Title: Edge of The World ~ To the Fairest of Them All ~
Author: cethoel-cakep
Installment: 3/???
Ratings: ...PG-15
Warnings: in Bahasa. Deal with it! XDDD. Author tidak bertanggung jawab terhadap kram otak dan tukak lambung yang bakal dialami oleh pembaca.
Disclaimer: Mine. Unless the Snow White thing, Greek's Golden Apple myth, and the Norse myth
Summary: This apple is only and only for the fairest of them all, seriously...!
Notes: Merupakan spin-off dari Battle Chapter, lanjutan dari Over the Edge of The World ~ Groundland chronicle
#9.
(Warning : harap hati2 dengan perubahan gaya bahasa pengarang dikarenakan satu karakter tambahan)
WTH adalah frase yg reflek terlontar dari bibir Yuuri saat menyadari ada yang ga beres dengan 'pendaratannya' - and it pissed her off!
ga perlu jadi jenius buat tau kalau dirinya 'terdampar' lagi. well, kecuali memang ada orang yg cukup idiot untuk bisa menyadari situasi ini
'ini dimana?!' sembur Yuuri ga pake sopan2an. sumpah bete! bbrp menit lalu dy lagi hepi2nya abis ketemu lagi sama Shinisa, sekarang???
'ini Mannheimer' jawab seorang wanita yg, jujur, cantik! Yuuri sendiri terkesiap melihatnya. dan nada suaranya sungguh penuh wibawa.
Sudah pasti ini bukan bumi. setidaknya bukan dunia Yuuri berasal. apa iya Yuuri harus tanya Mannheimer itu di sebelah mananya di peta dunia?
Yuuri bangkit dari posisinya yang terduduk di lantai marmer dingin. Yuuri menghembuskan nafas sedikit jengkel
'dan kenapa aku bisa sampai di Mannheimer'
eh hebat lho Yuuri bisa se-cool ini~ Yuuri sedikit menyanjung dirinya sndiri, sebab biasanya di situasi serupa, dia pasti bakal mencak2
Yg mulia ratu Freyja dan Thressilian sang penyihir terkesima, mau tak mau, dengan gadis yang tiba2 saja muncul di hadapan mereka ini
keduanya sudah takut saja saat gadis ini tadi berteriak kencang penuh amarah dengan bahasa yang begitu mereka mengerti ---- walau tampaknya mereka berbicara dengan bahasa yang sama
namun pertanyaan terakhir yang disuarakan dengan tanpa amarah tadi membuat yang mulia ratu Freyja sedikit merasa bersalah kepada gadis ini
'oh, tidak usah dijawab' Yuuri mengacungkan tangannya, menghentikan apapun itu yg hendak keluar dari bibir kedua orang asing didepannya ini
'itu kan?' tunjuk Yuuri ke sebentuk cermin besar di seberang ruangan, yang permukaannya masih beriak
sang wanita cantik luar biasa tadi mengangguk 'benar.. namun bukan hanya cermin ini saja yang membawamu kemari...' sahut YM ratu Freyja
Yuuri menaikkan sebelah alisnya. Perasaannya tau2 saja jadi ga enak lagi
YM Freyja menunjuk sesuatu di belakang Yuuri, ke sesuatu yang baru disadari Yuuri bahwa sesuatu itu (hadeehh sessuatuuu) bersinar...
bersinar dengan sorot emas yang nyaris menyilaukan, dan melayang di udara... Yuuri melotot mengenali bentuknya
'apel emas' kata YM Freyja 'apel emas yang membawamu kemari, menarikmu ke dunia ini melalui cermin ajaibku' - gulp! - this won't be good...
YM Freyja meneruskan 'apel emas ini memilihmu untuk menjadi pemiliknya, majikannya, apel milik yang tercantik diantara yang tercantik...'
Yuuri. Pingin. Banget. Headwall.
#10.
Auvrandil melirik kearah ayahandanya, sepertinya ada sesuatu yang dipikirkannya saat dia bersama sang ayahanda, YM Oord dan magician sekaligus penasehat sang raja, Balthazar, bertiga saja berdiskusi di ruang singgasana.
“Katakan saja, putraku, apa yg ada di dalam pikiranmu”
Sang pangeran muda sedikit meringis. Memang tak mudah untuk sesuatu bisa lepas dari perhatian ayahandanya. Yah, itu sudah pasti. Sang Raja tidka akan menjadi seorang pemimpin suatu negeri besar dan makmur seperti ini apabila beliau melewatkan hal2 yang kecil sekalipun.
Sebelum berucap, sang pangeran muda menghela nafasnya. Ini harus, harus, disetujui oleh ayahanda, apa yang kini ada di dalam pemikirannya. Dia tidak akan menerima kata tidak. Bahkan dari sang ayahanda nya yang adalah Raja Diraja ini.
“Mengenai perkataan makhluk Muspellheimr itu.. yang menyatakan hanya satu apel untuk satu yang tercantik… Apakah itu berarti… apel emas ibunda… harus digantikan juga…?” tanya Auvrandil.
Balthazar sang magician mendengus “Perkataan makhluk Muspellheimr itu tak pernah bisa dipegang! Maknanya tak akan pernah jelas!”
Kening Auvrandil berkerut. Wajah tampannya sedikit menampakkan perasaan jengkel antara tak mengerti dan sebal karena sang magician yang sama sekali tidak menjawab pertanyaannya, dan malah membuat lebih rancu pikiran sang pangeran muda ini. Orangtua memang suka sekali berbelit-belit “Lalu? Aku tak sudi diam2 saja sementara ibunda tersiksa di tanah para maor kotor itu! Sudah bagus mereka bisa merasakan masa kejayaan di bawah tampuk kuasa ibunda, tapi seperti yang kita tahu bahwa kestabilan di Manheimr tak akan bertahan lama lagi. Negeri Carolus itu saat ini tengah didesak negeri2 Manheimr lain demi wilayahnya! Dasar para maor serakah!” umpatnya.
“Yang Mulia Freja harus menemukan pemegang apel emas baru” kata Balthazar.
“Yang pasti bukan putri raja maor itu!” sentak Auvrandil. Tak sudi dia maor kotor memegang sucinya apel emas. Ygdrassil pasti menangis kalau itu sampai terjadi!
YM Raja Oord mengembuskan nafasnya dengan berat “Tidak ada pilihan lain, Auvrandil. Putri maor itulah yang ditasbihkan sebagai yang lebih cantik dari Freja…”
“Omong kosong!!!” dan kali ini, tak hanya Auvrandil, namun sang magician Balthazar pun menukas keras.
Raja Oord mengangkat alisnya dengan heran “Balthazar…???”
Auvrandil pun tak percaya bahwa Balthazar sepikiran dengannya! Sedikit menganga mulut Auvrandil kala dia menatap Balthazar.
Balthazar berdeham, membersihkan tenggorokannya yang secara sugesti mendadak terasa gatal “Ehm.. yah.. untuk hal ini.. saya sepikiran dengan pangeran… Apel emas, sejatinya tak boleh tersentuh oleh maor, karena hakikat darah maor sendiri. Entah apel emas itu, atau sang maor yang akan hancur apabila keduanya bersentuhan…”
Apa iya??? Auvrandil mengerjap, dia baru mendengar ini… tapi dia memilih untuk diam saja. Pokoknya ada yang sepikiran dengannya. Itu yang penting. Sekarang tinggal bagaimana ayahandanya akan menyikapi hal ini.
“Sebelum apel emas Freja sepenuhnya layu…” sang raja tepekur “harus ada apel emas baru…”
Baik Balthazar maupun Auvrandil mengangguk pelan. Harus ada apel pengganti.. atau Ygdrassil akan runtuh…
“Dimana bisa kita dapatkan apel emas baru itu?” tanya Auvrandil.
“Ygdrassil. Apel emas adalah buah Yggdrasil… aku.. ingin menunjukkan sesuatu pada yang mulia berdua…” Balthazar bangkit dari duduknya. “Mari..” ajaknya ke kedua junjungannya ini, dan mereka pun meninggalkan ruang singgasana.
#11.
YM Oord dan sang Pangeran Muda Auvrandil menatap bayangan di sebuah kolam kecil yang terletak di tengah2 suatu ruangan berdinding batu marmer berpendar spectrum warna - ruang paling bawah istana mereka.
Kolam yang mereka tatap itu menampakkan Yggdrasil dengan batang besarnya, cabang2 kokohnya, dan dedaunan indahnya yang berpendar keemasan, dan sesuatu yang menggantung mantap di salah satu rantingnya. Sebutir apel emas…
“Sejak kapan buah itu muncul?” tanya YM Oord.
Balthazar menelan ludahnya “Sejak… buah itu mulai tumbuh sejak… kurang lebih dua tahun lalu…”
“DAN KAU TAK MENGATAKAN APAPUN KEPADAKU???!!!!” gelegar amarah YM Oord menggetarkan seluruh ruang bawah tanah marmer itu. Gema yang terpantul dari dinding2 dinginnya semakin menambah intensitas emosi dari kemurkaan sang Raja.
Terdiam. Balthazar tak memiliki apapun untuk bisa dikatakan. Dia seharusnya tahu bahwa pengetahuannya akan hal ini akan mengguncang siapapun juga. Terutama kedua junjungan di hadapannya ini.
“Lalu…? Bagaimana?” tanya Auvrandil. Sepertinya memang ide yg hendak diutarakannya tadi sungguh harus direalisasikan.
“Apel emas baru…” Sang raja menggeram. “Siapa yang pantas memilikinya…”
“Yang pasti bukan puteri maor itu!” potong Auvrandil segera.
“Lalu… siapa?” tanya sang raja kembali “Siapa yang pantas? Apel emas Freja melayu karena adanya sang puteri maor itu, lalu kau pikir siapa yang tercantik di antara yang tercantik yang melebihi sang puteri maor itu di Heimr???”
Tidak ada.
Jawaban itu absolute.
“Tidak ada…” jawab Balthazar.
“Pasti ada” ucap Auvrandil, mantap. Tegas. “Pasti ada”
Kedua lelaki tua di hadapan Auvrandil menatap snag pemuda dengan tatapan seolah sang pemuda ini sudah kehilangan akal sehatnya.
“Kalau bukan dari Heimr…??? Bisa, kan…???” berhati-hati Auvrandil mengusulkan.
“Bukan dari Heimr…???” YM Oord menyuarakan kebingungannya.
Balthazar mengertakkan rahangnya “Bukan dari Heimr…”
Auvrandil mengangguk penuh semangat. Ide itulah yang sedari tadi berputar2 di dalam kepalanya. “Iya, bukan dari Heimr, dan sudah pasti dia bukan maor!”
“Apa kau bicara tentang negeri di luar Yggdrasil???” YM Oord lagi2 bertanya, masih dengan nada bingung, namun kali ini dengan lebih gusar.
“Memang ada dunia di luar Yggdrasil, pangeran… namun… apakah…. Apakah layak…???”
Auvrandil menatap kedua lelaki yang lebih tua darinya itu dengan tatapn lurus sedikit menantang. Tumbuhnya buah kedua dari Yggdrasil ini saja sudah merupakan suatu hal yang di luar kewajaran, apa salahnya hal2 yang di luar kejawaran pun juga dilakukan demi Yggdrasil sendiri???
Sang pangeran muda yang bagai kejora ini tak percaya akan puteri maor. Secantik apapun dia hingga mampu menandingi kecantikan ibundanya.
Kalau demikian, maka, apakah di luar Yggdrasil ada yang bisa menandingi, bahkan mengalahkan kecantikan sang puteri maor yang konon membuat apel emas Freja meredup???
“Ada banyak negeri di luar Yggdrasil, dari berbagai realm berbeda… terlalu banyak, setahu saya” Balthazar memang mempercayai adanya dunia di luar Heimr dan Yggdrasil. Satu hal dari dirinya yang tak pernah disebutkannya kepada siapapun juga, termasuk kepada junjungannya sekalipun, adalah bahwa… dia memiliki kemampuan memanipulasi ruang dan waktu. Dengan kata lain… Balthazar adalah penyihir dimensi…
#12.
Benar saja. Kedua junjungan Balthazar membeliak. Baru saja Balthazar menyebutkan satu rahasia yang sebenarnya tidak akan pernah diungkapkannya seumur hidupnya. Pembengkokan ruang dan waktu, dimensi, sejatinya tak boleh dilakukan. Hal itu akan merusak keseimbangan seluruh dimensi. Dan apabila terpaksa dilakukan, ada harga yang harus dibayarkan, cepat atau lambat, untuk menghindari kekacauan dimensional.
Kemampuan Balthazar ini bukan dari Heimr. Bukan berakar dari Yggdrasil.
“Daaaannn….???” Auvrandil memperpanjang, sengaja, pertanyaannya. Ayahandanya masih terhenyak, belum mampu bersuara.
Balthazar menggaruk sekilas hidung bengkoknya “Dan…”
“Kau bisa mencari yang tercantik diantara yang tercantik dari luar Heimr???” Auvrandil sungguh tak sabar! Dadanya berdebar-debar. Ide tentang dunia di luar Heimr dan Yggdrasil ini selalu membuatnya bersemangat.
“Akan sulit… bukannya tidak bisa, tapi.. tidak mudah…” Balthazar menghampiri kolam kecil tadi. Kini permukannya setenang cermin. Bahkan siapapun bisa mengira kolam iut adalah cermin yang ditanam di tanah.
“Yang mulia Freja memiliki cermin ajaib, yang bisa menunjukkan yang tercantik diantara yang tercantik, yang juga bisa bersifat multi-dimensional…”
“Huh??” kedua raja dan pangeran itu sungguh tak mengerti istilah yang baru saja dikatakan oleh penasehat mereka ini.
“Um.. maksud saya.. cermin YM Freja.. adalah saudara dari sebuah cermin dimensi, yang bisa membengkokkan ruang dan waktu. Cermin dimensi tersebut berada di luar Heimr dan Yggdrasil. Entah di dimensi mana. “
“Teruskan…” YM Oord menggumam, saat Balthazar mulai bergumam sedikit tak jelas di beberapa kata terakhirnya tadi.
Balthazar sedikit menyentakkan kepalanya, menepis keengganannya “Kolam ini… bukan kolam… ini sebenarnya adalah… cermin…”
Balthazar tak mengacuhkan kedua junjungannya yang lagi2 berseru heran. Bagaimana mungkin mereka samapi tidak tahu apa2 bahwa ada kolam atau cermin atau apapun ini namanya di bawah tanah istana mereka ini???
“Permukaannya selalu beriak memang, seperti kolam.. yah…” Balthazar menghela nafas. Dia tahu dia harus meneruskan “kolam cermin ini… adalah… salah satu cermin dimensi saudara dari cermin ajaib YM Freja”
“Tunggu apa lagi. Cari yang tercantik diantara yang tercantik itu. Segera” marah, tak percaya, sedikit lega, berat hati, jengkel, merasakan secercah harapan baru, adalah sedikit dari emosi yang dirasakan YM Oord. Tak kuasa membendungnya lagi, beliaupun memutuskan untuk hengkang dari sana.
Hening seketika.
Sepeninggal YM Oord, Balthazar masih saja mengetatkan rahangnya. Sedikit sesal dirasakannya karena menceritakan rahasia besar kemampuannya kepada junjungannya. Masih dirasakannya tatapan tajam dari sang pangeran kejora Auvrandil.
“Yang tercantik, Balthazar.. dari dunia lain, tercantik diantara yang tercantik. Bawakan kemari” kata Auvrandil, setengah berbisik.
Balthazar menelan ludah. “Tidak akan mudah…”
“Lakukan.”
“… yang tercantik diantara tercantik…”
“Seperti apa memangnya puteri maor itu… bisa kau tunjukkan?” tanya Auvrandil.
Balthazar tak mengangguk, namun hanya mengayunkan lengannya di atas cerminnya.
Cermin itu beriak, bayangannya tak lama kemudian menunjukkan sesosok yang tengah meringkuk di bawah cabang pohon yang tertutup salju. Salju dimana-mana, dan suasananya cukup terang hingga bisa terlihat betapa hitamnya rambut indah gadis itu, betapa putih bagai pualam kulitnya, betapa merah menggoda bibirnya, betapa bersinarnya mata cokelat bagai biji oak itu…
Auvrandil menyipitkan mata. Jadi.. gadis maor inikah…??? Cantik. Entahlah. Auvrandil tak bisa menunjuk dimana letak kelebihan gadis ini dibanding ibundanya. Butakah mata sang cermin ajaib?
“Puteri ini masih remaja… akan bertambah cantik lagi di masa mendatang” kata Balthazar.
Baiklah. Auvrandil mengakuinya. Gadis maor ini… memang luar biasa cantik. Dan melihat gadis ini diantara salju… “Siapa namanya…???” tanyanya.
Balthazar menyahut “Snow White”
Auvrandil berdecak saja sebagai responnya.
“YM Auvrandil… sebutkan. Tercantik diantara yang tercantik seperti apa yang anda inginkan”
Auvrandil menoleh ke Balthazar “Untuk apa?”
“Gadis yang akan saya panggil ini… tidak akan mudah baginya untuk bertahan di Yggdrasil. Dia akan harus menuju Yggdrasil dan mengambil apel emas.. perjalanan menuju Yggdrasil sangat sulit. Seandainya Snow White ini juga hendak mencari buah Yggdrasil, dia pun, hamba yakin, tak akan bisa melakukannya sendirian…”
Benar juga… Auvrandil baru menyadarinya. Benar, yang tercantik diantara yg tercantik ini akan mau tak mau melewati rintangan untuk bisa sampai ke Yggdrasil, belum lagi mendapatkan buahnya. Gadis macam apa yang bisa sekuat itu??? Dan apabila ada gadis sekuat itu… apakah dia akan bisa lebih cantik daripada Snow White ini???
“Gadis…” Auvrandil menelan ludah “Yang tercantik diantara yang tercantik… yang terkuat di antara yang terkuat,, yang terhormat di antara yang terhormat…”
Kolam cermin Balthazar mulai beriak…
Nafas Balthazar memburu “gadis yang ada di dunia lain… tercantik di atas segalanya, terkuat di atas segalanya, terhormat di atas segalanya…”
“Apapun kebalikan dari puteri Maor itu!” seru Auvrandil. Namun saat dia menyerukannya pun, ada sedikit keraguan, apakah ada rambut yang lebih indah dari rambut hitam kelam berkilau itu,,, kuliat yang lebih cantik dari pualam sewarna salju itu… bibir…
Kolam cermin itu bergolak lebih liar dan dahsyat bagaikan terkena badai -
#13.
“Mirror-mirror on the wall,,, who’s the fairest of them all…” ucap seorang gadis, alisnya berkerut dalam “…mantera macam apa pula itu…” desisnya “untung aku ga harus ngucapin.. narsis bener…” gerutunya. Bibir indahnya kemerahan segar bagai daging strawberry, mencebik.
“Boleh ga siiihhh aku skip drama aneh ini???” serunya akhirnya setelah menggerutu2 tak jelas.
“TIDAK BOLEH!!!” seru beberapa anak lain. Mereka bergerombol keluar dari sebuah gedung besar dan megah dengan arsitektur kuno dan modern menjadi satu dengan indahnya.
Di luar masih hujan rintik2, segera sang gadis membuka payungnya yang sewarna matanya yang secara mengejutkan berwarna zamurd indah berkilau! Kontras dengan kulitnya yang seputih salju dan halus bagai pualam. Angin sedikit mempermainkan rambut hitam legamnya yang terurai sebatas bawah bahu.
Dia sama sekali tak menggubris teman2nya yang super ribut membicarakan festival sekolah mereka.
Snow White.
Gadis itu mendengus. Apaan sih?? Ga ada cerita yg lebih keren apa????
Mendadak sang gadis tersergap oleh sesuatu yang membuatnya melayangkan pandangan ke depan sana, kea rah gerbang megah sekolah mereka…
Sesosok seseorang duduk di atas sebuah motor sport, di tengah hujan rintik2, dan sama sekali ga berteduh!!!
“Ck!!!” si gadis mendecak jengkel!
Diikuti oleh teriakan2 imut dan amit2 dari teman2 perempuannya sambil menunjuk2 ke arah sosok seseorang di atas motor sport itu tadi-
“Kyaaahh~~ Dragaaaaannn~~~!!!!” jeritan2 itu bersahut2an membuat si gadis sakit kepala mendengarnya.
“Kau dijemput pangeran Dragan tuuuh~~ asiiikkk~~”
“Waaaaa~~ rela ujan2an lhooo nungguin kamuuu~~~”
Si gadis mengertakkan gigi, mukanya udah ketekuk2 semua, dia ga minta dijemput! Dia ga minta ditungguin sampai hujan2an segala macam gini!!! Mana tahu dia bakal dijemput dan ditungguin macam ini???
“Kyaaaaaaaaaaaa~~~~ Dragan senyuuuuuuuuuummm~~~~~~~”
Rasanya mau mati saja! - Pikir si gadis. Disorakin macam ini dia paling tak suka, apalagi sekarang si pemuda tukang hujan2 yang bernama Dragan tadi - DEMI APA - tebar senyuman macam itu???
Demi tak mau mendengar jeritan2 sadis teman2nya, sang gadis segera berderap cepat ke arah sang pemuda, tanpa mempedulikan genangan2 air di depannya yang sengaja tak dihindarinya - dan suatu sentakan dirasakannya saat kakinya melangkah ke dalam genangan air - sang gadis terbelalak kaget, karena tiba2 saja, dirinya tenggelam di dalam genangan air itu!!!
Dragan membeliak, senyumnya terhapus seketika, digantikan seraut muka terkejut tak terperi, saat sang gadis yang tengah ditunggunya dan berjalan cepat ke arahnya, tahu2 saja tenggelam ke dalam genangan air!!!
Hanya payung warna zamrud sang gadis yang tersisa, terjatuh di genangan air yang sama dengan posisi terbalik, dengan titik2 hujan gerimis mulai mengisi cekungannya -
“YUZUNAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!”
*** TBC... doakan di kantor ga ada kerjaan jadi ini cerita cepet nyambungnya,, #PLAKK
BZZZZZTTTTTT!!!!