, Snow White, aku tak bisa meyakini kalau dia mampu menanggung beban apel emas”
“Jadi kau menyingkirkannya dari apel emas?” tanya Hrodvitnir.
Ternyata benar, Snow White memang mampu melampaui kecantikan sang ratu Freyja. Dan sang ratu menyingkirkannya. Namun mendengar dongeng Snow White dari sudut pandang yang satu ini, membuat Dragan dan Shinisa sungguh merasa lega karena sang ratu menjauhkan sang tuan puteri dari cengkeraman apel emas.
Hrodvitnir lagi2 mendengus. Tampaknya dia harus menelan apapun tuduhan buruk yang sekiranya tengah dia pikirkan untuk dilontarkan kepada Freyja. Belum lagi kondisi Midgard sekarang, sungguh memang benar Svartalfar dan goa Gleipnir adalah tempat yang lebih aman bagi sang tuan puteri daripada Cor Caroli.
YM Freyja meneruskan penuturannya. Betapa adanya suksesi kepemilikan apel emas itu telah menyebabkan tidak seimbangnya kondisi Yggdrasil dan melemahnya pertahanan Midgard, dan bahwa saat ini bahkan jotnir, raksasa negeri Jotunheimr yang seharusnya tak akan bisa masuk ke Midgard, telah mampu melewati lautan Ouros dan menembus selubung pelindung Mannheimr. Serangan jotnir telah mencapai Volsung, negeri yang berbatasan langsung dengan lautan Ouros, dan yang menjadi negeri pembatas antara Cor Caroli dan lautan Ouros.
Dan akhirnya sampailah dimana YM Freyja harus mengungkapkan mengenai apa yang diketahuinya tentang sang gadis dari dunia lain, yang dicari oleh kedua pemuda di hadapannya ini, yang tampak amat sangat sudah tidak sabar.
“Sudah sepanjang 3 tahun terakhir ini Cor Caroli dan Mannheimr mengalami musim dingin, tanpa melihat matahari sama sekali, sejak apel emas meminta yang tercantik di antara yang tercantik, selain diriku. Itu karena aku tidak membawa Snow White ke hadapan sang apel emas. Tidak. Aku tidak bisa dan tidak mau Snow White yang menjadi tuan buah Yggdrasil. Aku tahu aku terlalu egois, karena aku juga tak bisa mempercayai seorang gadis maor untuk menjadi tuan sang apel emas. Hingga beberapa saat lalu, apel emas merasakan sesuatu dari cermin ajaibku. Dan cermin ajaibku memantulkan, memberi respon atas permintaan sang apel emas… Yang Tercantik Diantara Yang Tercantik… cermin ajaibku menemukannya, seorang gadis dari dunia lain yang pernah melakukan perjalanan antar dimensi melewati cermin dimensi saudara dari cermin ajaibku. Sang apel emas menginginkannya… dan aku juga menginginkannya. Seorang gadis dari dunia lain Yang Tercantik Diantara Yang Tercantik, nona Yuurihime Tenou”
Baik Shinisa maupun Dragan sudah bisa menduga sejak awal kemana arah penjelasan sang ratu negeri antah berantah ini. Kekuatan apel emas itulah yang telah menyedot paksa Yuuri untuk datang kemari, untuk menjadi tuan barunya.
“Sejujurnya, YM ratu” desis Shinisa tajam “Aku tak peduli akan jadi apa dunia kalian ini, yang aku inginkan hanyalah Yuuri kembali padaku. Jadi sekarang dimana Yuuri”
Saat ini YM Freyja dan Hrodvitnir merasakan sesuatu yang sungguh mengerikan bagai menguar keluar dari Shinisa dan Dragan. Ruangan tempat mereka berada saat ini sungguh terasa menyesakkan dada. YM Freyja pernah merasakan hal yang serupa saat pertama sang gadis dari dunia lain itu tiba di kamar rahasianya di menara istana. Kendati dicekam kengerian yang amat sangat terhadap kedua pemuda itu, YM Freyja mau tak mau merasakan seulas senyum tipis terbentuk di bibirnya secara tanpa dia sadari.
Sudah pasti kedua pemuda ini juga akan sama luar biasa nya dengan nona Yuurihime - pikir YM Freyja. Dan dia merasakan suatu kelegaan yang misterius dan aneh, bahwa dengan memanggil nona Yuurihime kemari, juga membawa serta dua pemuda yang mungkin saja bisa membantu Midgard.
Akan tetapi, YM Freyja harus siap akan kemurkaan kedua pemuda ini yang sudah pasti akan didapatkannya, saat dia harus memberitahu dimana saat ini sang gadis dari dunia lain itu sekarang berada. Dia tak memiliki pilihan lain. Bila memang dia harus dipersalahkan, maka Freyja rela menerima segala hukumannya.
YM Freyja mengambil nafas panjang sebelum menjawab “Saat ini.. nona Yuurihime tengah bertarung melawan Jotnir di Volsung…”
ZLAAAAAAAAAARRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!! (ga manteb kalo ga pake sound effect XDDDDDD)
Sekejap kemudian YM Freyja dan Hrodvitnir harus merasakan terjangan hawa panas membara dan mampu menghempaskan mereka hingga Freyja harus terduduk di singgasananya lagi dan Hrodvitnir terjungkal dari kursi yang ditempatinya!!!
Hawa panas itu disertai kerjapan cahaya merah-kuning-jingga membara bagai jilatan api datang dari Shinisa dan Dragan - dan saat kerjapan cahaya itu mereda, tampak keduanya terbalut baju zirah. Zirah Shinisa berwarna biru lautan dalam dengan warna dan bentuk jilatan api di dadanya, dan tampak beberapa juntai sesuatu seperti bulu ekor panjang berbentuk kepingan2 sewarna api dari punggung zirahnya. Sementara Dragan berbalut zirah warna jingga api menyala dan berkilau bagai sisik naga - bahkan perisai bahunya pun berbentuk bagai cakar naga.
Mau tak mau Hrodvitnir dan Freyja terbelalak oleh pemandangan sangar kedua pemuda dari dunia lain itu. Rasa sesak yang sedari tadi menyergap mereka, kini benar2 mencekik dan membuat mereka sulit untuk mengambil nafas sekalipun. Energi yang menguar dari kedua pemuda itu sungguh membuat bulu kuduk Freyja dan Hrodvitnir meremang.
“Apa maksudnya dengan Yuuri sedang bertarung?!!” amarah Shinisa mencapai puncaknya.
#40.
“Istana Cor Caroli! Disana!!!” seru Jorund menunjuk ke depan sana dimana sebuah bangunan megah di pinggir tebing tinggi menjulang dengan luar biasa agung. Kuda tunggangan Jorund memang memimpin di depan Auvrandil dan Yuzuna, sebagai penunjuk jalan.
Wow, cepat juga sampainya - batin Yuzuna, tak bisa berhenti untuk takjub walau sedari tadi dia Cuma bisa melotot dan ternganga berulang kali atas apapun yang terjadi, mulai dari kecepatan gila2an laju kuda mereka, bagaimana mereka bisa menembus bukit begitu saja bagai bukit itu tak ada, dan yang baru2 ini adalah, kuda2 tunggangan mereka ternyata bisa terbang melesat di udara!
Seperti saat ini, kuda2 mereka melayang dengan kecepatan supersonic di langit di atas Cor Caroli, dan sekarang tengah menukik deras ke arah istana Cor Caroli di bawah sana.
“Err.. memangnya tak apa2 kalau kita asal masuk istana?” tanya Yuzuna lagi.
“Kurasa kita tak perlu merisaukan hal itu. Aku juga tak mau repot2 harus basa-basi dengan para pengawal istana” sahut Auvrandil.
Okesip lah! - batin Yuzuna.
Walaupun mereka berhasil mendahului jauh di depan arak2an awan beku Nifling yang menyerbu Manheimmr, namun mereka tahu bahwa mereka tak bisa membuang2 waktu lagi. Nifling2 itu bisa sampai ke Cor Caroli kapanpun juga dalam waktu dekat.
Dan saat semakin mendekati istana, sesuatu tampak tiba2 bagai meluap di satu sisi bagian dari istana, semacam kerjapan sinar dan energy yang dahsyat, membuat ketiga penunggang kuda turunan Pegasus itu sedikit terkejut.
“Ahh!!!” dan Yuzuna harus terpekik saat dia mengenali letupan energy apakah itu.
Tapi… Yuzuna bingung juga, tak mengerti… kok energy itu… bisa ada disini? Dan tapi lagi, Yuzuna juga tak bisa untuk tidak mendadak merasa bersemangat karena letupan energy dahsyat tadi itu.
“Kesana!!!” detik berikutnya Yuzuna memutuskan untuk mengarahkan kuda terbangnya ke arah ledakan energy tadi berasal, mendahului kedua pangeran muda yang terus terang saja kaget.
“Hei!!!” seru Jorund, menyusul Yuzuna walau sedikit kebingungan akan Yuzuna yang tiba2 mengambil keputusan sendiri.
“Hah??!! Tunggu!! Oe!!” Auvrandil pun mau tak mau mengejar.
Belum sempat YM Freyja membuka mulut untuk menjawab Shinisa yang tampaknya sudah siap untuk meledakkan seluruh ruangan dengan energy dahsyatnya itu lagi, mendadak terdengar suara ribut deru angin dari arah balkon ruang singgasana yang mengarah ke tebing curam - diikuti lesatan tiga makhluk besar yang tiba2 saja mendarat dengan kecepatan menakutkan dan berimbas ke permukaan lantai beton yang hancur menjadi cekungan -
“APA-“ YM Freyja sudah akan berteriak emosi - namun harus menelan kembali seruannya saat dia melihat apa yang sudah dengan barbar melakukan pendaratan darurat sadistik di balkon istana, kuda2 keturunan Pegasus - dan siapa yang menunggangi kuda2 ras unggul itu - sang ratu merah itu tak mampu bersuara -
Salah satu penunggang kuda - seorang gadis berambut hitam legam dengan jubah mantel tebal sewarna tanah, yang luar biasa cantik jelita, dan mata zamrudnya yang indah, tergesa melompat turun dari kudanya dan tanpa babibu menghambur ke arah Dragan “DRAGAAAAAAANN!!!”
Dragan terbelalak “YUZUNA!!!!!!” Diapun berlari menyongsong sang gadis yang ternyata Yuzuna.
Semua yang ada disitu harus tergambar mati saat sang gadis dan pemuda itu tanpa mempedulikan sekitarnya, berpelukan dengan erat bagai tak mau lepas dari satu sama lain - dan yang bahkan lebih mengejutkan lagi, tanpa malu2 dan tanpa peringatan apapun juga, Dragan mencium gadis itu dengan cara yang hanya bisa digambarkan sebagai ‘buas’, bagai sudah setahun tak mereguk kenikmatan air untuk memuaskan dahaganya -
... #krik …
“Wooww.. okeeee… ituuuu…” Yuzuna tersengal kehabisan nafas saat ciuman mereka harus berakhir. Wajahnya benar2 semerah delima dan terasa super panas! Dia sendiri juga kaget setengah modar Dragan tahu2 aja nyosor dengan napsunya macem barusan tadi! Malu2 dan sedikit ngeri, Yuzuna melirik ke orang2 lain yang ada di situ.
Jorund dan Auvrandil terang2an melotot lebar nyaris copot matanya dan menganga tak percaya dengan rahang mereka yang nyaris jatuh ke lantai.
Hrodvitnir bersiul keras bagai serigala birahi.
Shinisa juga membelalak tak bisa mempercayai penglihatannya - dan sepertinya bahkan sudah melupakan amarahnya barusan.
YM Freyja - shock.
“Maafkan kelancangan kami yang sudah tidak sopan mendobrak masuk ke istana” sang pangeran Alfar, Jorund meminta maaf sembari memberi hormat kepada YM Freyja.
“Pangeran Alfar, Jorund” YM Freyja mengangguk membalas hormat dari Jorund “Apa gerangan kiranya yang bisa membawa pangeran negeri Alfar dan Aesir-“ Freyja kemudian mengalihkan pandangannya ke Auvrandil “-sudi datang ke Mannheimr?”
“Ibunda” dan Auvrandil pun merunduk, menumpukan satu lututnya ke lantai di hadapan YM Freyja “Sudah lama kita tak berjumpa, semoga Ibunda sehat selalu”
Ibunda???? Ini jelas2 Dragan, Shinisa dan Yuzuna yang ga ngerti. Tapi mereka memutuskan untuk nanti saja bertanyanya.
Lalu tanpa banyak berputar2, Jorund dan Auvrandil bergantian menjelaskan maksud kedatangan mereka ke Cor Caroli. Auvrandil lah yang lebih banyak bicara, karena memang dialah yang membawa misi ini sejak awal. Bagaimana bahwa pihak Asgard telah mengetahui tentang apa yang tengah terjadi di Mannheimr, tentang apel emas Freyja yang bagai kehilangan kekuatannya, dan munculnya buah Yggdrasil baru.
“Lalu.. gadis ini..???” YM Freyja sungguh amat terkejut saat pertama melihat gadis rupawan itu, menunggangi kuda keturunan Pegasus berwarna hitam legam, dengan kemiripan yang amat sangat mengguncangkan dengan sang gadis dari dunia lain yang dipanggilnya kemari…
“Aku Yuzuna Tenou, dari.. dunia lain. Aku juga tak mengerti, tapi tiba2 saja aku sudah ada di Asgard - aku dipanggil kemari, katanya akulah yang harus memetik buah Yggdrasil yang baru itu”
Dragan mengertakkan rahangnya. Jelaslah sudah apa maksud Yuzuna dipanggil kemari.
Sang ratu Midgard ras Vanir itu mau tak mau mengembangkan senyumnya dengan suatu kelegaan yang teramat sangat “Jadi begitukah… nona Yuzuna.. Tenou…??? Kau sungguh serupa dengan nona Yuurihime…” tak hanya secara fisik, YM Freyja pun merasakan luapan energy yang hampir mirip dengan Yuurihime, melingkupi Yuzuna.
Yuzuna membelalak “Yuurihime???” mendengar nama itu disebut, Yuzuna serta merta menoleh ke arah Dragan dan seorang pemuda lagi yang bagai pinang dibelah dua dengan Dragan - tak salah lagi, pemuda lain itu sudah pasti sang tuan besar Shinisa Navic-Kidou!
Untuk menghindari jeratan kebingungan yang mendadak saja timbul kembali, YM Freyja terpaksa namun dengan rela, menuturkan kembali kisahnya. Apalagi dia juga mendengar hal yang sama dari cerita sang pangeran Asgard, Auvrandil, anak lelaki semata wayangnya - mengenai buah baru Yggdrasil.
ah entahlah~ mungkin abis ini snowet bakal berusaha membuktikan pada dunia (baca: dragan) bahwa dia layak untuk dipertimbangkan...??? yeah, yeah, ga bakalan... XDDDDDD